Tangisan Hati 

By: agussyafii

Pernah saya bertemu dengan seorang ibu yang mengeluh ingin bercerai dari 
suaminya. Saya menyarankan agar bersabar dan setiap habis sholat perbanyaklah 
membaca tasbih, tahmid, takbir agar Allah berkenan memberikan sebuah solusi. 
Setelah setahun kemudian malam itu beliau bersama suami dan keduanya anak hadir 
ke Rumah Amalia. Terdengar suara anak-anak Amalia sedang membaca ayat suci 
al-Quran. Beliau bertutur tentang hatinya yang menangis dihadapinya dengan 
bersabar maka membawa nikmat bagi keluarganya.

Dimasa kehamilan anaknya yang kedua, suaminya membawa perempuan lain ke 
rumahnya, diperkenalkan sebagai rekan kerjanya. Tanpa rasa sungkan mereka 
bercanda didepan anak dan dirinya. Entah apa yang dilakukan suaminya sampai 
beberapa kali membawa rekan kerjanya ke rumah. Rumah sudah seperti neraka. 
Rasanya sebagai perempuan sudah tidak sanggup menghadapi hidup. Kepada siapa 
mengadu, membuat dirinya bingung. mengadu kepada keluarga dan tetangga berarti 
akan menambah beban dalam hidupnya sendiri.

Sampai akhirnya anak yang kedua lahir. Semuanya dilalui dengan kesendirian. 
Diasuh dan dirawat dengan penuh kasih sayang. Sebagai istri, dirinya selalu 
berharap keluarganya harmonis. Jika tidak bisa, cerai adalah pilihan yang pahit 
harus dipilihnya. Sampailah waktu itu beliau bertemu dengan saya untuk 
mempertimbangkan pilihan yang pahit itu untuk dihindari, karena keyakinannya 
untuk berdoa memohon kepada Allah dibantu berdoa bersama anak-anak Amalia 
menguatkan hatinya untuk tetap bertahan.

Sampai kemudian pada suatu hari tatkala sepulang belanja, Dikejutkan dengan 
kehadiran suaminya yang sudah duduk diruang tamu dengan mata menerawang kosong. 
'Mah, maafkan aku ya?' Suaminya bersimpuh dipangkuannya mencium tangan 
istrinya. 'Benarkah Mas? Apakah aku sedang bermimpi?' tanya sang istri.

'Tidak Mah, aku tahu luka hatimu teramat dalam untuk memaafkan diriku. 
Kesalahan-kesalahan itu tidak mudah untuk dimaafkan.' jawab suaminya. Sudah 
sekian lama suaminya tidak pernah membelai tangan sang istri. 'Apakah kamu 
bersungguh-sungguh Mas?' tanyanya ragu. 'Aku bersungguh-sungguh Mah, 
meninggalkan semua kesalahan-kesalahan yang pernah aku lakukan.' jawab 
suaminya. Tak kuasa menahan air mata bahagia. 

Sejak kepedihan hatinya berlalu berubah menjadi nikmat tak membuat menjadi 
lalai kepada Sang Khaliq bahkan bersama suami dan anak-anaknya semakin rajin 
ibadah sholatnya. Setiap kali sholat malam, dirinya tidak pernah lupa memohon 
ampun kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala atas semua kesalahan dirinya dan 
suaminya hingga tak tahan lagi air matanya meleleh. Betapa besarnya karunia 
Allah kepada dirinya. Tangisan hati telah membawa nikmat bagi keluarganya 
menjadi rukun dan harmonis kembali. Berkali-kali beliau dan suaminya tercinta 
memanjatkan puji syukur kehadirat Allah. Subhanallah.

--
Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kami pasangan hidup dan keturunan yang 
menyenangkan hati kami dan jadikanlah kami pemimpin orang-orang yang bertaqwa 
(QS: al-Furqaan : 74).

Wassalam,
agussyafii
---- 
Yuk, hadir di Kegiatan 'Amalia Cinta al-Quran (ACQ).' Hari Ahad, Tanggal 20 
Juni 2010 Di Rumah Amalia, Jl. Subagyo IV blok ii, No.23 Komplek Peruri, 
Ciledug. Silahkan kirimkan dukungan dan partisipasi anda di 
http://www.facebook.com/agussyafii3, atau http://agussyafii.blogspot.com/, 
http://www.twitter.com/agussyafii atau sms di 087 8777 12 431




      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke