Petani Yang Miskin

By; Rahmadsyah, Master Practitioner NLP


Sahabat Kehidupan yang baik,

Kemarin saya menghadiri acara Cinta Rasul bersama AMALIA ( Anak Muslim Insan 
Mulia) di daerah Ciledug. Kegiatan alhamdulillah berjalan dengan lancar. Dimana 
peserta yang berjumlah 40 orang itu, bermain, dan belajar dengan penuh 
keceriaan. Acara demi acara mereka ikuti dengan baik

Ada kejadian yang sangat mengelitik perasaan saya. Kejadian itu membuat saya 
merenung. Tumbuh pertanyaan mengapa ini bisa terjadi ? Bukanlah hal yang aneh 
itu bisa terjadi.. Dan barangkali itu tidak hanya mereka yang masih usia emas, 
Adik-adik kelas II - VIII.Bisa jadi kitapun seperti mereka

Pada sesi kedua. Peserta AMALIA mendapat tugas kelompok untuk membuat drama 
tentang tauladan Rasulullah. Setiap peserta melakukan dengan antusias, 
mengikuti intruksi dan batuan dari Kakak pemandunya. Tampil kedepan dengan 
penuh Keceriaan. Ada yang membuat kisah Kerajaan Amalia,Dicari Pangeran yang 
Cerdas (tauladan Rasul Fathonah), Drama tentang sekolah (Amanah).. Setelah 
selesai Drama. Ketua pelaksana meminta saya untuk menyampaikan refleksi dari 
tugas ini. Saya memulai dengan metafora. Mencerita tentang seorang anak desa 
Jadi Milioner.

Adik-adik, kakak akan bercerita tentang Anak Desa Jadi Milioner. Suatu hari, 
disekolah Sukses Mulia. Pak Guru memberi tugas kepada siswanya, untuk 
menuliskan cita-cita mereka. Besok dikumpulkan dan dibacakan didepan kelas. 
Kemudian siswa ini, pulang kerumah untuk mengerjakan tugasnya. Mereka meminta 
bantuan kepada orang tuanya, yang sebagiannya berprofesi sebagai PETANI

Tiba-tiba salah seorang peserta AMALIA menyahut PETANI yang MISKIN sahutanya 
membuat saya terkejut. Inilah yang menjadi tanda tanya bagi saya, barangkali 
anda juga. Ternyata dialam bawah sadar generasi emas, telah terukir rapi. 
Petani adalah orang miskin. Mungkin juga beberapa profesi lainya.

Shahabat Kehidupan

Saya mengajak diri saya khususnya juga anda semua. Bagaimana kalau kita 
berfikir sejenak. Langkah apa saja dapat kita lakukan untuk merubah mindset 
yang tertanam dalam bawah sadar; Anak, Keponakan, Adik, Siswa dan generasi 
bangsa kita? Apakah itu disekolah, rumah dan Lingkungan

Langkah-langkah pembentuk mindset baru bagi generasi Emas.

Pertama, Saran saya bagi anda para pendidik (Konteks dan Kondisi sekolah). 
Bagaimana kalau mulai sekarang, setiap kali kita memberikan contoh, kita buat 
gambaran dalam mindset baru. Katakanlah anda mengajarkan matematika. Dengan 
contoh soal cerita.

Jika Spongbob membuat 10 burger. setiap burger dia Jual dengan harga 
Rp.3.000,-. Modal bahan untuk membuat burger Rp.1.000,-. Berapakah keuntungan 
yang diraih Spongbob, jika bisa menjual semuanya ?

Kata Jual saya berikan, karena dengan harapan. Dari semenjak kecil kita bisa 
menanamkan mindset untuk Menjual. Bukan lagi Membeli. Mungkin yang selama ini 
pernah kita dapatkan dibuku-buku matematika anak-anak kita . Ibu pergi kepasar 
membeli gantilah dengan MENJUAL. Barangkali ini bisa merubah budaya konsumtif.
 
RAHMADSYAH
Master Practitioner NLP  I 081511448147 I Motivator & Trauma Therapist
http://www.rahmadsyah.co.cc

--
Jangan lupa, program 'Amalia Cinta Bumi (ACIBU) Minggu, tanggal 17 Mei 2009, di 
Rumah Amalia, Jl. Subagyo Blok ii 1, no.23 Komplek Peruri, RT 001 RW 09, 
Sud-Tim, Ciledug. TNG. Program 'Amalia Cinta Bumi (ACIBU)' mengajak. 'Mari, 
hindari penggunaan kantong plastik berlebihan, bawalah kantong belanja sendiri. 
Sebab Kantong plastik jenis polimer sintetik sulit terurai- Bila dibakar, 
menimbulkan senyawa dioksin yang membahayakan- Proses produksinya menimbulkan 
efek berbahaya bagi lingkungan.' Mari kirimkan dukungan anda pada program 
'Amalia Cinta Bumi' (ACIBU) melalui http://agussyafii.blogspot.com atau sms 087 
8777 12431





      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke