Salam,
jalan tengan yang bagus...
dan sekedar menambahkan orang Islam agaknya lupa bahwa :
Kami tidak
menjadikan hidup abadi bagi seorang manusiapun sebelum kamu (Muhammad), maka
jikalau kamu mati, apakah mereka akan kekal? (QS. 21:34)
Dari: ma_suryawan ma_surya...@yahoo.com
Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Terkirim: Sel, 4 Mei, 2010 23:49:16
Judul: [wanita-muslimah] Islam ditengah 2 titik ekstrim
Assalamu'alaikum,
Posisi Islam yang berada di tengah, di antara 2 titik ekstrim agama
Yahudi dan Kristen yang dapat langsung kita rasakan adalah cara
pandang kepada sosok kenabian, khususnya kepada sosok Nabi Isa a.s.
(Yesus). Berangkat dari cara pandang kepada sosok Yesus inilah yang
kemudian sejalan dengan waktu menumbuhkan berbagai macam pandangan
ekstrim yang menjauhkan penganut 3 agama ini dari rasa persaudaraan
dan kasih sayang di antara mereka yang sebenarnya berasal dari satu
ayah, yaitu Ibrahim yang membawa agama monoteistik.
Profil Yesus digambarkan dengan ekstrim oleh Yahudi sebagai sosok
yang hina, bukan nabi, bukan kesayangan Tuhan, bukan profil yang suci dan tidak
diterima di surga - karena ia mati terkutuk di atas tiang salib. Yesus
diletakkan di level yang sangat rendah oleh Yahudi. Ini adalah titik ekstrim
yang pertama.
Untuk meredam pandangan yang ekstrim tersebut serta mengangkat
martabat Yesus dari level yang sangat rendah, Kristen kemudian
mengklaim bahwa kematian Yesus di atas salib adalah untuk menebus
dosa manusia dan kemudian barang siapa yang menerima Yesus dan
pengorbanannya sebagai satu-satunya jalan maka ia akan memperoleh
keselamatan. Lebih jauh lagi sosok Yesus dianggap sebagai tuhan,
kepadanya manusia memanjatkan doa, tempat untuk mengadu, meminta
pertolongan dan perlindungan. Yesus telah ditempatkan pada level yang sangat
tinggi, sebuah titik ekstrim yang kedua setelah adanya titik ekstrim yang
pertama.
Islam kemudian hadir di antara 2 titik ekstrim itu. Islam menawarkan
keseimbangan. Islam menawarkan jalan tengah dengan mengatakan bahwa
Yesus adalah seorang manusia biasa, hamba Allah yang suci, seorang
nabi/rasul Allah yang sama seperti nabi/rasul Allah lainnya. Islam
mengajak manusia agar menempatkan secara proporsional status/martabat sosok
Yesus/Isa a.s. tersebut. Dibantah dengan tegas dalam al-Qur'an bahwa sosok Isa
tidak pernah mati terkutuk di atas tiang salib dan ditolak keras untuk dianggap
sebagai Tuhan.
Demikian solusi yang diberikan kepada Nabi Muhammad s.a.w. dan pengikutnya atas
2 titik ekstrim tersebut. Namun kembali sejalan dengan waktu, sangat
disayangkan bahwa kebanyakan dari penganut agama Islam kembali terjebak pada
ekstrim yang sama, yaitu menganggap sosok Isa masih hidup dengan jasad kasarnya
sampai detik ini. Anggapan ini muncul belakangan akibat penafsiran akan sosok
Isa, namun seperti sunnah Allah yang selalu ada sebelumnya, Allah Ta'ala
kembali mengutus nabi/rasul-Nya untuk menempatkan sosok Isa secara
proporsional, membawa umat Islam kembali ke posisi jalan tengah dalam memandang
profil Yesus/Isa a.s. - sehingga dapat membawa umat menjadi umat yang di
tengah, umat yang terbaik, yang dapat saling mengasihi dan menyayangi di antara
sesama manusia dan penganut agama.
Salam,
M. A. Suryawan
[Non-text portions of this message have been removed]