NUR...anda terpengaruh dgn seorang yang murtad dari Ahmadiyah...
yang kemudian dia memburuk burukan ahmadiyah.
Cobalah anda mengali ilmu dari ulama2 atau dari orang2 yang benar2 mengerti dgn
ahmadiyah, akan jauh berbeda dari apa yang anda dengar dari seorang yang
Murtad...
Apa yang saya katakan setiap ulama2 Islam Fundamentalis menutup diri dan
berpikir sempit untuk berdiskusi...
WAHYU ALLAH kpd nabi Isa as.
Kalau hati sudah menanam kebencian kpd Ahmadiyah,hati akan tertutup
kebenaran...anda sedang berjalan di kegelapan seperti Taliban, kemudian akan
jatuh dengan terhina..
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurahman
mnur.abdurrah...@... wrote:
Saya sudah tetapkan, inilah yang terakhir saya berurusan dengan misionaris
qadiasme pering reketek ini, karena tidak ada gunanya berurusan dengan
misionaris Qadianisme yang pakai prinsip TAQIYAH, yang pakai syahadat (2 +
1), dua yang dinyatakan/dipublikasikan dan satu yang dirahasiakan
Kalau mau tahu apa yang dirahasiakan Qadianisme silakan baca buku Ahmad
Hariadi: Mengapa Saya Keluar dari Ahmadiyah Qadiani.
Siapa Ahmad Hariadi ?
Mantan Misionaris Ahmadiyah Ahmad Hariadi yang menyatakan keluar secara resmi
dari Ahmadiyah Qadiani sejak akhir Maret 1986, pemah menantang khalifah
Ahmadiyah untuk bermubahalah. Terjadilah mubahalah antara saya dengan
Khalifah Ahmadiyah tahun 1987. Khalifah meminta mubahalah disiarkan di media
massa. Saat itu khalifah mengatakan siap membubarkan diri jika saya tidak
mati hina DALAM WAKTU SATU TAHUN karena mubahalah dengan mereka. Setelah
setahun berlalu, saya masih sehat wal 'afiat, ujarnya pada Sabili di Masjid
Blok A Tanah Abang, Jakarta.
Ahmad Hariadi kemudian menagih janji khalifah Ahmadiyah sampai ke London,
markas pusat Ahmadiyah. Awalnya, saya tagih khalifah melalui surat, tapi
dalam surat balasannya, khalifah malah mencak-mencak dan mengutuk Ahmadiyah
Indonesia. Di surat itu, khalifah mengelak telah terjadi mubahalah dengan
saya dan menyalahkan Ahmadiyah Indonesia. Untuk kedua kalinya, saya tagih
khalifah di markasnya langsung di London. Tapi dia tidak berani menemui saya.
Bahkan saat khalifah itu datang ke Indonesia tahun 2000, saya juga berusaha
untuk ketemu, tapi tidak berhasil, ungkap Hariadi. Pengalamannya di
Ahmadiyah ditulis oleh Ahmad Hariadi dalam sebuah buku berjudul Mengapa Saya
Keluar dari Ahmadiyah Qadiani.
SEKALI LAGI SAYA NYATAKAN SAYA TIDAK AKAN BERURUSAN DENGAN MISIONARIS
QADIANISME YANG PAKAI TAQIYAH.
TIDAK ADA GUNANYA POSTINGAN INI DIJAWAB, KARENA E-MAIL DARI MAS SAYA BLOK
TIDAK BISA MENEMBUS MASUK KE DALAM SAYA PUNYA MAIL BOX
HOWGH
NOHETTO
HMNA
- Original Message -
From: ma_suryawan ma_surya...@...
To: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Sent: Monday, January 18, 2010 22:27
Subject: [wanita-muslimah] Re: Seri 331. Wahyu Menurut Selo Sumarjan
Terlihat jelas, pernyataan di bawah ini hanyalah ajaran kreasi HMNA dan
golongannya saja, bukan bagian dari ajaran Islam.
--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, H. M. Nur Abdurahman
mnur.abdurrahman@ wrote:
BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM
WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
331. Wahyu Menurut Selo Sumarjan
Wahyu menurut bahasa Al Quran bersumber dari Allah SWT diturunkan hanya
kepada para manusia pilihan dan mulia, yaitu para Nabi dan Rasul.
Sangat keliru.
Dalam al-Qur'an Majid dinyatakan bahwa Allah Ta'ala menurunkan wahyu TIDAK
HANYA kepada para nabi dan rasul, tetapi juga kepada laki-laki yang bukan
nabi, perempuan dan binatang.
Nabi dan sekali-gus Rasul yang terakhir yang menerima wahyu dari Allah SWT
adalah Nabi Muhammad SAW.
Tidak tepat. Isa yang akan datang setelah Nabi Muhammad SAW, seperti yang
dinubuatkan sendiri oleh Rasulullah SAW, juga menerima wahyu.
Dari Firman Allah yang dikutip di atas itu jelaslah bahwa wahyu hanya
diturunkan kepada para Nabi dan Rasul, serta Nabi Muhammad SAW adalah Nabi
yang terakhir. Allah tidak lagi menurunkan wahyu setelah Nabi Muhammad
SAW.
Kata siapa dan ajaran siapa? Memangnya HMNA bisa mengatur Allah dengan
mengatakan bahwa Allah tidak lagi menurunkan wahyu setelah Nabi Muhammad
SAW?
Faktanya, setelah Nabi Muhammad SAW banyak orang Islam yang menerima wahyu
dari Allah Ta'ala, misalnya Syekh Muhyiddin ibn Arabi r.h., Syekh Abdul
Qadir al-Jaelani r.h., Hadhrat Imam Syafi'i r.h dan lain-lain.
Bagaimana dengan lebah, sampai detik ini binatang lebah ada dimana-mana,
lalu apakah Allah telah BERHENTI menurunkan wahyu kepada lebah?
Jadi, memang luar biasa ajaran buatan tipikal kyai/mullah/ulama, lebih
hebat dari ajaran Islam, karena bisa mengatur dan menentukan bahwa Allah
tidak lagi menurunkan wahyu setelah Nabi Muhammad SAW.
Salaam,
MAS