Bls: Keutamaan Kota Suci Makkah = Re: [wanita-muslimah] Pakar: Indonesia Tak Memerlukan Pluralisme

2010-02-04 Terurut Topik abdul
Sdr Muiz
Begni, bukan saya anti pathi dgn ulama2 terdahulu, dan jangan pula ulama2 
terdahulu itu lebih benar semuanya, cara berpkir sepertiitulah yang mudah 
tersesatkan;sering kita dengar pemuda2,usztad2 berkata;

kitab2 hadits muslim dan Bukhari itu adalah hadits yg saih
ulama2 dahulu itu adalah ulama2 Mutabarak dll

Jarak antara ulama2 dan imam2 terdahulu itu dgn kita sekarng ini, sudahratusan 
tahun bukan?

Apakah tidak mungkin kitab2 yang anda baca itu, tidak dipalsukan oleh ulama2 
atau orang2 yahudi yg benci akan Islam? Tidak ada jaminan kesucian dari kitab2 
itu bukan?

Seperti Usztad2 mengatakan bahwa Khalifah Abu bakar itu memerangi nabi2 dan 
orang2 yg tidak membayar pajak  dlm kitab Miqadimah Al Quran. Seolah2 Khalifah 
Abu Bakar tidak lagi mengikuti sunnah Rasul yg santun dan bijak...

Anjuran saya kpd semuanya, bacalah dan ambillah rujukan2 dari kitab2 hadits 
Muslim dan bukhari atai kitab2 sejarah sahabat2, TAPI WAJIB KEMBALI 
MEMERIKSANYA DGN AL QURAN.KIta sendiri memeriksanya dgn al Quran sebagai kita 
eorang yang benar2 BERTASUHID kepada ALQURAN atau ALLAH. Itu bedanya kami dan 
usztad2 atau ulama2 lain2nya yg berpaham Fundamentalis.

Semoga kita mendapat petunjuk dari ALLAH swt amien
salam

--- In wanita-muslimah@yahoogroups.com, Abdul Muiz mui...@... wrote:

 pak Latif,
 
 1) ulama terdahulu, adalah salah satu referensi untuk memahami ajaran islam, 
 kalau Anda antipati atau menolak yang serba dari Ulama terdahulu, memangnya 
 tatacara ibadah ritual seperti Shalat, zakat, puasa, haji dan amalan sunnah 
 lainnya tanpa melalui ulama, apa Anda langsung mengklaim dari langit ???, 
 aturan yang disampaikan qur'an itu amat global dan umum bahkan tanpa rincian. 
 Padahal banyak ayat qur'an yang menyuruh hamba-Nya yang beriman itu mengikuti 
 Allah dan para rasul atau para nabi-Nya.
 2) Anda mengatakan, Seorang yang beratuhid, tidak boleh percaya kpd ulama2 
 terdahuli, tetap kita selalu merujuk kpd Al Quran(ALLAH ) yang Maha Esa. lho 
 apa ulama2 terdahulu itu tidak merujuk kepada qur'an (Allah) 
 
 Wassalam
 Abdul Mu'iz
 
 --- Pada Kam, 4/2/10, abdul latifabdul...@... menulis:
 
 Dari: abdul latifabdul...@...
 Judul: Keutamaan Kota Suci Makkah = Re: [wanita-muslimah] Pakar: Indonesia 
 Tak Memerlukan Pluralisme
 Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
 Tanggal: Kamis, 4 Februari, 2010, 10:54 AM
 
 
 
 
 
 
 
  
 
 
 
   
 
 
 
   
   
   Sdr Muiz...
 
 Perbedaan saya ddgn anda dlm memahami hadits adalah sebagai berikut;
 
 
 
 1. Anda mempercayai aqidah anda kpd ulama2 terdahulu dgn membaca kitab2nya, 
 dan di anggap ulama2 terdahulu itu adalah yang terbaik,walaupun anda tidak 
 pernah bertemu dgn mereka2 itu.
 
 
 
 Sedangkan kami, dlm menguji sebuah hadits sangat sederhana dan efesin dan 
 efektif sekali yaitu memFILTER sebuah hadits itu dgn Al Quran.
 
 
 
 Seorang yang beratuhid, tidak boleh percaya kpd ulama2 terdahuli, tetap kita 
 selalu merujuk kpd Al Quran(ALLAH ) yang Maha Esa.
 
 
 
 Al Quran adalah satu satunya pegangan kita yang tdk akan salah.
 
 Berpegangalan kpd tali ALLAH yaitu Al Quran.
 
 
 
 Salam
 
 
 
 --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, Abdul Muiz muizof@ wrote:
 
 
 
  pak Latif yth,
 
  meskipun saya hafal betul dengan pola pikir Bapak, dan saya masih yakin 
  bahwa diskusi dengan Bapak tidak ada artinya, saya tetap ingin sharing pada 
  teman-teman di sini (semoga saya dihindarkan dari sikap ujub dan takabur) :
 
  
 
  1) vonis palsu Anda terhadap hadits, Barangsiapa yang melihat kemungkaran 
  hendaklah ia mengubah dengan tangannya (falyughayyiru biyadihi), apabila ia 
  tak sanggup, hendaklah diubahnya dengan lisannya (fabilisa-nihi) , apabila 
  itupun tak sanggup cukup dengan kalbunya (biqalbihi), namun yang terakhir 
  ini pertanda yang terlemah imannya hanya cocok ditujukan pada orang-orang 
  yang a-histori, orang yang apriori dengan ilmu hadits yang pernah 
  dikembangkan oleh studi islam era klasik maupun modern. Analisis Anda 
  tentang hadits palsu sungguh simple dan sederhana banget sehingga sulit 
  dipertanggungjawabk an kebenarannya.
 
  2) hadits tsb kurang pas apabila hanya dikontradiksikan dengan qs yang Anda 
  sebut : QS Ali Imran: Ayat 104, QS.3:159, QS.16: 125, QS 88:21-22, 
  QS.13:40, Qs 16 :82.
 
  3) Rasa simpati dan cinta Anda pada orang-orang non muslim telah menutup 
  mata Anda untuk bersimpati memahami hadits-hadits nabi secara jujur dan 
  komprehensif.
 
  
 
  Wassalam
 
  Abdul Mu'iz
 
  
 
  --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, abdul latifabdul777@  wrote:
 
  
 
   NUr-Saya beritahukan bahwa Hadits yang anda postkan dibawah ini 
   adalah hadits palsu, bukan ucapan Rasulullah saw dan hadits ini adalah 
   akar konflik sesama muslim.
 
   
 
   Kalau ada orang yang berbeda keyakinan dgn mereka, maka mereka akan 
   menggunakan tangan; baik untuk membuat undang2, baik dgn memukul, 
   violence dll
 
   
 
   Jadi hadits itu bertengtangan dgn ayat2 ALLAH,sebaiknya anda cabut 
   

Bls: Keutamaan Kota Suci Makkah = Re: [wanita-muslimah] Pakar: Indonesia Tak Memerlukan Pluralisme

2010-02-03 Terurut Topik Abdul Muiz
pak Latif,

1) ulama terdahulu, adalah salah satu referensi untuk memahami ajaran islam, 
kalau Anda antipati atau menolak yang serba dari Ulama terdahulu, memangnya 
tatacara ibadah ritual seperti Shalat, zakat, puasa, haji dan amalan sunnah 
lainnya tanpa melalui ulama, apa Anda langsung mengklaim dari langit ???, 
aturan yang disampaikan qur'an itu amat global dan umum bahkan tanpa rincian. 
Padahal banyak ayat qur'an yang menyuruh hamba-Nya yang beriman itu mengikuti 
Allah dan para rasul atau para nabi-Nya.
2) Anda mengatakan, Seorang yang beratuhid, tidak boleh percaya kpd ulama2 
terdahuli, tetap kita selalu merujuk kpd Al Quran(ALLAH ) yang Maha Esa. lho 
apa ulama2 terdahulu itu tidak merujuk kepada qur'an (Allah) 

Wassalam
Abdul Mu'iz

--- Pada Kam, 4/2/10, abdul latifabdul...@yahoo.com menulis:

Dari: abdul latifabdul...@yahoo.com
Judul: Keutamaan Kota Suci Makkah = Re: [wanita-muslimah] Pakar: Indonesia Tak 
Memerlukan Pluralisme
Kepada: wanita-muslimah@yahoogroups.com
Tanggal: Kamis, 4 Februari, 2010, 10:54 AM







 



  



  
  
  Sdr Muiz...

Perbedaan saya ddgn anda dlm memahami hadits adalah sebagai berikut;



1. Anda mempercayai aqidah anda kpd ulama2 terdahulu dgn membaca kitab2nya, dan 
di anggap ulama2 terdahulu itu adalah yang terbaik,walaupun anda tidak pernah 
bertemu dgn mereka2 itu.



Sedangkan kami, dlm menguji sebuah hadits sangat sederhana dan efesin dan 
efektif sekali yaitu memFILTER sebuah hadits itu dgn Al Quran.



Seorang yang beratuhid, tidak boleh percaya kpd ulama2 terdahuli, tetap kita 
selalu merujuk kpd Al Quran(ALLAH ) yang Maha Esa.



Al Quran adalah satu satunya pegangan kita yang tdk akan salah.

Berpegangalan kpd tali ALLAH yaitu Al Quran.



Salam



--- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, Abdul Muiz mui...@... wrote:



 pak Latif yth,

 meskipun saya hafal betul dengan pola pikir Bapak, dan saya masih yakin bahwa 
 diskusi dengan Bapak tidak ada artinya, saya tetap ingin sharing pada 
 teman-teman di sini (semoga saya dihindarkan dari sikap ujub dan takabur) :

 

 1) vonis palsu Anda terhadap hadits, Barangsiapa yang melihat kemungkaran 
 hendaklah ia mengubah dengan tangannya (falyughayyiru biyadihi), apabila ia 
 tak sanggup, hendaklah diubahnya dengan lisannya (fabilisa-nihi) , apabila 
 itupun tak sanggup cukup dengan kalbunya (biqalbihi), namun yang terakhir ini 
 pertanda yang terlemah imannya hanya cocok ditujukan pada orang-orang yang 
 a-histori, orang yang apriori dengan ilmu hadits yang pernah dikembangkan 
 oleh studi islam era klasik maupun modern. Analisis Anda tentang hadits palsu 
 sungguh simple dan sederhana banget sehingga sulit dipertanggungjawabk an 
 kebenarannya.

 2) hadits tsb kurang pas apabila hanya dikontradiksikan dengan qs yang Anda 
 sebut : QS Ali Imran: Ayat 104, QS.3:159, QS.16: 125, QS 88:21-22, QS.13:40, 
 Qs 16 :82.

 3) Rasa simpati dan cinta Anda pada orang-orang non muslim telah menutup mata 
 Anda untuk bersimpati memahami hadits-hadits nabi secara jujur dan 
 komprehensif.

 

 Wassalam

 Abdul Mu'iz

 

 --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, abdul latifabdul777@  wrote:

 

  NUr-Saya beritahukan bahwa Hadits yang anda postkan dibawah ini adalah 
  hadits palsu, bukan ucapan Rasulullah saw dan hadits ini adalah akar 
  konflik sesama muslim.

  

  Kalau ada orang yang berbeda keyakinan dgn mereka, maka mereka akan 
  menggunakan tangan; baik untuk membuat undang2, baik dgn memukul, violence 
  dll

  

  Jadi hadits itu bertengtangan dgn ayat2 ALLAH,sebaiknya anda cabut 
  kembali,agat umat islam yang awam tidak salah.

  

  Tugas rasul dlm menegakan amar makruf nahi mungkar dgn santun dan baik2, 
  bukan dgn kekerasan.

  

  SILAKAN LEBIH TERPERINCI

  http://latifabdul. multiply. com/journal/ item/320

  

  Wassalam.

  

  

  

  Nahi Mungkar

   ===

    = = = = = =

   Rasulullah bersabda: Barangsiapa yang melihat kemungkaran hendaklah ia 
   mengubah dengan tangannya (falyughayyiru biyadihi), apabila ia tak 
   sanggup, hendaklah diubahnya dengan lisannya (fabilisa-nihi) , apabila 
   itupun tak sanggup cukup dengan kalbunya (biqalbihi), namun yang terakhir 
   ini pertanda yang terlemah imannya.

  

   = = = = = = =

  

  

  

  

  --- In wanita-muslimah@ yahoogroups. com, H. M. Nur Abdurahman 
  mnur.abdurrahman@  wrote:

  

   ===

   Nahi Mungkar

   ===

    = = = = = =

   Rasulullah bersabda: Barangsiapa yang melihat kemungkaran hendaklah ia 
   mengubah dengan tangannya (falyughayyiru biyadihi), apabila ia tak 
   sanggup, hendaklah diubahnya dengan lisannya (fabilisa-nihi) , apabila 
   itupun tak sanggup cukup dengan kalbunya (biqalbihi), namun yang terakhir 
   ini pertanda yang terlemah imannya.

  

   = = =