[wanita-muslimah] Re: Surga Bukan Monopoli Muslim (Asghar Ali Engineer)
hahaha... perhatikan judul posting dari orang TUK ini!!! memang beginilah slalu gaya mereka ngomong soal Islam di manapun terutama di luar Indonesia, seperti di Amrik, Eropa Barat, Israel dan Universitas Melbourne Australia. orang macam ini pulak lah nyang akan adakan diskusi Islam dan Seni di bulan Ramadhan yad!!! bisa dibayangkan gimane aturan maennya kan! hahaha... apa mereka (nyang ngaku-ngaku pembela pluralisme dalam berkeyakinan itu) berani ngundang FPI dan organisasi semacam untuk ikut juga jadi pembicara?! apa mereka memang sudah demokratis, sudah liberalis, sudah pluralis, sudah HAMis, sudah posmodernis cuma bisa mereka buktikan dengan mengundang jugak para FPI, MMI dan kelompok Islam lain yang gak seideologi dengan Islam mereka!!! kalok nggak, ya Amerikanis dong namanye... hahaha... --- In [EMAIL PROTECTED], MGR indunisi@ wrote: Majalah TEMPO 18-24 Agustus 2008 WAWANCARA Asghar Ali Engineer: Surga Bukan Monopoli Muslim DI dunia muslim, Asghar Ali Engineer dikenal gigih memperjuangkan kesetaraan gender dan hak-hak perempuan. Dia juga memberikan perhatian pada nasib orang miskin yang dipinggirkan karena struktur sosial yang timpang. Mereka, mengutip sosiolog Iran, Ali Syariati, disebutnya sebagai orang yang tertindas. Asghar Ali tak cuma bicara. Dia sendiri memimpin komunitas Syiah Ismailiyah Bohra yang cukup terkenal di India. Belakangan, Asghar Ali kerap menyuarakan pentingnya hubungan saling menghormati antarpemeluk agama berbeda. Dalam konteks India, tanah airnya yang acap diwarnai konflik antara pemeluk Hindu dan Islam, suaranya amat berarti. Untuk dedikasi mendorong toleransi, dia memperoleh penghargaan harmoni komunal dari pemerintah India pada 1997. Asghar Ali lahir dari keluarga santri. Dia belajar bahasa Arab dari ayahnya, Syekh Qurban Husain. Dia juga mendapat pendidikan sekuler hingga memperoleh gelar sarjana teknik sipil dari University of Indore. Pekan lalu, bersama sejumlah cendekiawan dari kawasan Asia Selatan, Asghar Ali berkunjung ke Indonesia. Ia menyampaikan ceramah tentang Islam dan negara bangsa serta bertemu dengan sejumlah cendekiawan Islam Indonesia, antara lain bekas presiden Abdurrahman Wahid. Di sela kunjungan itu, Asghar Ali menerima Nugroho Dewanto dan Iqbal Muhtarom dari Tempo. Mengapa belakangan Anda kerap menulis soal teologi perdamaian dan pluralisme religius? Saya bahkan menulis buku tentang masalah itu. Kedua isu tersebut sangat penting saat ini, ketika terorisme terjadi di mana-mana dan muncul kesalahpahaman bahwa Islam mendukung perang serta kekerasan lewat jihad. Padahal Islam sesungguhnya mendukung perdamaian. Seorang muslim menyapa dengan ucapan assalamualaikum, yang berarti kedamaian untuk Anda. Begitu pentingnya konsep damai dalam Islam sehingga banyak disebut dalam Quran dan hadis. Perang dalam Islam memiliki konteks semata untuk bertahan. Nabi mengatakan perang suci adalah jihad kecil, sedangkan memerangi hawa nafsu merupakan jihad besar. Dari mana kesalahpahaman ini dimulai? Ketika kerajaan ditegakkan atas nama Islam, para penguasa menyebut perang memperebutkan wilayah sebagai jihad. Arti jihad pun berubah, dari upaya sungguh-sungguh menjadi semata perang. Para teroris bahkan menggunakan istilah jihad untuk membenarkan pembunuhan terhadap orang tak bersalah, dengan bom yang diletakkan di sembarang tempat. Padahal, dalam syariat jelas disebut, dalam perang sekalipun tak boleh membunuh anak kecil, orang tua, orang tak bersalah, dan noncombatantapalagi mengebom pasar. Jadi tulisan-tulisan Anda tak cuma ditujukan kepada pembaca nonmuslim, tapi juga untuk sesama muslim? Ya, banyak nonmuslim yang salah paham terhadap Islam. Tapi apa yang dilakukan para teroris yang mengatasnamakan Islam sesungguhnya juga tak sesuai dengan ajaran Quran. Mereka salah memahami jihad. Anda mendorong pluralisme religius, padahal ulama di sini berfatwa bahwa pluralisme haram Haram? (tertawa). Quran dalam surat Al-Maidah mengatakan, Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja). Tapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Quran juga mengatakan bahwa surga bukan hanya monopoli muslim, tapi juga untuk mereka yang percaya kepada Allah dan hari akhir serta melakukan kebajikan. Jadi, mencapai surga bergantung pada bagaimana sikap dan perilaku kita, bagaimana kita memperlakukan orang lain. Kemanusiaan itu amat penting. Di India ada begitu banyak agama, dan penganut Islam 150 juta orang. Mereka menerima konsep masyarakat majemuk. Ulama mengatakan mereka menerima pluralitas tapi menolak pluralisme. Saya mengerti. Pluralisme merupakan konsep untuk menerima perbedaan dalam beragama. Quran mengakui semua nabi dan menunjukkan perbedaan masing-masing mereka. Quran menerima keyakinan Yahudi, Kristen, dan Sabiin. Kita diperintahkan untuk saling menghormati.
Re: [wanita-muslimah] Re: Surga Bukan Monopoli Muslim (Asghar Ali Engineer)
tukang mabuk kayak saut ngapain ngurus-ngurus islam segala. udah sono, minum aja yang banyak, beli bir terus dengan menguras dompet isteri bulemu, tak usah ngurus islam. emangnya elu tahu apa soal islam, wong soal sastra aja ndak ada yang menggubris kamu. kerjaan kok ketawa mulu, ngoceh di semua milis, nggak jelas. AB --- On Wed, 8/20/08, sautsitumorang [EMAIL PROTECTED] wrote: From: sautsitumorang [EMAIL PROTECTED] Subject: [wanita-muslimah] Re: Surga Bukan Monopoli Muslim (Asghar Ali Engineer) To: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], wanita-muslimah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] Date: Wednesday, August 20, 2008, 6:16 PM hahaha... perhatikan judul posting dari orang TUK ini!!! memang beginilah slalu gaya mereka ngomong soal Islam di manapun terutama di luar Indonesia, seperti di Amrik, Eropa Barat, Israel dan Universitas Melbourne Australia. orang macam ini pulak lah nyang akan adakan diskusi Islam dan Seni di bulan Ramadhan yad!!! bisa dibayangkan gimane aturan maennya kan! hahaha... apa mereka (nyang ngaku-ngaku pembela pluralisme dalam berkeyakinan itu) berani ngundang FPI dan organisasi semacam untuk ikut juga jadi pembicara?! apa mereka memang sudah demokratis , sudah liberalis, sudah pluralis, sudah HAMis, sudah posmodernis cuma bisa mereka buktikan dengan mengundang jugak para FPI, MMI dan kelompok Islam lain yang gak seideologi dengan Islam mereka!!! kalok nggak, ya Amerikanis dong namanye... hahaha... --- In [EMAIL PROTECTED] .com, MGR indunisi@ wrote: Majalah TEMPO 18-24 Agustus 2008 WAWANCARA Asghar Ali Engineer: Surga Bukan Monopoli Muslim DI dunia muslim, Asghar Ali Engineer dikenal gigih memperjuangkan kesetaraan gender dan hak-hak perempuan. Dia juga memberikan perhatian pada nasib orang miskin yang dipinggirkan karena struktur sosial yang timpang. Mereka, mengutip sosiolog Iran, Ali Syariati, disebutnya sebagai orang yang tertindas. Asghar Ali tak cuma bicara. Dia sendiri memimpin komunitas Syiah Ismailiyah Bohra yang cukup terkenal di India. Belakangan, Asghar Ali kerap menyuarakan pentingnya hubungan saling menghormati antarpemeluk agama berbeda. Dalam konteks India, tanah airnya yang acap diwarnai konflik antara pemeluk Hindu dan Islam, suaranya amat berarti. Untuk dedikasi mendorong toleransi, dia memperoleh penghargaan harmoni komunal dari pemerintah India pada 1997. Asghar Ali lahir dari keluarga santri. Dia belajar bahasa Arab dari ayahnya, Syekh Qurban Husain. Dia juga mendapat pendidikan sekuler hingga memperoleh gelar sarjana teknik sipil dari University of Indore. Pekan lalu, bersama sejumlah cendekiawan dari kawasan Asia Selatan, Asghar Ali berkunjung ke Indonesia. Ia menyampaikan ceramah tentang Islam dan negara bangsa serta bertemu dengan sejumlah cendekiawan Islam Indonesia, antara lain bekas presiden Abdurrahman Wahid. Di sela kunjungan itu, Asghar Ali menerima Nugroho Dewanto dan Iqbal Muhtarom dari Tempo. Mengapa belakangan Anda kerap menulis soal teologi perdamaian dan pluralisme religius? Saya bahkan menulis buku tentang masalah itu. Kedua isu tersebut sangat penting saat ini, ketika terorisme terjadi di mana-mana dan muncul kesalahpahaman bahwa Islam mendukung perang serta kekerasan lewat jihad. Padahal Islam sesungguhnya mendukung perdamaian. Seorang muslim menyapa dengan ucapan assalamualaikum, yang berarti kedamaian untuk Anda. Begitu pentingnya konsep damai dalam Islam sehingga banyak disebut dalam Quran dan hadis. Perang dalam Islam memiliki konteks semata untuk bertahan. Nabi mengatakan perang suci adalah jihad kecil, sedangkan memerangi hawa nafsu merupakan jihad besar. Dari mana kesalahpahaman ini dimulai? Ketika kerajaan ditegakkan atas nama Islam, para penguasa menyebut perang memperebutkan wilayah sebagai jihad. Arti jihad pun berubah, dari upaya sungguh-sungguh menjadi semata perang. Para teroris bahkan menggunakan istilah jihad untuk membenarkan pembunuhan terhadap orang tak bersalah, dengan bom yang diletakkan di sembarang tempat. Padahal, dalam syariat jelas disebut, dalam perang sekalipun tak boleh membunuh anak kecil, orang tua, orang tak bersalah, dan noncombatant apalagi mengebom pasar. Jadi tulisan-tulisan Anda tak cuma ditujukan kepada pembaca nonmuslim, tapi juga untuk sesama muslim? Ya, banyak nonmuslim yang salah paham terhadap Islam. Tapi apa yang dilakukan para teroris yang mengatasnamakan Islam sesungguhnya juga tak sesuai dengan ajaran Quran. Mereka salah memahami jihad. Anda mendorong pluralisme religius, padahal ulama di sini berfatwa bahwa pluralisme haram Haram? (tertawa). Quran dalam surat Al-Maidah mengatakan, Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja). Tapi
Re: [wanita-muslimah] Re: Surga Bukan Monopoli Muslim (Asghar Ali Engineer)
Weks ! Si mbah turun tangan :p Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS network -Original Message- From: Ahmad Badrudduja [EMAIL PROTECTED] Date: Wed, 20 Aug 2008 08:38:22 To: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; wanita-muslimah@yahoogroups.com; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Surga Bukan Monopoli Muslim (Asghar Ali Engineer) tukang mabuk kayak saut ngapain ngurus-ngurus islam segala. udah sono, minum aja yang banyak, beli bir terus dengan menguras dompet isteri bulemu, tak usah ngurus islam. emangnya elu tahu apa soal islam, wong soal sastra aja ndak ada yang menggubris kamu. kerjaan kok ketawa mulu, ngoceh di semua milis, nggak jelas. AB --- On Wed, 8/20/08, sautsitumorang [EMAIL PROTECTED] wrote: From: sautsitumorang [EMAIL PROTECTED] Subject: [wanita-muslimah] Re: Surga Bukan Monopoli Muslim (Asghar Ali Engineer) To: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], wanita-muslimah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] Date: Wednesday, August 20, 2008, 6:16 PM hahaha... perhatikan judul posting dari orang TUK ini!!! memang beginilah slalu gaya mereka ngomong soal Islam di manapun terutama di luar Indonesia, seperti di Amrik, Eropa Barat, Israel dan Universitas Melbourne Australia. orang macam ini pulak lah nyang akan adakan diskusi Islam dan Seni di bulan Ramadhan yad!!! bisa dibayangkan gimane aturan maennya kan! hahaha... apa mereka (nyang ngaku-ngaku pembela pluralisme dalam berkeyakinan itu) berani ngundang FPI dan organisasi semacam untuk ikut juga jadi pembicara?! apa mereka memang sudah demokratis , sudah liberalis, sudah pluralis, sudah HAMis, sudah posmodernis cuma bisa mereka buktikan dengan mengundang jugak para FPI, MMI dan kelompok Islam lain yang gak seideologi dengan Islam mereka!!! kalok nggak, ya Amerikanis dong namanye... hahaha... --- In [EMAIL PROTECTED] .com, MGR indunisi@ wrote: Majalah TEMPO 18-24 Agustus 2008 WAWANCARA Asghar Ali Engineer: Surga Bukan Monopoli Muslim DI dunia muslim, Asghar Ali Engineer dikenal gigih memperjuangkan kesetaraan gender dan hak-hak perempuan. Dia juga memberikan perhatian pada nasib orang miskin yang dipinggirkan karena struktur sosial yang timpang. Mereka, mengutip sosiolog Iran, Ali Syariati, disebutnya sebagai orang yang tertindas. Asghar Ali tak cuma bicara. Dia sendiri memimpin komunitas Syiah Ismailiyah Bohra yang cukup terkenal di India. Belakangan, Asghar Ali kerap menyuarakan pentingnya hubungan saling menghormati antarpemeluk agama berbeda. Dalam konteks India, tanah airnya yang acap diwarnai konflik antara pemeluk Hindu dan Islam, suaranya amat berarti. Untuk dedikasi mendorong toleransi, dia memperoleh penghargaan harmoni komunal dari pemerintah India pada 1997. Asghar Ali lahir dari keluarga santri. Dia belajar bahasa Arab dari ayahnya, Syekh Qurban Husain. Dia juga mendapat pendidikan sekuler hingga memperoleh gelar sarjana teknik sipil dari University of Indore. Pekan lalu, bersama sejumlah cendekiawan dari kawasan Asia Selatan, Asghar Ali berkunjung ke Indonesia. Ia menyampaikan ceramah tentang Islam dan negara bangsa serta bertemu dengan sejumlah cendekiawan Islam Indonesia, antara lain bekas presiden Abdurrahman Wahid. Di sela kunjungan itu, Asghar Ali menerima Nugroho Dewanto dan Iqbal Muhtarom dari Tempo. Mengapa belakangan Anda kerap menulis soal teologi perdamaian dan pluralisme religius? Saya bahkan menulis buku tentang masalah itu. Kedua isu tersebut sangat penting saat ini, ketika terorisme terjadi di mana-mana dan muncul kesalahpahaman bahwa Islam mendukung perang serta kekerasan lewat jihad. Padahal Islam sesungguhnya mendukung perdamaian. Seorang muslim menyapa dengan ucapan assalamualaikum, yang berarti kedamaian untuk Anda. Begitu pentingnya konsep damai dalam Islam sehingga banyak disebut dalam Quran dan hadis. Perang dalam Islam memiliki konteks semata untuk bertahan. Nabi mengatakan perang suci adalah jihad kecil, sedangkan memerangi hawa nafsu merupakan jihad besar. Dari mana kesalahpahaman ini dimulai? Ketika kerajaan ditegakkan atas nama Islam, para penguasa menyebut perang memperebutkan wilayah sebagai jihad. Arti jihad pun berubah, dari upaya sungguh-sungguh menjadi semata perang. Para teroris bahkan menggunakan istilah jihad untuk membenarkan pembunuhan terhadap orang tak bersalah, dengan bom yang diletakkan di sembarang tempat. Padahal, dalam syariat jelas disebut, dalam perang sekalipun tak boleh membunuh anak kecil, orang tua, orang tak bersalah, dan noncombatant— apalagi mengebom pasar. Jadi tulisan-tulisan Anda tak cuma ditujukan kepada pembaca nonmuslim
Re: [wanita-muslimah] Re: Surga Bukan Monopoli Muslim (Asghar Ali Engineer)
Preee...ngapain...di bahas.. --- On Wed, 8/20/08, Ahmad Badrudduja [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Ahmad Badrudduja [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Surga Bukan Monopoli Muslim (Asghar Ali Engineer) To: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], wanita-muslimah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] Date: Wednesday, August 20, 2008, 10:38 PM tukang mabuk kayak saut ngapain ngurus-ngurus islam segala. udah sono, minum aja yang banyak, beli bir terus dengan menguras dompet isteri bulemu, tak usah ngurus islam. emangnya elu tahu apa soal islam, wong soal sastra aja ndak ada yang menggubris kamu. kerjaan kok ketawa mulu, ngoceh di semua milis, nggak jelas. AB --- On Wed, 8/20/08, sautsitumorang [EMAIL PROTECTED] wrote: From: sautsitumorang [EMAIL PROTECTED] Subject: [wanita-muslimah] Re: Surga Bukan Monopoli Muslim (Asghar Ali Engineer) To: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], wanita-muslimah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] Date: Wednesday, August 20, 2008, 6:16 PM hahaha... perhatikan judul posting dari orang TUK ini!!! memang beginilah slalu gaya mereka ngomong soal Islam di manapun terutama di luar Indonesia, seperti di Amrik, Eropa Barat, Israel dan Universitas Melbourne Australia. orang macam ini pulak lah nyang akan adakan diskusi Islam dan Seni di bulan Ramadhan yad!!! bisa dibayangkan gimane aturan maennya kan! hahaha... apa mereka (nyang ngaku-ngaku pembela pluralisme dalam berkeyakinan itu) berani ngundang FPI dan organisasi semacam untuk ikut juga jadi pembicara?! apa mereka memang sudah demokratis , sudah liberalis, sudah pluralis, sudah HAMis, sudah posmodernis cuma bisa mereka buktikan dengan mengundang jugak para FPI, MMI dan kelompok Islam lain yang gak seideologi dengan Islam mereka!!! kalok nggak, ya Amerikanis dong namanye... hahaha... --- In [EMAIL PROTECTED] .com, MGR indunisi@ wrote: Majalah TEMPO 18-24 Agustus 2008 WAWANCARA Asghar Ali Engineer: Surga Bukan Monopoli Muslim DI dunia muslim, Asghar Ali Engineer dikenal gigih memperjuangkan kesetaraan gender dan hak-hak perempuan. Dia juga memberikan perhatian pada nasib orang miskin yang dipinggirkan karena struktur sosial yang timpang. Mereka, mengutip sosiolog Iran, Ali Syariati, disebutnya sebagai orang yang tertindas. Asghar Ali tak cuma bicara. Dia sendiri memimpin komunitas Syiah Ismailiyah Bohra yang cukup terkenal di India. Belakangan, Asghar Ali kerap menyuarakan pentingnya hubungan saling menghormati antarpemeluk agama berbeda. Dalam konteks India, tanah airnya yang acap diwarnai konflik antara pemeluk Hindu dan Islam, suaranya amat berarti. Untuk dedikasi mendorong toleransi, dia memperoleh penghargaan harmoni komunal dari pemerintah India pada 1997. Asghar Ali lahir dari keluarga santri. Dia belajar bahasa Arab dari ayahnya, Syekh Qurban Husain. Dia juga mendapat pendidikan sekuler hingga memperoleh gelar sarjana teknik sipil dari University of Indore. Pekan lalu, bersama sejumlah cendekiawan dari kawasan Asia Selatan, Asghar Ali berkunjung ke Indonesia. Ia menyampaikan ceramah tentang Islam dan negara bangsa serta bertemu dengan sejumlah cendekiawan Islam Indonesia, antara lain bekas presiden Abdurrahman Wahid. Di sela kunjungan itu, Asghar Ali menerima Nugroho Dewanto dan Iqbal Muhtarom dari Tempo. Mengapa belakangan Anda kerap menulis soal teologi perdamaian dan pluralisme religius? Saya bahkan menulis buku tentang masalah itu. Kedua isu tersebut sangat penting saat ini, ketika terorisme terjadi di mana-mana dan muncul kesalahpahaman bahwa Islam mendukung perang serta kekerasan lewat jihad. Padahal Islam sesungguhnya mendukung perdamaian. Seorang muslim menyapa dengan ucapan assalamualaikum, yang berarti kedamaian untuk Anda. Begitu pentingnya konsep damai dalam Islam sehingga banyak disebut dalam Quran dan hadis. Perang dalam Islam memiliki konteks semata untuk bertahan. Nabi mengatakan perang suci adalah jihad kecil, sedangkan memerangi hawa nafsu merupakan jihad besar. Dari mana kesalahpahaman ini dimulai? Ketika kerajaan ditegakkan atas nama Islam, para penguasa menyebut perang memperebutkan wilayah sebagai jihad. Arti jihad pun berubah, dari upaya sungguh-sungguh menjadi semata perang. Para teroris bahkan menggunakan istilah jihad untuk membenarkan pembunuhan terhadap orang tak bersalah, dengan bom yang diletakkan di sembarang tempat. Padahal, dalam syariat jelas disebut, dalam perang sekalipun tak boleh membunuh anak kecil, orang tua, orang tak bersalah, dan noncombatant apalagi mengebom pasar. Jadi tulisan-tulisan Anda tak cuma ditujukan kepada pembaca nonmuslim, tapi juga untuk sesama
Re: [wanita-muslimah] Re: Surga Bukan Monopoli Muslim (Asghar Ali Engineer)
Wahhh pada ributt tohh... Biasanya om AB terlihat seperti org yg baik... ahhh ternyata tidak seperti yg dibayangkan... Ada apa yaaa?? --- On Wed, 8/20/08, P|R|E|N|D|69 [EMAIL PROTECTED] wrote: From: P|R|E|N|D|69 [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Surga Bukan Monopoli Muslim (Asghar Ali Engineer) To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Date: Wednesday, August 20, 2008, 6:36 PM Preee...ngapain...di bahas.. --- On Wed, 8/20/08, Ahmad Badrudduja [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Ahmad Badrudduja [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Surga Bukan Monopoli Muslim (Asghar Ali Engineer) To: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], wanita-muslimah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] Date: Wednesday, August 20, 2008, 10:38 PM tukang mabuk kayak saut ngapain ngurus-ngurus islam segala. udah sono, minum aja yang banyak, beli bir terus dengan menguras dompet isteri bulemu, tak usah ngurus islam. emangnya elu tahu apa soal islam, wong soal sastra aja ndak ada yang menggubris kamu. kerjaan kok ketawa mulu, ngoceh di semua milis, nggak jelas. AB --- On Wed, 8/20/08, sautsitumorang [EMAIL PROTECTED] wrote: From: sautsitumorang [EMAIL PROTECTED] Subject: [wanita-muslimah] Re: Surga Bukan Monopoli Muslim (Asghar Ali Engineer) To: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], wanita-muslimah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] Date: Wednesday, August 20, 2008, 6:16 PM hahaha... perhatikan judul posting dari orang TUK ini!!! memang beginilah slalu gaya mereka ngomong soal Islam di manapun terutama di luar Indonesia, seperti di Amrik, Eropa Barat, Israel dan Universitas Melbourne Australia. orang macam ini pulak lah nyang akan adakan diskusi Islam dan Seni di bulan Ramadhan yad!!! bisa dibayangkan gimane aturan maennya kan! hahaha... apa mereka (nyang ngaku-ngaku pembela pluralisme dalam berkeyakinan itu) berani ngundang FPI dan organisasi semacam untuk ikut juga jadi pembicara?! apa mereka memang sudah demokratis , sudah liberalis, sudah pluralis, sudah HAMis, sudah posmodernis cuma bisa mereka buktikan dengan mengundang jugak para FPI, MMI dan kelompok Islam lain yang gak seideologi dengan Islam mereka!!! kalok nggak, ya Amerikanis dong namanye... hahaha... --- In [EMAIL PROTECTED] .com, MGR indunisi@ wrote: Majalah TEMPO 18-24 Agustus 2008 WAWANCARA Asghar Ali Engineer: Surga Bukan Monopoli Muslim DI dunia muslim, Asghar Ali Engineer dikenal gigih memperjuangkan kesetaraan gender dan hak-hak perempuan. Dia juga memberikan perhatian pada nasib orang miskin yang dipinggirkan karena struktur sosial yang timpang. Mereka, mengutip sosiolog Iran, Ali Syariati, disebutnya sebagai orang yang tertindas. Asghar Ali tak cuma bicara. Dia sendiri memimpin komunitas Syiah Ismailiyah Bohra yang cukup terkenal di India. Belakangan, Asghar Ali kerap menyuarakan pentingnya hubungan saling menghormati antarpemeluk agama berbeda. Dalam konteks India, tanah airnya yang acap diwarnai konflik antara pemeluk Hindu dan Islam, suaranya amat berarti. Untuk dedikasi mendorong toleransi, dia memperoleh penghargaan harmoni komunal dari pemerintah India pada 1997. Asghar Ali lahir dari keluarga santri. Dia belajar bahasa Arab dari ayahnya, Syekh Qurban Husain. Dia juga mendapat pendidikan sekuler hingga memperoleh gelar sarjana teknik sipil dari University of Indore. Pekan lalu, bersama sejumlah cendekiawan dari kawasan Asia Selatan, Asghar Ali berkunjung ke Indonesia. Ia menyampaikan ceramah tentang Islam dan negara bangsa serta bertemu dengan sejumlah cendekiawan Islam Indonesia, antara lain bekas presiden Abdurrahman Wahid. Di sela kunjungan itu, Asghar Ali menerima Nugroho Dewanto dan Iqbal Muhtarom dari Tempo. Mengapa belakangan Anda kerap menulis soal teologi perdamaian dan pluralisme religius? Saya bahkan menulis buku tentang masalah itu. Kedua isu tersebut sangat penting saat ini, ketika terorisme terjadi di mana-mana dan muncul kesalahpahaman bahwa Islam mendukung perang serta kekerasan lewat jihad. Padahal Islam sesungguhnya mendukung perdamaian. Seorang muslim menyapa dengan ucapan assalamualaikum, yang berarti kedamaian untuk Anda. Begitu pentingnya konsep damai dalam Islam sehingga banyak disebut dalam Quran dan hadis. Perang dalam Islam memiliki konteks semata untuk bertahan. Nabi mengatakan perang suci adalah jihad kecil, sedangkan memerangi hawa nafsu merupakan jihad besar. Dari mana kesalahpahaman ini dimulai? Ketika kerajaan ditegakkan atas nama Islam, para penguasa menyebut perang memperebutkan wilayah sebagai jihad. Arti jihad pun berubah, dari upaya sungguh-sungguh menjadi semata perang. Para teroris bahkan
Re: [wanita-muslimah] Re: Surga Bukan Monopoli Muslim (Asghar Ali Engineer)
boss, u start the fire. ini juga yg menjadi pikiran saya. lihat quote dari orang yg sama (AB) : *Re: [wanita-muslimah] Re: Pengalaman Kristen terjadi pada Islam sekarang * *Wahai umat Islam, belajarlah dengan baik, pakailah akal yang diberikan oleh Allah SWT pada kalian, janganlah berpikir sempit, janganlah membenci orang yang berbeda, ambillah kebaikan walaupun sumbernya berasal dari orang di luar Islam, sebab, seperti dikatakan oleh Nabi, kebijaksanaan adalah milik Islam, di manapun dijumpai harus dipungut.* *--cut --* *AB* On 8/21/08, Rye Woo [EMAIL PROTECTED] wrote: Wahhh pada ributt tohh... Biasanya om AB terlihat seperti org yg baik... ahhh ternyata tidak seperti yg dibayangkan... Ada apa yaaa?? *tukang mabuk kayak saut ngapain ngurus-ngurus islam segala. udah sono, minum aja yang banyak, beli bir terus dengan menguras dompet isteri bulemu, tak usah ngurus islam. emangnya elu tahu apa soal islam, wong soal sastra aja ndak ada yang menggubris kamu. kerjaan kok ketawa mulu, ngoceh di semua milis, nggak jelas. AB * [Non-text portions of this message have been removed]