Pengikat Kesetiaan


sumber, http://agussyafii.blogspot.com

Pada hari minggu. Pagi-pagi Hana sudah bangun. Ibunya mengajak ke
pasar. "kenapa mesti pagi sekali?" tanya saya. "jam 9 saya janji mau
ngajarin bikin roti, anak-anak ngaji.."kata istri saya. ternyata saya
baru tahu kalau pagi ini saya mesti mengantar buat belanja untuk
kebutuhan bikin roti untuk praktek anak-anak pengajian.

Kegemaran istri saya mengajarkan ketrampilan untuk anak-anak pengajian
merupakan kegembiraan buat Hana dan juga saya. selain bisa menikmati
roti buatan istri saya yang lumayan enak. Namun juga saya bisa
merasakan kebahagiaan istri saya ketika mengajar anak-anak.
Kebahagiaan itulah sebagai pengikat kesetiaan didalam keluarga kami.


Rumah tangga ada yang berlangsung lama, masing-masing setia kepada 
perkawinannya hingga kakek nenek, ada yang ketika nikah, pernikahannya
dilaksanakan dengan meriah, banyak tamu, banyak ucapan selamat, banyak
kado, tetapi, bahtera baru sebentar berlayar, ombak demi ombak datang
menghantamnya. Meski sarana materi boleh jadi tercukupi, tetapi di
sana   tidak  lagi ada kelembutan, kemesraan dan kesetiaan. Agenda
harian  rumah tangga berubah menjadi pertengkaran, kebencian dan makian.

Keanggunan hidup berumah tangga sangat bergantung kepada faktor
pengikat kesetiaan di antara mereka. Ada hadis Nabi yang sarinya bisa
diungkapkan dengan sebagai berikut: Pada dasarnya setiap kita memiliki
 tiga kelompok sahabat,  pertama, harta. Kedua, keluarga. Ketiga, amal
shaleh.

sumber, http://agussyafii.blogspot.com



salam Cinta,
agussyafii

=======
Tulisan ini dibuat dalam rangka kampanye "Keluargaku, Surgaku"
silahkan kirimkan dukungan dan komentar anda di
http://agussyafii.blogspot.com atau sms 0888 176 48 72






Kirim email ke