Re: [wanita-muslimah] Selamat Jalan Pahlawan Bangsa dan Wali Negara Yang Tercinta
Lha wong yang jadi foundernya saja sudah balik jadi WNI, kok ini masih mau merdeka :-/ :D On Jun 4, 2010, at 9:10 AM, sunny wrote: > > > KOMITE PERSIAPAN ACHEH MERDEKA DEMOKRATIK > > The Preparatory Committee of the Free Acheh Democratic > > Email: commit...@freeacheh.info > > Sekretariat: New York, USA. Stockholm, Scandinavia > > Bismillahirrahmanirrahim > > Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Rajiun > > Sejak hari Kamis 3 Juni sampai tujuh hari berikutnya, kami himbau kepada > seluruh anggota dan pendukung Komite beserta seluruh rakyat Acheh yang > berjiwa merdeka, supaya mengirimkan doa sebanyak mungkin kepada Almarhum Wali > Negara dan Pemimpin Revolusi bangsa, Yang Mulia DR. Tengku Hasan Muhammad Di > Tiro, yang telah mendahului kita sebelum beliau sempat melihat hasil dari > perjuangan panjang yang beliau terajui. > > Sebagai generasi penerus bangsa Acheh, untaian doa yang kita kirimkan untuk > kemulian arwah Almarhum, adalah penghargaan dan terima kasih yang tulus untuk > seorang pemimpin terpenting kita yang telah mengorbankan segala-galanya, > termasuk anak isteri yang dicintai, demi memenuhi panggilan perjuangan untuk > membuka mata dan telinga bangsanya yang telah puluhan tahun dibutakan dengan > pandangan kesesatan dan ditulikan dengan berbagai pembohongan oleh kaum > penjajah. > > Hanya dengan keberanian beliau memproklamirkan Negara Acheh Merdeka di Gunung > Tjokkan pada 4 Desember 1976 yang membuat kita manusia-manusia Acheh sadar > bahwa kita adalah sebuah bangsa, bukan sekedar suku cadang kepada negara > hasil rakitan penjajah yang bernama indonesia. > > Sesungguhnya jika sebagian di antara kita yang dewasa ini bermegah dengan > kedudukan dan kekayaan yang mereka dapatkan dari menghambakan diri kepada > penjajah, adalah pribadi-pribadi yang meracuni dan melecehkan ideologi Acheh > Merdeka yang beliau lahirkan, dan kepada mereka masa kehancuran akan datang > yang membuat mereka lebih nista daripada kaum penjajah. > > Kami yang teguh dengan tuntunan perjuanganmu, akan senantiasa mengenangmu > sampai akhir hayat kami dan akan kami ajarkan anak-anak kami untuk terus > melestarikan perjuangan ini sampai cita-cita yang engkau ukirkan di lereng > perbukitan Acheh itu tercapai, insya Allah. > > Selamat jalan Yang Mulia, ayah kami, pemimpin kami dan pahlawan kami, dan > kami melepaskanmu dengan doa dan duka cita yang amat dalam, semoga Allah > S.W.T. mengampuni segala dosa mu dan menyediakan tempat yang layak di sisi > Nya. Amin. > > Wassalam. > > Stockholm, 4 Juni 2010 > > Sekretariat > > [Non-text portions of this message have been removed] > > [Non-text portions of this message have been removed] === Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Twitter: http://twitter.com/wanita_muslimah Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejaht...@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelism...@yahoogroups.com Milis ini tidak menerima attachment.Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: wanita-muslimah-dig...@yahoogroups.com wanita-muslimah-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: wanita-muslimah-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[wanita-muslimah] Selamat Jalan Pahlawan Bangsa dan Wali Negara Yang Tercinta
KOMITE PERSIAPAN ACHEH MERDEKA DEMOKRATIK The Preparatory Committee of the Free Acheh Democratic Email: commit...@freeacheh.info Sekretariat: New York, USA. Stockholm, Scandinavia Bismillahirrahmanirrahim Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Rajiun Sejak hari Kamis 3 Juni sampai tujuh hari berikutnya, kami himbau kepada seluruh anggota dan pendukung Komite beserta seluruh rakyat Acheh yang berjiwa merdeka, supaya mengirimkan doa sebanyak mungkin kepada Almarhum Wali Negara dan Pemimpin Revolusi bangsa, Yang Mulia DR. Tengku Hasan Muhammad Di Tiro, yang telah mendahului kita sebelum beliau sempat melihat hasil dari perjuangan panjang yang beliau terajui. Sebagai generasi penerus bangsa Acheh, untaian doa yang kita kirimkan untuk kemulian arwah Almarhum, adalah penghargaan dan terima kasih yang tulus untuk seorang pemimpin terpenting kita yang telah mengorbankan segala-galanya, termasuk anak isteri yang dicintai, demi memenuhi panggilan perjuangan untuk membuka mata dan telinga bangsanya yang telah puluhan tahun dibutakan dengan pandangan kesesatan dan ditulikan dengan berbagai pembohongan oleh kaum penjajah. Hanya dengan keberanian beliau memproklamirkan Negara Acheh Merdeka di Gunung Tjokkan pada 4 Desember 1976 yang membuat kita manusia-manusia Acheh sadar bahwa kita adalah sebuah bangsa, bukan sekedar suku cadang kepada negara hasil rakitan penjajah yang bernama indonesia. Sesungguhnya jika sebagian di antara kita yang dewasa ini bermegah dengan kedudukan dan kekayaan yang mereka dapatkan dari menghambakan diri kepada penjajah, adalah pribadi-pribadi yang meracuni dan melecehkan ideologi Acheh Merdeka yang beliau lahirkan, dan kepada mereka masa kehancuran akan datang yang membuat mereka lebih nista daripada kaum penjajah. Kami yang teguh dengan tuntunan perjuanganmu, akan senantiasa mengenangmu sampai akhir hayat kami dan akan kami ajarkan anak-anak kami untuk terus melestarikan perjuangan ini sampai cita-cita yang engkau ukirkan di lereng perbukitan Acheh itu tercapai, insya Allah. Selamat jalan Yang Mulia, ayah kami, pemimpin kami dan pahlawan kami, dan kami melepaskanmu dengan doa dan duka cita yang amat dalam, semoga Allah S.W.T. mengampuni segala dosa mu dan menyediakan tempat yang layak di sisi Nya. Amin. Wassalam. Stockholm, 4 Juni 2010 Sekretariat [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Selamat Jalan
Selamat Jalan seorang tokoh telah pergi ke langit gerakan akar rumput liar kehilangan guyonan politik bergaya ngekik tersimpan dalam hati pengikutnya nyanyian anak jalanan semakin parau debu kemerdekaan jadi bayangan dan orang makin yakin, perjuangan membela kepentingan orang miskin Heri Latief Amsterdam, 30/12/2009 http://www.facebook.com/heri.latief?ref=profile http://sastrapembebasan.wordpress.com/ [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Selamat Jalan Gus Dur
Innalillahi wa innailaihi raji'un. Selamat jalan Gus Dur, bapak bangsa, tokoh pluralisme, pejuang HAM dan pahlawan kebebasan beragama dan berkeyakinan, pembela kaum minoritas yang tertindas atas nama mayoritas - semoga Allah Ta'ala menempatkanmu dalam surga-Nya.
[wanita-muslimah] Selamat Jalan Gus Dur
Innalillahi wa innailahi raji'un. Selamat jalan Gus Dur, bapak bangsa, tokoh pluralisme, pejuang HAM dan pahlawan kebebasan beragama dan berkeyakinan, pembela kaum minoritas yang tertindas atas nama mayoritas - semoga Allah Ta'ala menempatkanmu dalam surga-Nya.
[wanita-muslimah] Selamat Jalan Kawan Asmawati (Mbak AS);
Turut berduka cita atas wafatnya Mbak As, aktivis buruh FNPBI-PRD Semoga keluarga yang ditinggalkan tabah menghadapi cobaan... Mir@ Selamat Jalan Kawan Asmawati (Mbak AS); Engkau Telah Berjuang Setinggi-tingginya, Semulia-Mulianya Aan de leden van Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Kamis, 5 Maret 2009 | 16.30 Pada hari Kamis, 5 Maret 2009, pukul 16.30, kawan Asmawati (Mbak AS) telah meninggal dunia. Sebelumnya, ia telah menderita sakit dan menjalani pengobatan di RS Koja, Jakarta Utara selama 20 hari lebih. Tim dokter yang merawatnya mengaku tidak mengetahui apa penyakitnya. Mbak AS kemudian menjalani perawatan di rumah. Setelah beberapa hari menjalani perawatan, Mbak AS akhirnya menghembuskan nafas yang terakhir. Mbak AS adalah seorang pejuang. Ia bukan saja aktif mengorganisir dan memperjuangkan hak-hak kaum buruh di berbagai pabrik, tetapi dia juga merupakan aktifis politik yang lantang, kritis, dan berani menentang kebijakan pemerintah yang merugikan rakyat. Bersama FNPBI, Mbak AS aktif berjuang membelah hak-hak buruh dan rakyat miskin di sekitar tempat tinggalnya. Terakhir, Ia menjabat sebagai ketua wilayah FNPBI Jabotabek. Selain itu, Mbak AS juga aktif di Partai Rakyat Demokratik (PRD), dimana ia menjadi salah satu kader terbaiknya. Ia bergabung dengan PRD pada bulan November 2007, dan sejak itu dia semakin aktif dalam perjuangan rakyat. Ia merupakan tipe pejuang yang tidak kenal menyerah. Selain bekerja tiap hari mengorganisir dan mengadvokasi buruh yang terkena kesulitan, Ia juga aktif dalam memberikan pendidikan politik kepada kaum buruh. Pada saat Papernas didirikan, ia adalah seorang organiser handal yang memperluas struktur Papernas di Jakarta Utara. Hingga jatuh sakit dan menghembuskan nafasnya yang terakhir, Mbak masih sangat aktif dalam perjuangan. Tak salah jika mengatakan bahwa Mbak AS telah gugur dalam perjuangan membebaskan rakyat tertindas. Kepergiannya telah meninggalkan kesedihan mendalam bukan saja kepada kawan-kawan seperjuangannya, tetapi juga teman-teman buruh, tetangga, dan orang-orang yang mengenalnya sebagai pribadi yang humanis, sosial dan rendah hati. Mbak AS telah menunjukkan perjuangan setinggi-tingginya, semulia-mulianya. Perjuanganmu telah memberikan Inspirasi. Hingga kita pejuang yang tersisa maupun generasi yang akan datang punya tugas untuk melanjutkan perjuangannya. Selamat jalan Mbak AS. semangat dan cita-citamu kini terpatri dalam gelora perjuangan rakyat Indonesia. Selamat Jalan ASMAWATI (Ketua FNPBI Wilayah Jabotabek) (13 Maret 1960- 5 Maret 2009) Turut Berduka Cita: Keluarga Besar Partai Rakyat Demokratik (PRD) Keluarga Besar Front Nasional Perjuangan Buruh Indonesia (FNPBI) Keluarga Besar Partai Persatuan Pembebasan Nasional (Papernas) Keluarga Besar Serikat Rakyat Miskin Indonesia (SRMI) Keluarga Besar Serikat Tani Nasional (STN) Keluarga Besar Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Keluarga Besar Jaringan Kerja Kebudayaan Rakyat (JAKER) Keluarga Besar Sukarelawan Perjuangan Rakyat untuk Pembebasan Tanah Air (SPARTAN) Keluarga Besar Partisipasi Indonesia (PI) kunjungi http://berdikari.org Sumber: http://www.facebook.com/home.php?#/inbox/readmessage.php?t=1019582423505&mbox_pos=0 Information about KUDETA 65/ Coup d'etat '65, click: http://www.progind.net/ http://geocities.com/lembaga_sastrapembebasan/ [Non-text portions of this message have been removed]
[wanita-muslimah] Selamat jalan Bung Fajar....
Bung Fajar, begitulah biasanya aku menyebut namanya. ku ingat kembali masa pengenalan awalku dengannya... kontak awal melalui email pada tahun 2005. Ketika itu, Lembaga Sastra Pembebasan sedang mempersiapkan penerbitan sebuah buku, berjudul "Tragedi Kemanusiaan 1965 - 2005; Antologi Puisi - Cerpen -Esei - Curhat". Dalam buku tersebut Bung Fajar menulis tentang kisah pengalaman hidupnya bersama ortunya, sejak periode Perjuangan untuk Kemerdekaan 1945 sampai pada "Peristiwa G30S 1965/1966", yang berjudul "Ortuku Korban Teror Suharto". juga, ia sebagai penyair menulis sebuah puisi berjudul "Satir Budaya". Alm. Bung Fajar, adalah putra ke dua dari penyair LEKRA, Alm. Rumambi. Lahir di Bojonegoro, 26 Januari 1948. Pendidikan: Universitas Sipil Bangunan - Tiongkok. Penyair, anggota milis sastra pembebasan, bermukim di Stockholm - Swedia. Dalam karyanya di buku Tragedi kemanusiaan, beliau menulis tentang Ayahnya: "Ayahku adalah orang Karo. Dia berpendidikan sekolah guru, yang setingkat dengan sekolah dasar jaman sekarang. ... Pada bulan Januari 1965 Ayahku mendapat undangan dari Universitas Peking untuk mengajar bahasa Indonesia di sana..." Salah satu karya sajak Alm. Rumambi, berjudul: "PERPISAHAN" PERPISAHAN Selamat tinggal, tanahair, segala juang, pengorbanan dan cita-cita hanya ada karena engkau ada pergiku ini bagi setiakawan internasionalisme di mana persahabatan antara bangsa-bangsa lebih cerah daripada matahari namun kau, lembah-lembah yang menghijau, nyiur-nyiur yang melambai-lambai tapi juga kau, cekungnya mata ibu-ibu dan tangis anak-anak yang membentak segala ketiduran senantiasa pedoman pemberi arah selamat tinggal, tanah tersayang segala hidup dan kerja di mana saja padamu jua. Surabaya, 7 Nov 1964 Sajak ditulis ketika meninggalkan Surabaya menuju ke Jakarta untuk 2 bulan kemudian pergi kami sekeluarga meninggalkan Indonesia dan ayah mendapat tugas mengajar ke Tiongkok. Sehubungan dengan Peristiwa Gerakan 30 September 1965 terjadi di Indonesia, ia telah menguraikan dalam curhatnya: "... Ortuku adalah korban kezaliman Suharto. Hak-haknya sebagai warga negara Indonesia telah dicabut dengan dinyatakannya bahwa paspor mereka tidak berlaku. Ayahku meninggal pada tahun 1970, sedangkan Ibuku meninggal pada tahun 1975. Sebelum meninggal perasaan sedih mereka adalah tidak bisa pulang lagi ke Indonesia..." "...Perasaan kerinduan ayahku pada Indonesia dilukiskan dalam syairnya yang dijadikan nyanyian kroncong oleh komponis terkenal almarhum Bapak Setiyoso. Judulnya adalah Hati Mengenang Tanah Airku yang selalu kurindu..." Bung Fajar telah meninggalkan kita semua, dengan pesan akhir dalam uraian curhatnya, "...Jangan lupakan tragedi nasional peristiwa berdarah yang mencapai korban jutaan manusia Gerakan 30 September 1965. Berjuang demi demokrasi dan keadilan" Juga, dalam karya puisinya yang dimuat di milis sastra pembebasan pada tgl. 29 September 2005. KAMI KENANG HARI BERDARAH INI 30 SEPTEMBER 1965 Wahai tulang tulang yang bersebaran diseluruh penjuru tanah air kita kalian semua putra putri terbaik rakyat Indonesia yang telah dibantai rezim militer fasis Suharto tanpa alasan tak sedikitpun kesalahan akan selalu kami kenang akan kami teruskan juang demi cita cita mulia membangun Indonesia merdeka, demokrasi makmur dan bahagia. Wahai tulang tulang yang bersebaran diseluruh penjuru tanah air kita yang berjumlah jutaan dibantai dihutan hutan, ditembak mati tenggelam dirawa rawa didasar jurang yang dalam dipenggal kepala kebiadaban pembunuhan massal yang terbesar sepanjang jaman diseluruh dunia algojo algojo dan otaknya masih bebas berkeliaran kemana kemana seolah olah tak bersalah apa apa mereka masih dilindungi imperialis dunia. Kami kenang hari berdarah ini 30 September 1965 kami hapus air mata walaupun masih terus berduka kami simpan terus dendam membara menempa jadi kekuatan tak terhingga berjuang , berjuang demi hari depan Indonesia yang cerah ceria berjuang , berjuang hingga setan setan yang berkuasa hancur lenyap dari bumi Indonesia. Fadjar Sitepu, anak dari Penyair Lekra Rumambi. Stockholm Swedia. Selamat Jalan Bung Fajar Semangat juangmu tetap kami teruskan Seperti pula kau nyatakan: "Bukan jalan yang mudah, pasang surut, patah tumbuh hilang berganti. Dunia baru pasti akan tiba..." MiRa, 03 Mai 2008 Information about KUDETA 65/ Coup d'etat '65, click: http://www.progind.net/ http://geocities.com/lembaga_sastrapembebasan/ - Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. [Non-text portions of this message have been removed]