[wanita-muslimah] Re: Soal ahmadiyah - untuk direnungkan

2010-01-13 Terurut Topik aldiy
Kalau ditanya pengalaman (pribadi) tentang perjalanan keimanan, saya sudah 
pernah sharing di milis ini.  Dulu waktu remaja pernah sakit beberapa hari 
dalam usaha 'membunuh tuhan'.  Setelah berhasil 'membunuh tuhan' yang selalu 
menghukum, saya pun tumbuh lebih dewasa mandiri.  Sejak kecil, besar di 
keluarga Muhammadiyah dan NU yang agamanya kental,  banyak terjemahan Quran 
yang sangat mengganggu saya, dan baru 'beriman' kepada Quran setelah terpaksa 
membaca Bible, versi King James. Itu waktu dah punya anak.   Walaupun selalu 
solat dan menyebut Muhammad, saya nggak berasa apa-apa tentang Muhammad, baru 
kenal nabi Muhammad setelah membaca buku Karen Armstrong tentang Muhammad 
beberapa tahun lalu.

Takdir saya rada apes emang, untuk suatu kesadaran mesti lewat jalan yang 
susah2 gitu...:-(

Anda sendiri gimana? Curhat dikit dong, jangan kampanye melulu...:-), dan biar 
cocok dengan judul di atasahmadiyah..untuk direnungkan. Supaya juga Pak 
Suryawan nggak melewati point yang subtle di postingan saya sebelumnya.

salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ma_suryawan ma_surya...@... wrote:

 Mbak Mia,
 
 Premis yang sama juga berlaku universal bagaimana melihat sejarah. Anda atau 
 keluarga Anda atau leluhur Anda beragama Islam, enggak akan mengubah 
 kenyataan bahwa leluhur Anda ada yang tidak pernah ke tanah Arab atau belum 
 pernah bertemu langsung belajar dengan Nabi, tetapi Anda tetap beragama 
 Islam. Kenapa Anda tetap beragama Islam? 
 
 Ada hal lain yang menarik yang bisa menggelitik nalar mengapa ada orang bisa 
 beriman/percaya dengan orang lain yang mengklaim sebagai nabi. Coba bayangkan 
 diri Anda sebagai orang yang, misalnya beragama Kristen atau Yahudi atau 
 Majusi atau bahkan pagan sekalipun. Katakanlah Anda tinggal di Medinah di 
 masa yang sama hidupnya dengan Muhammad bin Abdullah yang tinggal di Mekkah. 
 Lalu, coba bayangkan, bagaimana caranya Anda bisa menerima kiprah Muhammad 
 sebagai nabi/rasul Allah yang mengklaim menggantikan serta menggenapkan 
 ajaran Musa atau Isa dan pada waktu itu al-Qur'an belum menjadi sebuah kitab 
 seperti yang kita miliki sekarang?
 
 Bagaimana Anda waktu itu bisa mempercayai/beriman kepada nasehat dan ucapan 
 yang keluar dari mulut Muhammad bin Abdullah yang diklaimnya adalah wahyu 
 yang berasal dari Allah One True God?
 
 Jika Anda bisa menjawabnya untuk diri Anda sendiri, maka Anda akan bisa 
 mengerti mengapa saya atau anggota Jemaat Ahmadiyah lainnya beriman kepada 
 Mirza Ghulam Ahmad sebagai Imam Mahdi/Masih Mau'ud a.s. 
 
 Salaam,
 MAS
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, aldiy aldiy@ wrote:
 
  Pak Abbas,
  Kalo soal pecah-belah, khianat mengkhianati dari dulunya sejarah ummat 
  Islam di jaman Nabi dan sesudah Nabi sarat dengan itu, seperti juga 
  dinamika sejarah di mana saja.
  
  Ibu saya nggak membenci Ahmadiyah, dia gundah kenapa kok dilarang, 
  perkampungannya dirusak, diusir, dsb - dulu waktu jaman Buya Hamka nggak 
  gitu, katanya. Jadi saya nggak hidup dalam keluarga yang dididik untuk 
  membenci Ahmadiyah.
  
  Pak Suryawan akan menjawab soal kesejarahan Ahmadiyah.  Apapun yang 
  dijelaskannya, nggak akan mengubah kenyataan, bahwa ada kelompok Ahmadiyah 
  di Nusantara ini, yang generasinya nggak pernah ke India Lahore, Qadyan, 
  dsb itu.  Nggak akan mengubah kenyataan bahwa ada generasi Indonesia yang 
  berguru ke India, dengan guru yang itu, padahal nggak pernah ketemu. Nggak 
  mengubah kenyataan bahwa ada kelompok yang mottonya 'love for all, hatred 
  for none' bukannya teriak 'Allahu Akbar' terus rangsek...:-)
  
  Aku bilang ke adikku, jangan-jangan Ahmadiyah itu dibenci gara2 gayanya 
  yang beda...masak pake moto ahimsa 'love for all' segala, nggak jaman 
  deh...bikin pedes mata...
  
  salam
  Mia
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Abbas Amin abas_amin08@ wrote:
  
   Kita mengetahui Ahmadiyah dari orang2 tua kita; jadi jelas uraiannya 
   tidak FAIR;
   banyak mengandung sedikit hujatan; padahal kalau menurut Mas Suryawan
   Ahmadiyah itu sama saja dengan Islam pada Umumnya. Jadi mungkin disini ada
   sedikit kesalah fahaman.
   
   Begini :
   Kita gak tahu persisnya bagaimana mula2 Mirza Ghulam Ahmad berfatwa; 
   mungkin
   saja dia tetap mengatakan Allah sebagai Tuhan sesembahanya; kemudian 
   Nabinya
   tetap Muhammad Saw; dan Kitab sucinya Al Qur_an; syahadat dan shalatnya 
   sama.
   Tapi dia meng claim bahwa dirinya menerima WAHYU !
   Kemudian dibantah oleh Ulama Pakistan saat itu ( sunni/syiah ); bahwa 
   Wahyu gak
   mungkin turun lagi !
   Nah disinilah letak perbedaannya.
   
   Nyelenehnya apa dan dimana ?!
   Kalau memang Wahyu turun lagi; bagaimana bentuknya ? trus melalui Malaikat
   atau langsung diterima Mirza ?
   
   Kalau Ulama memusuhi Mirza bukan karena itu ; lantas karena apa ?
   Gak mungkin lah Ulama2 saat itu memusuhi Mirza tanpa sebab ?!
   Kalau masalah Pemerintah Inggris; itu bertindak karena Mirza mau dibunuh;
   jadi mereka turun tangan jangan 

[wanita-muslimah] Re: Soal ahmadiyah - untuk direnungkan

2010-01-13 Terurut Topik ma_suryawan
Mbak Mia,

Cobalah Anda baca tulisan-tulisan Masih Mau'ud a.s. dan para Khalifahnya 
mengenai sosok Nabi Muhammad SAW, bukan saja Anda akan bertambah kenal, Anda 
akan bertambah sayang berlipat-lipat kepada beliau SAW.

Salaam,
MAS

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, aldiy al...@... wrote:

 Kalau ditanya pengalaman (pribadi) tentang perjalanan keimanan, saya sudah 
 pernah sharing di milis ini.  Dulu waktu remaja pernah sakit beberapa hari 
 dalam usaha 'membunuh tuhan'.  Setelah berhasil 'membunuh tuhan' yang selalu 
 menghukum, saya pun tumbuh lebih dewasa mandiri.  Sejak kecil, besar di 
 keluarga Muhammadiyah dan NU yang agamanya kental,  banyak terjemahan Quran 
 yang sangat mengganggu saya, dan baru 'beriman' kepada Quran setelah terpaksa 
 membaca Bible, versi King James. Itu waktu dah punya anak.   Walaupun selalu 
 solat dan menyebut Muhammad, saya nggak berasa apa-apa tentang Muhammad, baru 
 kenal nabi Muhammad setelah membaca buku Karen Armstrong tentang Muhammad 
 beberapa tahun lalu.
 
 Takdir saya rada apes emang, untuk suatu kesadaran mesti lewat jalan yang 
 susah2 gitu...:-(
 
 Anda sendiri gimana? Curhat dikit dong, jangan kampanye melulu...:-), dan 
 biar cocok dengan judul di atasahmadiyah..untuk direnungkan. Supaya juga 
 Pak Suryawan nggak melewati point yang subtle di postingan saya sebelumnya.
 
 salam
 Mia
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ma_suryawan ma_suryawan@ wrote:
 
  Mbak Mia,
  
  Premis yang sama juga berlaku universal bagaimana melihat sejarah. Anda 
  atau keluarga Anda atau leluhur Anda beragama Islam, enggak akan mengubah 
  kenyataan bahwa leluhur Anda ada yang tidak pernah ke tanah Arab atau belum 
  pernah bertemu langsung belajar dengan Nabi, tetapi Anda tetap beragama 
  Islam. Kenapa Anda tetap beragama Islam? 
  
  Ada hal lain yang menarik yang bisa menggelitik nalar mengapa ada orang 
  bisa beriman/percaya dengan orang lain yang mengklaim sebagai nabi. Coba 
  bayangkan diri Anda sebagai orang yang, misalnya beragama Kristen atau 
  Yahudi atau Majusi atau bahkan pagan sekalipun. Katakanlah Anda tinggal di 
  Medinah di masa yang sama hidupnya dengan Muhammad bin Abdullah yang 
  tinggal di Mekkah. Lalu, coba bayangkan, bagaimana caranya Anda bisa 
  menerima kiprah Muhammad sebagai nabi/rasul Allah yang mengklaim 
  menggantikan serta menggenapkan ajaran Musa atau Isa dan pada waktu itu 
  al-Qur'an belum menjadi sebuah kitab seperti yang kita miliki sekarang?
  
  Bagaimana Anda waktu itu bisa mempercayai/beriman kepada nasehat dan ucapan 
  yang keluar dari mulut Muhammad bin Abdullah yang diklaimnya adalah wahyu 
  yang berasal dari Allah One True God?
  
  Jika Anda bisa menjawabnya untuk diri Anda sendiri, maka Anda akan bisa 
  mengerti mengapa saya atau anggota Jemaat Ahmadiyah lainnya beriman kepada 
  Mirza Ghulam Ahmad sebagai Imam Mahdi/Masih Mau'ud a.s. 
  
  Salaam,
  MAS
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, aldiy aldiy@ wrote:
  
   Pak Abbas,
   Kalo soal pecah-belah, khianat mengkhianati dari dulunya sejarah ummat 
   Islam di jaman Nabi dan sesudah Nabi sarat dengan itu, seperti juga 
   dinamika sejarah di mana saja.
   
   Ibu saya nggak membenci Ahmadiyah, dia gundah kenapa kok dilarang, 
   perkampungannya dirusak, diusir, dsb - dulu waktu jaman Buya Hamka nggak 
   gitu, katanya. Jadi saya nggak hidup dalam keluarga yang dididik untuk 
   membenci Ahmadiyah.
   
   Pak Suryawan akan menjawab soal kesejarahan Ahmadiyah.  Apapun yang 
   dijelaskannya, nggak akan mengubah kenyataan, bahwa ada kelompok 
   Ahmadiyah di Nusantara ini, yang generasinya nggak pernah ke India 
   Lahore, Qadyan, dsb itu.  Nggak akan mengubah kenyataan bahwa ada 
   generasi Indonesia yang berguru ke India, dengan guru yang itu, padahal 
   nggak pernah ketemu. Nggak mengubah kenyataan bahwa ada kelompok yang 
   mottonya 'love for all, hatred for none' bukannya teriak 'Allahu Akbar' 
   terus rangsek...:-)
   
   Aku bilang ke adikku, jangan-jangan Ahmadiyah itu dibenci gara2 gayanya 
   yang beda...masak pake moto ahimsa 'love for all' segala, nggak jaman 
   deh...bikin pedes mata...
   
   salam
   Mia
   
   --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Abbas Amin abas_amin08@ wrote:
   
Kita mengetahui Ahmadiyah dari orang2 tua kita; jadi jelas uraiannya 
tidak FAIR;
banyak mengandung sedikit hujatan; padahal kalau menurut Mas Suryawan
Ahmadiyah itu sama saja dengan Islam pada Umumnya. Jadi mungkin disini 
ada
sedikit kesalah fahaman.

Begini :
Kita gak tahu persisnya bagaimana mula2 Mirza Ghulam Ahmad berfatwa; 
mungkin
saja dia tetap mengatakan Allah sebagai Tuhan sesembahanya; kemudian 
Nabinya
tetap Muhammad Saw; dan Kitab sucinya Al Qur_an; syahadat dan shalatnya 
sama.
Tapi dia meng claim bahwa dirinya menerima WAHYU !
Kemudian dibantah oleh Ulama Pakistan saat itu ( sunni/syiah ); bahwa 
Wahyu gak
mungkin turun lagi !
Nah disinilah letak 

[wanita-muslimah] Re: Soal ahmadiyah - untuk direnungkan

2010-01-11 Terurut Topik Lina
Nimbrung ah...,

Mengapa bisa beriman?

Kalau saya mengenal  mempercayai NabiMuhammad SAW karena memang jelas terlulis 
dalam AlQur'an. Kalau saya mempercayai Isa as, juga semata mata karena 
AlQur'an. (Ini termasuk dalam Rukun Iman dan/or Rukun Islam)

Kemudian saya juga mempercayai perkataan2 Rasulullah SAW yang (insyaallah) dari 
rawi dan matan yang terpercaya. (Ini termasuk dalam Rukun Iman dan Rukun Islam: 
syahadatain)

Thus..kalau saya mau mengambil pendapat beberapa ulama (termasuk MGA) sebagai 
rujukan saya (tentu nama2 ini gak ada di AlQur'an), maka saya akan pelajari 
latar belakang kehidupan para ulama tsb sebatas kemampuan nalar saya dengan 
berlindung kpdNYA dr godaan syeitan dan memohon kepada Allah akan ilmu yang 
bermanfaat.
(Ini tidak ada dalam Rukun Iman dan Rukun Islam).

wassalam,
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ma_suryawan ma_surya...@... wrote:

 Mbak Mia,
 
 Premis yang sama juga berlaku universal bagaimana melihat sejarah. Anda atau 
 keluarga Anda atau leluhur Anda beragama Islam, enggak akan mengubah 
 kenyataan bahwa leluhur Anda ada yang tidak pernah ke tanah Arab atau belum 
 pernah bertemu langsung belajar dengan Nabi, tetapi Anda tetap beragama 
 Islam. Kenapa Anda tetap beragama Islam? 
 
 Ada hal lain yang menarik yang bisa menggelitik nalar mengapa ada orang bisa 
 beriman/percaya dengan orang lain yang mengklaim sebagai nabi. Coba bayangkan 
 diri Anda sebagai orang yang, misalnya beragama Kristen atau Yahudi atau 
 Majusi atau bahkan pagan sekalipun. Katakanlah Anda tinggal di Medinah di 
 masa yang sama hidupnya dengan Muhammad bin Abdullah yang tinggal di Mekkah. 
 Lalu, coba bayangkan, bagaimana caranya Anda bisa menerima kiprah Muhammad 
 sebagai nabi/rasul Allah yang mengklaim menggantikan serta menggenapkan 
 ajaran Musa atau Isa dan pada waktu itu al-Qur'an belum menjadi sebuah kitab 
 seperti yang kita miliki sekarang?
 
 Bagaimana Anda waktu itu bisa mempercayai/beriman kepada nasehat dan ucapan 
 yang keluar dari mulut Muhammad bin Abdullah yang diklaimnya adalah wahyu 
 yang berasal dari Allah One True God?
 
 Jika Anda bisa menjawabnya untuk diri Anda sendiri, maka Anda akan bisa 
 mengerti mengapa saya atau anggota Jemaat Ahmadiyah lainnya beriman kepada 
 Mirza Ghulam Ahmad sebagai Imam Mahdi/Masih Mau'ud a.s. 
 
 Salaam,
 MAS
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, aldiy aldiy@ wrote:
 
  Pak Abbas,
  Kalo soal pecah-belah, khianat mengkhianati dari dulunya sejarah ummat 
  Islam di jaman Nabi dan sesudah Nabi sarat dengan itu, seperti juga 
  dinamika sejarah di mana saja.
  
  Ibu saya nggak membenci Ahmadiyah, dia gundah kenapa kok dilarang, 
  perkampungannya dirusak, diusir, dsb - dulu waktu jaman Buya Hamka nggak 
  gitu, katanya. Jadi saya nggak hidup dalam keluarga yang dididik untuk 
  membenci Ahmadiyah.
  
  Pak Suryawan akan menjawab soal kesejarahan Ahmadiyah.  Apapun yang 
  dijelaskannya, nggak akan mengubah kenyataan, bahwa ada kelompok Ahmadiyah 
  di Nusantara ini, yang generasinya nggak pernah ke India Lahore, Qadyan, 
  dsb itu.  Nggak akan mengubah kenyataan bahwa ada generasi Indonesia yang 
  berguru ke India, dengan guru yang itu, padahal nggak pernah ketemu. Nggak 
  mengubah kenyataan bahwa ada kelompok yang mottonya 'love for all, hatred 
  for none' bukannya teriak 'Allahu Akbar' terus rangsek...:-)
  
  Aku bilang ke adikku, jangan-jangan Ahmadiyah itu dibenci gara2 gayanya 
  yang beda...masak pake moto ahimsa 'love for all' segala, nggak jaman 
  deh...bikin pedes mata...
  
  salam
  Mia
  
  --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Abbas Amin abas_amin08@ wrote:
  
   Kita mengetahui Ahmadiyah dari orang2 tua kita; jadi jelas uraiannya 
   tidak FAIR;
   banyak mengandung sedikit hujatan; padahal kalau menurut Mas Suryawan
   Ahmadiyah itu sama saja dengan Islam pada Umumnya. Jadi mungkin disini ada
   sedikit kesalah fahaman.
   
   Begini :
   Kita gak tahu persisnya bagaimana mula2 Mirza Ghulam Ahmad berfatwa; 
   mungkin
   saja dia tetap mengatakan Allah sebagai Tuhan sesembahanya; kemudian 
   Nabinya
   tetap Muhammad Saw; dan Kitab sucinya Al Qur_an; syahadat dan shalatnya 
   sama.
   Tapi dia meng claim bahwa dirinya menerima WAHYU !
   Kemudian dibantah oleh Ulama Pakistan saat itu ( sunni/syiah ); bahwa 
   Wahyu gak
   mungkin turun lagi !
   Nah disinilah letak perbedaannya.
   
   Nyelenehnya apa dan dimana ?!
   Kalau memang Wahyu turun lagi; bagaimana bentuknya ? trus melalui Malaikat
   atau langsung diterima Mirza ?
   
   Kalau Ulama memusuhi Mirza bukan karena itu ; lantas karena apa ?
   Gak mungkin lah Ulama2 saat itu memusuhi Mirza tanpa sebab ?!
   Kalau masalah Pemerintah Inggris; itu bertindak karena Mirza mau dibunuh;
   jadi mereka turun tangan jangan sampai ada terjadi pembunuhan !
   
   Jadi kini yang dimasalahkan adalah apa yang difatwakan Mirza Ghulam 
   sehingga menimbulkan permusuhan sampai kini ?!
   
   Mungkin mas suryawan, atau siapa gituh tahu tentang asal muasal ini.
   

[wanita-muslimah] Re: Soal ahmadiyah - untuk direnungkan

2010-01-11 Terurut Topik abdul
Alhamdulillah, ALLAH sudah membukakan diri Lina utk ikut berdiskusi
utk berbagi ilmu agar bertambah wawasan ilmu kita,akan bertambah toleransi kita 
dgn orang2 yg berbeda dgn kita.

Tidakkenal maka tidak cinta..silakan korek ilmu Marwan tentang Ahmadiyah, 
jangan menimba ilmu dari orang2 yg membenci Ahmadiyah,akan banyak fitnah2 dll

Selamat berdiskusi
alatif

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina linadah...@... wrote:

 Nimbrung ah...,
 
 Mengapa bisa beriman?
 
 Kalau saya mengenal  mempercayai NabiMuhammad SAW karena memang jelas 
 terlulis dalam AlQur'an. Kalau saya mempercayai Isa as, juga semata mata 
 karena AlQur'an. (Ini termasuk dalam Rukun Iman dan/or Rukun Islam)
 
 



[wanita-muslimah] Re: Soal ahmadiyah - untuk direnungkan

2010-01-08 Terurut Topik aldiy
Pak Abbas,
Kalo soal pecah-belah, khianat mengkhianati dari dulunya sejarah ummat Islam di 
jaman Nabi dan sesudah Nabi sarat dengan itu, seperti juga dinamika sejarah di 
mana saja.

Ibu saya nggak membenci Ahmadiyah, dia gundah kenapa kok dilarang, 
perkampungannya dirusak, diusir, dsb - dulu waktu jaman Buya Hamka nggak gitu, 
katanya. Jadi saya nggak hidup dalam keluarga yang dididik untuk membenci 
Ahmadiyah.

Pak Suryawan akan menjawab soal kesejarahan Ahmadiyah.  Apapun yang 
dijelaskannya, nggak akan mengubah kenyataan, bahwa ada kelompok Ahmadiyah di 
Nusantara ini, yang generasinya nggak pernah ke India Lahore, Qadyan, dsb itu.  
Nggak akan mengubah kenyataan bahwa ada generasi Indonesia yang berguru ke 
India, dengan guru yang itu, padahal nggak pernah ketemu. Nggak mengubah 
kenyataan bahwa ada kelompok yang mottonya 'love for all, hatred for none' 
bukannya teriak 'Allahu Akbar' terus rangsek...:-)

Aku bilang ke adikku, jangan-jangan Ahmadiyah itu dibenci gara2 gayanya yang 
beda...masak pake moto ahimsa 'love for all' segala, nggak jaman deh...bikin 
pedes mata...

salam
Mia

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Abbas Amin abas_ami...@... wrote:

 Kita mengetahui Ahmadiyah dari orang2 tua kita; jadi jelas uraiannya tidak 
 FAIR;
 banyak mengandung sedikit hujatan; padahal kalau menurut Mas Suryawan
 Ahmadiyah itu sama saja dengan Islam pada Umumnya. Jadi mungkin disini ada
 sedikit kesalah fahaman.
 
 Begini :
 Kita gak tahu persisnya bagaimana mula2 Mirza Ghulam Ahmad berfatwa; mungkin
 saja dia tetap mengatakan Allah sebagai Tuhan sesembahanya; kemudian Nabinya
 tetap Muhammad Saw; dan Kitab sucinya Al Qur_an; syahadat dan shalatnya sama.
 Tapi dia meng claim bahwa dirinya menerima WAHYU !
 Kemudian dibantah oleh Ulama Pakistan saat itu ( sunni/syiah ); bahwa Wahyu 
 gak
 mungkin turun lagi !
 Nah disinilah letak perbedaannya.
 
 Nyelenehnya apa dan dimana ?!
 Kalau memang Wahyu turun lagi; bagaimana bentuknya ? trus melalui Malaikat
 atau langsung diterima Mirza ?
 
 Kalau Ulama memusuhi Mirza bukan karena itu ; lantas karena apa ?
 Gak mungkin lah Ulama2 saat itu memusuhi Mirza tanpa sebab ?!
 Kalau masalah Pemerintah Inggris; itu bertindak karena Mirza mau dibunuh;
 jadi mereka turun tangan jangan sampai ada terjadi pembunuhan !
 
 Jadi kini yang dimasalahkan adalah apa yang difatwakan Mirza Ghulam sehingga 
 menimbulkan permusuhan sampai kini ?!
 
 Mungkin mas suryawan, atau siapa gituh tahu tentang asal muasal ini.
 Ini masalah sangat penting ! Dan bagaimana prosesnya sehingga Mirza Ghulam 
 tiba2
 banyak pendukungnya !? Mungkin saja, sebab didukung oleh Inggris dengan
 persenjataan lengkap. Sehingga Kaum Ahmadiyah jadi berani.
 
 Rowayat mula2 ini sangat penting; karena akan menentukan apakah cerita 
 mengenai
 Ahmadiyah yang didukung Inggris itu betul; atau karena ada hal lainnya !?
 Karena bisa jadi Inggris memanfaatkan Mirza Ghulam untuk melemahkan Umat Islam
 yang bersatu; jadi disini Mirza Ghulam adalah Pengkhianat yang dengan 
 PANDAINYA
 memanipulasi sehingga Umat Islam tertarik untuk jadi pengikutnya !
 
 Benar2 Kisah sebenarnya mengenai asal mula ini penting sekali.
 Dan tak bisa disalahkan Umat Islam Mainstream memusuhi Ahmadiyah.
 Bukan karena hanya masalah akidah; tapi memecah belah umat ISLAM !!!
 Inilah Point yang sangat PRNTING untuk dikaji !
 Bisa saja Para Pengikut Ahmadiyah tersilaukan oleh kata2 Mirza Ghulam;
 sampai2 intelektual seperti Mas Suryawanpun mati matian membela Mirza Ghulam.
 
 Mari kita tunggu uraiannya.
 Kalau bisa yang singkat dan to the point.
 Pasti Mas Suryawan bisa menguraikannya dengan RINGKAS; dan tahu apa
 point2 penting yang HARUS diuraikan.
 
 Terimakasih.
 Abbas Amien
 
 
 
   
 
 [Non-text portions of this message have been removed]





[wanita-muslimah] Re: Soal ahmadiyah - untuk direnungkan

2010-01-08 Terurut Topik ma_suryawan
Mbak Mia,

Premis yang sama juga berlaku universal bagaimana melihat sejarah. Anda atau 
keluarga Anda atau leluhur Anda beragama Islam, enggak akan mengubah kenyataan 
bahwa leluhur Anda ada yang tidak pernah ke tanah Arab atau belum pernah 
bertemu langsung belajar dengan Nabi, tetapi Anda tetap beragama Islam. Kenapa 
Anda tetap beragama Islam? 

Ada hal lain yang menarik yang bisa menggelitik nalar mengapa ada orang bisa 
beriman/percaya dengan orang lain yang mengklaim sebagai nabi. Coba bayangkan 
diri Anda sebagai orang yang, misalnya beragama Kristen atau Yahudi atau Majusi 
atau bahkan pagan sekalipun. Katakanlah Anda tinggal di Medinah di masa yang 
sama hidupnya dengan Muhammad bin Abdullah yang tinggal di Mekkah. Lalu, coba 
bayangkan, bagaimana caranya Anda bisa menerima kiprah Muhammad sebagai 
nabi/rasul Allah yang mengklaim menggantikan serta menggenapkan ajaran Musa 
atau Isa dan pada waktu itu al-Qur'an belum menjadi sebuah kitab seperti yang 
kita miliki sekarang?

Bagaimana Anda waktu itu bisa mempercayai/beriman kepada nasehat dan ucapan 
yang keluar dari mulut Muhammad bin Abdullah yang diklaimnya adalah wahyu yang 
berasal dari Allah One True God?

Jika Anda bisa menjawabnya untuk diri Anda sendiri, maka Anda akan bisa 
mengerti mengapa saya atau anggota Jemaat Ahmadiyah lainnya beriman kepada 
Mirza Ghulam Ahmad sebagai Imam Mahdi/Masih Mau'ud a.s. 

Salaam,
MAS

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, aldiy al...@... wrote:

 Pak Abbas,
 Kalo soal pecah-belah, khianat mengkhianati dari dulunya sejarah ummat Islam 
 di jaman Nabi dan sesudah Nabi sarat dengan itu, seperti juga dinamika 
 sejarah di mana saja.
 
 Ibu saya nggak membenci Ahmadiyah, dia gundah kenapa kok dilarang, 
 perkampungannya dirusak, diusir, dsb - dulu waktu jaman Buya Hamka nggak 
 gitu, katanya. Jadi saya nggak hidup dalam keluarga yang dididik untuk 
 membenci Ahmadiyah.
 
 Pak Suryawan akan menjawab soal kesejarahan Ahmadiyah.  Apapun yang 
 dijelaskannya, nggak akan mengubah kenyataan, bahwa ada kelompok Ahmadiyah di 
 Nusantara ini, yang generasinya nggak pernah ke India Lahore, Qadyan, dsb 
 itu.  Nggak akan mengubah kenyataan bahwa ada generasi Indonesia yang berguru 
 ke India, dengan guru yang itu, padahal nggak pernah ketemu. Nggak mengubah 
 kenyataan bahwa ada kelompok yang mottonya 'love for all, hatred for none' 
 bukannya teriak 'Allahu Akbar' terus rangsek...:-)
 
 Aku bilang ke adikku, jangan-jangan Ahmadiyah itu dibenci gara2 gayanya yang 
 beda...masak pake moto ahimsa 'love for all' segala, nggak jaman deh...bikin 
 pedes mata...
 
 salam
 Mia
 
 --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Abbas Amin abas_amin08@ wrote:
 
  Kita mengetahui Ahmadiyah dari orang2 tua kita; jadi jelas uraiannya tidak 
  FAIR;
  banyak mengandung sedikit hujatan; padahal kalau menurut Mas Suryawan
  Ahmadiyah itu sama saja dengan Islam pada Umumnya. Jadi mungkin disini ada
  sedikit kesalah fahaman.
  
  Begini :
  Kita gak tahu persisnya bagaimana mula2 Mirza Ghulam Ahmad berfatwa; mungkin
  saja dia tetap mengatakan Allah sebagai Tuhan sesembahanya; kemudian Nabinya
  tetap Muhammad Saw; dan Kitab sucinya Al Qur_an; syahadat dan shalatnya 
  sama.
  Tapi dia meng claim bahwa dirinya menerima WAHYU !
  Kemudian dibantah oleh Ulama Pakistan saat itu ( sunni/syiah ); bahwa Wahyu 
  gak
  mungkin turun lagi !
  Nah disinilah letak perbedaannya.
  
  Nyelenehnya apa dan dimana ?!
  Kalau memang Wahyu turun lagi; bagaimana bentuknya ? trus melalui Malaikat
  atau langsung diterima Mirza ?
  
  Kalau Ulama memusuhi Mirza bukan karena itu ; lantas karena apa ?
  Gak mungkin lah Ulama2 saat itu memusuhi Mirza tanpa sebab ?!
  Kalau masalah Pemerintah Inggris; itu bertindak karena Mirza mau dibunuh;
  jadi mereka turun tangan jangan sampai ada terjadi pembunuhan !
  
  Jadi kini yang dimasalahkan adalah apa yang difatwakan Mirza Ghulam 
  sehingga menimbulkan permusuhan sampai kini ?!
  
  Mungkin mas suryawan, atau siapa gituh tahu tentang asal muasal ini.
  Ini masalah sangat penting ! Dan bagaimana prosesnya sehingga Mirza Ghulam 
  tiba2
  banyak pendukungnya !? Mungkin saja, sebab didukung oleh Inggris dengan
  persenjataan lengkap. Sehingga Kaum Ahmadiyah jadi berani.
  
  Rowayat mula2 ini sangat penting; karena akan menentukan apakah cerita 
  mengenai
  Ahmadiyah yang didukung Inggris itu betul; atau karena ada hal lainnya !?
  Karena bisa jadi Inggris memanfaatkan Mirza Ghulam untuk melemahkan Umat 
  Islam
  yang bersatu; jadi disini Mirza Ghulam adalah Pengkhianat yang dengan 
  PANDAINYA
  memanipulasi sehingga Umat Islam tertarik untuk jadi pengikutnya !
  
  Benar2 Kisah sebenarnya mengenai asal mula ini penting sekali.
  Dan tak bisa disalahkan Umat Islam Mainstream memusuhi Ahmadiyah.
  Bukan karena hanya masalah akidah; tapi memecah belah umat ISLAM !!!
  Inilah Point yang sangat PRNTING untuk dikaji !
  Bisa saja Para Pengikut Ahmadiyah tersilaukan oleh kata2 Mirza Ghulam;
  sampai2 intelektual