Select:
 All,
 Read,
 NoneShow:AllUnreadSIAPA SIAUW GIOK 
TJHAN?,,<Menyambut BUKU baru : “SIAUW GIOK TJHAN – RENUNGAN SEORANG 
PATRIOT INDTo members 
of PERPUSTAKAAN
 UMUM  KLATEN

  
    
      

    
  

  
    
      
        From: -Yudi 
-Wedi
      
      
        08 May at 18:47 
      
    
    
      
        
SIAPA SIAUW GIOK TJHAN?

<Menyambut BUKU baru : “SIAUW 
GIOK TJHAN – RENUNGAN SEORANG PATRIOT INDONESIA”>


* * *


Siapa
 Siauw Giok Tjhan?

Bagi mereka-mereka yang mengenal sejarah 
pergerakan kemerdekaan Indonesia, nama Siauw Giok Tjhan, tak asing lagi.
 Ada yang masih ingat, berkata begini: Pak Siauw 'kan pernah menjabat 
sebagai menteri pada kabinet Presiden Sukarno pada permulaan revolusi. 
Salah seorang yang mengenal Siauw Giok Tjhan menambahkan: Saya ingat 
betul beliau pernah duduk di DPR-RI pada awal tahun limapuluhan abad 
lalu. Begitu sampai periode Demokrasi Terpimpin Presiden Sukarnol


Kebetulan
 aku juga kenal pribadi pada beliau. Aku kenal Siauw sejak beliau 
memimpin “Star Weekly”, sebuah mingguan progresif di Jakarta sekitar 
tahun 1949-1955. Sejak beliau pindah ke negeri Belanda berkali-kali kami
 sempat bertemu dan bertukar fikiran dengan Siauw GiokTjhan.


*
 * *


Ketika menyambut terbitnya buku “Sumbangsih Siauw Giok 
Tjhan dan Baperki dalam Sejarah Indonesia”, oleh penerbit Hasta Mitra, 
kutulis pada tanggal 28 Mei 2000 y.l antara lain sbb:


“Seumur
 hidupnya apa yang dilakukan Siauw Giok Tjhan adalah memberikan
sumbangannya
 pada usaha besar pembinaan nasion Indonesia, kepada perjuangan untuk 
usaha menegakkan keadilan bagi semua, bagi setiap warganegara Indonesia.

“Sebagai
 seorang intelektual Indonesia keturunan Tionghoa, beliau menyadari
betul
 bahwa perjuangan untuk kemerdekaan nasional dan keadilan sosial, amat
bertalian
 erat dengan perjuangan untuk sama-hak bagi orang-orang Tionghoa
warganegara
 Indonesia yang sudah turun-temurun hidup bermukim di negeri ini, dan 
yang tidak sedikit diantaranya secara fisik dan kulturil sudah
berintegrasi
 dan berbaur dengan orang-orang pribumi. Secara naluriah mereka
sudah
 menjadikan Indonesia sebagai negerinya sendiri. Beliau melihat dan
menyadari
 bahwa orang-orang Tionghoa serta keturunan Tionghoa tsb merupakan 
bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan
 ekonomi Indonesia. Di bidang ekonomi, berbeda dengan modal monopoli 
asing, modal mereka adalah modal domestik yang memainkan peranan positif
 dalam perkembangan ekonomi nasional.

“Beliau melihat kekuatan 
ekonomi yang terkandung di dalam masyarakat
keturunan Tionghoa 
Indonesia. Dan bahwa sekali kekuatan ekonomi ini berpadu dan dibimbing 
oleh kesadaran nasional yang mantap, maka ia akan merupakan kekuatan 
pendorong yang ampuh dalam perkembangan dan pertumbuhan selanjutnya 
ekonomi nasional Indonesia.

“Beliau mengemban keyakinan yang tak 
tergoyahkan bahwa perasaan naluriah
dari o r ang-orang Tionghoa dan 
keturunan Tionghoa yang sudah menjadikan
Indonesia sebagai negerinya 
sendiri, khususnya yang sudah menjadi
warganegara Indonesia yang sah 
menurut hukum, perlu ditingkatkan menjadi
kesadaran politik yang 
mantap akan ke-Indonesiannya itu. Itulah sebabnya
Bung Siauw 
mencurahkan perhatian dan kegiatannya untuk mencapai tujuan tsb.

Beliau
 menolak konsep 'asimilasi' antara keturunan Tionghoa dengan bangsa
Indonesia
 yang 'pribumi', sebagai suatu jalan untuk memecahkan 'masalah
minoritas
 etnis Tionghoa'. Karena di dalam konsep asimilasi itu dirasakan
terkandung
 faktor keharusan yang bersangkutan meninggalkan tradisi bangsa
dan 
kultur asal-muasal mereka. Siauw menganggapnya sebagai sesuatu yang
tidak
 sesuai dengan prinsip "Bhinneka Tunggal Eka", prinsip yang selama ini
menjadi
 dasar negara Republik Indonesia, dimana setiap suku bangsa dari
nasion
 Indonesia, tetap mempertahankan dan bahkan mengembangkan tradisi dan 
kultur daerahnya, sambil bersama-sama seluruh nasion membangun tradisi 
dan kultur Indonesia secara nasional.

Menyadari perlunya ada 
wadah organisasi untuk memperjuangkan keyakinan
politiknya, maka 
bersama dengan pejuang-pejuang integrasi lainnya, beliau
ambil bagian
 penting dalam mendirikan BAPERKI.

Nama Siauw Giok Tjhan tidak 
bisa dipisahkan dari sejarah perjuangan
seluruh rakyat Indonesia 
untuk mencapai kemerdekaan nasional, untuk
keadilan sosial dan 
melawan diskriminasi rasial. Seluruh hidup beliau telah disumbangkannya 
untuk cita-cita luhur tersebut.

Bangsa kita memiliki tidak 
sedikit pahlawan nasional, yaitu tokoh-tokoh
perjuangan yang telah 
memberikan teladan sepanjang hidupnya, tanpa pamrih
memperuntukkan 
yang paling berharga dari hidup mereka untuk kepentingan
seluruh 
bangsa, yang telah memberikan sumbangan besar dalam perjuangan
kemerdekaan,
 persamaan-hak dan pembangunan nasion Indonesia.

“SIAUW GIOK 
TJHAN ADALAH SALAH SEORANG DARI PAHLAWAN NASIONAL ITU!

* * *


Hari
 ini disiarkan sebuah berita gembira. Bisa dibaca di “Gelora45” dll 
mailitst di wacana internet, sbb:


Pada tanggal 22 Mei yad 
akan diluncurkan sebuah buku PENTING, berjudul: “RENUNGAN PATRIOT 
INDONESIA – SIAUW GIOK TJHAN”.


Suatu kenyataan --- dengan 
penerbitan buku tsb, bertambah satu lagi buku yang memprkaya khazanah 
literatur Indonesia mengenai para pejuang kemerdekaan pendahulu kita. 
Suatu dokumen yang pasti bermanfaat bagi generasi muda kita yang -- 
paling tidak lebih dari 32 tahun rezim Orba, 'di brainwashed' , 
'dicekoki' dengan cerita-cerita rekayasa dan palsu mengenai gerakan 
kemerdekaan bangsa kita. Khususnya yang bersangkutan dengan para tokoh 
pejuang nasional teman seperjuangan, atau yang dekat serta mendukung 
Presiden Sukarno, seperti halnya mengenai Siauw Giok Tjhan, mantan Ketua
 Baperki.


* * *


Acara bedah buku berjudul: 
Renungan Seorang Patriot Indonesia, Siauw Giok Tjhan – Editor: Siauw 
Tiong Djin.

Acara akan dilangsungkan pada tanggal: 22 Mei 2010 - 
Jam: 8:30 s/d 16:00 WIB Di: Mercantile Athletic Club Penthouse, Gedung 
WTC, Lantai 18, Jl. Jendral Sudirman Kav. 29-31, Jakarta.


Sambutan
 Ketua Umum Perhimpunan INTI, Editor (Siauw Tiong Djin)

Key Note 
Speech: Surya Paloh (ketua Umum Nasional Demoktrat)

Bedah Buku 
Sesi : Anis Baswedan (Rektor Universitas Paramadina)

Asvi Warman 
Adam (LIPI), Rieke Dyah Pitaloka (PDIP),Yudi Latif (Reform Institute) ; 
Dialog -- Moderator: Christianto Wibisono (Global Nexus Institute)

Bedah
 Buku Sesi 2: Harry Tjan Silalahi (CSIS) ,Sukardi Rinakit (Sugeng 
Sarjadi Syndicate), Budiman Sudjatmiko (PDIP), A Dahana (Sinolog UI)

Dialog
 -- Moderator: Stanley Josep Adiprasetyo (Komnas HAM)
      
Sumber: facebook.com

Information about KUDETA 65/ Coup d'etat '65, click: http://www.progind.net/   
http://sastrapembebasan.wordpress.com/
 



[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke