Karena jenis dan spesies binatang begitu banyaknya, maka kapal Nabi Nuh
sudah menyerupai kapal Titanic, atau jauh lebih besar karena juga harus
membawa logistik untuk makan binatang-binatang itu selama di kapal
(menjadi pertanyaan: untuk binatang yang pemakan daging disediakan
daging apa ya? Mosok Nabi Nuh harus menyembelih ratusan sapi atau
kambing dulu sebelum mengangkut bianatang-binatang itu). Dan waktu itu
belum ada cold storage sehingga daging-daging itu tidak akan tahan lama
disimpan.
Bingung gak mas arjuno?
KM
Original Message
From: eyang_mbelge...@yahoo.com
Date: 29/04/2009 12:19
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Subj: [wanita-muslimah] Re: Bahtera Nabi Nuh
dan...karena binatang-binatang itu secara teori juga menganut agama
Yahudi/Islam, mereka membiarkan babi-babi itu hidup dengan amannya,
sampai sekarang... (mlerok lagi ke Sarpokenoko)... menyebarkan flu babi
itu dengan leluasanya... hehehe...
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, eyang_mbelgedes
eyang_mbelge...@... wrote:
Kira-kira Nabi Nuh mengalami kesulitan nggak ya saat menyuruh
binatang-binatang itu masuk ke dalam bahteranya?
Mungkin saat itu dia dibantu oleh panitia yang terdiri dari pawang-
pawang binatang sehingga binatang-binatang itu tidak saling memakan di
dalam bahtera. Saya membayangkan, binatang-binatang itu masuk ke dalam
bahtera dengan tertibnya, lalu dengan santunnya check-in dan memilih
sendiri ruang-ruang yang disediakan sesuai dengan nomor dan
kategorinya. Lalu kemudian mereka hidup berdampingan selama 40
hari/malam dalam bahtera dengan sopan.
Tapi, kira-kira mereka makan apa saja selama 40 hari/malam itu?
Begini:
Kalau singa makan kijang, berarti tidak akan ada lagi keturunan
kijang. Kalau macan makan kambing, berarti tidak akan ada lagi
keturunan kambing. Kalau ular makan ayam... kalau... kalau...
Kelihatannya ada yang ndak nyambung deh dalam dongeng itu. Tapi bagi
orang-orang yang (masih) hidup di jaman jahiliyah, semuanya menjadi
masuk akal. (sambil mleroki Sarpokenoko...)