[wanita-muslimah] Re: Surga Bukan Monopoli Muslim (Asghar Ali Engineer)

2008-08-20 Terurut Topik sautsitumorang

hahaha...


perhatikan judul posting dari orang TUK ini!!!


memang beginilah slalu gaya mereka ngomong soal Islam di manapun 
terutama di luar Indonesia, seperti di Amrik, Eropa Barat, Israel dan 
Universitas Melbourne Australia.

orang macam ini pulak lah nyang akan adakan diskusi Islam dan Seni 
di bulan Ramadhan yad!!! bisa dibayangkan gimane aturan maennya kan! 
hahaha...


apa mereka (nyang ngaku-ngaku pembela pluralisme dalam 
berkeyakinan itu) berani ngundang FPI dan organisasi semacam untuk 
ikut juga jadi pembicara?! apa mereka memang sudah demokratis, 
sudah liberalis, sudah pluralis, sudah HAMis, sudah 
posmodernis cuma bisa mereka buktikan dengan mengundang jugak para 
FPI, MMI dan kelompok Islam lain yang gak seideologi dengan Islam 
mereka!!!

kalok nggak, ya Amerikanis dong namanye...


hahaha...




--- In [EMAIL PROTECTED], MGR indunisi@ wrote:

 
 Majalah TEMPO 18-24 Agustus 2008
 
 WAWANCARA
 Asghar Ali Engineer:
 
 Surga Bukan Monopoli Muslim
 DI dunia muslim, Asghar Ali Engineer
 dikenal gigih memperjuangkan kesetaraan gender dan hak-hak 
perempuan.
 Dia juga memberikan perhatian pada nasib orang miskin yang 
dipinggirkan
 karena struktur sosial yang timpang. Mereka, mengutip sosiolog Iran,
 Ali Syariati, disebutnya sebagai orang yang tertindas. Asghar Ali 
tak
 cuma bicara. Dia sendiri memimpin komunitas Syiah Ismailiyah Bohra 
yang
 cukup terkenal di India. 
 
 Belakangan, Asghar Ali kerap menyuarakan pentingnya hubungan
 saling menghormati antarpemeluk agama berbeda. Dalam konteks India,
 tanah airnya yang acap diwarnai konflik antara pemeluk Hindu dan 
Islam,
 suaranya amat berarti. Untuk dedikasi mendorong toleransi, dia
 memperoleh penghargaan harmoni komunal dari pemerintah India pada 
1997.
 Asghar Ali lahir dari keluarga santri. Dia belajar bahasa Arab
 dari ayahnya, Syekh Qurban Husain. Dia juga mendapat pendidikan 
sekuler
 hingga memperoleh gelar sarjana teknik sipil dari University of 
Indore. 
 
 Pekan lalu, bersama sejumlah cendekiawan dari kawasan Asia
 Selatan, Asghar Ali berkunjung ke Indonesia. Ia menyampaikan ceramah
 tentang Islam dan negara bangsa serta bertemu dengan sejumlah
 cendekiawan Islam Indonesia, antara lain bekas presiden Abdurrahman
 Wahid. Di sela kunjungan itu, Asghar Ali menerima Nugroho Dewanto 
dan
 Iqbal Muhtarom dari Tempo.
 
 Mengapa belakangan Anda kerap menulis soal teologi perdamaian dan 
pluralisme religius?
 Saya bahkan menulis buku tentang masalah itu.
 Kedua isu tersebut sangat penting saat ini, ketika terorisme 
terjadi di
 mana-mana dan muncul kesalahpahaman bahwa Islam mendukung perang 
serta
 kekerasan lewat jihad. Padahal Islam sesungguhnya mendukung 
perdamaian.
 Seorang muslim menyapa dengan ucapan assalamualaikum, yang berarti
 kedamaian untuk Anda. Begitu pentingnya konsep damai dalam Islam
 sehingga banyak disebut dalam Quran dan hadis. Perang dalam Islam
 memiliki konteks semata untuk bertahan. Nabi mengatakan perang suci
 adalah jihad kecil, sedangkan memerangi hawa nafsu merupakan jihad
 besar.
 Dari mana kesalahpahaman ini dimulai?
 Ketika kerajaan ditegakkan atas nama Islam, para
 penguasa menyebut perang memperebutkan wilayah sebagai jihad. Arti
 jihad pun berubah, dari upaya sungguh-sungguh menjadi semata perang.
 Para teroris bahkan menggunakan istilah jihad untuk membenarkan
 pembunuhan terhadap orang tak bersalah, dengan bom yang diletakkan 
di
 sembarang tempat. Padahal, dalam syariat jelas disebut, dalam perang
 sekalipun tak boleh membunuh anak kecil, orang tua, orang tak 
bersalah,
 dan noncombatant—apalagi mengebom pasar.
 Jadi tulisan-tulisan Anda tak cuma ditujukan kepada pembaca 
nonmuslim, tapi juga untuk sesama muslim?
 Ya, banyak nonmuslim yang salah paham terhadap
 Islam. Tapi apa yang dilakukan para teroris yang mengatasnamakan 
Islam
 sesungguhnya juga tak sesuai dengan ajaran Quran. Mereka salah 
memahami
 jihad.
 Anda mendorong pluralisme religius, padahal ulama di sini berfatwa 
bahwa pluralisme haram 
 Haram? (tertawa). Quran dalam surat Al-Maidah
 mengatakan, Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya 
satu
 umat (saja). Tapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang 
telah
 diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan.
 Quran juga mengatakan bahwa surga bukan hanya monopoli muslim, tapi
 juga untuk mereka yang percaya kepada Allah dan hari akhir serta
 melakukan kebajikan. Jadi, mencapai surga bergantung pada bagaimana
 sikap dan perilaku kita, bagaimana kita memperlakukan orang lain.
 Kemanusiaan itu amat penting. Di India ada begitu banyak agama, dan
 penganut Islam 150 juta orang. Mereka menerima konsep masyarakat
 majemuk.
 Ulama mengatakan mereka menerima pluralitas tapi menolak pluralisme.
…
 Saya mengerti. Pluralisme merupakan konsep untuk
 menerima perbedaan dalam beragama. Quran mengakui semua nabi dan
 menunjukkan perbedaan masing-masing mereka. Quran menerima keyakinan
 Yahudi, Kristen, dan Sabiin. Kita diperintahkan untuk saling
 menghormati.
 

Re: [wanita-muslimah] Re: Surga Bukan Monopoli Muslim (Asghar Ali Engineer)

2008-08-20 Terurut Topik Ahmad Badrudduja
tukang mabuk kayak saut ngapain ngurus-ngurus islam segala. udah sono, minum 
aja yang banyak, beli bir terus dengan menguras dompet isteri bulemu, tak usah 
ngurus islam. emangnya elu tahu apa soal islam, wong soal sastra aja ndak ada 
yang menggubris kamu.

kerjaan kok ketawa mulu, ngoceh di semua milis, nggak jelas. 

AB



--- On Wed, 8/20/08, sautsitumorang [EMAIL PROTECTED] wrote:
From: sautsitumorang [EMAIL PROTECTED]
Subject: [wanita-muslimah] Re: Surga Bukan Monopoli Muslim (Asghar Ali Engineer)
To: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], 
wanita-muslimah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL 
PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED]
Date: Wednesday, August 20, 2008, 6:16 PM













hahaha...



perhatikan judul posting dari orang TUK ini!!!



memang beginilah slalu gaya mereka ngomong soal Islam di manapun 

terutama di luar Indonesia, seperti di Amrik, Eropa Barat, Israel dan 

Universitas Melbourne Australia.



orang macam ini pulak lah nyang akan adakan diskusi Islam dan Seni 

di bulan Ramadhan yad!!! bisa dibayangkan gimane aturan maennya kan! 

hahaha...



apa mereka (nyang ngaku-ngaku pembela pluralisme dalam 

berkeyakinan itu) berani ngundang FPI dan organisasi semacam untuk 

ikut juga jadi pembicara?! apa mereka memang sudah demokratis , 

sudah liberalis, sudah pluralis, sudah HAMis, sudah 

posmodernis cuma bisa mereka buktikan dengan mengundang jugak para 

FPI, MMI dan kelompok Islam lain yang gak seideologi dengan Islam 

mereka!!!



kalok nggak, ya Amerikanis dong namanye...



hahaha...



--- In [EMAIL PROTECTED] .com, MGR indunisi@ wrote:



 

 Majalah TEMPO 18-24 Agustus 2008

 

 WAWANCARA

 Asghar Ali Engineer:

 

 Surga Bukan Monopoli Muslim

 DI dunia muslim, Asghar Ali Engineer

 dikenal gigih memperjuangkan kesetaraan gender dan hak-hak 

perempuan.

 Dia juga memberikan perhatian pada nasib orang miskin yang 

dipinggirkan

 karena struktur sosial yang timpang. Mereka, mengutip sosiolog Iran,

 Ali Syariati, disebutnya sebagai orang yang tertindas. Asghar Ali 

tak

 cuma bicara. Dia sendiri memimpin komunitas Syiah Ismailiyah Bohra 

yang

 cukup terkenal di India. 

 

 Belakangan, Asghar Ali kerap menyuarakan pentingnya hubungan

 saling menghormati antarpemeluk agama berbeda. Dalam konteks India,

 tanah airnya yang acap diwarnai konflik antara pemeluk Hindu dan 

Islam,

 suaranya amat berarti. Untuk dedikasi mendorong toleransi, dia

 memperoleh penghargaan harmoni komunal dari pemerintah India pada 

1997.

 Asghar Ali lahir dari keluarga santri. Dia belajar bahasa Arab

 dari ayahnya, Syekh Qurban Husain. Dia juga mendapat pendidikan 

sekuler

 hingga memperoleh gelar sarjana teknik sipil dari University of 

Indore. 

 

 Pekan lalu, bersama sejumlah cendekiawan dari kawasan Asia

 Selatan, Asghar Ali berkunjung ke Indonesia. Ia menyampaikan ceramah

 tentang Islam dan negara bangsa serta bertemu dengan sejumlah

 cendekiawan Islam Indonesia, antara lain bekas presiden Abdurrahman

 Wahid. Di sela kunjungan itu, Asghar Ali menerima Nugroho Dewanto 

dan

 Iqbal Muhtarom dari Tempo.

 

 Mengapa belakangan Anda kerap menulis soal teologi perdamaian dan 

pluralisme religius?

 Saya bahkan menulis buku tentang masalah itu.

 Kedua isu tersebut sangat penting saat ini, ketika terorisme 

terjadi di

 mana-mana dan muncul kesalahpahaman bahwa Islam mendukung perang 

serta

 kekerasan lewat jihad. Padahal Islam sesungguhnya mendukung 

perdamaian.

 Seorang muslim menyapa dengan ucapan assalamualaikum, yang berarti

 kedamaian untuk Anda. Begitu pentingnya konsep damai dalam Islam

 sehingga banyak disebut dalam Quran dan hadis. Perang dalam Islam

 memiliki konteks semata untuk bertahan. Nabi mengatakan perang suci

 adalah jihad kecil, sedangkan memerangi hawa nafsu merupakan jihad

 besar.

 Dari mana kesalahpahaman ini dimulai?

 Ketika kerajaan ditegakkan atas nama Islam, para

 penguasa menyebut perang memperebutkan wilayah sebagai jihad. Arti

 jihad pun berubah, dari upaya sungguh-sungguh menjadi semata perang.

 Para teroris bahkan menggunakan istilah jihad untuk membenarkan

 pembunuhan terhadap orang tak bersalah, dengan bom yang diletakkan 

di

 sembarang tempat. Padahal, dalam syariat jelas disebut, dalam perang

 sekalipun tak boleh membunuh anak kecil, orang tua, orang tak 

bersalah,

 dan noncombatant— apalagi mengebom pasar.

 Jadi tulisan-tulisan Anda tak cuma ditujukan kepada pembaca 

nonmuslim, tapi juga untuk sesama muslim?

 Ya, banyak nonmuslim yang salah paham terhadap

 Islam. Tapi apa yang dilakukan para teroris yang mengatasnamakan 

Islam

 sesungguhnya juga tak sesuai dengan ajaran Quran. Mereka salah 

memahami

 jihad.

 Anda mendorong pluralisme religius, padahal ulama di sini berfatwa 

bahwa pluralisme haram 

 Haram? (tertawa). Quran dalam surat Al-Maidah

 mengatakan, Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya 

satu

 umat (saja). Tapi

Re: [wanita-muslimah] Re: Surga Bukan Monopoli Muslim (Asghar Ali Engineer)

2008-08-20 Terurut Topik Ari Condro

Weks !  Si mbah turun tangan :p




Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS network

-Original Message-
From: Ahmad Badrudduja [EMAIL PROTECTED]

Date: Wed, 20 Aug 2008 08:38:22 
To: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; 
wanita-muslimah@yahoogroups.com; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; 
[EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Surga Bukan Monopoli Muslim (Asghar Ali 
Engineer)


tukang mabuk kayak saut ngapain ngurus-ngurus islam segala. udah sono, minum 
aja yang banyak, beli bir terus dengan menguras dompet isteri bulemu, tak usah 
ngurus islam. emangnya elu tahu apa soal islam, wong soal sastra aja ndak ada 
yang menggubris kamu.

kerjaan kok ketawa mulu, ngoceh di semua milis, nggak jelas. 

AB



--- On Wed, 8/20/08, sautsitumorang [EMAIL PROTECTED] wrote:
From: sautsitumorang [EMAIL PROTECTED]
Subject: [wanita-muslimah] Re: Surga Bukan Monopoli Muslim (Asghar Ali Engineer)
To: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], 
wanita-muslimah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL 
PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED]
Date: Wednesday, August 20, 2008, 6:16 PM













hahaha...



perhatikan judul posting dari orang TUK ini!!!



memang beginilah slalu gaya mereka ngomong soal Islam di manapun 

terutama di luar Indonesia, seperti di Amrik, Eropa Barat, Israel dan 

Universitas Melbourne Australia.



orang macam ini pulak lah nyang akan adakan diskusi Islam dan Seni 

di bulan Ramadhan yad!!! bisa dibayangkan gimane aturan maennya kan! 

hahaha...



apa mereka (nyang ngaku-ngaku pembela pluralisme dalam 

berkeyakinan itu) berani ngundang FPI dan organisasi semacam untuk 

ikut juga jadi pembicara?! apa mereka memang sudah demokratis , 

sudah liberalis, sudah pluralis, sudah HAMis, sudah 

posmodernis cuma bisa mereka buktikan dengan mengundang jugak para 

FPI, MMI dan kelompok Islam lain yang gak seideologi dengan Islam 

mereka!!!



kalok nggak, ya Amerikanis dong namanye...



hahaha...



--- In [EMAIL PROTECTED] .com, MGR indunisi@ wrote:



 

 Majalah TEMPO 18-24 Agustus 2008

 

 WAWANCARA

 Asghar Ali Engineer:

 

 Surga Bukan Monopoli Muslim

 DI dunia muslim, Asghar Ali Engineer

 dikenal gigih memperjuangkan kesetaraan gender dan hak-hak 

perempuan.

 Dia juga memberikan perhatian pada nasib orang miskin yang 

dipinggirkan

 karena struktur sosial yang timpang. Mereka, mengutip sosiolog Iran,

 Ali Syariati, disebutnya sebagai orang yang tertindas. Asghar Ali 

tak

 cuma bicara. Dia sendiri memimpin komunitas Syiah Ismailiyah Bohra 

yang

 cukup terkenal di India. 

 

 Belakangan, Asghar Ali kerap menyuarakan pentingnya hubungan

 saling menghormati antarpemeluk agama berbeda. Dalam konteks India,

 tanah airnya yang acap diwarnai konflik antara pemeluk Hindu dan 

Islam,

 suaranya amat berarti. Untuk dedikasi mendorong toleransi, dia

 memperoleh penghargaan harmoni komunal dari pemerintah India pada 

1997.

 Asghar Ali lahir dari keluarga santri. Dia belajar bahasa Arab

 dari ayahnya, Syekh Qurban Husain. Dia juga mendapat pendidikan 

sekuler

 hingga memperoleh gelar sarjana teknik sipil dari University of 

Indore. 

 

 Pekan lalu, bersama sejumlah cendekiawan dari kawasan Asia

 Selatan, Asghar Ali berkunjung ke Indonesia. Ia menyampaikan ceramah

 tentang Islam dan negara bangsa serta bertemu dengan sejumlah

 cendekiawan Islam Indonesia, antara lain bekas presiden Abdurrahman

 Wahid. Di sela kunjungan itu, Asghar Ali menerima Nugroho Dewanto 

dan

 Iqbal Muhtarom dari Tempo.

 

 Mengapa belakangan Anda kerap menulis soal teologi perdamaian dan 

pluralisme religius?

 Saya bahkan menulis buku tentang masalah itu.

 Kedua isu tersebut sangat penting saat ini, ketika terorisme 

terjadi di

 mana-mana dan muncul kesalahpahaman bahwa Islam mendukung perang 

serta

 kekerasan lewat jihad. Padahal Islam sesungguhnya mendukung 

perdamaian.

 Seorang muslim menyapa dengan ucapan assalamualaikum, yang berarti

 kedamaian untuk Anda. Begitu pentingnya konsep damai dalam Islam

 sehingga banyak disebut dalam Quran dan hadis. Perang dalam Islam

 memiliki konteks semata untuk bertahan. Nabi mengatakan perang suci

 adalah jihad kecil, sedangkan memerangi hawa nafsu merupakan jihad

 besar.

 Dari mana kesalahpahaman ini dimulai?

 Ketika kerajaan ditegakkan atas nama Islam, para

 penguasa menyebut perang memperebutkan wilayah sebagai jihad. Arti

 jihad pun berubah, dari upaya sungguh-sungguh menjadi semata perang.

 Para teroris bahkan menggunakan istilah jihad untuk membenarkan

 pembunuhan terhadap orang tak bersalah, dengan bom yang diletakkan 

di

 sembarang tempat. Padahal, dalam syariat jelas disebut, dalam perang

 sekalipun tak boleh membunuh anak kecil, orang tua, orang tak 

bersalah,

 dan noncombatant— apalagi mengebom pasar.

 Jadi tulisan-tulisan Anda tak cuma ditujukan kepada pembaca 

nonmuslim

Re: [wanita-muslimah] Re: Surga Bukan Monopoli Muslim (Asghar Ali Engineer)

2008-08-20 Terurut Topik P|R|E|N|D|69
Preee...ngapain...di bahas..

--- On Wed, 8/20/08, Ahmad Badrudduja [EMAIL PROTECTED] wrote:
From: Ahmad Badrudduja [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Surga Bukan Monopoli Muslim (Asghar Ali 
Engineer)
To: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], 
wanita-muslimah@yahoogroups.com, [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL 
PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED]
Date: Wednesday, August 20, 2008, 10:38 PM

tukang mabuk kayak saut ngapain ngurus-ngurus islam segala. udah sono, minum aja
yang banyak, beli bir terus dengan menguras dompet isteri bulemu, tak usah
ngurus islam. emangnya elu tahu apa soal islam, wong soal sastra aja ndak ada
yang menggubris kamu.

kerjaan kok ketawa mulu, ngoceh di semua milis, nggak jelas. 

AB



--- On Wed, 8/20/08, sautsitumorang [EMAIL PROTECTED] wrote:
From: sautsitumorang [EMAIL PROTECTED]
Subject: [wanita-muslimah] Re: Surga Bukan Monopoli Muslim (Asghar Ali
Engineer)
To: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED], wanita-muslimah@yahoogroups.com,
[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED]
Date: Wednesday, August 20, 2008, 6:16 PM













hahaha...



perhatikan judul posting dari orang TUK ini!!!



memang beginilah slalu gaya mereka ngomong soal Islam di manapun 

terutama di luar Indonesia, seperti di Amrik, Eropa Barat, Israel dan 

Universitas Melbourne Australia.



orang macam ini pulak lah nyang akan adakan diskusi Islam dan Seni 

di bulan Ramadhan yad!!! bisa dibayangkan gimane aturan maennya kan! 

hahaha...



apa mereka (nyang ngaku-ngaku pembela pluralisme dalam 

berkeyakinan itu) berani ngundang FPI dan organisasi semacam untuk 

ikut juga jadi pembicara?! apa mereka memang sudah demokratis , 

sudah liberalis, sudah pluralis, sudah
HAMis, sudah 

posmodernis cuma bisa mereka buktikan dengan mengundang jugak para 

FPI, MMI dan kelompok Islam lain yang gak seideologi dengan Islam 

mereka!!!



kalok nggak, ya Amerikanis dong namanye...



hahaha...



--- In [EMAIL PROTECTED] .com, MGR indunisi@ wrote:



 

 Majalah TEMPO 18-24 Agustus 2008

 

 WAWANCARA

 Asghar Ali Engineer:

 

 Surga Bukan Monopoli Muslim

 DI dunia muslim, Asghar Ali Engineer

 dikenal gigih memperjuangkan kesetaraan gender dan hak-hak 

perempuan.

 Dia juga memberikan perhatian pada nasib orang miskin yang 

dipinggirkan

 karena struktur sosial yang timpang. Mereka, mengutip sosiolog Iran,

 Ali Syariati, disebutnya sebagai orang yang tertindas. Asghar Ali 

tak

 cuma bicara. Dia sendiri memimpin komunitas Syiah Ismailiyah Bohra 

yang

 cukup terkenal di India. 

 

 Belakangan, Asghar Ali kerap menyuarakan pentingnya hubungan

 saling menghormati antarpemeluk agama berbeda. Dalam konteks India,

 tanah airnya yang acap diwarnai konflik antara pemeluk Hindu dan 

Islam,

 suaranya amat berarti. Untuk dedikasi mendorong toleransi, dia

 memperoleh penghargaan harmoni komunal dari pemerintah India pada 

1997.

 Asghar Ali lahir dari keluarga santri. Dia belajar bahasa Arab

 dari ayahnya, Syekh Qurban Husain. Dia juga mendapat pendidikan 

sekuler

 hingga memperoleh gelar sarjana teknik sipil dari University of 

Indore. 

 

 Pekan lalu, bersama sejumlah cendekiawan dari kawasan Asia

 Selatan, Asghar Ali berkunjung ke Indonesia. Ia menyampaikan ceramah

 tentang Islam dan negara bangsa serta bertemu dengan sejumlah

 cendekiawan Islam Indonesia, antara lain bekas presiden Abdurrahman

 Wahid. Di sela kunjungan itu, Asghar Ali menerima Nugroho Dewanto 

dan

 Iqbal Muhtarom dari Tempo.

 

 Mengapa belakangan Anda kerap menulis soal teologi perdamaian dan 

pluralisme religius?

 Saya bahkan menulis buku tentang masalah itu.

 Kedua isu tersebut sangat penting saat ini, ketika terorisme 

terjadi di

 mana-mana dan muncul kesalahpahaman bahwa Islam mendukung perang 

serta

 kekerasan lewat jihad. Padahal Islam sesungguhnya mendukung 

perdamaian.

 Seorang muslim menyapa dengan ucapan assalamualaikum, yang berarti

 kedamaian untuk Anda. Begitu pentingnya konsep damai dalam Islam

 sehingga banyak disebut dalam Quran dan hadis. Perang dalam Islam

 memiliki konteks semata untuk bertahan. Nabi mengatakan perang suci

 adalah jihad kecil, sedangkan memerangi hawa nafsu merupakan jihad

 besar.

 Dari mana kesalahpahaman ini dimulai?

 Ketika kerajaan ditegakkan atas nama Islam, para

 penguasa menyebut perang memperebutkan wilayah sebagai jihad. Arti

 jihad pun berubah, dari upaya sungguh-sungguh menjadi semata perang.

 Para teroris bahkan menggunakan istilah jihad untuk membenarkan

 pembunuhan terhadap orang tak bersalah, dengan bom yang diletakkan 

di

 sembarang tempat. Padahal, dalam syariat jelas disebut, dalam perang

 sekalipun tak boleh membunuh anak kecil, orang tua, orang tak 

bersalah,

 dan noncombatant— apalagi mengebom pasar.

 Jadi tulisan-tulisan Anda tak cuma ditujukan kepada pembaca 

nonmuslim, tapi juga untuk sesama

Re: [wanita-muslimah] Re: Surga Bukan Monopoli Muslim (Asghar Ali Engineer)

2008-08-20 Terurut Topik Rye Woo
Wahhh pada ributt tohh... Biasanya om AB terlihat seperti org yg baik...
ahhh ternyata tidak seperti yg dibayangkan...
 
Ada apa yaaa??

--- On Wed, 8/20/08, P|R|E|N|D|69 [EMAIL PROTECTED] wrote:

From: P|R|E|N|D|69 [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Surga Bukan Monopoli Muslim (Asghar Ali 
Engineer)
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Date: Wednesday, August 20, 2008, 6:36 PM

Preee...ngapain...di bahas..

--- On Wed, 8/20/08, Ahmad Badrudduja [EMAIL PROTECTED] wrote:
From: Ahmad Badrudduja [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Surga Bukan Monopoli Muslim (Asghar Ali
Engineer)
To: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED], wanita-muslimah@yahoogroups.com,
[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED]
Date: Wednesday, August 20, 2008, 10:38 PM

tukang mabuk kayak saut ngapain ngurus-ngurus islam segala. udah sono, minum
aja
yang banyak, beli bir terus dengan menguras dompet isteri bulemu, tak usah
ngurus islam. emangnya elu tahu apa soal islam, wong soal sastra aja ndak ada
yang menggubris kamu.

kerjaan kok ketawa mulu, ngoceh di semua milis, nggak jelas. 

AB



--- On Wed, 8/20/08, sautsitumorang [EMAIL PROTECTED] wrote:
From: sautsitumorang [EMAIL PROTECTED]
Subject: [wanita-muslimah] Re: Surga Bukan Monopoli Muslim (Asghar Ali
Engineer)
To: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED], wanita-muslimah@yahoogroups.com,
[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED],
[EMAIL PROTECTED]
Date: Wednesday, August 20, 2008, 6:16 PM













hahaha...



perhatikan judul posting dari orang TUK ini!!!



memang beginilah slalu gaya mereka ngomong soal Islam di manapun 

terutama di luar Indonesia, seperti di Amrik, Eropa Barat, Israel dan 

Universitas Melbourne Australia.



orang macam ini pulak lah nyang akan adakan diskusi Islam dan Seni 

di bulan Ramadhan yad!!! bisa dibayangkan gimane aturan maennya kan! 

hahaha...



apa mereka (nyang ngaku-ngaku pembela pluralisme dalam 

berkeyakinan itu) berani ngundang FPI dan organisasi semacam untuk 

ikut juga jadi pembicara?! apa mereka memang sudah demokratis , 

sudah liberalis, sudah pluralis, sudah
HAMis, sudah 

posmodernis cuma bisa mereka buktikan dengan mengundang jugak para 

FPI, MMI dan kelompok Islam lain yang gak seideologi dengan Islam 

mereka!!!



kalok nggak, ya Amerikanis dong namanye...



hahaha...



--- In [EMAIL PROTECTED] .com, MGR indunisi@ wrote:



 

 Majalah TEMPO 18-24 Agustus 2008

 

 WAWANCARA

 Asghar Ali Engineer:

 

 Surga Bukan Monopoli Muslim

 DI dunia muslim, Asghar Ali Engineer

 dikenal gigih memperjuangkan kesetaraan gender dan hak-hak 

perempuan.

 Dia juga memberikan perhatian pada nasib orang miskin yang 

dipinggirkan

 karena struktur sosial yang timpang. Mereka, mengutip sosiolog Iran,

 Ali Syariati, disebutnya sebagai orang yang tertindas. Asghar Ali 

tak

 cuma bicara. Dia sendiri memimpin komunitas Syiah Ismailiyah Bohra 

yang

 cukup terkenal di India. 

 

 Belakangan, Asghar Ali kerap menyuarakan pentingnya hubungan

 saling menghormati antarpemeluk agama berbeda. Dalam konteks India,

 tanah airnya yang acap diwarnai konflik antara pemeluk Hindu dan 

Islam,

 suaranya amat berarti. Untuk dedikasi mendorong toleransi, dia

 memperoleh penghargaan harmoni komunal dari pemerintah India pada 

1997.

 Asghar Ali lahir dari keluarga santri. Dia belajar bahasa Arab

 dari ayahnya, Syekh Qurban Husain. Dia juga mendapat pendidikan 

sekuler

 hingga memperoleh gelar sarjana teknik sipil dari University of 

Indore. 

 

 Pekan lalu, bersama sejumlah cendekiawan dari kawasan Asia

 Selatan, Asghar Ali berkunjung ke Indonesia. Ia menyampaikan ceramah

 tentang Islam dan negara bangsa serta bertemu dengan sejumlah

 cendekiawan Islam Indonesia, antara lain bekas presiden Abdurrahman

 Wahid. Di sela kunjungan itu, Asghar Ali menerima Nugroho Dewanto 

dan

 Iqbal Muhtarom dari Tempo.

 

 Mengapa belakangan Anda kerap menulis soal teologi perdamaian dan 

pluralisme religius?

 Saya bahkan menulis buku tentang masalah itu.

 Kedua isu tersebut sangat penting saat ini, ketika terorisme 

terjadi di

 mana-mana dan muncul kesalahpahaman bahwa Islam mendukung perang 

serta

 kekerasan lewat jihad. Padahal Islam sesungguhnya mendukung 

perdamaian.

 Seorang muslim menyapa dengan ucapan assalamualaikum, yang berarti

 kedamaian untuk Anda. Begitu pentingnya konsep damai dalam Islam

 sehingga banyak disebut dalam Quran dan hadis. Perang dalam Islam

 memiliki konteks semata untuk bertahan. Nabi mengatakan perang suci

 adalah jihad kecil, sedangkan memerangi hawa nafsu merupakan jihad

 besar.

 Dari mana kesalahpahaman ini dimulai?

 Ketika kerajaan ditegakkan atas nama Islam, para

 penguasa menyebut perang memperebutkan wilayah sebagai jihad. Arti

 jihad pun berubah, dari upaya sungguh-sungguh menjadi semata perang.

 Para teroris bahkan

Re: [wanita-muslimah] Re: Surga Bukan Monopoli Muslim (Asghar Ali Engineer)

2008-08-20 Terurut Topik wawan wawan
boss, u start the fire.
ini juga yg menjadi pikiran saya.

lihat quote dari orang yg sama (AB) :
*Re: [wanita-muslimah] Re: Pengalaman Kristen terjadi pada Islam sekarang *

*Wahai umat Islam, belajarlah dengan baik, pakailah akal yang diberikan oleh
Allah SWT pada kalian, janganlah berpikir sempit, janganlah membenci orang
yang
berbeda, ambillah kebaikan walaupun sumbernya berasal dari orang di luar
Islam,
sebab, seperti dikatakan oleh Nabi, kebijaksanaan adalah milik Islam, di
manapun
dijumpai harus dipungut.*

*--cut --*

*AB*



On 8/21/08, Rye Woo [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Wahhh pada ributt tohh... Biasanya om AB terlihat seperti org yg baik...
 ahhh ternyata tidak seperti yg dibayangkan...

 Ada apa yaaa??
 *tukang mabuk kayak saut ngapain ngurus-ngurus islam segala. udah sono,
 minum
 aja
 yang banyak, beli bir terus dengan menguras dompet isteri bulemu, tak usah
 ngurus islam. emangnya elu tahu apa soal islam, wong soal sastra aja ndak
 ada
 yang menggubris kamu.

 kerjaan kok ketawa mulu, ngoceh di semua milis, nggak jelas.

 AB
 *



[Non-text portions of this message have been removed]