surat ke 2 dari seorang kawan yg kebetulan lagi di tempat kejadian: demo menentang politik buaya di indonesia.
salam, heri latief http://sastrapembebasan.wordpress.com/ From: laporan dari jalanan Subject: Indonesia Sehat Lawan Korupsi 2 To: <herilat...@yahoo.com> Date: Tuesday, November 10, 2009, 4:01 AM Indonesia Sehat Lawan Korupsi (2) Panggung dan demonstrasi “Indonesia Sehat Lawan Korupsi” dimulai pukul 7.00 – 10.00. Hal ini saya ketahui ketika menonton TV hari Sabtu (7/11) malam. Karena itu, meskipun tidak sempat sarapan pagi, tepat pukul 7.00 pagi saya menuju bundaran HI. Disana telah berkumpul banyak orang dan panggung yang diprakarsai oleh facebookers Indonesia ini sudah memulai acaranya. Saya melihat dua orang pembawa acara bersuara lantang dipanggung. Satu diantaranya seorang wanita muda mengenakan kaos merah mengajak semua orang menyanyikan lagu “KPK Didadaku …..”. Meskipun baru diciptakan 4 hari yang lalu, lagu tersebut telah didownload oleh lebih dari 50.000 orang pengguna handphone di Indonesia. Ini baru dari pengguna Hp, belum lagi jumlah pengguna komputer yang juga tidak ketinggalan mendownload lagu tersebut. Sesuatu yang menggembirakan, karena tak pernah ada lagu sepopuler apapun selama ini yang menarik perhatian masyarakat seperti lagu “KPK Didadaku…” itu. Jangankan oleh artis terkenal, penyanyi biasapun belum pernah melantunkan lagu tersebut didepan umum. Tentu ada kekuatan yang luarbiasa yang mendorong mereka berbuat demikian. Rupanya kebencian terhadap korupsi dan para koruptor di negara kita begitu hebatnya. Kadang-kadang di media masa apalagi di internet, ada penulis yang mengutuk bangsa dan negara kita sebagai negara dan bangsa terkorup di dunia. Mereka ini hanya melihat dengan sebelah matanya saja. Cobalah buka kedua mata kita, maka kita akan melihat bahwa korupsi dan koruptor memang banyak di Indonesia, tetapi rakyat kita yang membenci dan berjuang melawan korupsi dan koruptor juga tak kalah banyaknya bukan ? Semakin merejalela korupsi, akan semakin banyak pula yang menentangnya. Kita jangan sampai kehilangan kepercayaan akan keperkasaan bangsa Indonesia. Bukalah kedua mata kita lebar-lebar, lihatlah prahara apa yang sedang terjadi di Indonesia. Mantan presiden Suharto yang telah membangun kekuasaannya dengan kekerasan dan kekejaman selama 32 tahun, berhasil ditumbangkan oleh para mahasiswa bersama seluruh rakyat Indonesia. Apalagi korupsi dan koruptor. Seorang wanita muda berkaos merah mengenakan jean mengajak semua orang untuk ikut menentang korupsi, berseru : “Siapa yang setuju melawan korupsi, angkat tangan kiri ……..!”. Semua orang mengangkat tangan kirinya tinggi-tinggi. “Apakah sudah bisa menyanyikan lagu ‘KPK Didadaku..?’. Dengan lantang orang ramai menjawab “Bisa…..”. Pembawa acara menantang, “Siapa yang bisa, naik ke panggung !”. Seorang ibu setengah baya meloncat keatas panggung. Pembawa acara bertanya : “Ibu dari mana ?”. Dijawab “Dari “Pamulang”. “Wah, jauh juga rumah ibu”, katanya. “Naik apa kesini, bu ?”. Dijawab “Naik bus”. “Jam berapa berangkat dari Pamulang bu ?”. “Setengah enam”, jawab si ibu. Lalu pembawa acara memberikan microphone kepada sang ibu, dan si ibu langsung menyanyikan bait-bait lagu ‘KPK Didadaku ..’ : KPK di dadaku KPK kebanggaanku Ku yakin, Kebenaran pasti menang. Bait-bait lagu ini kuat dan sederhana, juga indah terdengar indah telinga. Di salah satu pojok jalan sekitar bundaran HI, sekelompok pengunjuk rasa membentangkan gambar Anggodo berpakaian Kapolri lengkap dengan atribut bintang-bintang jasa di dadanya. Dibawahnya tertulis “MAU COBA kekuatan rakyat”. Setelah mempertontotnkan kepada umum, mereka menghancurkan dengan menginjak-injaknya. Polisi anti huruhara meradang. Hampir saja terjadi keributan dengan pengunjuk rasa. Selain itu, banyak tokoh organisasi yang ikut berorasi meramaikan acara ini seperti : Fadjrul Rahman, Eep Saefulloh, Efendi Gazali, Teten Masduki, Yudi Latif, Atmakusumah, Slank, Once, Erwin Gutama, Oppie, dllnya. Happy Salma selain menyanyi juga membacakan puisi. AM Massardi mendeklamasikan sajak “Negeri Bedebah”. Sandrina dan Indra Bekti menjadi pemandu acara dan pergelaran musik. Pukul 8 pagi, terik matahari mulai menyengat. Merasa lapar karena memang pagi itu belum sarapan. Saya mencari tempat makan. Ternyata dibelakang panggung, jalan antara Grand Indonesia dengan Paza Indonesia ditutup bagi kendaraan. Di badan jalan banyak pedagang makanan lengkap dengan gerobak dorongnya. Saya berhenti di sebuah gerobak penjual lontong pecal. Bangku-bangku sudah penuh. Terpaksa duduk ditrotoar sambil memesan makanan. Disamping saya ada seorang laki-laki berumur tidak lebih dari 40 tahun sedang menelpon. Terdengar suaranya menganjurkan kepada lawan bicaranya agar segera datang dan bawa teman-teman pendukung KPK ke bundaran HI. Ia juga sedang sarapan pagi bersama seorang anak perempuan berumur kira-kira 7 tahun. Begitulah antusias masyarakat anti korupsi pagi itu di sekitar bundaran hotel Indonesia. Bila sebagian facebooker yang berjumlah lebih dari sejuta itu juga mempengaruhi orang sekitarnya, maka dapat dibayangkan berapa juta orang yang ikut gerakan anti korupsi ini. Karena tidak tahan kepanasan, saya berkeliling di pinggir jalan bundaran hotel Indonesia mencari tempat yang agak teduh. Barulah saya menyedari bahwa sebagian besar peserta demonstrasi ini adalah generasi muda Indonesia. Hanya sedikit sekali terlihat generasi tua alias manula. Saya tersadar bahwa satu juta facebookers Indonesia itu kebanyakan adalah generasi muda dan dari kaum terpelajar. Pengumpulan dukungan facebookers ini digerakkan oleh seorang bernama Umar Yasin. Menurut penuturannya di TV, ketika hendak menghimpun dukungan dari facebookers, ia tidak menduga dukungan akan sebanyak ini, lebih dari sejuta orang. Dan bertambah terus dari hari ke hari. Maka tidaklah salah bila kita menaruh harapan besar kepada generasi muda Indonesia. Saya mendengar bahwa Ketua Umum PDIP mbak Mega telah menginstruksikan kepada fraksi PDIP di DPR agar mengusut tuntas penyelewengan yang terjadi dalam penanganan kasus Bank Century. Fraksi PDIP sedang giat menggalang dukungan terhadap hak angket DPR atas kasus Bank Century yang telah merugikan negara sebanyak 6,7 triliun rupiah itu. Pengusutan atas kasus Bank Century inilah yang ditakutkan akan menyeret para koruptor, diantaranya ada yang sedang memegang kekuasaan negara saat ini. Bukankah Komjen Susno Duaji meradang kepada KPK, karena KPK mulai berusaha mengusut kasus ini ? Padahal KPK mengetahui hal ini secara tidak sengaja ketika sedang mengusut kasus pengadaan peralatan radio terpadu yang menjadi program Departemen Kehutanan yang menterinya ketika itu adalah MS Ka’ban yang sekarang ditunjuk sebagai Menko Perekonomian. Didepan pemirsa TV, MS Ka’ban menyatakan Departemen Kehutanan telah mengalirkan dana proyek ini kepada PT Masaro yang dipimpin oleh dua bersaudara Anggoro dan Anggodo sebesar Rp 2,2 triliun. Kasus penyelewengan proyek radio terpadu ini belum tuntas, telah tercium oleh KPK ada penyelewengan terjadi dalam kasus Bank Century. Salam Perjuangan [Non-text portions of this message have been removed]