Bls: Keutamaan Kota Suci Makkah = Re: [wanita-muslimah] Pakar: Indonesia Tak Memerlukan Pluralisme
Sdr Muiz Begni, bukan saya anti pathi dgn ulama2 terdahulu, dan jangan pula ulama2 terdahulu itu lebih benar semuanya, cara berpkir sepertiitulah yang mudah tersesatkan;sering kita dengar pemuda2,usztad2 berkata; kitab2 hadits muslim dan Bukhari itu adalah hadits yg saih ulama2 dahulu itu adalah ulama2 Mutabarak dll Jarak antara ulama2 dan imam2 terdahulu itu dgn kita sekarng ini, sudahratusan tahun bukan? Apakah tidak mungkin kitab2 yang anda baca itu, tidak dipalsukan oleh ulama2 atau orang2 yahudi yg benci akan Islam? Tidak ada jaminan kesucian dari kitab2 itu bukan? Seperti Usztad2 mengatakan bahwa Khalifah Abu bakar itu memerangi nabi2 dan orang2 yg tidak membayar pajak dlm kitab Miqadimah Al Quran. Seolah2 Khalifah Abu Bakar tidak lagi mengikuti sunnah Rasul yg santun dan bijak... Anjuran saya kpd semuanya, bacalah dan ambillah rujukan2 dari kitab2 hadits Muslim dan bukhari atai kitab2 sejarah sahabat2, TAPI WAJIB KEMBALI MEMERIKSANYA DGN AL QURAN.KIta sendiri memeriksanya dgn al Quran sebagai kita eorang yang benar2 BERTASUHID kepada ALQURAN atau ALLAH. Itu bedanya kami dan usztad2 atau ulama2 lain2nya yg berpaham Fundamentalis. Semoga kita mendapat petunjuk dari ALLAH swt amien salam --- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Abdul Muiz mui...@... wrote: pak Latif, 1) ulama terdahulu, adalah salah satu referensi untuk memahami ajaran islam, kalau Anda antipati atau menolak yang serba dari Ulama terdahulu, memangnya tatacara ibadah ritual seperti Shalat, zakat, puasa, haji dan amalan sunnah lainnya tanpa melalui ulama, apa Anda langsung mengklaim dari langit ???, aturan yang disampaikan qur'an itu amat global dan umum bahkan tanpa rincian. Padahal banyak ayat qur'an yang menyuruh hamba-Nya yang beriman itu mengikuti Allah dan para rasul atau para nabi-Nya. 2) Anda mengatakan, Seorang yang beratuhid, tidak boleh percaya kpd ulama2 terdahuli, tetap kita selalu merujuk kpd Al Quran(ALLAH ) yang Maha Esa. lho apa ulama2 terdahulu itu tidak merujuk kepada qur'an (Allah) Wassalam Abdul Mu'iz --- Pada Kam, 4/2/10, abdul latifabdul...@... menulis: Dari: abdul latifabdul...@... Judul: Keutamaan Kota Suci Makkah = Re: [wanita-muslimah] Pakar: Indonesia Tak Memerlukan Pluralisme Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com Tanggal: Kamis, 4 Februari, 2010, 10:54 AM Â Sdr Muiz... Perbedaan saya ddgn anda dlm memahami hadits adalah sebagai berikut; 1. Anda mempercayai aqidah anda kpd ulama2 terdahulu dgn membaca kitab2nya, dan di anggap ulama2 terdahulu itu adalah yang terbaik,walaupun anda tidak pernah bertemu dgn mereka2 itu. Sedangkan kami, dlm menguji sebuah hadits sangat sederhana dan efesin dan efektif sekali yaitu memFILTER sebuah hadits itu dgn Al Quran. Seorang yang beratuhid, tidak boleh percaya kpd ulama2 terdahuli, tetap kita selalu merujuk kpd Al Quran(ALLAH ) yang Maha Esa. Al Quran adalah satu satunya pegangan kita yang tdk akan salah. Berpegangalan kpd tali ALLAH yaitu Al Quran. Salam --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, Abdul Muiz muizof@ wrote: pak Latif yth, meskipun saya hafal betul dengan pola pikir Bapak, dan saya masih yakin bahwa diskusi dengan Bapak tidak ada artinya, saya tetap ingin sharing pada teman-teman di sini (semoga saya dihindarkan dari sikap ujub dan takabur) : 1) vonis palsu Anda terhadap hadits, Barangsiapa yang melihat kemungkaran hendaklah ia mengubah dengan tangannya (falyughayyiru biyadihi), apabila ia tak sanggup, hendaklah diubahnya dengan lisannya (fabilisa-nihi) , apabila itupun tak sanggup cukup dengan kalbunya (biqalbihi), namun yang terakhir ini pertanda yang terlemah imannya hanya cocok ditujukan pada orang-orang yang a-histori, orang yang apriori dengan ilmu hadits yang pernah dikembangkan oleh studi islam era klasik maupun modern. Analisis Anda tentang hadits palsu sungguh simple dan sederhana banget sehingga sulit dipertanggungjawabk an kebenarannya. 2) hadits tsb kurang pas apabila hanya dikontradiksikan dengan qs yang Anda sebut : QS Ali Imran: Ayat 104, QS.3:159, QS.16: 125, QS 88:21-22, QS.13:40, Qs 16 :82. 3) Rasa simpati dan cinta Anda pada orang-orang non muslim telah menutup mata Anda untuk bersimpati memahami hadits-hadits nabi secara jujur dan komprehensif. Wassalam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, abdul latifabdul777@ wrote: NUr-Saya beritahukan bahwa Hadits yang anda postkan dibawah ini adalah hadits palsu, bukan ucapan Rasulullah saw dan hadits ini adalah akar konflik sesama muslim. Kalau ada orang yang berbeda keyakinan dgn mereka, maka mereka akan menggunakan tangan; baik untuk membuat undang2, baik dgn memukul, violence dll Jadi hadits itu bertengtangan dgn ayat2 ALLAH,sebaiknya anda cabut
Bls: Keutamaan Kota Suci Makkah = Re: [wanita-muslimah] Pakar: Indonesia Tak Memerlukan Pluralisme
pak Latif, 1) ulama terdahulu, adalah salah satu referensi untuk memahami ajaran islam, kalau Anda antipati atau menolak yang serba dari Ulama terdahulu, memangnya tatacara ibadah ritual seperti Shalat, zakat, puasa, haji dan amalan sunnah lainnya tanpa melalui ulama, apa Anda langsung mengklaim dari langit ???, aturan yang disampaikan qur'an itu amat global dan umum bahkan tanpa rincian. Padahal banyak ayat qur'an yang menyuruh hamba-Nya yang beriman itu mengikuti Allah dan para rasul atau para nabi-Nya. 2) Anda mengatakan, Seorang yang beratuhid, tidak boleh percaya kpd ulama2 terdahuli, tetap kita selalu merujuk kpd Al Quran(ALLAH ) yang Maha Esa. lho apa ulama2 terdahulu itu tidak merujuk kepada qur'an (Allah) Wassalam Abdul Mu'iz --- Pada Kam, 4/2/10, abdul latifabdul...@yahoo.com menulis: Dari: abdul latifabdul...@yahoo.com Judul: Keutamaan Kota Suci Makkah = Re: [wanita-muslimah] Pakar: Indonesia Tak Memerlukan Pluralisme Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com Tanggal: Kamis, 4 Februari, 2010, 10:54 AM Sdr Muiz... Perbedaan saya ddgn anda dlm memahami hadits adalah sebagai berikut; 1. Anda mempercayai aqidah anda kpd ulama2 terdahulu dgn membaca kitab2nya, dan di anggap ulama2 terdahulu itu adalah yang terbaik,walaupun anda tidak pernah bertemu dgn mereka2 itu. Sedangkan kami, dlm menguji sebuah hadits sangat sederhana dan efesin dan efektif sekali yaitu memFILTER sebuah hadits itu dgn Al Quran. Seorang yang beratuhid, tidak boleh percaya kpd ulama2 terdahuli, tetap kita selalu merujuk kpd Al Quran(ALLAH ) yang Maha Esa. Al Quran adalah satu satunya pegangan kita yang tdk akan salah. Berpegangalan kpd tali ALLAH yaitu Al Quran. Salam --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, Abdul Muiz mui...@... wrote: pak Latif yth, meskipun saya hafal betul dengan pola pikir Bapak, dan saya masih yakin bahwa diskusi dengan Bapak tidak ada artinya, saya tetap ingin sharing pada teman-teman di sini (semoga saya dihindarkan dari sikap ujub dan takabur) : 1) vonis palsu Anda terhadap hadits, Barangsiapa yang melihat kemungkaran hendaklah ia mengubah dengan tangannya (falyughayyiru biyadihi), apabila ia tak sanggup, hendaklah diubahnya dengan lisannya (fabilisa-nihi) , apabila itupun tak sanggup cukup dengan kalbunya (biqalbihi), namun yang terakhir ini pertanda yang terlemah imannya hanya cocok ditujukan pada orang-orang yang a-histori, orang yang apriori dengan ilmu hadits yang pernah dikembangkan oleh studi islam era klasik maupun modern. Analisis Anda tentang hadits palsu sungguh simple dan sederhana banget sehingga sulit dipertanggungjawabk an kebenarannya. 2) hadits tsb kurang pas apabila hanya dikontradiksikan dengan qs yang Anda sebut : QS Ali Imran: Ayat 104, QS.3:159, QS.16: 125, QS 88:21-22, QS.13:40, Qs 16 :82. 3) Rasa simpati dan cinta Anda pada orang-orang non muslim telah menutup mata Anda untuk bersimpati memahami hadits-hadits nabi secara jujur dan komprehensif. Wassalam Abdul Mu'iz --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, abdul latifabdul777@ wrote: NUr-Saya beritahukan bahwa Hadits yang anda postkan dibawah ini adalah hadits palsu, bukan ucapan Rasulullah saw dan hadits ini adalah akar konflik sesama muslim. Kalau ada orang yang berbeda keyakinan dgn mereka, maka mereka akan menggunakan tangan; baik untuk membuat undang2, baik dgn memukul, violence dll Jadi hadits itu bertengtangan dgn ayat2 ALLAH,sebaiknya anda cabut kembali,agat umat islam yang awam tidak salah. Tugas rasul dlm menegakan amar makruf nahi mungkar dgn santun dan baik2, bukan dgn kekerasan. SILAKAN LEBIH TERPERINCI http://latifabdul. multiply. com/journal/ item/320 Wassalam. Nahi Mungkar === = = = = = = Rasulullah bersabda: Barangsiapa yang melihat kemungkaran hendaklah ia mengubah dengan tangannya (falyughayyiru biyadihi), apabila ia tak sanggup, hendaklah diubahnya dengan lisannya (fabilisa-nihi) , apabila itupun tak sanggup cukup dengan kalbunya (biqalbihi), namun yang terakhir ini pertanda yang terlemah imannya. = = = = = = = --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, H. M. Nur Abdurahman mnur.abdurrahman@ wrote: === Nahi Mungkar === = = = = = = Rasulullah bersabda: Barangsiapa yang melihat kemungkaran hendaklah ia mengubah dengan tangannya (falyughayyiru biyadihi), apabila ia tak sanggup, hendaklah diubahnya dengan lisannya (fabilisa-nihi) , apabila itupun tak sanggup cukup dengan kalbunya (biqalbihi), namun yang terakhir ini pertanda yang terlemah imannya. = = =