Re: [wanita-muslimah] Re: RUU APP Jangan Sampai Deadlock
sulit untuk memaksakannya kepada semua wanita. Tidak semua wanita mempunyai tingkat iman dan ruhani yang sanggup memenuhi panggilan itu. Tetapi jika ini tidak akan kita wujudkan dalam bentuk hukum yang berlaku, janganlah pula kita kemudian menjadi bebas sebebas-bebasnya sehingga tidak ada sama sekali batasan kesopanan. Seharusnya tetap ada batasan-batasan kesopanan berpakaian, berperilaku dan grafie yang bisa menjaga kebersihan dan kesopanan di masyarakat ini. Oleh karenanya saya tetap menentang pornografie. Dengan batasan yang menurut saya sudah vulgar. Saya tidak ingin melihat wanita hanya memakai pakaian dalam atau yang lebih vulgar lagi dari itu di seluruh media yang ada. Saya ingin melihat Tabloid vulgar itu hilang, majalah vulgar itu tidak vulgar lagi, majalah Playboy tidak jadi terbit, situs porno dibanned di Indonesia, tidak ada penjualan VCD porno lagi. Itu saja. Kalau pornoaksi, saya cuma seringkali risih saja melihat para artis dangdut dengan berbagai macam goyangnya itu. Ngeborlah, kayanglah, dan yang lain-lain. Kok mereka tidak tahu malu bergerak-gerak seperti itu ya? Hal ini terkait sekali dengan ayat yang mbak Kilat kutip: janganlah mereka menghentakkan kakinya agar tampak perhiasan yang mereka sembunyikan. Tubuh wanita itu penuh dengan keindahan sehingga dikatakan sebagai perhiasan. Dan jika wanita menghentak-hentakkan kakinya, tahukah anda ada bagian tubuhnya (perhiasannya) yang akan terlihat? Tidak malukah mereka menggerak-gerakkan tubuh mereka seperti itu? Demi alasan ekonomi? Bukankah mereka sudah kaya? Menurut saya mereka tidak menjual suara mereka, tetapi mereka menjual tubuh mereka. Tetapi seperti kita baca, bahkan Bali hendak memisahkan diri juka RUU Anti Pornoaksi nya disahkan. Karena dikhawatirkan akan memasung kebudayaan mereka. Salam, 8-) kila4tb1roe [EMAIL PROTECTED] Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com 03/07/2006 10:56 AM Please respond to wanita-muslimah@yahoogroups.com To wanita-muslimah@yahoogroups.com cc Subject [wanita-muslimah] Re: RUU APP Jangan Sampai Deadlock Pak Wida, pada dasarnya semua kembali kepada pengedalian diri seharusnya point ini yang harus di kembangkan dan ditegakan bukan kepada pencegahan yang berlebihan. Islam sendiri menitik beratkan pada perbaikan moral per individu. Moral yang bersandar pada kesepakatan nilai-nilai norma yang berakar pada budaya setempat. Untuk itu jika kita rujuk pada Qs.24:30-31 adalah pengedalian diri dan penegakan moral...Katakanlah kepada laki-laki yang beriman:Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; (Qs.24:30) ...Katakanlah kepada wanita yang beriman:Hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka (Qs.24:31) Dan kemudian pada Qs.24:31...dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak dari mereka.. Dalam konteks ayat tersebut ada tambahan untuk perempuan agar berpakaian sopan sesuai dengan norma yang berlaku hal ini di tekankan karena kondisi perempun pada saat itu masih belum sejajar kedudukanya dengan pria dimata hukum sehingga kurangnya perlindungan yang maksimal. Apakah menurut pak Wida, kondisi perempuan Indonesia sekarang ini masih sama dengan kondisi perempuan di zaman Nabi??? --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED] wrote: Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Groups Sponsor ~-- Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM ~- Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Re: RUU APP Jangan Sampai Deadlock
Saya sependapat dengan Mas Wida bahwa aturan moral dalam hal berpakaian tidak dapat distandarisasikan dalam lingkungan plural. Sedangkan Indonesia memiliki budaya telanjang hingga budaya berpakaian penuh dan itu dapat diobservasikan di daerah-daerah. Seksualitas adalah bagian dari manusia yang tidak bisa dipisahkan. Kalau Mas Wida tidak senang melihat hubungan seksual pra-nikah dan pornografi, seharusnya Mas Wida kasih alternatif dong, karena yang namanya kebutuhan dasar tidak bisa sekedar dilarang. Seperti pipis tidak bisa dilarang, paling bisa ditunda dan itu juga ada batasnya :-) Apabila seksualitas semakin ditekan belum tentu moral seksual masrakyat akan semakin bagus. Bagaimana kalau malahan akan sebaliknya? Salam, ayeye ** Jika seandainya Pornoaksi masih bermasalah, karena akan sering dibenturkan dengan budaya, bagaimana dengan Pornografie? Sebetulnya bukan hanya dengan budaya, tetapi juga dengan mode. Menurut saya, kita melihat bahwa tidak ada aturan moral dalam hal berpakaian. Bahkan batasan kesopanan untuk tampil di publik menjadi relative. Tidak ada patokan. Jika terdapat budaya telanjang, misalnya budaya memamerkan -maaf- payudara di suatu daerah, maka seperti itulah batasan kesopanan di daerah itu. Sekalipun jika masyarakat lain yang datang ke daerah itu akan selalu merasa horny menyaksikan hal itu, tetapi hal itu tidak boleh dibatasi. Demikian juga mode. Jika kemudian ada mode berpakaian tipis, atau memperlihatkan bagian paha, maka itu juga tidak boleh dibatasi. Sekalipun pemandangan itu, bagaimanapun, bagi sebagian besar orang ya akan merangsang. (deleted) Ada lagi akibat merusak Pornografie selain perkosaan. Bahkan lebih merusak. Yaitu bergesernya perilaku seksual generasi muda menjadi seks bebas. Hubungan seks pra nikah dianggap biasa jika aman tanpa kehamilan. Apakah rekan-rekan pernah melihat film American Pie? Saya melihatnya di televisi beberapa hari yang lalu. Apakah kita menginginkan generasi muda kita menjadi seperti itu? Di manakah perasaan berdosa ketika melakukan zina? (deleted) __ Do you Yahoo!? Yahoo! Movies - Search movie info and celeb profiles and photos. http://sg.movies.yahoo.com/ Yahoo! Groups Sponsor ~-- Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM ~- Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [wanita-muslimah] Re: RUU APP Jangan Sampai Deadlock
Jika seandainya Pornoaksi masih bermasalah, karena akan sering dibenturkan dengan budaya, bagaimana dengan Pornografie? Sebetulnya bukan hanya dengan budaya, tetapi juga dengan mode. Menurut saya, kita melihat bahwa tidak ada aturan moral dalam hal berpakaian. Bahkan batasan kesopanan untuk tampil di publik menjadi relative. Tidak ada patokan. Jika terdapat budaya telanjang, misalnya budaya memamerkan -maaf- payudara di suatu daerah, maka seperti itulah batasan kesopanan di daerah itu. Sekalipun jika masyarakat lain yang datang ke daerah itu akan selalu merasa horny menyaksikan hal itu, tetapi hal itu tidak boleh dibatasi. Demikian juga mode. Jika kemudian ada mode berpakaian tipis, atau memperlihatkan bagian paha, maka itu juga tidak boleh dibatasi. Sekalipun pemandangan itu, bagaimanapun, bagi sebagian besar orang ya akan merangsang. Terjadinya perkosaan, dimulai dari adanya stimulus atau rangsangan ya tidak bisa disangkal. Entah stimulus itu dari luar, karena melihat sesuatu yang merangsang atau dari dalam, karena otaknya sudah dipenuhi oleh gambaran seksual. Tetapi itu memang hanya setimulus. Seorang memang bisa menjadi seks maniak jika kepalanya telah dijejali oleh gambaran2 seksual terus menerus. Apakah melalui situs porno atau majalah porno yang dia simpan diam-diam. Seorang pemuda yang memperkosa anak tetangganya. Dari mana hal ini terjadi jika bukan karena rangsangan seksual thdp pemuda itu. Kemudian dia melihat korban yang tidak berdaya. Lalu syethan menghasutnya. Rasa penyesalan dan takut bahkan akan membuat si pelaku membunuh si korban. Mungkin benar si pelaku itu sakit jiwa. Tetapi sakit jiwanya itu bukan karena sebab. Tiba-tiba dia menjadi seks maniac sejak lahir? Tentu dia menjadi seperti itu karena memang terlalu banyak otaknya dijejali oleh gambar2 seksual dan informasi merangsang. Yang sering saya baca, perilaku perkosaan itu timbul tanpa direncanakan. Akibat suatu rangsangan yang hebat. Bertemu dengan jiwa yang sudah rusak oleh pornografie. Dihasut oleh syethan dan melihat korban yang lemah. Keinginan yang bertemu dengan kesempatan. Ada lagi akibat merusak Pornografie selain perkosaan. Bahkan lebih merusak. Yaitu bergesernya perilaku seksual generasi muda menjadi seks bebas. Hubungan seks pra nikah dianggap biasa jika aman tanpa kehamilan. Apakah rekan-rekan pernah melihat film American Pie? Saya melihatnya di televisi beberapa hari yang lalu. Apakah kita menginginkan generasi muda kita menjadi seperti itu? Di manakah perasaan berdosa ketika melakukan zina? Kita ini umat Islam, seharusnya kita menjauhkan diri kita dan anak-anak kita dari perilaku zina. Sebab zina dengan cara apapun, sampai kapanpun, tetap adalah dosa. Salam, He-Man [EMAIL PROTECTED] Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com 03/04/2006 05:47 AM Please respond to wanita-muslimah@yahoogroups.com To wanita-muslimah@yahoogroups.com cc Subject Re: [wanita-muslimah] Re: RUU APP Jangan Sampai Deadlock Saya juga rada gatal menanggapi komentarnya mas Arnoldison (entah di milis apa , mungkin bisa diforward balik ke ybs) mengenai hubungan pornografi dengan perkosaan.Rasanya sudah sering dikemukakan disini menganai hal ini yang cuma sebuah mitos. Perkosaan bukanlah sebuah normal sex , sementara mayoritas orang lebih menyukai dan menginginkan normal sex.Ada sisi psikologi yang lain dari orang normal bagi seorang pemerkosa.Penikmat media porno itu bejibun , 90 % an laki-laki pasti pernah melihat dan membaca media media porno ini tapi apa mereka jadi pemerkosa semua...? Saya pernah baca di sebuah buku tentang wawancara dengan pemerkosa maniak, disitu dia mengatakan dia merasakan kepuasan seksual nya dengan memperkosa dan dia susah mendapatkannya dengan sex biasa. Jadi pola psikologis pemerkosa ini hampir sama dengan orang yang baru memperoleh kepuasan seksual setelah disiksa atau menyiksa pasangannya. Perkosaan adalam agresi , perkosaan adalah sebuah perilaku seks yang menempatkan salah satu pihak sebagai pihak yang tidak berdaya melawan kehendaknya.Dan ini menimbulkan sensasi tersendiri bagi pelakunya, sensasi bagaimana dia dominan dan mendominasi sementara pasangannya adalah cuma sebuah mainan baginya. Jadi seseorang baru bisa menjadi pemerkosa bila dia memiliki sikap agresif dalam dirinya , dan mayoritas pemerkosa adalah penderita tekanan batin dan psikologis dimana dia merasa tidak dihargai oleh lingkungannya , kuper, berada dalam dominasi orang lain , pemalu / susah bergaul dengan perempuan, memiliki kesukaan dan kecondongan pada kekerasan dan sejenisnya.Jadi perkosaan adalah salah satu jalan keluar psikologis bagi masalahnya dimana dengan melakukan ini dia mendapatkan gairah dan kepuasan dengan memaksa dan mendominasi orang lain dengan kekuatannya. Makanya perkosaan juga menjadi metode untuk menyatakan kebencian pada etnik tertentu contoh perkosaan Bosnia. Bla orang biasa horny menonton BF misalnya dan tidak punya pelampiasan dia akan condong nyabun di kamar mandi
[wanita-muslimah] Re: RUU APP Jangan Sampai Deadlock
Saya rasa, jaman sekarang ini dimana laki2 dan perempuan cenderung punya beban yg sama, gak bisa kita menggeneralisasi begitu saja utk soal seks. Persepsi seks oleh laki2 dan perempuan mungkin sekarang udah beda. Perempuan sekarang lebih gak malu2 utk mengungkapkan 'nafsu'nya sendiri dan obrolan2 pembicaraan2 diskusi2 mengenai seksualitas perempuan (ingat, terminologi seksualitas harus diartikan lebih dari sekedar hubungan seks) jauh lebih terbuka dibanding dulu. Sementara utk prajurit yg sedang perang, beberapa studi mengenai perang menunjukkan bahwa pemerkosaan thd perempuan seringkali ditempatkan sbg strategi dari perang. Ini berkaitan dng posisi perempuan (the notion of womanhood) sbg simbol dari suatu negara. Sehingga pemerkosaan thd perempuan2nya dianggap sbg penghinaan terbesar thd simbol2 negara (musuh) tadi. Sekaligus sbg simbol penghinaan bagi kaum laki2nya, karena gagal melindungi kaum perempuannya. Sementara sexual violence yg terjadi di masa perang juga kadang2 ditempatkan sbg alat pendisiplinan internal bagi kalangan tentara/militer, termasuk sexual violence yg terjadi pada (tentara) perempuan oleh (tentara) laki2 serta terhadap laki2 oleh laki2 yg memiliki pangkat militer yg lebih tinggi. Kata artikel sih gitu :-) Ps. buat mas wida, horny dan gak horny lagi2 tergantung. Gak bisa digeneralisasi begitu saja. Batas horny-tidak horny jadi sama kaburnya dng batas sopan-tidak sopan. Faktor kultural/lingkungan berpengaruh juga. Gagasan bahwa seksualitas perempuan itu tabu dan harus ditutupi, disakralkan sekaligus digambarkan sebagai simbol kenikmatan yg ultimate, sbg suatu kenikmatan duniawi maupun surgawi, simbol nikmat dari segala kenikmatan :-( pandangan yg spt ini saya rasa berpengaruh thd bagaimana kita melihat perempuan dan seksualitas perempuan. Orang yg dibesarkan dng lingkungan yg spt ini, mungkiiin bisa jadi akan 'horny' melihat perempuan yg 'sopan' dan tertutup [dan bisa saja kemudian dilegalisasi dng poligami, who knows?] Perempuan yg sopan-sopan dan tertutup juga bisa menimbulkan gairah. Demen gitu loh ngeliatnye. Coba aja masuk pesantren, disuruh milih satu santriwati diantara sekian ribu santriwatinya yg alim2, apa gak gemes juga? :-) kalau seandainya gambaran perempuan yg 'sexy' adl perempuan yg 'sopan' spt itu. Jadi sebenarnya, yg jadi masalah itu di level gagasannya atau tindakan penutupannya? Miris saja rasanya, sampai kapan perempuan punya otonomi terhadap dirinya sendiri? Ps. Masyarakat lain? wah, jangan2 masyarakat eropa yg terbiasa dng 'aurat' yg terbuka justru horny kalo masuk lingkungan di mana perempuannya berpakaian 'sopan'..:-) perempuan jilbab digodain juga kok :-)) wassalam, herni --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, He-Man [EMAIL PROTECTED] wrote: Pria biasanya sangat bergairah untuk melakukan hubungan seksual ketika dia sedang stress , sementara perempuan kebalikannya.Karena seks bagi pria adalah sebuah agresi , penetrasi penis ke dalam vagina perempuan adalah sebuah tindakan agresi kepada tubuh perempuan.Itulah sebabnya pria yang memiliki beban seks tinggi sangat suka seks , sopir luar kota misalnya.Begitu juga prajurit di medan perang punya kecondongan tinggi jadi pemerkosa. Tapi sekali lagi saya katakan mayoritas pria menginginkan seks normal. Perkosaan bukan seks normal , itu adalah seks dengan kekerasan dan pemaksaan.Yang mengakibatkan seorang pria jadi pemerkosa bukan stimulus dari luar (nonton BF , liat majalah Playboy dll) tapi apa yang di dalam dirinya sendiri.Seorang pemerkosan punya sifat agresi yang sangat tinggi dalam dirinya, sikap yang membuatnya ingin menaklukkan seseorang , mendominasi seseorang , menyiksa seseorang dsb. Jadi perkosaan bukanlah mencari kepuasan seks , tapi kepuasan sebagai pihak yang berkuasa dan dominan.Karena kalau anda yang jadi pemerkosa andalah yang memegang kontrol penuh. Ambil contoh perkosaan Bosnia misalnya apa mereka melakukannya karena ingin seks , tidak mereka melakukannya justru karena kebencian. Itu juga yang terjadi pada pemerkosa lainnya mereka melakukannya bukan untuk seks tapi karena dia membenci entah dirinya sendiri atau semua perempuan , keluarganya dll. - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Sent: Monday, March 06, 2006 9:25 AM Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: RUU APP Jangan Sampai Deadlock Jika seandainya Pornoaksi masih bermasalah, karena akan sering dibenturkan dengan budaya, bagaimana dengan Pornografie? Sebetulnya bukan hanya dengan budaya, tetapi juga dengan mode. Menurut saya, kita melihat bahwa tidak ada aturan moral dalam hal berpakaian. Bahkan batasan kesopanan untuk tampil di publik menjadi relative. Tidak ada patokan. Jika terdapat budaya telanjang, misalnya budaya memamerkan -maaf- payudara di suatu daerah, maka seperti itulah batasan kesopanan di daerah itu. Sekalipun jika masyarakat lain yang datang ke daerah itu akan selalu merasa horny menyaksikan hal