Balasan: Re: [wanita-muslimah] satosakaki2003 dan satosakaki2004. Re: Anthony Charles George Herbert jews Walker's Bush

2006-03-06 Terurut Topik Bejo Paijo
Yang keempat,
  Selamat deh, kaum wanita bangga punya anda.
   
  Yang kelima,
  Masalah TKW itu bukan cuma masalah perempuan. Tapi garis besarnya masalah 
negara yang nggak bisa menyediakan lapangan kerja buat warganya
  Bisa panjng dan laaama
Aisha [EMAIL PROTECTED] menulis:
  Mas Bejo,
Pertama, di postingan yang lalu saya pernah cerita bahwa jika saya
menggunakan emoticon :) itu adalah ketika saya tersenyum atau becanda -
misalnya ketika saya menyapa teman2 misalnya saya mba X yang baru nikah,
kalimat dari email saya yang pertama adalah apa kabar pengantin baru?
...:) = ini bukan kalimat mengejek atau menghina, saya becanda dan
tersenyum untuk mencairkan suasana karena sudah lama saya tidak ber-email
ria dengan pengantin baru ini. Begitu juga saat saya menanggapi mas Rudy
ini, bagi saya - siapapun di WM ini adalah teman saya dan tidak seharusnya
saya membenci teman2 di sini, yang saya tanggapi adalah PENDAPATNYA, saya
bisa saja tidak sependapat dengan mas Rudy, tapi secara pribadi saya tidak
punya masalah - kenal secara fisik saja dengan mas Rudy ini tidak, dan dia
tidak melakukan kesalahan apa2 ke saya, itu sebabnya sambil mengemukakan
pendapat saya, saya tetap tersenyum dan becanda, coba kita lihat kalimat
yang anda masalahkan itu Cobalah posting tulisan yang membuat orang jadi
lebih sabar, lebih peka terhadap orang lain, lebih tekun belajar, dll.
Cerita nabi bolehlah ...:)   coba mas Bejo lihat lagi, dimana letak
menghinanya? Saya tidak suka tulisan2 yang membuat orang marah membenci
sesama muslim malah ada yang menyerang ke pribadinya, kalaupun ada ketidak
setujuan - kemukakan dengan halus bahwa pendapat X tentang ini salah - yang
bener adalah begini begitu - bukan menyerang si X-nya. Sebaliknya saya
menghargai mas Rudy posting cerita Nabi, lalu dimana letak menghinanya jika
saya posting mengemukakan pendapat sambil tetap santai becanda dan
tersenyum? Di milis kan bukan satu sidang sarjana yang kaku, kita bisa
membahas berbagai hal dengan santai walaupun tidak juga dengan cara
cengengesan becanda ngawur, saya masih melihat obrolan disini becandanya
masih terkontrol - kadang2 serius, kadang2 hahahihi ketawa atau tersenyum.

Kedua, mungkin juga disini kita tidak sependapat masalah emoticon :), mas
Bejo menganggap itu senyum penghinaan atau mengejek sehingga ketika saya
bicara tulisan tentang Nabi dengan emoticon tsb dianggap menghina? Saya
sudah menjelaskan maksud saya - memang seperti yang pernah saya obrolkan
bertahun-tahun di WM ini, komunikasi lewat email di milis itu rawan salah
pengertian karena ini hanya lewat tulisan kan? Di dunia nyata kita bisa
bicara dan lebih mengerti maksud si pembicara juga dengan melihat face
language  body language-nya, misalnya kita bisa melihat di wajahnya senyum
mengejek, senyum manis, senyum tulus, dll - ditunjang dengan sinar mata
menghina, atau menghargai, dll - juga cara menggerakkan tangan, menggerakkan
kepala, dll. Disini kan susah sekali emoticon yang mewakili perasaan kita,
saya hanya bisa tersenyum dengan :), ketawa besoaaar sekali dengan :D, sedih
dengan :(

Ketiga, yang saya pahami dalam agama adalah membedakan masalah pekerjaan dan
kehidupan keseharian saya dengan ibadah mahdlah saya. Bukankah Islam
mengajarkan keadilan? Dalam kehidupan sehari-hari saya termasuk ketika saya
ngobrol di WM, dengan keterbatasan ilmu, uang, waktu, dll yang saya punyai,
saya berusaha menanggapi siapapun (tidak membedakan agama atau usia atau
jenis kelamin, dll) - hanya berdasarkan topik pembicaraannya saja. Jadi adil
bagi saya dalam bermilis ria seperti itu - mas Sato yang non muslim saya
hargai ketika dia beberapa tahun yang lalu posting tentang hak2 wanita
setelah bercerai di AS, tapi ketika dia menghina Nabi, saya juga beberapa
tahun yang lalu pernah posting panjang2 di WM ke mas Sato ini tentang
ketidak setujuan saya. Nah ... sekarang tentang tulisan mas Sato yang
dianggap menghina Nabi inipun di postingan saya sebelumnya saya sudah
menjelaskan - tulisan ini beredar di milis beberapa tahun yang lalu,
tapi BUKAN di WM, penulisnya menghargai milis ini dan tidak memasukkan
cerita porno seperti ini di WM. Saya dan teman2 juga sudah menanggapi
tulisan ini BEBERAPA TAHUN YANG LALU di milis2 lain, jadi kalau membicarakan
lagi topik ini - SAYA PRIBADI menganggap meributkan tulisan ini sudah basi
karena saya dan teman2 sudah pernah membicarakannya DI MILIS LAIN, dan
kembali lagi saya ulang, LAYAK TIDAK tulisan ini diobrolkan disini? Tapi
saya menghargai teman2 disini yang mungkin tidak sependapat dengan saya maka
di ujung postingan saya sebelumnya saya mempersilahkan teman2 untuk
komentar, manusia kan beda2 - mungkin bagi teman2 lainnya, tulisan ini layak
untuk dibicarakan dan tidak basi, silahkan saja. Jadi dimana letaknya saya
memuji mas Sato? Malah saya tuliskan bahwa mas Sato ini terlihat dari
tulisan2nya membenci Islam - lebih tepatnya lagi kalau mas Bejo sudah
bertahun-tahun disini bisa tahu bahwa mas Sato membenci nabi Muhammad saw
yang dianggap beristri banyak 

Balasan: Re: [wanita-muslimah] satosakaki2003 dan satosakaki2004.

2006-03-04 Terurut Topik raiyabilly
Dear Pak/mas Bejo Paijo.

Saya memang sangat bangga ada perempuan seperti Aisya di WM ini.Bukan 
karena saya perempuan, tapi karena kearifan yang dimiliki Aisya.
 Dan saya berharap semakin banyak perempuan dan laki-laki yang 
mempunyai hati yang lembut, pikiran cerdas dan selalu menyampaikan 
sesuatu dengan cara bijaksana seperti Mbak Ai... Saya masih belajar 
terus-menerus untuk bisa sesabarnya.

Saya sampe baca berulang kali, bulak balik mencari bagian kalimat 
yang mana Mbak Aisya ini memuji Mas Sato dan menghina orang yang 
posting sejarah nabi. Yang saya pahami, Mbak Ai setuju dengan posting 
sejarah nabi, tapi keberatan dengan tulisan yang mengobarkan 
kebencian kepada orang lain. Juga mempertanyakan kenapa tulisan Mas 
Sato di posting ke sini, sementara yang bersangkutan sendiri tidak 
mempostingnya. Huruf kapitas saya duga, untuk penekanan bahwa sebagai 
seorang non muslimpun (dalam kalimat yang lain Mbak Ai menyebutkan ia 
benci Islam), tapi ia menghargai aturan WM. Sepanjang saya kenal dan 
membaca posting2 Mbak aisya secara reguler, saya belum pernah 
menemukan kata2 yang sangat tidak sopan dari postingnya. Ternyata 
cara orang membaca dan memahami sebuah informasi emang beda2 ya. 

Saya sangat sepakat, Bahwa Rasulullah telah mengangkat derajat 
perempuan di banding sebelum Beliau di utus. Laki-laki yang 
sebelumnya bisa punya istri lebih dari 100 tiba-tiba dibatasi menjadi 
maksimal 4 misalnya. Tapi saya tidak menganggap menjunjung harkat dan 
martabat perempuan sebagai sesuatu yang basi, karena apa yang 
diperjuangkan Rasullah dulu, tidak semuanya dipahami/dijalankan oleh 
penganut Islam generasi berikutnya. Interpretasi dari yang 
disampaikan oleh Rasulullah juga bisa sangat meluas atau menyempit 
sesuai dengan pemahaman, kepentingan, latar belakang budaya dll yang 
mempengaruhi penafsir. 

Memberjuangkan hak-hak perempuan harus terus dilanjutkan karena 
sampai saat ini masih ada ibu Lilis yang ditangkap karena di kira 
PSK, masih ada ibu2 dikampung saya ditangkap karena persoalan baju 
yang dipakainya tidak sesuai dengan selera polisi Syariah, sekarang 
malahan dalam UU PA bagian tubuh perempuan dianggap porno...

Peace,
S

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Bejo Paijo 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 Ya begitulah yang namanya Aisha. Orang yang sangat menjunjung 
toleransi dan yang sangat berkeinginan menjunjung harkat dan martabat 
perempuan, yang sebenarnya dah basi, karena dengan diutusnya Nabi 
Muhammad, wanita sudah diangkat derajatnya dibanding sebelum Beliau 
diutus.
   Kata-kata anda sangat tidak sopan walaupun di kasih emoticon 
senyuman, malah menurut saya anda menghina orang yang posting sejaah 
Nabi. Sungguh aneh. Sebetulnya anda bisa lebih sopan dengan Mas Rudy. 
Umpamanya bilang, Mas, sato itu dah basi, kita sebaiknya nggak usah 
nanggepi. Cukup itu aja. Tapi ini nggak. Anda malah memuji-muji Sato, 
pake huruf kapital lagi soal Muslim dan non muslim. Sungguh ironis. 
Tampaknya and lebih mementingkan toleransi daripada ukhuwah. Selamat 
deh. Kaum wanita bangga punya anda.

   
 
 Aisha [EMAIL PROTECTED] menulis:
   Mas Rudy,
 Tulisan mas Sato ini sudah beredar beberapa tahun yang lalu, ybs 
posting di
 milis2 lainnya selain WM, dan sudah ditanggapi banyak pihak. Saya 
rasa
 walaupun ybs membenci Islam - kelihatan dari tulisan2nya yang lain, 
dan ini
 juga sudah pernah dibahas panjang lebar beberapa tahun yang lalu di 
WM
 dengan teman2 anggota WM termasuk debat panjang berkali-kali ybs 
dengan pak
 HMNA.
 
 Jadi anda sebagai anggota yang relatif baru, komentar begini jadi 
terasa
 aneh, sebab kenapa kita harus mengulang lagi beragam komentar 
padahal anda
 yang tidak tahu bahwa ini sudah dibahas di milis2 lainnya.
 
 Jika mas Rudy memang menghormati milis WM ini, menghormati anggota 
wanita2
 dan laki2 disini, tolong donk posting sesuatu yang bermanfaat, mas 
Sato saja
 penulis tulisan yang memang BUKAN MUSLIM ini tidak berani posting 
disini
 (beraninya di milis2 lainnya seperti milis islam-kristen atau milis
 tertutup, dan milis lainnya), lha ... anda yang MENGAKU MUSLIM (dan 
mukmin?)
 kok memasukkan tulisan seperti ini? Rasanya teman2 disini dulu juga 
ketika
 ada anggota yang posting artikel dari Poskota - ada yang protes. 
Kenapa pula
 harus bereaksi ke tulisan seperti ini?
 
 Jadi sebelum anda anda heboh menganggap bahwa wanita2 disini 
bungkam, kenali
 dulu bagaimana obrolan WM di sekian tahun yang lalu - yang beginian 
sudah
 basi untuk diobrolkan di milis lainnya, apalagi di WM - layak tidak 
tulisan
 seperti ini diperbincangkan di WM?
 
 Cobalah posting tulisan yang membuat orang jadi lebih sabar, lebih 
peka
 terhadap orang lain, lebih tekun belajar, dll. Cerita nabi 
bolehlah ...:) -
 bukan tulisan2 yang mengobarkan kebencian terhadap orang lain. 
Tolong lain
 kali mas Rudy jangan posting tulisan aneh begini di WM. Mungkin di 
milis
 yang saling marah saling hina atau milis tertutup, tulisan seperti 
ini bisa
 didiskusikan, tapi bukan di WM. Ini pendapat saya