Manusia adalah makhluq bebas merdeka, manusia adalah aktor utama pelaku dalam 
gelanggang sejarah di kolong jagat raya yang disebut planet bumi ini, manusia 
adalah makhluq berbudaya dan berbudi yang komplek dengan segala persoalannya. 
Berbeda dengan binatang yang serba menonjolkan instink semua berjalan apa 
adanya berantem hanya demi hidup, tingkat adaptifnya amat terbatas, makanya 
manusia yang jadi khalifah di muka bumi ini.

Terkait dengan belief sistem, maka apapun agama yang dianut manusia, akan 
berwajah seperti apa ya tergantung si manusianya. Kalau agama dipahami sebagai 
jalan hidup ya akan mengalir apa adanya, tetapi kalau dipolitisasi ya syawat 
atau interestnya yang menonjol bak menuju lorong konflik yang tidak menemukan 
ujungnya.

Wassalam
Abdul Mu'iz

--- Pada Sab, 19/6/10, Ari Condro <masar...@gmail.com> menulis:

Dari: Ari Condro <masar...@gmail.com>
Judul: [wanita-muslimah] pilih islam berwajah damai atau islam berwajah perang 
atau islam yg  keras pada anak anak dan wanita ?
Kepada: "Milis wm" <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Tanggal: Sabtu, 19 Juni, 2010, 11:40 PM







 



  


    
      
      
      sejak lulus kuliah dan gak aktif ngaji lagi di harokah, saya menemukan

kenyataan bahwa ada tiga wajah islam :



- islam damai

- islam berwajah perang

- islam yang wajahnya keras pada anak anak dan wanita



menurut saya ini surprise.



mengapa ?  karena ketika mengaji, saya menemukan bahwa aturan bersikap keras

pada musuh islam dan para munafikun serta orang fasiq aalah tuntunan agama,

dan kita bisa melakukannya dalam hati yang damai.  aturan jilbab pada wanita

dan berbagai norma bagi mar'ah sholihah pun adalah demi kemuliaan mereka,

juga menikahi wanita yang sudah haid (jaman sekarang ndak heran kok ketemu

anak perempuan haid usia 9 tahun atau 11 tahun bahkan lebih muda lagi),

karena ini adalah kewajaran norma badani.  haid adalah tanda sudah dewasa.

sudah dewasa berarti boleh menikah. ini sesuatu yang fithah, alamiah

sekali.  what's wrong with that.  islam aalah fitrah. justru hal ini benar

ketika didukung agama. dan negara sudah berperilaku lancung dan salah ketika

bikin aturan sendiri bahwa batas dewasa bagi wanita untuk menikah adalah 16

tahun.



saya jadi membenci wajah perang dalam islam ketika banyak mujahid dadakan yg

sebenarnya sesat, mungkin terisi balas dendam karena ada keluarga dekatnya

yg juga teroris, atau dia masih stress setelah pulang dari perang di timur

tengah dan ketika balik ke indonesia gak ada kerjaan buat menghidupi anak

istri.  sementara psikologinya, dia pulang sebagai pahlawan. jadi pasti ada

yang salah ketika tuhan membiarkan dirinya punya nasib lontang lantung.



jadi ada pe er yang harus diselesaikan di negeri ini. dia harus berperang.

melawan thoqut.  jadilah dia main bom juga di indonesia.  gak peduli muslim

non muslim di bom deh. apalagi yg jelas agama lain, dan orang asing

(anggapannya ini antek amerika dan zionis). dan sudah pasti harus di bumi

hanguskan dari muka bumi.  padahal di israel sendiri banyak yg ngebelain

palestina.  gitu juga, bule di amrik pun banyak yg bersikap baik pada

tetangga muslimnya.



politik telah membutakan mata hati umat muslim. baik di negeri konflik,

maupun di negara yg sedang bangkit dri krisis seperti indonesia.  setan itu

adalah politik agama.  gak perlu lagi setan menggoda dengan nafsu rendah,

cukup dengan menggerakkan kerentek di hati para mujahid gelap mata ini untuk

berjihad, jadilah dia setan setan baru di dunia.



dunia makin modern.  jaman aku kecil gak pernah dengar yang namanya pasar

modal, krisis ekonomi, hancurnya industri perumahan, pabrik bankrut,

pengangguran dimana mana.  tapi sejak ikut pasar bebas, krisis dan hantaman

merajalela.  tapi dunia bergerak maju dan terus belajar mengadaptasi

keadaan.  tapi ada sisi sisi budaya dalam agama yang dikembangkan buat

menentang arus modernisasi (atau mungkin gelombang post mo sudah ini, bukan

gelombang modern lagi).  islam belakangan ini dikampanyekan sebagai

perlindungan terhadap jatuhnya moral manusia di jaman mdoern.  yg

dikampanyekan adalah wanita sebaiknya tidak bekerja, jangan ikut ikut

feminisme, pakailah jilbab kalau perlu bercadar, poligami itu bagus, karena

islami.  anak banyak itu bagus, karena islami.  belakangan, kawin dengan

anak anak seperti syek puji juga bagus, karena islami.  nikah siri

digalakkan, poligami diramaikan, islam jadi berwajah keras bagi anak anak

dan kaum wanita.



sampai di sini jadi tida berharap banyak pada kaum ulama yang justru jadi

mesin dakwah yang membuat islam jadi kejam pada pengikutnya sendiri, pada

anak anaknya, pada wanitanya, dan bahkan pada yang bukan memeluk agama

islam.  islam berwajah keras dan bengis pada semuanya.  entah, wajah kasih

sayang islam, telah disimpan siapa dan dimana.  karena sekarang, seringai

penuh kasih sayang di antara jema'at, harus pula punya arti ganda yang harus

dipeluk.  percayalah pada poligami, percayalah pada jihad perang, percayalah

pada palestina, perangilah anjing amerika dan zionis israel, yg menentang

semua ini, niscaya adalah jil, gembong setan yang sesat dan menyesatkan,

kerak neraka, dan kejamlah wajah islam-ku.



dunia tidak lagi nyaman untuk ditinggali, tidak lagi penuh pengharapan

sebagai tempat untuk mengupayakan bread and wine, tempat dimana kita mencari

sekepal nasi dan seteguk air minum yang sedianya sejuk dan mengenyangkan

bagi anak cucu, ketika islam dikenalkan sedemian keras dan bengis wajahnya

belakangan ini.



salam,

Ari



[Non-text portions of this message have been removed]





    
     

    
    


 



  







[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke