[wanita-muslimah] Re: Selera Laki2 Kaukasian

2006-02-21 Terurut Topik ayeye
Halo lagi Mbak Yasmina :-)

Terima kasih kembali, saya kan menyebut Mbak Yasmina
karena dulu pernah bertanya dan dari jawaban Mbak
Yasmina saya mengambil kesimpulan ini. Kalau ternyata
salah atau berubah, mohon dikasih tahu supaya Mbak
Yasmina tetap merasa nyaman ketika berkomunikasi
dengan saya :-)

Kalau kulit seseorang yang memiliki albinism justru
paling sensitip terhadap sinar matahari dan paling
cepat mengalami sunburn (kebakaran kulit karena dosis
sinar matahari yang terlalu tinggi). Salah satu
simptom dari sunburn ialah warna kulit yang merah
(derajat kebakaran pertama). Simptom tersebut bersifat
temporer (selama menderita sunburn).
http://albinism.med.umn.edu/newfacts.htm#problems

Sedangkan sunburn bisa dialami oleh setiap jenis kulit
apabila kena sinar matahari yang berlebihan, tetapi
dengan sensitifitas yang berbeda-beda, tergantung
jenis kulit.
Contohnya:
Type III  Most Caucasians (sensitive). Sunburn
sometimes, tan slowly. 
Type IV  Mediterranean, Hispanic, Asian (moderately
sensitive). Sunburn a little, usually tan well.
http://health.yahoo.com/ency/healthwise/_sid44562

Kulit seseorang yang memiliki albinism malahan lebih
sensitif lagi daripada jenis kulit tipe I:
Type I Red hair, freckles (extremely sensitive).
Sunburn easily, not likely to tan.

Saya memilih kata “light” karena saya rasa itu lebih
cocok daripada putih atau kuning. Sama halnya seperti
Mbak Yasmina menemukan dengan orang Indian :-) Menurut
saya, penyebutan atau ciri khas yang ditunjukkan
terhadap golongan etnis tertentu masih bisa mengandung
makna yang kontrovers. Di sisi lain sulit untuk selalu
dihindari atau untuk mencari alternatip yang lebih
memadai.

Mengenai agresifitas perempuan, saya kira tidak semua
perempuan yang mungkin secara optis tidak termasuk
dalam standar kecantikan suatu komunitas tertentu akan
otomatis merasa minder karena itu. Tetapi benar Mbak
Yasmina,  di sisi lain ada sebagian manusia yang
menderita karena merasa diri kurang cantik atau cakap,
sehingga membuatnya menjadi merasa minder. Namun
kecantikan/kecakapan itu bukan segalanya untuk setiap
manusia dan jika penampilan optis dianggap masih
kurang, masih bisa diseimbangi dengan sifat yang
spontan, ramah, simpatis, dst. Demikian pula halnya
dengan pria. Selain itu, kecantikan/kecakapan atau
ketertarikan bersifat relatip, istilah memiliki unsur
subyektifitas yang tinggi. Sikap agresip atau mungkin
lebih tepat dibilang spontanitas berkaitan dengan
kepribadian manusia. Kemudian situasi tertentu
(persaingan atau apa) bisa mempengaruhi spontanitas
secara temporer. Para perempuan maupun pria yang
dianggap cantik atau cakep oleh lingkungannya mungkin
bisa lebih yakin akan berkenalan dengan orang lain,
karena cenderung lebih banyak calon kenalan akan
datang dengan sendiri, tanpa mereka yang harus
berusaha. Ada juga yang termasuk cantik/cakap, apalagi
merasa demikian, terus memiliki sifat gengsi yang
tinggi. Atau ini bisa merupakan salah satu strategi
untuk nanti memilih yang tepat. Katanya ini belum
tentu mudah, maka yang “cantik” atau “cakap” belum
tentu dapat pasangan yang “cantik” atau “cakap” pula
(sebatas standar optis). Maaf, kalau ada kata-2 yang
menyinggung, soalnya saya baru belajar menulis tentang
hal seperti ini.

Soal tempat hiburan, waktu saya pertama menginjak
diskotik-2 umum di Indonesia, jarang sekali ada yang
namanya seks komersial dan/atau narkoba, sehingga
tidak ada pelanggan dalam konteks itu :-)

Benar, maksud saya ilmu padi itu :-) Saya kira tidak
ada kesalah pahaman dan tempat hiburan hanya disebut
dalam salah satu contoh. Kalau di masyarakat
ditanamkan bahwa wanita itu harus jadi orang pasif,
Mbak Yasmina bisa boleh juga berusaha untuk
mengubahnya :-)

Salam,
ayeye

**

Halo juga mas Ayeye yang baik ... makasih disebut
Yasmina ...:), oke lah
kalau mau kaukasian walaupun nulisnya jadi lebih
panjang dari bule, tapi
kalau saya lupa kadang2 nulis bule juga gak apa2 kan,
salah satu nenek
moyang saya juga bule kok.

Bule itu sebenarnya putih yang mengarah ke merah muda
(saya menyebutnya
pinky winky, gak ada artinya sih hanya terdengar lucu
...:) dan bule itu
jika kepanasan jadi ke-merah2an. Kalau bule yang
albino itu memang putih
sekali, rasanya sih tidak menunjukkan merah muda atau
ke-merah2an, putih aja
malah bulu matanya juga putih dan seperti silau kalau
kena matahari.
Sebagian orang Asia (yang bukan Melayu) itu bukan
'light' tapi saya anggap
kuning - rasanya dulu ada yang mengatakan Jepang atau
China itu bangsa
kuning, beda kan kulit bule eh kaukasian dengan kulit
China  Jepang ini
putihnya? Putihnya itu mengarah ke kuning tidak
seperti kaukasian yang pinky
winky - jadi kulit di dunia itu ada yang putih,
kuning, coklat, item.  Ada
yang merah? kabarnya Indian berkulit merah, tapi saya
pikir mereka itu
termasuk coklat juga ya?

Oh maksudnya perempuan jelek lebih agresif itu di
dunia hiburan? mungkin di
dunia ini persaingan tinggi jadi kalau tidak agresif
tidak kebagian
pelanggan ...:)


[wanita-muslimah] Re: Selera Laki2 Kaukasian

2006-02-15 Terurut Topik ayeye
Halo Mbak Yasmina yang baik,

Benar, saya lebih suka mengunakan kaukasian, meskipun
saya juga belum yakin sekali apakah itu pengunaan yang
tepat. Mungkin sebatas saya masih cocok, karena
sebagian campuran darah kaukasian :-) Untuk orang
Eropa Barat atau Amerika Utara misalnya mungkin kurang
tepat. Kata “bule”, kalau tidak salah, berasal dari
bahasa Jawa dan artinya albino. Sedangkan albino
menyangkut manusia dan hewan yang kekurangan pigmen
dan itu tidak terbatas dalam golongan etnis tertentu.
Tanda optis lain seorang albino adalah warna rambut
yang cenderung putih dan mata yang kemerah-merahan.
http://en.wikipedia.org/wiki/Albinism

Warna kulit golongan kaukasian biasanya bersifat light
seperti juga golongan Asia yang berasal dari sebagian
China, India Utara, Jepang dan Korea misalnya. Warna
kulit yang light suka berubah menjadi coklat ketika
kena sinar matahari sesuai dosis, frekuensi waktu dan
jenis kulit. Dalam golongan kaukasian terdapat
beberapa jenis kulit dengan level pigmentasi yang
berbeda. Sebagian jenis kulit bisa cepat menjadi merah
ketika tiba-tiba kena dosis sinar matahari yang
terlalu tinggi. Sedangkan jenis kulit lain cepat
berubah menjadi coklat.
http://en.wikipedia.org/wiki/Skin_color

Kata “bule“ khususnya digunakan terhadap golongan
etnis yang berwarna kulit light dan berasal dari
daerah Australia, Amerika Utara dan Eropa. Tidak
digunakan terhadap orang Asia lain, meskipun terhadap
yang berkulit light juga.

Mungkin “bule” bukan hanya diasosiasikan dengan warna
kulit, tetapi “bule” atau “albinisme” juga berarti
kekurangan (lihat definisi di atas) dan perbedaan
(bentuk hidung, sifat).
http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_words_meaning_outsider%2C_foreigner_or_%22not_one_of_us%22

Maka sebagian orang berkulit light suka tersinggung
apabila dipanggil “bule”. Misalnya “bule” dapat
diartikan seperti pengunaan “nigger” terhadap orang
berkulit hitam. Atau sebagian mereka tidak mau dicap
berdasarkan ciri optis dan diasosiakan dengan yang
lain, asing, dst., terlepas apakah dimaksud negatip
atau positip. Artikel di bawah ini bisa memberi lebih
banyak gambaran lagi :-)
http://www.expat.or.id/info/dontcallmebule.html

Ya mungkin karena pengunaan kata “bule“ masih menjadi
kontrovers dan golongan etnis / identitas bisa menjadi
sesuatu yang sensitif, saya coba menghindarinya.
Mungkin itu juga berkaitan dengan pengalaman saya,
karena waktu masih anak, saya di Afrika dan biasa main
dengan anak-anak berwarna kulit hitam. Dari situ serta
pengalaman-2 lain timpul simpati yang kuat terhadap
orang Afrika dan golongan lain pada umumnya. Terlepas
dari itu, saya sangat yakin kalau Mbak Yasmina
mengunakan kata “bule“, pasti dengan niat baik :-)
Lagipula, saya kan sebagiannya hidup di Indonesia dan
memahami bahwa pengunaan kata “bule“ lebih dimaksud
untuk mempermudah daripada melecehkan. Kalaupun
sekali-kali ada yang teriak “bule”, saya tidak suka
tersinggung. Bahkan saya pernah dipanggil “goblok”,
“anjing”, dst. tanpa ada alasan selain penampilan
fisik saya. Tetapi dalam hal ini harus pragmatis :-)

Soal pekerja rumah tangga, saya bisa membayangkan
maksud apa, cuman kemarin saya tidak menanggapinya.

Bukannya kita boleh bersukur kalau banyak orang WNA
memilih perempuan yang dianggap kurang cantik oleh
orang lokal? Jadi tidak ada kecemburuan dan semua
berbahagia :-)

Ada teman saya dari luar yang bilang kulit orang China
kurang halus, masih lebih halus kulit orang Indonesia
atau Korea. Tapi katanya juga kalau Chinese-Singapore
bagus sekali, apalagi yang campuran (peranakan).
Paling aku jawab ya ya :-)
Soal akses maksud begini, ketika ada pria WNA yang
baru datang ke Indonesia, ia cenderung belum begitu
akrab dengan kondisi lingkungan pada umumnya.
Sedangkan itu kan membantu untuk kenalan dengan lebih
banyak orang dan bukan hanya sebatas tempat-2 tertentu
semacam klab malam :-)

Dengan agresif maksud begini, di Indonesia kan banyak
cewe muda dan cantik, maka kompetisi  tinggi. Apalagi
kalau di tempat hiburan dimana ratio bisa misalnya
menjadi 80% cewe dan sisanya cowo, para cewe harus
pinter, bahkan agresif, mendapatkan cowo dan dipegang
terus. Lagipula, saya menulis “kadang-kadang” bukan
selalu. Jangan dipahami secara mutlak, cuman
pengalaman pribadi saya yang dulu. Kalau di Eropa
ratio sering terbalik, di klab malam kebanyakan cowo
yang meributkan para cewe :-)

Kok Mbak Yasmina bilang dirinya jelek, meskipun dengan
nada bercanda :-) Jangan merendah melulu. Bagaimana
itu lagi dengan istilah padi? :-)

Salam,
ayeye

***

Mas Ayeye,
Lebih suka istilah kaukasian ya, maaf saya biasa pakai
kata bule, tidak
untuk melecehkan tapi karena warna kulit yang putih
kemerahan itu memang
disebut bule ...:)

Yang dimaksud jelek seperti pembokat (pembantu) itu
bukan kulit coklatnya -
kulit coklat sih kata temen2 bule justru kulit
sensual, tapi bentuk wajah -
mungkin karena di Indonesia itu orang menceritakan
cantik itu dengan bentuk
hidung mancung, bibir yang bagus (tidak