[wanita-muslimah] Re: Soal ahmadiyah - untuk direnungkan
Kalau ditanya pengalaman (pribadi) tentang perjalanan keimanan, saya sudah pernah sharing di milis ini. Dulu waktu remaja pernah sakit beberapa hari dalam usaha 'membunuh tuhan'. Setelah berhasil 'membunuh tuhan' yang selalu menghukum, saya pun tumbuh lebih dewasa mandiri. Sejak kecil, besar di keluarga Muhammadiyah dan NU yang agamanya kental, banyak terjemahan Quran yang sangat mengganggu saya, dan baru 'beriman' kepada Quran setelah terpaksa membaca Bible, versi King James. Itu waktu dah punya anak. Walaupun selalu solat dan menyebut Muhammad, saya nggak berasa apa-apa tentang Muhammad, baru kenal nabi Muhammad setelah membaca buku Karen Armstrong tentang Muhammad beberapa tahun lalu. Takdir saya rada apes emang, untuk suatu kesadaran mesti lewat jalan yang susah2 gitu...:-( Anda sendiri gimana? Curhat dikit dong, jangan kampanye melulu...:-), dan biar cocok dengan judul di atasahmadiyah..untuk direnungkan. Supaya juga Pak Suryawan nggak melewati point yang subtle di postingan saya sebelumnya. salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ma_suryawan ma_surya...@... wrote: Mbak Mia, Premis yang sama juga berlaku universal bagaimana melihat sejarah. Anda atau keluarga Anda atau leluhur Anda beragama Islam, enggak akan mengubah kenyataan bahwa leluhur Anda ada yang tidak pernah ke tanah Arab atau belum pernah bertemu langsung belajar dengan Nabi, tetapi Anda tetap beragama Islam. Kenapa Anda tetap beragama Islam? Ada hal lain yang menarik yang bisa menggelitik nalar mengapa ada orang bisa beriman/percaya dengan orang lain yang mengklaim sebagai nabi. Coba bayangkan diri Anda sebagai orang yang, misalnya beragama Kristen atau Yahudi atau Majusi atau bahkan pagan sekalipun. Katakanlah Anda tinggal di Medinah di masa yang sama hidupnya dengan Muhammad bin Abdullah yang tinggal di Mekkah. Lalu, coba bayangkan, bagaimana caranya Anda bisa menerima kiprah Muhammad sebagai nabi/rasul Allah yang mengklaim menggantikan serta menggenapkan ajaran Musa atau Isa dan pada waktu itu al-Qur'an belum menjadi sebuah kitab seperti yang kita miliki sekarang? Bagaimana Anda waktu itu bisa mempercayai/beriman kepada nasehat dan ucapan yang keluar dari mulut Muhammad bin Abdullah yang diklaimnya adalah wahyu yang berasal dari Allah One True God? Jika Anda bisa menjawabnya untuk diri Anda sendiri, maka Anda akan bisa mengerti mengapa saya atau anggota Jemaat Ahmadiyah lainnya beriman kepada Mirza Ghulam Ahmad sebagai Imam Mahdi/Masih Mau'ud a.s. Salaam, MAS --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, aldiy aldiy@ wrote: Pak Abbas, Kalo soal pecah-belah, khianat mengkhianati dari dulunya sejarah ummat Islam di jaman Nabi dan sesudah Nabi sarat dengan itu, seperti juga dinamika sejarah di mana saja. Ibu saya nggak membenci Ahmadiyah, dia gundah kenapa kok dilarang, perkampungannya dirusak, diusir, dsb - dulu waktu jaman Buya Hamka nggak gitu, katanya. Jadi saya nggak hidup dalam keluarga yang dididik untuk membenci Ahmadiyah. Pak Suryawan akan menjawab soal kesejarahan Ahmadiyah. Apapun yang dijelaskannya, nggak akan mengubah kenyataan, bahwa ada kelompok Ahmadiyah di Nusantara ini, yang generasinya nggak pernah ke India Lahore, Qadyan, dsb itu. Nggak akan mengubah kenyataan bahwa ada generasi Indonesia yang berguru ke India, dengan guru yang itu, padahal nggak pernah ketemu. Nggak mengubah kenyataan bahwa ada kelompok yang mottonya 'love for all, hatred for none' bukannya teriak 'Allahu Akbar' terus rangsek...:-) Aku bilang ke adikku, jangan-jangan Ahmadiyah itu dibenci gara2 gayanya yang beda...masak pake moto ahimsa 'love for all' segala, nggak jaman deh...bikin pedes mata... salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Abbas Amin abas_amin08@ wrote: Kita mengetahui Ahmadiyah dari orang2 tua kita; jadi jelas uraiannya tidak FAIR; banyak mengandung sedikit hujatan; padahal kalau menurut Mas Suryawan Ahmadiyah itu sama saja dengan Islam pada Umumnya. Jadi mungkin disini ada sedikit kesalah fahaman. Begini : Kita gak tahu persisnya bagaimana mula2 Mirza Ghulam Ahmad berfatwa; mungkin saja dia tetap mengatakan Allah sebagai Tuhan sesembahanya; kemudian Nabinya tetap Muhammad Saw; dan Kitab sucinya Al Qur_an; syahadat dan shalatnya sama. Tapi dia meng claim bahwa dirinya menerima WAHYU ! Kemudian dibantah oleh Ulama Pakistan saat itu ( sunni/syiah ); bahwa Wahyu gak mungkin turun lagi ! Nah disinilah letak perbedaannya. Nyelenehnya apa dan dimana ?! Kalau memang Wahyu turun lagi; bagaimana bentuknya ? trus melalui Malaikat atau langsung diterima Mirza ? Kalau Ulama memusuhi Mirza bukan karena itu ; lantas karena apa ? Gak mungkin lah Ulama2 saat itu memusuhi Mirza tanpa sebab ?! Kalau masalah Pemerintah Inggris; itu bertindak karena Mirza mau dibunuh; jadi mereka turun tangan jangan
[wanita-muslimah] Re: Soal ahmadiyah - untuk direnungkan
Mbak Mia, Cobalah Anda baca tulisan-tulisan Masih Mau'ud a.s. dan para Khalifahnya mengenai sosok Nabi Muhammad SAW, bukan saja Anda akan bertambah kenal, Anda akan bertambah sayang berlipat-lipat kepada beliau SAW. Salaam, MAS --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, aldiy al...@... wrote: Kalau ditanya pengalaman (pribadi) tentang perjalanan keimanan, saya sudah pernah sharing di milis ini. Dulu waktu remaja pernah sakit beberapa hari dalam usaha 'membunuh tuhan'. Setelah berhasil 'membunuh tuhan' yang selalu menghukum, saya pun tumbuh lebih dewasa mandiri. Sejak kecil, besar di keluarga Muhammadiyah dan NU yang agamanya kental, banyak terjemahan Quran yang sangat mengganggu saya, dan baru 'beriman' kepada Quran setelah terpaksa membaca Bible, versi King James. Itu waktu dah punya anak. Walaupun selalu solat dan menyebut Muhammad, saya nggak berasa apa-apa tentang Muhammad, baru kenal nabi Muhammad setelah membaca buku Karen Armstrong tentang Muhammad beberapa tahun lalu. Takdir saya rada apes emang, untuk suatu kesadaran mesti lewat jalan yang susah2 gitu...:-( Anda sendiri gimana? Curhat dikit dong, jangan kampanye melulu...:-), dan biar cocok dengan judul di atasahmadiyah..untuk direnungkan. Supaya juga Pak Suryawan nggak melewati point yang subtle di postingan saya sebelumnya. salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ma_suryawan ma_suryawan@ wrote: Mbak Mia, Premis yang sama juga berlaku universal bagaimana melihat sejarah. Anda atau keluarga Anda atau leluhur Anda beragama Islam, enggak akan mengubah kenyataan bahwa leluhur Anda ada yang tidak pernah ke tanah Arab atau belum pernah bertemu langsung belajar dengan Nabi, tetapi Anda tetap beragama Islam. Kenapa Anda tetap beragama Islam? Ada hal lain yang menarik yang bisa menggelitik nalar mengapa ada orang bisa beriman/percaya dengan orang lain yang mengklaim sebagai nabi. Coba bayangkan diri Anda sebagai orang yang, misalnya beragama Kristen atau Yahudi atau Majusi atau bahkan pagan sekalipun. Katakanlah Anda tinggal di Medinah di masa yang sama hidupnya dengan Muhammad bin Abdullah yang tinggal di Mekkah. Lalu, coba bayangkan, bagaimana caranya Anda bisa menerima kiprah Muhammad sebagai nabi/rasul Allah yang mengklaim menggantikan serta menggenapkan ajaran Musa atau Isa dan pada waktu itu al-Qur'an belum menjadi sebuah kitab seperti yang kita miliki sekarang? Bagaimana Anda waktu itu bisa mempercayai/beriman kepada nasehat dan ucapan yang keluar dari mulut Muhammad bin Abdullah yang diklaimnya adalah wahyu yang berasal dari Allah One True God? Jika Anda bisa menjawabnya untuk diri Anda sendiri, maka Anda akan bisa mengerti mengapa saya atau anggota Jemaat Ahmadiyah lainnya beriman kepada Mirza Ghulam Ahmad sebagai Imam Mahdi/Masih Mau'ud a.s. Salaam, MAS --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, aldiy aldiy@ wrote: Pak Abbas, Kalo soal pecah-belah, khianat mengkhianati dari dulunya sejarah ummat Islam di jaman Nabi dan sesudah Nabi sarat dengan itu, seperti juga dinamika sejarah di mana saja. Ibu saya nggak membenci Ahmadiyah, dia gundah kenapa kok dilarang, perkampungannya dirusak, diusir, dsb - dulu waktu jaman Buya Hamka nggak gitu, katanya. Jadi saya nggak hidup dalam keluarga yang dididik untuk membenci Ahmadiyah. Pak Suryawan akan menjawab soal kesejarahan Ahmadiyah. Apapun yang dijelaskannya, nggak akan mengubah kenyataan, bahwa ada kelompok Ahmadiyah di Nusantara ini, yang generasinya nggak pernah ke India Lahore, Qadyan, dsb itu. Nggak akan mengubah kenyataan bahwa ada generasi Indonesia yang berguru ke India, dengan guru yang itu, padahal nggak pernah ketemu. Nggak mengubah kenyataan bahwa ada kelompok yang mottonya 'love for all, hatred for none' bukannya teriak 'Allahu Akbar' terus rangsek...:-) Aku bilang ke adikku, jangan-jangan Ahmadiyah itu dibenci gara2 gayanya yang beda...masak pake moto ahimsa 'love for all' segala, nggak jaman deh...bikin pedes mata... salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Abbas Amin abas_amin08@ wrote: Kita mengetahui Ahmadiyah dari orang2 tua kita; jadi jelas uraiannya tidak FAIR; banyak mengandung sedikit hujatan; padahal kalau menurut Mas Suryawan Ahmadiyah itu sama saja dengan Islam pada Umumnya. Jadi mungkin disini ada sedikit kesalah fahaman. Begini : Kita gak tahu persisnya bagaimana mula2 Mirza Ghulam Ahmad berfatwa; mungkin saja dia tetap mengatakan Allah sebagai Tuhan sesembahanya; kemudian Nabinya tetap Muhammad Saw; dan Kitab sucinya Al Qur_an; syahadat dan shalatnya sama. Tapi dia meng claim bahwa dirinya menerima WAHYU ! Kemudian dibantah oleh Ulama Pakistan saat itu ( sunni/syiah ); bahwa Wahyu gak mungkin turun lagi ! Nah disinilah letak
[wanita-muslimah] Re: Soal ahmadiyah - untuk direnungkan
Nimbrung ah..., Mengapa bisa beriman? Kalau saya mengenal mempercayai NabiMuhammad SAW karena memang jelas terlulis dalam AlQur'an. Kalau saya mempercayai Isa as, juga semata mata karena AlQur'an. (Ini termasuk dalam Rukun Iman dan/or Rukun Islam) Kemudian saya juga mempercayai perkataan2 Rasulullah SAW yang (insyaallah) dari rawi dan matan yang terpercaya. (Ini termasuk dalam Rukun Iman dan Rukun Islam: syahadatain) Thus..kalau saya mau mengambil pendapat beberapa ulama (termasuk MGA) sebagai rujukan saya (tentu nama2 ini gak ada di AlQur'an), maka saya akan pelajari latar belakang kehidupan para ulama tsb sebatas kemampuan nalar saya dengan berlindung kpdNYA dr godaan syeitan dan memohon kepada Allah akan ilmu yang bermanfaat. (Ini tidak ada dalam Rukun Iman dan Rukun Islam). wassalam, --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, ma_suryawan ma_surya...@... wrote: Mbak Mia, Premis yang sama juga berlaku universal bagaimana melihat sejarah. Anda atau keluarga Anda atau leluhur Anda beragama Islam, enggak akan mengubah kenyataan bahwa leluhur Anda ada yang tidak pernah ke tanah Arab atau belum pernah bertemu langsung belajar dengan Nabi, tetapi Anda tetap beragama Islam. Kenapa Anda tetap beragama Islam? Ada hal lain yang menarik yang bisa menggelitik nalar mengapa ada orang bisa beriman/percaya dengan orang lain yang mengklaim sebagai nabi. Coba bayangkan diri Anda sebagai orang yang, misalnya beragama Kristen atau Yahudi atau Majusi atau bahkan pagan sekalipun. Katakanlah Anda tinggal di Medinah di masa yang sama hidupnya dengan Muhammad bin Abdullah yang tinggal di Mekkah. Lalu, coba bayangkan, bagaimana caranya Anda bisa menerima kiprah Muhammad sebagai nabi/rasul Allah yang mengklaim menggantikan serta menggenapkan ajaran Musa atau Isa dan pada waktu itu al-Qur'an belum menjadi sebuah kitab seperti yang kita miliki sekarang? Bagaimana Anda waktu itu bisa mempercayai/beriman kepada nasehat dan ucapan yang keluar dari mulut Muhammad bin Abdullah yang diklaimnya adalah wahyu yang berasal dari Allah One True God? Jika Anda bisa menjawabnya untuk diri Anda sendiri, maka Anda akan bisa mengerti mengapa saya atau anggota Jemaat Ahmadiyah lainnya beriman kepada Mirza Ghulam Ahmad sebagai Imam Mahdi/Masih Mau'ud a.s. Salaam, MAS --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, aldiy aldiy@ wrote: Pak Abbas, Kalo soal pecah-belah, khianat mengkhianati dari dulunya sejarah ummat Islam di jaman Nabi dan sesudah Nabi sarat dengan itu, seperti juga dinamika sejarah di mana saja. Ibu saya nggak membenci Ahmadiyah, dia gundah kenapa kok dilarang, perkampungannya dirusak, diusir, dsb - dulu waktu jaman Buya Hamka nggak gitu, katanya. Jadi saya nggak hidup dalam keluarga yang dididik untuk membenci Ahmadiyah. Pak Suryawan akan menjawab soal kesejarahan Ahmadiyah. Apapun yang dijelaskannya, nggak akan mengubah kenyataan, bahwa ada kelompok Ahmadiyah di Nusantara ini, yang generasinya nggak pernah ke India Lahore, Qadyan, dsb itu. Nggak akan mengubah kenyataan bahwa ada generasi Indonesia yang berguru ke India, dengan guru yang itu, padahal nggak pernah ketemu. Nggak mengubah kenyataan bahwa ada kelompok yang mottonya 'love for all, hatred for none' bukannya teriak 'Allahu Akbar' terus rangsek...:-) Aku bilang ke adikku, jangan-jangan Ahmadiyah itu dibenci gara2 gayanya yang beda...masak pake moto ahimsa 'love for all' segala, nggak jaman deh...bikin pedes mata... salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Abbas Amin abas_amin08@ wrote: Kita mengetahui Ahmadiyah dari orang2 tua kita; jadi jelas uraiannya tidak FAIR; banyak mengandung sedikit hujatan; padahal kalau menurut Mas Suryawan Ahmadiyah itu sama saja dengan Islam pada Umumnya. Jadi mungkin disini ada sedikit kesalah fahaman. Begini : Kita gak tahu persisnya bagaimana mula2 Mirza Ghulam Ahmad berfatwa; mungkin saja dia tetap mengatakan Allah sebagai Tuhan sesembahanya; kemudian Nabinya tetap Muhammad Saw; dan Kitab sucinya Al Qur_an; syahadat dan shalatnya sama. Tapi dia meng claim bahwa dirinya menerima WAHYU ! Kemudian dibantah oleh Ulama Pakistan saat itu ( sunni/syiah ); bahwa Wahyu gak mungkin turun lagi ! Nah disinilah letak perbedaannya. Nyelenehnya apa dan dimana ?! Kalau memang Wahyu turun lagi; bagaimana bentuknya ? trus melalui Malaikat atau langsung diterima Mirza ? Kalau Ulama memusuhi Mirza bukan karena itu ; lantas karena apa ? Gak mungkin lah Ulama2 saat itu memusuhi Mirza tanpa sebab ?! Kalau masalah Pemerintah Inggris; itu bertindak karena Mirza mau dibunuh; jadi mereka turun tangan jangan sampai ada terjadi pembunuhan ! Jadi kini yang dimasalahkan adalah apa yang difatwakan Mirza Ghulam sehingga menimbulkan permusuhan sampai kini ?! Mungkin mas suryawan, atau siapa gituh tahu tentang asal muasal ini.
[wanita-muslimah] Re: Soal ahmadiyah - untuk direnungkan
Alhamdulillah, ALLAH sudah membukakan diri Lina utk ikut berdiskusi utk berbagi ilmu agar bertambah wawasan ilmu kita,akan bertambah toleransi kita dgn orang2 yg berbeda dgn kita. Tidakkenal maka tidak cinta..silakan korek ilmu Marwan tentang Ahmadiyah, jangan menimba ilmu dari orang2 yg membenci Ahmadiyah,akan banyak fitnah2 dll Selamat berdiskusi alatif --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Lina linadah...@... wrote: Nimbrung ah..., Mengapa bisa beriman? Kalau saya mengenal mempercayai NabiMuhammad SAW karena memang jelas terlulis dalam AlQur'an. Kalau saya mempercayai Isa as, juga semata mata karena AlQur'an. (Ini termasuk dalam Rukun Iman dan/or Rukun Islam)
[wanita-muslimah] Re: Soal ahmadiyah - untuk direnungkan
Pak Abbas, Kalo soal pecah-belah, khianat mengkhianati dari dulunya sejarah ummat Islam di jaman Nabi dan sesudah Nabi sarat dengan itu, seperti juga dinamika sejarah di mana saja. Ibu saya nggak membenci Ahmadiyah, dia gundah kenapa kok dilarang, perkampungannya dirusak, diusir, dsb - dulu waktu jaman Buya Hamka nggak gitu, katanya. Jadi saya nggak hidup dalam keluarga yang dididik untuk membenci Ahmadiyah. Pak Suryawan akan menjawab soal kesejarahan Ahmadiyah. Apapun yang dijelaskannya, nggak akan mengubah kenyataan, bahwa ada kelompok Ahmadiyah di Nusantara ini, yang generasinya nggak pernah ke India Lahore, Qadyan, dsb itu. Nggak akan mengubah kenyataan bahwa ada generasi Indonesia yang berguru ke India, dengan guru yang itu, padahal nggak pernah ketemu. Nggak mengubah kenyataan bahwa ada kelompok yang mottonya 'love for all, hatred for none' bukannya teriak 'Allahu Akbar' terus rangsek...:-) Aku bilang ke adikku, jangan-jangan Ahmadiyah itu dibenci gara2 gayanya yang beda...masak pake moto ahimsa 'love for all' segala, nggak jaman deh...bikin pedes mata... salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Abbas Amin abas_ami...@... wrote: Kita mengetahui Ahmadiyah dari orang2 tua kita; jadi jelas uraiannya tidak FAIR; banyak mengandung sedikit hujatan; padahal kalau menurut Mas Suryawan Ahmadiyah itu sama saja dengan Islam pada Umumnya. Jadi mungkin disini ada sedikit kesalah fahaman. Begini : Kita gak tahu persisnya bagaimana mula2 Mirza Ghulam Ahmad berfatwa; mungkin saja dia tetap mengatakan Allah sebagai Tuhan sesembahanya; kemudian Nabinya tetap Muhammad Saw; dan Kitab sucinya Al Qur_an; syahadat dan shalatnya sama. Tapi dia meng claim bahwa dirinya menerima WAHYU ! Kemudian dibantah oleh Ulama Pakistan saat itu ( sunni/syiah ); bahwa Wahyu gak mungkin turun lagi ! Nah disinilah letak perbedaannya. Nyelenehnya apa dan dimana ?! Kalau memang Wahyu turun lagi; bagaimana bentuknya ? trus melalui Malaikat atau langsung diterima Mirza ? Kalau Ulama memusuhi Mirza bukan karena itu ; lantas karena apa ? Gak mungkin lah Ulama2 saat itu memusuhi Mirza tanpa sebab ?! Kalau masalah Pemerintah Inggris; itu bertindak karena Mirza mau dibunuh; jadi mereka turun tangan jangan sampai ada terjadi pembunuhan ! Jadi kini yang dimasalahkan adalah apa yang difatwakan Mirza Ghulam sehingga menimbulkan permusuhan sampai kini ?! Mungkin mas suryawan, atau siapa gituh tahu tentang asal muasal ini. Ini masalah sangat penting ! Dan bagaimana prosesnya sehingga Mirza Ghulam tiba2 banyak pendukungnya !? Mungkin saja, sebab didukung oleh Inggris dengan persenjataan lengkap. Sehingga Kaum Ahmadiyah jadi berani. Rowayat mula2 ini sangat penting; karena akan menentukan apakah cerita mengenai Ahmadiyah yang didukung Inggris itu betul; atau karena ada hal lainnya !? Karena bisa jadi Inggris memanfaatkan Mirza Ghulam untuk melemahkan Umat Islam yang bersatu; jadi disini Mirza Ghulam adalah Pengkhianat yang dengan PANDAINYA memanipulasi sehingga Umat Islam tertarik untuk jadi pengikutnya ! Benar2 Kisah sebenarnya mengenai asal mula ini penting sekali. Dan tak bisa disalahkan Umat Islam Mainstream memusuhi Ahmadiyah. Bukan karena hanya masalah akidah; tapi memecah belah umat ISLAM !!! Inilah Point yang sangat PRNTING untuk dikaji ! Bisa saja Para Pengikut Ahmadiyah tersilaukan oleh kata2 Mirza Ghulam; sampai2 intelektual seperti Mas Suryawanpun mati matian membela Mirza Ghulam. Mari kita tunggu uraiannya. Kalau bisa yang singkat dan to the point. Pasti Mas Suryawan bisa menguraikannya dengan RINGKAS; dan tahu apa point2 penting yang HARUS diuraikan. Terimakasih. Abbas Amien [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Re: Soal ahmadiyah - untuk direnungkan
Mbak Mia, Premis yang sama juga berlaku universal bagaimana melihat sejarah. Anda atau keluarga Anda atau leluhur Anda beragama Islam, enggak akan mengubah kenyataan bahwa leluhur Anda ada yang tidak pernah ke tanah Arab atau belum pernah bertemu langsung belajar dengan Nabi, tetapi Anda tetap beragama Islam. Kenapa Anda tetap beragama Islam? Ada hal lain yang menarik yang bisa menggelitik nalar mengapa ada orang bisa beriman/percaya dengan orang lain yang mengklaim sebagai nabi. Coba bayangkan diri Anda sebagai orang yang, misalnya beragama Kristen atau Yahudi atau Majusi atau bahkan pagan sekalipun. Katakanlah Anda tinggal di Medinah di masa yang sama hidupnya dengan Muhammad bin Abdullah yang tinggal di Mekkah. Lalu, coba bayangkan, bagaimana caranya Anda bisa menerima kiprah Muhammad sebagai nabi/rasul Allah yang mengklaim menggantikan serta menggenapkan ajaran Musa atau Isa dan pada waktu itu al-Qur'an belum menjadi sebuah kitab seperti yang kita miliki sekarang? Bagaimana Anda waktu itu bisa mempercayai/beriman kepada nasehat dan ucapan yang keluar dari mulut Muhammad bin Abdullah yang diklaimnya adalah wahyu yang berasal dari Allah One True God? Jika Anda bisa menjawabnya untuk diri Anda sendiri, maka Anda akan bisa mengerti mengapa saya atau anggota Jemaat Ahmadiyah lainnya beriman kepada Mirza Ghulam Ahmad sebagai Imam Mahdi/Masih Mau'ud a.s. Salaam, MAS --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, aldiy al...@... wrote: Pak Abbas, Kalo soal pecah-belah, khianat mengkhianati dari dulunya sejarah ummat Islam di jaman Nabi dan sesudah Nabi sarat dengan itu, seperti juga dinamika sejarah di mana saja. Ibu saya nggak membenci Ahmadiyah, dia gundah kenapa kok dilarang, perkampungannya dirusak, diusir, dsb - dulu waktu jaman Buya Hamka nggak gitu, katanya. Jadi saya nggak hidup dalam keluarga yang dididik untuk membenci Ahmadiyah. Pak Suryawan akan menjawab soal kesejarahan Ahmadiyah. Apapun yang dijelaskannya, nggak akan mengubah kenyataan, bahwa ada kelompok Ahmadiyah di Nusantara ini, yang generasinya nggak pernah ke India Lahore, Qadyan, dsb itu. Nggak akan mengubah kenyataan bahwa ada generasi Indonesia yang berguru ke India, dengan guru yang itu, padahal nggak pernah ketemu. Nggak mengubah kenyataan bahwa ada kelompok yang mottonya 'love for all, hatred for none' bukannya teriak 'Allahu Akbar' terus rangsek...:-) Aku bilang ke adikku, jangan-jangan Ahmadiyah itu dibenci gara2 gayanya yang beda...masak pake moto ahimsa 'love for all' segala, nggak jaman deh...bikin pedes mata... salam Mia --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Abbas Amin abas_amin08@ wrote: Kita mengetahui Ahmadiyah dari orang2 tua kita; jadi jelas uraiannya tidak FAIR; banyak mengandung sedikit hujatan; padahal kalau menurut Mas Suryawan Ahmadiyah itu sama saja dengan Islam pada Umumnya. Jadi mungkin disini ada sedikit kesalah fahaman. Begini : Kita gak tahu persisnya bagaimana mula2 Mirza Ghulam Ahmad berfatwa; mungkin saja dia tetap mengatakan Allah sebagai Tuhan sesembahanya; kemudian Nabinya tetap Muhammad Saw; dan Kitab sucinya Al Qur_an; syahadat dan shalatnya sama. Tapi dia meng claim bahwa dirinya menerima WAHYU ! Kemudian dibantah oleh Ulama Pakistan saat itu ( sunni/syiah ); bahwa Wahyu gak mungkin turun lagi ! Nah disinilah letak perbedaannya. Nyelenehnya apa dan dimana ?! Kalau memang Wahyu turun lagi; bagaimana bentuknya ? trus melalui Malaikat atau langsung diterima Mirza ? Kalau Ulama memusuhi Mirza bukan karena itu ; lantas karena apa ? Gak mungkin lah Ulama2 saat itu memusuhi Mirza tanpa sebab ?! Kalau masalah Pemerintah Inggris; itu bertindak karena Mirza mau dibunuh; jadi mereka turun tangan jangan sampai ada terjadi pembunuhan ! Jadi kini yang dimasalahkan adalah apa yang difatwakan Mirza Ghulam sehingga menimbulkan permusuhan sampai kini ?! Mungkin mas suryawan, atau siapa gituh tahu tentang asal muasal ini. Ini masalah sangat penting ! Dan bagaimana prosesnya sehingga Mirza Ghulam tiba2 banyak pendukungnya !? Mungkin saja, sebab didukung oleh Inggris dengan persenjataan lengkap. Sehingga Kaum Ahmadiyah jadi berani. Rowayat mula2 ini sangat penting; karena akan menentukan apakah cerita mengenai Ahmadiyah yang didukung Inggris itu betul; atau karena ada hal lainnya !? Karena bisa jadi Inggris memanfaatkan Mirza Ghulam untuk melemahkan Umat Islam yang bersatu; jadi disini Mirza Ghulam adalah Pengkhianat yang dengan PANDAINYA memanipulasi sehingga Umat Islam tertarik untuk jadi pengikutnya ! Benar2 Kisah sebenarnya mengenai asal mula ini penting sekali. Dan tak bisa disalahkan Umat Islam Mainstream memusuhi Ahmadiyah. Bukan karena hanya masalah akidah; tapi memecah belah umat ISLAM !!! Inilah Point yang sangat PRNTING untuk dikaji ! Bisa saja Para Pengikut Ahmadiyah tersilaukan oleh kata2 Mirza Ghulam; sampai2 intelektual