Re: [wanita-muslimah] Re: RUU APP Jangan Sampai Deadlock

2006-03-07 Terurut Topik Wida . Kusuma
 sulit 
untuk memaksakannya kepada semua wanita. Tidak semua wanita mempunyai 
tingkat iman dan ruhani yang sanggup memenuhi panggilan itu. Tetapi jika 
ini tidak akan kita wujudkan dalam bentuk hukum yang berlaku, janganlah 
pula kita kemudian menjadi bebas sebebas-bebasnya sehingga tidak ada sama 
sekali batasan kesopanan. Seharusnya tetap ada batasan-batasan kesopanan 
berpakaian, berperilaku dan grafie yang bisa menjaga kebersihan dan 
kesopanan di masyarakat ini. Oleh karenanya saya tetap menentang 
pornografie. Dengan batasan yang menurut saya sudah vulgar. Saya tidak 
ingin melihat wanita hanya memakai pakaian dalam atau yang lebih vulgar 
lagi dari itu di seluruh media yang ada. Saya ingin melihat Tabloid vulgar 
itu hilang, majalah vulgar itu tidak vulgar lagi, majalah Playboy tidak 
jadi terbit, situs porno dibanned di Indonesia, tidak ada penjualan VCD 
porno lagi. Itu saja. 

Kalau pornoaksi, saya cuma seringkali risih saja melihat para artis 
dangdut dengan berbagai macam goyangnya itu. Ngeborlah, kayanglah, dan 
yang lain-lain. Kok mereka tidak tahu malu bergerak-gerak seperti itu ya? 
Hal ini terkait sekali dengan ayat yang mbak Kilat kutip: janganlah mereka 
menghentakkan kakinya agar tampak perhiasan yang mereka sembunyikan. Tubuh 
wanita itu penuh dengan keindahan sehingga dikatakan sebagai perhiasan. 
Dan jika wanita menghentak-hentakkan kakinya, tahukah anda ada bagian 
tubuhnya (perhiasannya) yang akan terlihat? Tidak malukah mereka 
menggerak-gerakkan tubuh mereka seperti itu? Demi alasan ekonomi? Bukankah 
mereka sudah kaya? Menurut saya mereka tidak menjual suara mereka, tetapi 
mereka menjual tubuh mereka. Tetapi seperti kita baca, bahkan Bali hendak 
memisahkan diri juka RUU Anti Pornoaksi nya disahkan. Karena dikhawatirkan 
akan memasung kebudayaan mereka.

Salam, 8-)




kila4tb1roe [EMAIL PROTECTED] 
Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com
03/07/2006 10:56 AM
Please respond to
wanita-muslimah@yahoogroups.com


To
wanita-muslimah@yahoogroups.com
cc

Subject
[wanita-muslimah] Re: RUU APP Jangan Sampai Deadlock






Pak Wida, pada dasarnya semua kembali kepada pengedalian diri
seharusnya point ini yang harus di kembangkan dan ditegakan bukan
kepada pencegahan yang berlebihan. Islam sendiri menitik beratkan pada
perbaikan moral per individu. Moral yang bersandar pada kesepakatan
nilai-nilai norma yang berakar pada budaya setempat.

Untuk itu jika kita rujuk pada Qs.24:30-31 adalah pengedalian diri dan
penegakan moral...Katakanlah kepada laki-laki yang beriman:Hendaklah
mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; (Qs.24:30)

...Katakanlah kepada wanita yang beriman:Hendaklah mereka menahan
pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka (Qs.24:31)

Dan kemudian pada Qs.24:31...dan janganlah mereka menampakkan
perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak dari mereka..

Dalam konteks ayat tersebut ada tambahan untuk perempuan agar
berpakaian sopan sesuai dengan norma yang berlaku hal ini di
tekankan karena kondisi perempun pada saat itu masih belum sejajar
kedudukanya dengan pria dimata hukum sehingga kurangnya perlindungan
yang maksimal.

Apakah menurut pak Wida, kondisi perempuan Indonesia sekarang ini
masih sama dengan kondisi perempuan di zaman Nabi???

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote:







Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  

Yahoo! Groups Links



 






[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
~- 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[wanita-muslimah] Re: RUU APP Jangan Sampai Deadlock

2006-03-07 Terurut Topik ayeye
Saya sependapat dengan Mas Wida bahwa aturan moral
dalam hal berpakaian tidak dapat distandarisasikan
dalam lingkungan plural. Sedangkan Indonesia memiliki
budaya telanjang hingga budaya berpakaian penuh dan
itu dapat diobservasikan di daerah-daerah.

Seksualitas adalah bagian dari manusia yang tidak bisa
dipisahkan. Kalau Mas Wida tidak senang melihat
hubungan seksual pra-nikah dan pornografi, seharusnya
Mas Wida kasih alternatif dong, karena yang namanya
kebutuhan dasar tidak bisa sekedar dilarang. Seperti
pipis tidak bisa dilarang, paling bisa ditunda dan itu
juga ada batasnya :-)

Apabila seksualitas semakin ditekan belum tentu moral
seksual masrakyat akan semakin bagus. Bagaimana kalau
malahan akan sebaliknya?

Salam,
ayeye

**

Jika seandainya Pornoaksi masih bermasalah, karena
akan sering dibenturkan
dengan budaya, bagaimana dengan Pornografie?
Sebetulnya bukan hanya dengan
budaya, tetapi juga dengan mode. Menurut saya, kita
melihat bahwa tidak
ada aturan moral dalam hal berpakaian. Bahkan batasan
kesopanan untuk
tampil di publik menjadi relative. Tidak ada patokan.
Jika terdapat budaya
telanjang, misalnya budaya memamerkan -maaf- payudara
di suatu daerah,
maka seperti itulah batasan kesopanan di daerah itu.
Sekalipun jika
masyarakat lain yang datang ke daerah itu akan selalu
merasa horny
menyaksikan hal itu, tetapi hal itu tidak boleh
dibatasi. Demikian juga
mode. Jika kemudian ada mode berpakaian tipis, atau
memperlihatkan bagian
paha, maka itu juga tidak boleh dibatasi. Sekalipun
pemandangan itu,
bagaimanapun, bagi sebagian besar orang ya akan
merangsang.

(deleted)

Ada lagi akibat merusak Pornografie selain perkosaan.
Bahkan lebih
merusak. Yaitu bergesernya perilaku seksual generasi
muda menjadi seks
bebas. Hubungan seks pra nikah dianggap biasa jika
aman tanpa kehamilan.
Apakah rekan-rekan pernah melihat film American Pie?
Saya melihatnya di
televisi beberapa hari yang lalu. Apakah kita
menginginkan generasi muda
kita menjadi seperti itu? Di manakah perasaan berdosa
ketika melakukan
zina?

(deleted)



__ 
Do you Yahoo!?
Yahoo! Movies - Search movie info and celeb profiles and photos.
http://sg.movies.yahoo.com/


 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing
http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM
~- 

Milis Wanita Muslimah
Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat.
Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com
ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages
Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com
Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED]
Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com
Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com

This mailing list has a special spell casted to reject any attachment  
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [wanita-muslimah] Re: RUU APP Jangan Sampai Deadlock

2006-03-06 Terurut Topik Wida . Kusuma
Jika seandainya Pornoaksi masih bermasalah, karena akan sering dibenturkan 
dengan budaya, bagaimana dengan Pornografie? Sebetulnya bukan hanya dengan 
budaya, tetapi juga dengan mode. Menurut saya, kita melihat bahwa tidak 
ada aturan moral dalam hal berpakaian. Bahkan batasan kesopanan untuk 
tampil di publik menjadi relative. Tidak ada patokan. Jika terdapat budaya 
telanjang, misalnya budaya memamerkan -maaf- payudara di suatu daerah, 
maka seperti itulah batasan kesopanan di daerah itu. Sekalipun jika 
masyarakat lain yang datang ke daerah itu akan selalu merasa horny 
menyaksikan hal itu, tetapi hal itu tidak boleh dibatasi. Demikian juga 
mode. Jika kemudian ada mode berpakaian tipis, atau memperlihatkan bagian 
paha, maka itu juga tidak boleh dibatasi. Sekalipun pemandangan itu, 
bagaimanapun, bagi sebagian besar orang ya akan merangsang.

Terjadinya perkosaan, dimulai dari adanya stimulus atau rangsangan ya 
tidak bisa disangkal. Entah stimulus itu dari luar, karena melihat sesuatu 
yang merangsang atau dari dalam, karena otaknya sudah dipenuhi oleh 
gambaran seksual. Tetapi itu memang hanya setimulus. Seorang memang bisa 
menjadi seks maniak jika kepalanya telah dijejali oleh gambaran2 seksual 
terus menerus. Apakah melalui situs porno atau majalah porno yang dia 
simpan diam-diam. Seorang pemuda yang memperkosa anak tetangganya. Dari 
mana hal ini terjadi jika bukan karena rangsangan seksual thdp pemuda itu. 
Kemudian dia melihat korban yang tidak berdaya. Lalu syethan menghasutnya. 
Rasa penyesalan dan takut bahkan akan membuat si pelaku membunuh si 
korban. Mungkin benar si pelaku itu sakit jiwa. Tetapi sakit jiwanya itu 
bukan karena sebab. Tiba-tiba dia menjadi seks maniac sejak lahir? Tentu 
dia menjadi seperti itu karena memang terlalu banyak otaknya dijejali oleh 
gambar2 seksual dan informasi merangsang. Yang sering saya baca, perilaku 
perkosaan itu timbul tanpa direncanakan. Akibat suatu rangsangan yang 
hebat. Bertemu dengan jiwa yang sudah rusak oleh pornografie. Dihasut oleh 
syethan dan melihat korban yang lemah. Keinginan yang bertemu dengan 
kesempatan.

Ada lagi akibat merusak Pornografie selain perkosaan. Bahkan lebih 
merusak. Yaitu bergesernya perilaku seksual generasi muda menjadi seks 
bebas. Hubungan seks pra nikah dianggap biasa jika aman tanpa kehamilan. 
Apakah rekan-rekan pernah melihat film American Pie? Saya melihatnya di 
televisi beberapa hari yang lalu. Apakah kita menginginkan generasi muda 
kita menjadi seperti itu? Di manakah perasaan berdosa ketika melakukan 
zina?

Kita ini umat Islam, seharusnya kita menjauhkan diri kita dan anak-anak 
kita dari perilaku zina. Sebab zina dengan cara apapun, sampai kapanpun, 
tetap adalah dosa.


Salam,





He-Man [EMAIL PROTECTED] 
Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com
03/04/2006 05:47 AM
Please respond to
wanita-muslimah@yahoogroups.com


To
wanita-muslimah@yahoogroups.com
cc

Subject
Re: [wanita-muslimah] Re: RUU APP Jangan Sampai Deadlock







Saya juga rada gatal menanggapi komentarnya mas Arnoldison (entah
di milis apa , mungkin bisa diforward balik ke ybs) mengenai hubungan
pornografi dengan perkosaan.Rasanya sudah sering dikemukakan disini
menganai hal ini yang cuma sebuah mitos.

Perkosaan bukanlah sebuah normal sex , sementara mayoritas orang
lebih menyukai dan menginginkan normal sex.Ada sisi psikologi yang
lain dari orang normal bagi seorang pemerkosa.Penikmat media porno
itu bejibun , 90 % an laki-laki pasti pernah melihat dan membaca media
media porno ini tapi apa mereka jadi pemerkosa semua...?

Saya pernah baca di sebuah buku tentang wawancara dengan pemerkosa
maniak, disitu dia mengatakan dia merasakan kepuasan seksual nya
dengan memperkosa dan dia susah mendapatkannya dengan sex biasa.
Jadi pola psikologis pemerkosa ini hampir sama dengan orang yang baru
memperoleh kepuasan seksual setelah disiksa atau menyiksa pasangannya.

Perkosaan adalam agresi , perkosaan adalah sebuah perilaku seks yang
menempatkan salah satu pihak sebagai pihak yang tidak berdaya melawan
kehendaknya.Dan ini menimbulkan sensasi tersendiri bagi pelakunya, sensasi
bagaimana dia dominan dan mendominasi sementara pasangannya adalah
cuma sebuah mainan baginya.

Jadi seseorang baru bisa menjadi pemerkosa bila dia memiliki sikap agresif
dalam dirinya , dan mayoritas pemerkosa adalah penderita tekanan batin
dan psikologis dimana dia merasa tidak dihargai oleh lingkungannya , 
kuper,
berada dalam dominasi orang lain , pemalu / susah bergaul dengan 
perempuan,
memiliki kesukaan dan kecondongan pada kekerasan dan sejenisnya.Jadi
perkosaan adalah salah satu jalan keluar psikologis bagi  masalahnya 
dimana
dengan melakukan ini dia mendapatkan gairah dan kepuasan dengan memaksa
dan mendominasi orang lain dengan kekuatannya. Makanya perkosaan juga
menjadi metode untuk menyatakan kebencian pada etnik tertentu contoh
perkosaan Bosnia.

Bla orang biasa horny menonton BF misalnya dan tidak punya pelampiasan
dia akan condong nyabun di kamar mandi

[wanita-muslimah] Re: RUU APP Jangan Sampai Deadlock

2006-03-06 Terurut Topik Herni Sri Nurbayanti
Saya rasa, jaman sekarang ini dimana laki2 dan perempuan cenderung 
punya beban yg sama, gak bisa kita menggeneralisasi begitu saja utk 
soal seks. Persepsi seks oleh laki2 dan perempuan mungkin sekarang 
udah beda. Perempuan sekarang lebih gak malu2 utk 
mengungkapkan 'nafsu'nya sendiri dan obrolan2 pembicaraan2 diskusi2 
mengenai seksualitas perempuan (ingat, terminologi seksualitas harus 
diartikan lebih dari sekedar hubungan seks) jauh lebih terbuka 
dibanding dulu. 

Sementara utk prajurit yg sedang perang, beberapa studi mengenai 
perang menunjukkan bahwa pemerkosaan thd perempuan seringkali 
ditempatkan sbg strategi dari perang. Ini berkaitan dng posisi 
perempuan (the notion of womanhood) sbg simbol dari suatu negara. 
Sehingga pemerkosaan thd perempuan2nya dianggap sbg penghinaan 
terbesar thd simbol2 negara (musuh) tadi. Sekaligus sbg simbol 
penghinaan bagi kaum laki2nya, karena gagal melindungi kaum 
perempuannya. Sementara sexual violence yg terjadi di masa perang 
juga kadang2 ditempatkan sbg alat pendisiplinan internal bagi 
kalangan tentara/militer, termasuk sexual violence yg terjadi pada 
(tentara) perempuan oleh (tentara) laki2 serta terhadap laki2 oleh 
laki2 yg memiliki pangkat militer yg lebih tinggi. Kata artikel sih 
gitu :-)

Ps. buat mas wida, horny dan gak horny lagi2 tergantung. Gak bisa 
digeneralisasi begitu saja. Batas horny-tidak horny jadi sama 
kaburnya dng batas sopan-tidak sopan. Faktor kultural/lingkungan 
berpengaruh juga. Gagasan bahwa seksualitas perempuan itu tabu dan 
harus ditutupi, disakralkan sekaligus digambarkan sebagai simbol 
kenikmatan yg ultimate, sbg suatu kenikmatan duniawi maupun surgawi, 
simbol nikmat dari segala kenikmatan :-( pandangan yg spt ini saya 
rasa berpengaruh thd bagaimana kita melihat perempuan dan seksualitas 
perempuan. Orang yg dibesarkan dng lingkungan yg spt ini, mungkiiin 
bisa jadi akan 'horny' melihat perempuan yg 'sopan' dan tertutup [dan 
bisa saja kemudian dilegalisasi dng poligami, who knows?] Perempuan 
yg sopan-sopan dan tertutup juga bisa menimbulkan gairah. Demen gitu 
loh ngeliatnye. Coba aja masuk pesantren, disuruh milih satu 
santriwati diantara sekian ribu santriwatinya yg alim2, apa gak gemes 
juga? :-) kalau seandainya gambaran perempuan yg 'sexy' adl perempuan 
yg 'sopan' spt itu. 

Jadi sebenarnya, yg jadi masalah itu di level gagasannya atau 
tindakan penutupannya? Miris saja rasanya, sampai kapan perempuan 
punya otonomi terhadap dirinya sendiri?

Ps. Masyarakat lain? wah, jangan2 masyarakat eropa yg terbiasa 
dng 'aurat' yg terbuka justru horny kalo masuk lingkungan di mana 
perempuannya berpakaian 'sopan'..:-) perempuan jilbab digodain juga 
kok :-))

wassalam,
herni

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, He-Man [EMAIL PROTECTED] wrote:

 
Pria biasanya sangat bergairah untuk melakukan hubungan seksual 
ketika dia sedang stress , sementara perempuan kebalikannya.Karena 
seks bagi pria adalah sebuah agresi , penetrasi penis ke dalam vagina 
perempuan adalah sebuah tindakan agresi kepada tubuh perempuan.Itulah 
sebabnya pria yang memiliki beban seks tinggi sangat suka seks , 
sopir luar kota misalnya.Begitu juga prajurit di medan perang punya 
kecondongan tinggi jadi pemerkosa.
 
Tapi sekali lagi saya katakan mayoritas pria menginginkan seks normal.
Perkosaan bukan seks normal , itu adalah seks dengan kekerasan dan
pemaksaan.Yang mengakibatkan seorang pria jadi pemerkosa bukan
stimulus dari luar (nonton BF , liat majalah Playboy dll) tapi apa 
yang di dalam dirinya sendiri.Seorang pemerkosan punya sifat agresi 
yang sangat tinggi dalam dirinya, sikap yang membuatnya ingin 
menaklukkan seseorang , mendominasi seseorang , menyiksa seseorang 
dsb.
 
Jadi perkosaan bukanlah mencari kepuasan seks , tapi kepuasan 
sebagai pihak yang berkuasa dan dominan.Karena kalau anda yang jadi 
pemerkosa andalah yang memegang kontrol penuh.
 
Ambil contoh perkosaan Bosnia misalnya apa mereka melakukannya
karena ingin seks , tidak mereka melakukannya justru karena kebencian.
Itu juga yang terjadi pada pemerkosa lainnya mereka melakukannya
bukan untuk seks tapi karena dia membenci entah dirinya sendiri atau
semua perempuan , keluarganya dll.
 

 - Original Message -
 From: [EMAIL PROTECTED]
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Sent: Monday, March 06, 2006 9:25 AM
 Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: RUU APP Jangan Sampai Deadlock
 
 
Jika seandainya Pornoaksi masih bermasalah, karena akan sering 
dibenturkan dengan budaya, bagaimana dengan Pornografie? Sebetulnya 
bukan hanya dengan budaya, tetapi juga dengan mode. Menurut saya, 
kita melihat bahwa tidak ada aturan moral dalam hal berpakaian. 
Bahkan batasan kesopanan untuk tampil di publik menjadi relative. 
Tidak ada patokan. Jika terdapat budaya telanjang, misalnya budaya 
memamerkan -maaf- payudara di suatu daerah, maka seperti itulah 
batasan kesopanan di daerah itu. Sekalipun jika masyarakat lain yang 
datang ke daerah itu akan selalu merasa horny menyaksikan hal