http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2009111308194716
Jum'at, 13 November 2009
BURAS
Disorientasi Antarorgan Negara!
H. Bambang Eka Wijaya
PERLU diagnosis komprehensif dan tuntas, sakit apa sebenarnya negara
kita sekarang ini! ujar Umar. Konflik 'patah arang' terjadi antarorgan
negara: rakyat yang diberi label 'publik' dengan lembaga formal kekuasaan
negara--polisi, jaksa, DPR (Komisi III). Publik ngotot harus ngalor, polisi,
jaksa, dan DPR memaksa bangsa harus ngidul!
Itu menunjukkan bangsa ini sedang mengalami disorientasi, atau lazim
disebut split personality! sambut Amir. Kalau satu bagian tubuh memaksa
ngalor sedang bagian lainnya ngotot ngidul, kasihan tubuh bangsa, bisa
terkoyak! Karena itu, perlu diperingatkan dengan keras pada kedua pihak, selain
kalau tak segera diobati akibatnya bisa sangat buruk, split personality sejenis
penyakit jiwa--artinya, bangsa ini mengidap gejala gila!
Meski begitu, untuk sementara ini kita bersyukur Presiden SBY berhasil
menganalisasi eskalasi emosi publik dengan membentuk Tim 8, sehingga gejala
ketegangan yang mulai meluas di jalanan kota-kota Indonesia berhasil diredam
dengan upaya personifikasi publik pada figur Tim 8! tegas Umar. Dengan
begitu, seperti terlihat di pentas konflik, wayang yang berhadap-hadapan kini
cukup Tim 8 lawan polisi, jaksa dan DPR! Cuma, kalau rasa keterwakilan publik
pada Tim 8 itu pudar, seperti akibat kalah dalam legal-formal dengan polisi,
jaksa dan DPR, riwayat peran Tim 8 sebagai peredam goncangan bisa tamat! Apa
artinya? Publik terlepas kembali dari kohesivitas peran Tim 8, menjadi
kelompok-kelompok bebas yang memaksa bangsa ini untuk ngalor!
Kalau hal itu sempat terjadi, variabel materi atau pasal penyulut
konflik akan terpecah dalam detail yang berserak di seputar konflik KPK-Polri
dan jaksa! timpal Amir. Ada yang berkobar dengan kasus Bibit-Chandra, ada
menekan ke kasus Bank Century yang disebut-sebut jadi penyebab konflik
KPK-Polri, tak bisa dihindari pula kalau ada yang masuk dari Anggodo, yang
dalam pemutaran sadapan KPK di MK terkuak jelas sebagai makelar kasus dengan
berbagai kesalahan lain tapi tetap tak tersentuh hukum!
Mendingan kalau Anggodo itu putra Subali dari Poncowati, tokoh dalam
lakon Ramayana, jika publik marah yang jadi sasaran cuma beruk berbulu merah,
representasi Anggodo putra Subali! entak Umar Harus diwaspadai kalau tokoh
antagonis yang untouchable itu bukan putra Subali dalam lakon Ramayana!
Pokoknya, diagnosis komprehensif yang tuntas atas penyakit bangsa ini
harus segera siap, agar terapinya bisa segera diterapkan begitu masa tugas Tim
8 selesai Senin depan dan tim itu dibubarkan--tak ada lagi representasi publik
yang bisa meredam eskalasi gerakan publik! tegas Amir. Tak bisa dibayangkan
apa yang bisa terjadi ketika jutaan rakyat berlabel publik memaksa bangsa yang
split personality untuk ngalor! ***
[Non-text portions of this message have been removed]