[wanita-muslimah] Re:tidak santun - Sholatnya Sia-Sia??

2007-07-09 Terurut Topik rsa
Numpang nimbrung, bu Meilany, bu Linda. Maaf kalo nanti tanggapan 
saya tidak berkenan dan mungkin malah menyinggung.

Apa yang diutarakan oleh ibu Linda hemat saya menunjukkan sikap 
seorang muslimah yang sedih dan prihatin atas apa yang menimpa 
saudarinya seiman. Dan yang saya lihat, tidak ada perkataan ibu Linda 
yang bisa dianggap membawa-bawa orang tua apalagi mencela, dalam hal 
ini orang tua ibu Herni krn yang dikatakan oleh ibu Linda sifatnya 
generik, jadi inklusif, orangtua mana saja. Tapi ya kalo beda 
frekuensi atau gelombang tangkapnya tinggi bisa saja pernyataan 
netral jadi dianggap menghujat.

Hemat saya ibu Linda malah menaruh respek pada orangtua yang telah 
mendidik anaknya sedemikian rupa agar taat pada Allah, orang tua. 
Dengan urutan demikian.

Di milis ini biasa ko bu Linda. Apalagi kalo ibu dah cukup lama 
berdiskusi, terlibat langsung. Di sini, bukan kebenaran ko yang 
unggul, tapi siapa yang dianggap benar ... hehehe.

Jadi spt biasa, ga fokus deh. Padahal bagi saya ibu Linda semata 
mengungkapkan keprihatinan.

Soal boikot, get used to it bu Linda. Buat saya, milis ini jadi ajang 
tata laku yang pas krn ga mungkin fisik di sini. Jadi ya paling 
banter pake allcaps ... atau pake kosa kata yang to the point, 
persisi spt diuinjukkan oleh sebagian member di sini. Just watch!

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, L.Meilany [EMAIL PROTECTED] 
wrote:

 Linda, terang saja Anda di boikot pertamanya :-D
 Di WM itu orang musti ngomong dengan kata2 yg baik, tidak menuduh, 
 tidak berburuksangka, dengan kata2 yg santun deh pokoknya, baik 
hati dan tidak sombong.
 Lha kalo Linda sendiri saja berjilbab ngomong yg saya rasa pedas di 
bawah ini,
 apakah ini bukannya bentuknya kesombongan?
 Bawa2 pula orangtua orang lain yg ia tidak ia kenal.
 Disini ngomongin antar kita jangan bawa2 ortu segala, dah gitu 
dicela pula.
 
 Kalo saya jadi ortunya Herni ikut milisan di WM, tersinggung saya.
 Linda berjilbab saja berani mengkritik ortu orang lain.
 Itukah Islam, yg seharusnya menghormati orangtua?
 
 salam maaf:-(
 l.meilany
 
   - Original Message - 
   From: linda 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Wednesday, July 04, 2007 2:10 PM
   Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Sholatnya Sia-Sia??
 
 
   Astagfirullahgmn sih ini, buka jilbab koq bangga!
   Bu...tau gak sih, hijab itu memelihara kesucian diri dan hukumnya 
wajib bagi seorang muslimah! Kasihan yah orangtua sudah mendidik 
anaknya baik2 sedemikian rupa eh dah gedenya punya prinsip sendiri
(urusan agama),memang sih itu urusan anda,tp saya ingatkan jangan 
bangga deh dengan lepas jilbabnya.
   - Original Message - 
   From: Herni Sri Nurbayanti 
   To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
   Sent: Wednesday, July 04, 2007 1:57 PM
   Subject: [wanita-muslimah] Re: Sholatnya Sia-Sia??
 
   Mbak Mia dan Mbak Mei,
 
   Saya sampai 'disentil' oleh mbak Mia lewat japri, khusus utk 
merespon
   ini. Maaf lama gak muncul, biasalah... sok sibuk :P. 
 
   Iya, sepulang dari Belanda saya buka jilbab. Belum semua teman 
tahu
   ini, termasuk sebagian teman2 di Belanda dulu dan di milis ini.
   Keluarga dan teman dekat saya tau. Alhamdulillah gak ada masalah. 
Ibu
   paling bertanya kenapa, pertanyaan standar aja.. beliau menghargai
   keputusan saya. 
 
   Sebenarnya niatannya sudah lama, cuma menunggu momentum yg tepat.
   Personally, I think life is about momentum and turning points, 
untuk
   berubah. And this is one of them (for me). Ini memang keputusan
   pribadi. Tapi kita hidup dlm masyarakat yg suka, let's say, 
usil :P.
   Kalo kata temen, orang pasti mengiranya saya ini termakan budaya
   barat. Kalo toh demikian, biar saja Belanda dan budaya barat
   dijadikan kambing hitam, jadi gak perlu memberikan penjelasan 
lagi,
   hehehe.. Soalnya, jujur aja, I avoid having a serious discussion 
about
   this :-) Ini karena disentil ma mpok Mia aje.
 
   Reaksi yg diterima sudah bisa diperkirakan. Sebagian menghujat,
   sebagian respect terhadap keputusan saya, sebagian malah 
mendukung.
   Sebagian bilang, you look better without it, sebagian bilang,
   anjriiittt! bener lo buka jilbab? Gue marah banget!. You look
   better with it, trust me!! (reaksi emosional, with lots of
   question marks and tanda pentungan). Saya jawab dng sederhana, to 
all
   of them, this is not about how I look :-)
 
   Dan benar kata mbak Mia, membuka jilbab, buat saya, justru membuat
   saya menjadi lebih baik dlm beribadah, berkarya, berelasi, 
peningkatan
   pribadi deh pokoknya, dll. Insya Allah. Saya jadi lebih jernih, 
lebih
   fokus, lebih tenang :-) Jadi orang (muslim) yg biasa-biasa saja,
   tanpa memakai simbol2 (Islam) tertentu, ternyata membuat hidup 
ini
   menjadi lebih tenang. Kalau ada yg menghujat, saya cuma bilang, 
maaf
   bila keputusan saya ini mengecewakan anda. Tapi tolong hargai
   keputusan saya. 
 
   Kalau ada yg menganggap saya ini 'cewe nakal tidak bermoral' (krn 
buat
   sebagian orang, membuka jilbab 

[wanita-muslimah] Re:tidak santun - Sholatnya Sia-Sia?? - Culture Shock

2007-07-06 Terurut Topik masarcon

Agak beda dengan herni, saya justru diam diam menghargai wanita 
berjilbab dari penampilan fisiknya.  :D

Di jaman kuliah, cewek cakep, yg dulu rada mboyis dan urakan, ketika 
mulai deket ama kegiatan rohis dan dapat wangsit tiba tiba untuk 
berjilbab, bener bener dielu elukan.  termasuk oleh para ikhwan.  
pan asik, makin banyak cewek cakep yg jadi pilihan untuk menjadi 
istri.  berjilabab pula.  sudah tarbiyah pula.  pemahaman sudah sama 
pula.  kuang apalagi ?  [kalau ortu kaya atau pejabat, seperti 
wiranto misalnya, mungkit lebih lengkap lagi].  kekekeke

Tapi urusan jilbab dan side effect keduaniaan ini, biasanya hnya ada 
di lubuk hati, dan tidak pernah dijadikan mainstream pemikirian, 
karena : malu maluin!.  Tapi kalau lihat yg aktipis dan udah 
pegang jabatan bos, biasanya sih nyari kriteria akhwat lengkap yg 
seperti itu.  berjilbab rapi, cakep, anak orang kaya.  ndak harus 
santri.  minimal bapak ibunya sholat, dan karena kaya mampu berhaji, 
seperti yg dilakukan kebanyakan orang indoensia,  sudah oke.   coba 
deh, diamatin lagi teman teman anda yg jadi gerakan kaum muda itu.  
kan banyak yg komposisinya seperti itu.

hanya teman terdekat diantara sesama ikhwan yg mampu membebaskan 
dirinya dari gulungan ideologis dan menumpahkan rasa hatinya ttg hal 
itu dengan perkataan sebagai berikut : kalo cewek cakep pakai 
jilbab, tambah cantik.  tapi kalau biasa bisa aja, mau pakai jilbab 
model gimanapun kagak ngaruh.

jadi saya hanya bisa bilang, bersyukurlah bagi yang berusaha menjadi 
orang awam dan orang yang biasa biasa saja, karena jilbab tidak 
menjadi batu sandungan.  namun justru bisa dimaknai sebagai turning 
point.

banyak lho, yg lebih heboh lagi khasusnya, ketika memilih membuka 
jilbab.  seperti mantan istrinya broer harry mukti yg penyanyi rock 
dan sempat aktif di hizbut tahrir itu lho [sampai sekarang sih masih 
dekat, tapi dia ikut aliran al hikmah, pecahannya HTI indoensia, 
nyabangnya ke abdurrahman al baghdadi, orang arab, warga negara 
ausralia, yg sempat jadi patrinya HTI].


--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, jano ko [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Ada berita :
 
   Linda, terang saja Anda di boikot pertamanya :-D
 Di WM itu orang musti ngomong dengan kata2 yg baik, tidak menuduh, 
 tidak berburuksangka, dengan kata2 yg santun deh pokoknya, baik 
hati dan tidak sombong.
 Lha kalo Linda sendiri saja berjilbab ngomong yg saya rasa pedas 
di bawah ini,
 apakah ini bukannya bentuknya kesombongan?
 
 ---

   Janoko :

   Gini aja dech, janoko mau menengahi aja. Kebetulan janoko 
mengenal bule and londo sudah puluhan tahun, jadi kalau janoko 
ketemu ama bule and londo itu sudah biasa - biasa aja, malah janoko 
banyak membantu dan mengarahkan bule-bule yang kebetulan punya 
problem berat, baik problem masalah keluarganya atau problem pribadi.

   Nah,  Jeng Herni itu ketemu ama bule and londo mungkin beberapa 
menit, hari, atau mungkin baru beberapa bulan mengenal bule dan 
pemikirannya, jadi mungkin saja Jeng Herni ini masih belum bisa 
menguasai dirinya dan mungkinmaaf masih agak bingung, bingung 
harus mengikuti pola yang mana, apakah pola / cara hiudp Islam atau 
pola / cara hidup bule yang engga pakai Jilbab itu.

   Mungkin bahasa lainnya adalah lagi kena shock culture / culture 
shock. Janoko yakin banget dech kalau hal tersebut hanya akan 
dirasakan oleh jeng Herni beberapa saat saja, nanti kalau sudah 
kembali lagi dalam kehidupan seperti yang dulu, pasti dech jilbabnya 
akan dipakai lagi  
   :)

   Gimana jeng herni ?

   --oo0oo--

   
 L.Meilany [EMAIL PROTECTED] wrote:
   Linda, terang saja Anda di boikot pertamanya :-D
 Di WM itu orang musti ngomong dengan kata2 yg baik, tidak menuduh, 
 tidak berburuksangka, dengan kata2 yg santun deh pokoknya, baik 
hati dan tidak sombong.
 Lha kalo Linda sendiri saja berjilbab ngomong yg saya rasa pedas 
di bawah ini,
 apakah ini bukannya bentuknya kesombongan?
 Bawa2 pula orangtua orang lain yg ia tidak ia kenal.
 Disini ngomongin antar kita jangan bawa2 ortu segala, dah gitu 
dicela pula.
 
 Kalo saya jadi ortunya Herni ikut milisan di WM, tersinggung saya.
 Linda berjilbab saja berani mengkritik ortu orang lain.
 Itukah Islam, yg seharusnya menghormati orangtua?
 
 salam maaf:-(
 l.meilany
 
 - Original Message - 
 From: linda 
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
 Sent: Wednesday, July 04, 2007 2:10 PM
 Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Sholatnya Sia-Sia??
 
 Astagfirullahgmn sih ini, buka jilbab koq bangga!
 Bu...tau gak sih, hijab itu memelihara kesucian diri dan hukumnya 
wajib bagi seorang muslimah! Kasihan yah orangtua sudah mendidik 
anaknya baik2 sedemikian rupa eh dah gedenya punya prinsip 
sendiri(urusan agama),memang sih itu urusan anda,tp saya 
ingatkan jangan bangga deh dengan lepas jilbabnya.
 - Original Message - 
 From: Herni Sri Nurbayanti 
 To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
 Sent: 

Re: [wanita-muslimah] Re:tidak santun - Sholatnya Sia-Sia??

2007-07-04 Terurut Topik L.Meilany
Linda, terang saja Anda di boikot pertamanya :-D
Di WM itu orang musti ngomong dengan kata2 yg baik, tidak menuduh, 
tidak berburuksangka, dengan kata2 yg santun deh pokoknya, baik hati dan tidak 
sombong.
Lha kalo Linda sendiri saja berjilbab ngomong yg saya rasa pedas di bawah ini,
apakah ini bukannya bentuknya kesombongan?
Bawa2 pula orangtua orang lain yg ia tidak ia kenal.
Disini ngomongin antar kita jangan bawa2 ortu segala, dah gitu dicela pula.

Kalo saya jadi ortunya Herni ikut milisan di WM, tersinggung saya.
Linda berjilbab saja berani mengkritik ortu orang lain.
Itukah Islam, yg seharusnya menghormati orangtua?

salam maaf:-(
l.meilany

  - Original Message - 
  From: linda 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, July 04, 2007 2:10 PM
  Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Sholatnya Sia-Sia??


  Astagfirullahgmn sih ini, buka jilbab koq bangga!
  Bu...tau gak sih, hijab itu memelihara kesucian diri dan hukumnya wajib bagi 
seorang muslimah! Kasihan yah orangtua sudah mendidik anaknya baik2 sedemikian 
rupa eh dah gedenya punya prinsip sendiri(urusan agama),memang sih itu 
urusan anda,tp saya ingatkan jangan bangga deh dengan lepas jilbabnya.
  - Original Message - 
  From: Herni Sri Nurbayanti 
  To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
  Sent: Wednesday, July 04, 2007 1:57 PM
  Subject: [wanita-muslimah] Re: Sholatnya Sia-Sia??

  Mbak Mia dan Mbak Mei,

  Saya sampai 'disentil' oleh mbak Mia lewat japri, khusus utk merespon
  ini. Maaf lama gak muncul, biasalah... sok sibuk :P. 

  Iya, sepulang dari Belanda saya buka jilbab. Belum semua teman tahu
  ini, termasuk sebagian teman2 di Belanda dulu dan di milis ini.
  Keluarga dan teman dekat saya tau. Alhamdulillah gak ada masalah. Ibu
  paling bertanya kenapa, pertanyaan standar aja.. beliau menghargai
  keputusan saya. 

  Sebenarnya niatannya sudah lama, cuma menunggu momentum yg tepat.
  Personally, I think life is about momentum and turning points, untuk
  berubah. And this is one of them (for me). Ini memang keputusan
  pribadi. Tapi kita hidup dlm masyarakat yg suka, let's say, usil :P.
  Kalo kata temen, orang pasti mengiranya saya ini termakan budaya
  barat. Kalo toh demikian, biar saja Belanda dan budaya barat
  dijadikan kambing hitam, jadi gak perlu memberikan penjelasan lagi,
  hehehe.. Soalnya, jujur aja, I avoid having a serious discussion about
  this :-) Ini karena disentil ma mpok Mia aje.

  Reaksi yg diterima sudah bisa diperkirakan. Sebagian menghujat,
  sebagian respect terhadap keputusan saya, sebagian malah mendukung.
  Sebagian bilang, you look better without it, sebagian bilang,
  anjriiittt! bener lo buka jilbab? Gue marah banget!. You look
  better with it, trust me!! (reaksi emosional, with lots of
  question marks and tanda pentungan). Saya jawab dng sederhana, to all
  of them, this is not about how I look :-)

  Dan benar kata mbak Mia, membuka jilbab, buat saya, justru membuat
  saya menjadi lebih baik dlm beribadah, berkarya, berelasi, peningkatan
  pribadi deh pokoknya, dll. Insya Allah. Saya jadi lebih jernih, lebih
  fokus, lebih tenang :-) Jadi orang (muslim) yg biasa-biasa saja,
  tanpa memakai simbol2 (Islam) tertentu, ternyata membuat hidup ini
  menjadi lebih tenang. Kalau ada yg menghujat, saya cuma bilang, maaf
  bila keputusan saya ini mengecewakan anda. Tapi tolong hargai
  keputusan saya. 

  Kalau ada yg menganggap saya ini 'cewe nakal tidak bermoral' (krn buat
  sebagian orang, membuka jilbab dipandang sbg degradasi moral), emang
  moral itu apa? Mari kita samakan persepsi dulu :-) Kalau gak mau
  terima juga, ya udah mo gimana lagi? Cara menangani kritik yg terbaik
  adlh, diliat aja, mana yg relevan, mana yg tidak. Buat saya,
  constructive comments are always welcomed, asal make sense :-)

  Dari pengalaman saya (belum tentu sama dng pengalaman orang lain),
  kondisi saya sekarang lebih menenangkan, terutama di tengah2
  masyarakat modern sekarang yg berjamaah salah kaprah mereduksi Tuhan,
  nilai2 agama, dsb dalam simbolisme dan ritualisme semata. Sepakat sama
  mbak Mei, iman itu urusan Tuhan. Cuma Dia yg tahu. Manusia memang
  sebaiknya tidak ikut campur dlm mengontrol hubungan vertikal ini.
  Jangan salah tangkap, ceramah, siraman agama, konsultasi pribadi, dll
  dlm meningkatkan kualitas hubungan vertikal menurut saya masih perlu,
  cuma mungkin metodenya aja yg perlu dikritisi (menurut saya). Yg bisa
  dikontrol (oleh negara dan masyarakat) adalah hubungan horisontal,
  perilaku manusianya itu sendiri dlm hubungannya dng sesama manusia,
  hewan, tumbuhan, makhluk hidup lain dan lingkungan. 

  Reaksi yg kedua, orang suka bertanya2 kalo liat saya sholat,
  dipikirnya saya udah gak sholat lagi :P. Kalo disangkain pengikutnya
  JIL sih udah biasa. Kayanya itu konsekuensi ikutan milis WM :) Keliru
  besar! Tanya aja sama yg anggota JIL beneran. Ah, namanya juga
  manusia. People are just people. Things are what things are. Lha,
  sholat kan 

Re: [wanita-muslimah] Re:tidak santun - Sholatnya Sia-Sia?? - Culture Shock

2007-07-04 Terurut Topik jano ko
Ada berita :

  Linda, terang saja Anda di boikot pertamanya :-D
Di WM itu orang musti ngomong dengan kata2 yg baik, tidak menuduh, 
tidak berburuksangka, dengan kata2 yg santun deh pokoknya, baik hati dan tidak 
sombong.
Lha kalo Linda sendiri saja berjilbab ngomong yg saya rasa pedas di bawah ini,
apakah ini bukannya bentuknya kesombongan?

---
   
  Janoko :
   
  Gini aja dech, janoko mau menengahi aja. Kebetulan janoko mengenal bule and 
londo sudah puluhan tahun, jadi kalau janoko ketemu ama bule and londo itu 
sudah biasa - biasa aja, malah janoko banyak membantu dan mengarahkan bule-bule 
yang kebetulan punya problem berat, baik problem masalah keluarganya atau 
problem pribadi.
   
  Nah,  Jeng Herni itu ketemu ama bule and londo mungkin beberapa menit, hari, 
atau mungkin baru beberapa bulan mengenal bule dan pemikirannya, jadi mungkin 
saja Jeng Herni ini masih belum bisa menguasai dirinya dan mungkinmaaf 
masih agak bingung, bingung harus mengikuti pola yang mana, apakah pola / cara 
hiudp Islam atau pola / cara hidup bule yang engga pakai Jilbab itu.
   
  Mungkin bahasa lainnya adalah lagi kena shock culture / culture shock. 
Janoko yakin banget dech kalau hal tersebut hanya akan dirasakan oleh jeng 
Herni beberapa saat saja, nanti kalau sudah kembali lagi dalam kehidupan 
seperti yang dulu, pasti dech jilbabnya akan dipakai lagi  
  :)
   
  Gimana jeng herni ?
   
  --oo0oo--
   
  
L.Meilany [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Linda, terang saja Anda di boikot pertamanya :-D
Di WM itu orang musti ngomong dengan kata2 yg baik, tidak menuduh, 
tidak berburuksangka, dengan kata2 yg santun deh pokoknya, baik hati dan tidak 
sombong.
Lha kalo Linda sendiri saja berjilbab ngomong yg saya rasa pedas di bawah ini,
apakah ini bukannya bentuknya kesombongan?
Bawa2 pula orangtua orang lain yg ia tidak ia kenal.
Disini ngomongin antar kita jangan bawa2 ortu segala, dah gitu dicela pula.

Kalo saya jadi ortunya Herni ikut milisan di WM, tersinggung saya.
Linda berjilbab saja berani mengkritik ortu orang lain.
Itukah Islam, yg seharusnya menghormati orangtua?

salam maaf:-(
l.meilany

- Original Message - 
From: linda 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
Sent: Wednesday, July 04, 2007 2:10 PM
Subject: Re: [wanita-muslimah] Re: Sholatnya Sia-Sia??

Astagfirullahgmn sih ini, buka jilbab koq bangga!
Bu...tau gak sih, hijab itu memelihara kesucian diri dan hukumnya wajib bagi 
seorang muslimah! Kasihan yah orangtua sudah mendidik anaknya baik2 sedemikian 
rupa eh dah gedenya punya prinsip sendiri(urusan agama),memang sih itu 
urusan anda,tp saya ingatkan jangan bangga deh dengan lepas jilbabnya.
- Original Message - 
From: Herni Sri Nurbayanti 
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com 
Sent: Wednesday, July 04, 2007 1:57 PM
Subject: [wanita-muslimah] Re: Sholatnya Sia-Sia??

Mbak Mia dan Mbak Mei,

Saya sampai 'disentil' oleh mbak Mia lewat japri, khusus utk merespon
ini. Maaf lama gak muncul, biasalah... sok sibuk :P. 

Iya, sepulang dari Belanda saya buka jilbab. Belum semua teman tahu
ini, termasuk sebagian teman2 di Belanda dulu dan di milis ini.
Keluarga dan teman dekat saya tau. Alhamdulillah gak ada masalah. Ibu
paling bertanya kenapa, pertanyaan standar aja.. beliau menghargai
keputusan saya. 

Sebenarnya niatannya sudah lama, cuma menunggu momentum yg tepat.
Personally, I think life is about momentum and turning points, untuk
berubah. And this is one of them (for me). Ini memang keputusan
pribadi. Tapi kita hidup dlm masyarakat yg suka, let's say, usil :P.
Kalo kata temen, orang pasti mengiranya saya ini termakan budaya
barat. Kalo toh demikian, biar saja Belanda dan budaya barat
dijadikan kambing hitam, jadi gak perlu memberikan penjelasan lagi,
hehehe.. Soalnya, jujur aja, I avoid having a serious discussion about
this :-) Ini karena disentil ma mpok Mia aje.

Reaksi yg diterima sudah bisa diperkirakan. Sebagian menghujat,
sebagian respect terhadap keputusan saya, sebagian malah mendukung.
Sebagian bilang, you look better without it, sebagian bilang,
anjriiittt! bener lo buka jilbab? Gue marah banget!. You look
better with it, trust me!! (reaksi emosional, with lots of
question marks and tanda pentungan). Saya jawab dng sederhana, to all
of them, this is not about how I look :-)

Dan benar kata mbak Mia, membuka jilbab, buat saya, justru membuat
saya menjadi lebih baik dlm beribadah, berkarya, berelasi, peningkatan
pribadi deh pokoknya, dll. Insya Allah. Saya jadi lebih jernih, lebih
fokus, lebih tenang :-) Jadi orang (muslim) yg biasa-biasa saja,
tanpa memakai simbol2 (Islam) tertentu, ternyata membuat hidup ini
menjadi lebih tenang. Kalau ada yg menghujat, saya cuma bilang, maaf
bila keputusan saya ini mengecewakan anda. Tapi tolong hargai
keputusan saya. 

Kalau ada yg menganggap saya ini 'cewe nakal tidak bermoral' (krn buat
sebagian orang, membuka jilbab dipandang sbg degradasi moral), emang
moral