http://id.voi.co.id/berita-indonesia/kesejahteraan-sosial/5018-menag-suryadharma-ali--waspadai-gerakan-kebebasan.html

Menag Suryadharma Ali : Waspadai Gerakan Kebebasan 

Sabtu, 17 Juli 2010 14:59 

Serang  - Menteri Agama Suryadharma Ali mengingatkan agar umat Muslim 
mewaspadai adanya gerakan menuhankan kebebasan. Ada sekelompok warga menuntut 
agar masyarakat hrs diberikan kebebasan, kata Menag ketika membuka Muktamar 
Mathhlaul Anwar ke-18 di Serang, Banten. Hadir dalam kesempatan itu Gubernur 
Banten Ratu Atut Chosiyah, Ketua Umum DPP Partai Hanura, Wiranto dan sejumlah 
pejabat lainnya. 

Ia mengatakan, karena kebebasan yang dituhankan, maka kebebasan di tengah 
masyarakat harus mutlak. Padahal Allah mengajarkan kebebasan harus menghormati 
kebebasan orang lain. Itu bermakna bahwa kebebasan ada pembatasan, yaitu 
undang-undang. Di dalam agama juga ada pembatasan, tak ada kebebasan mutlak. 
Tak ada kebebasan orang untuk memaki orang dengan sebebasnya pula. Bahkan bebas 
bakar ban bebas di jalanpun, yang menyebabkan terganggunya lalu lintas harus 
dihindari, kata Menag.

Kebebasan yang baik adalah yang menghormati orang lain, tak langgar kepentingan 
orang banyak. Membuat onar yang menyebabkan kemacetan lalu lintas, ia 
menjelaskan. Mathlaul Anwar harus ikut bertanggung jawab dalam hal ini dengan 
cara meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Anggaran pendidikan demikian 
besar, lebih dari Rp26 triliun. Dana sebesar itu harus dimanfaatkan 
sebesar-besarnya. "Mari berlomba meningkatkan kualitas pendidikan. Jutaan anak 
perlu pendidikan," ia mengingatkan.

Kader Mathlaul Anwar harus mampu mengangkat kualitas anak didik, katanya lagi. 
Ia mengatakan, langkah yang diambil para ulama terdahulu amat tepat dalam 
memajukan anak didik. Hal itu terbukti banyak lembaga pendidikan Islam, seperti 
pondok pesantren diadopsi lembaga pendidikan nonmuslim. Untuk itu ia minta agar 
para pengajar dan siswa untuk tidak membedakan pendidikan agama dan ilmu 
lainnya. Sebab, semua itu adalah ilmu Allah. Jika semua dalam pengajaran ilmu 
ada pembedaan agama dan lainnya, akan menyebabkan dikotomi sehingga menjadi 
malas untuk mempelajari ilmu tertentu.

Ia pun mengingatkan pentingnya wakaf, karena rumuskan wakaf kini sudah berbeda. 
Wakaf bukan cuma benda tak bergerak seperti tanah, tapi juga dalam bentuk uang. 
Wakaf penting untuk mengentaskan kemiskinan, katanya. Hal lain yang harus 
dikembangkan adalah ekonomi syariah yang sekarang berkembang pesat, bukan hanya 
di negara muslim tapi di negara nonmuslim, demikian Menag Suryadharma Ali. 
Antara mazpri VOI News




[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke