Air Mata Ibu

By: agussyafii

Sabtu malam ketika saya bersama istri dan Hana sedang berkunjung ke rumah orang 
tua, datang menyusul salah seorang ibu anak Amalia (anak- anak Insan Mulia) 
datang.  Air matanya terlihat tumpah dipelupuk mengabarkan Iyus anaknya sedang 
sakit dan tidak bisa jalan. ‘Mas Agus apakah bisa mengantarkan Iyus ke Rumah 
Sakit?’ Tanya Sang Ibu. Sayapun bergegas bersama ibu menjemput Iyus dan 
mengantarkan Rumah Sakit.

Saya dan Iyus melaju menuju Medika Lestari, Ibunya menyusul kemudian. Kami 
masuk ruang UGD. Setelah diperiksa dokter Iyus kemungkinan sakit usus buntu 
yang harus dioperasi. Pak Dokter merujuk ke Rumah Sakit Umum Bhakti Asih. ‘Kak, 
daripada sakit saya mendingan kerja,’ kata Iyus. Saya katakan padanya sebaiknya 
pikirkan kesehatan dulu, setelah itu pikirkan yang lain. Ibunya yang tadi 
terdiam mendengarkan obrolan kami, tiba-tiba terdengar isak tangis. Tangisnya 
terlihat pilu yang menyayat hati saya.

Iyus adalah tulang punggung bagi ibunya. Sejak ayahnya meninggal selesai 
sekolah Iyus bekerja sebagai Security untuk mencukupi kebutuhan ibu dan 
adeknya. Iyus juga memiliki kakak namun tinggalnya jauh. Setiap harinya Iyuslah 
yang menjaga dan merawat ibu dan adeknya yang masih kelas dua SD dari kerjanya 
sebagai security.

Saya teringat satu kisah Uwais. Uwais seorang penjaga unta yang upahnya 
digunakan untuk menghidupi ibunya. Suatu hari Uwais meminta izin kepada Ibunya 
untuk berkunjung kepada Rasulullah SAW di Madinah. Ibunya berpesan agar tidak 
lebih dari setengah hari. 
Uwais berangkatlah ke rumah Rasulullah, saat sudah sampai ternyata Rasulullah 
sedang pergi. Terpaksalah Uwais menunggu, karena Rasulullah tidak kunjung 
hadir, Uwais kembali pulang. Begitu Rasulullah datang, beliau bertanya, ‘cahaya 
siapakah yang menerangi rumah ini?’  Seorang sahabat menjawab, tadi barusan 
seorang penjaga unta bernama Uwais datang kemari dan sekarang sudah pulang.’

Rasulullah bersabda, ‘Benar, Uwais memberikan hadiah cahaya pada rumah ini dan 
kemudian pergi.’ Itulah cahaya yang muncul pada wajah seorang pemuda yang 
selalu berkenan merawat dan menjaga ibunya penuh cinta yang tulus. Yaitu cinta 
seorang anak kepada ibunya dan saya melihat cahaya seorang anak yang berbakti 
kepada ibu juga terpancar dari wajahnya Iyus.

Malam semakin larut, setelah pemeriksaan dokter. Saya mengurus administrasinya. 
Airmata ibunya Iyus masih terlihat berlinangan. Air mata kasih seorang ibu 
kepada anaknya yang berbakti. Air mata ibu juga berarti doa untuk kesembuhan 
bagi anaknya.

---
kisah yang mengharukan terjadi pada diri Uwais Al-Qarni, orang yang sudah 
beriman pada masa Nabi, sudah berangan-angan untuk berhijrah ke Madinah untuk 
bertemu dengan Nabi. Namun perhatiannya kepada ibunya telah menunda tekadnya 
berhijrah. Namun Ia bisa meraih surga dan berteman dengan Nabi Muhamad SAW 
dengan berbakti kepada ibunya.


Wassalam,                                                                                  
 
agussyafii
------                                                                                     
 
Senyum menyambut ramadhan, senyum kemenangan adalah senyum amalia. Yuk, 
berkenan berbagi senyuman dalam sebuah program ‘Senyum Amalia.’ Kegiatan 
program ‘Senyum Amalia’ adalah Obrolan Puasa (Opus), Tadarus, Berbuka Puasa 
Bersama,  Santunan Dan Paket Bingkisan Untuk Anak Yatim, akan diselenggarakan 
pada hari Ahad, 30 Agustus 2009 di Rumah Amalia. Kirimkan dukungan, komentar 
dan senyuman anda di http://agussyafii.blogspot.com, 
http://www.facebook.com/agussyafii atau sms di 087 8777 12431




      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke