RE: Siapakah Yang Punya Anak Gadis? Re: [wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP
Bagi orang yang normal --yang mengerti tata krama kehidupan dan sopan santun-- tentu harapan Mas Wida adalah harapan semua orang. Tetapi, dalam menaruh harapan itu, hendaknya tidak memberikan kesempatan aktivitas politik bagi orang-orang yang hendak mengatasnamakan RUU APP bagi orang-orang tertentu yang hendak menghancurkan NKRI. Banyak masalah besar yang harus diselesaikan oleh kita bila kita tetap setia pada Reformasi, yaitu pemberantasan KKN (yang dulu ditayangkan di tv-tv), efesiensi BUMN, penegakan hukum di segala bidang, perlindungan bagi warga negara di segala bidang, pemberantasan kemiskinan, penyehatan lingkungan dan masyarakat, dll. Maka, untuk pornografi di segala jenis harus diberantas dulu dengan aturan yang sudah ada. Kita jangan terkecoh oleh sistem pengalihan fokus. Alih-alih tidak sanggup memberantas KKN, lalu dilemparkan isu baru termasuk RUU APP. Alih-alih tidak bisa melindungi warganya, maka dibuat perda yang sifatnya menindas gender tertentu. Wassalam, chodjim -Original Message- From: wanita-muslimah@yahoogroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, March 13, 2006 8:30 AM To: wanita-muslimah@yahoogroups.com Subject: Siapakah Yang Punya Anak Gadis? Re: [wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP Bagi saya, saya merindukan lingkungan yang bersih dari pornografie. VCD porno, tabloid porno, majalah porno, situs porno, tayangan porno, dlsb. Itu saja. Tentu saja saya juga ingin bahaya perkosaan -bagaimanapun penyebabnya- bisa hilang. Yahoo! Groups Sponsor ~-- Join modern day disciples reach the disfigured and poor with hope and healing http://us.click.yahoo.com/lMct6A/Vp3LAA/i1hLAA/aYWolB/TM ~- Milis Wanita Muslimah Membangun citra wanita muslimah dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Situs Web: http://www.wanita-muslimah.com ARSIP DISKUSI : http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/messages Kirim Posting mailto:wanita-muslimah@yahoogroups.com Berhenti mailto:[EMAIL PROTECTED] Milis Keluarga Sejahtera mailto:keluarga-sejahtera@yahoogroups.com Milis Anak Muda Islam mailto:majelismuda@yahoogroups.com This mailing list has a special spell casted to reject any attachment Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: Siapakah Yang Punya Anak Gadis? Re: [wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP
kita sibuk dengan anti pornografi dan ada yg memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan :D nampaknya memang semacam inilah kita digiring dari satu isu ke isu lain tanpa ada yang dituntaskan dan dikontrol pelaksanaannya. salam, Ari Condro WARTA BERITA RADIO NEDERLAND WERELDOMROEP Edisi: Bahasa Indonesia * HAMID AWALUDIN HARUS JELASKAN USULAN PEMBEBASAN TOMMY SOEHARTO Perkara pemberian remisi kepada Tommy Soeharto berubah menjadi masalah nasional, setelah menteri hukum dan HAM, Hamid Awaludin mengusulkan untuk membebaskan narapidana paling beken di Indonesia ini, mulai Agustus 2006. Menurut Mohammad Arfiandi Fauzan, sekjen PBHI, menyatakan seakan ada perlakuan khusus yang diberikan kepada Tommy karena sang menteri sendiri yang mengajukan remisi tersebut. Sekarang tugas Komisi III DPR mempertanyakan langkah Menteri Hamid Awaludin. Ikuti keterangannya kepada Radio Nederland: Mohammad Arfiandi Fauzan [MAF]: Saya kira begini, ada memang perlakuan khusus kepada seorang narapidana yang menjalani hukuman. Tapi sepengetahuan saya semestinya dia harus menjalani dua pertiga dahulu, dari masa tahanannya. Nah seingat saya, Tommy kan dikenakan hukuman lebih dari 10 tahun. Bahkan kalau tidak salah 14 tahun. Jadi juga saya mempertanyakan kenapa bisa begitu. Karena remisi itu bisa diberikan kalau sudah masa tahanan lebih dari setengah atau dua pertiga begitu. Radio Nederland [RN]: Menurut data-data, Agustus 2006 nanti Tommy akan menjalani 2/3 dari masa hukumannya. Baru saat itu dia sebenarnya berhak mengajukan usulan pelepasan atau pembebasan ini, sebenarnya? MAF: Ya betul, betul. Artinya memang harus dipertanyakan kenapa? Apalagi kan ini yang seolah-olah bernafsu adalah menteri hukum dan HAM, Hamid Awaludin. Semestinya kita harus mempertanyakan ini benar, bahwa ada apa? Karena sepengetahuan kita memang kan Tommy sekarang berada di dalam tahanan. Dan di dalam tahanan itu kan memang di bawah pengawasan departemen hukum dan HAM. Tetapi yang harus diingat, hak untuk meminta remisi itu bukan disuarakan oleh seorang menteri. Tetapi disuarakan oleh yang bersangkutan langsung, dengan meminta permohonan kepada departemen kehakiman dan baru kemudian ditanggapi. Dan kalaulah memang itu ingin dikabulkan harus ada alasan-alasan yang logis, sebagaimana disebutkan misalnya antara lain berkelakukan baik. Artinya saya ingin mengatakan, menteri seharusnya tidak ambil bagian dalam menyuarakan hal ini. Walaupun meski kemudian dia memberikan pertimbangan. Karena kita tahu peradilan di Indonesia sudah satu atap di bawah Mahkamah Agung. Untuk urusan remisi itu bukan lagi menteri kehakiman, tapi di Mahkamah Agung. Ada pengistimewaan di dalam menjalani proses itu yang diberikan kepada Tommy Soeharto. Itu yang harus kita persoalkan. RN: Pengaruh Tommy atau pengaruh Cendana itu masih dibilang sangat kuat di Indonesia ... MAF: Wah iya sangat kuat begitu. Bisa anda bayangkan sampai hari ini negara ini sudah mengeluarkan sebuah ketetapan MPR yang harus memeriksa korupsi-korupsi yang dilakukan oleh Soeharto dan keluarganya. Termasuk kroni-kroninya. Tetapi ternyata itu tidak berjalan. RN: Sekarang banyak juga yang mendesak agar Hamid Awaludin ini diperiksa ... MAF: Seharusnya mitra kerja departemen kehakiman, dalam hal itu Komisi III DPR memanggil Hamid Awaludin. Dengan inisiatif seolah-olah Hamid Awaludin mengatas-namakan kepentingan Tommy. Kan jelas sekali, seharusnya remisi itu belum disuarakan tetapi buru-buru sudah disuarakan hari ini. saya kira sudah selayaknya Komisi III DPR memanggil yang bersangkutan. Dan jika memang ditemukan ada hal-hal yang aneh dibalik ini, ya tidak menutup kemungkinan, kenapa tidak diambil sebuah langkah hukum. Atau mengambil langkah politik dengan merekomendasikan kepada presiden untuk meninjau kembali status yang bersangkutan. RN: Kenapa Pak Hamid Awaludin bisa sampai berani mengajukan hal ini? MAF: Yah latar belakang politik mungkin yah. Kenapa hanya bagi seorang Tommy, yang bersangkutan berani mengambil peran sedemikian jauh. Sedangkan bagi terpidana-terpidana lainnya misalnya, dia tidak pernah memperhatikan hal ini. Kenapa harus membela kepentingan Tommy Soeharto dalam pengajuan remisinya. Bahkan seolah-olah menjadi corong atau bahkan terkesan sudah menjadi penasihat hukum Tommy begitu. RN: Hamid Awaludin ini dianggap kubunya Jusuf Kalla ya pak? MAF: Betul. Dan kita tahu bahwa dia adalah orang Golkar. Apa yang tidak bisa dilakukan oleh Golkar. Memberi penghargaan kepada mantan Presiden Soeharto yang sama sekali tidak tersentuh oleh hukum dan seolah-olah ingin mendesain bahwa yang bersangkutan berjasa. Padahal banyak kepentingan orang untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi hampir selama 32 tahun. Golkar berani. Apalagi hanya sekadar untuk isu remisi dan memainkan Hamid Awaludin begitu. Demikian sekjen PBHI, Mohammad Arfiandi Fauzan. - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] Bagi orang yang normal --yang mengerti tata krama kehidupan dan sopan santun-- tentu harapan Mas Wida adalah
Siapakah Yang Punya Anak Gadis? Re: [wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP
Saya setuju mbak Aisha. RUU APP ini banyak diinterpretasikan macam-macam. Ada yang coba-coba SI. Undang-undang Taliban. Deskriminasi perempuan. Mengalihkan perhatian rakyat dari isu2 pemerintah, dll. Bagi saya, saya merindukan lingkungan yang bersih dari pornografie. VCD porno, tabloid porno, majalah porno, situs porno, tayangan porno, dlsb. Itu saja. Tentu saja saya juga ingin bahaya perkosaan -bagaimanapun penyebabnya- bisa hilang. Mbak Aisha dan rekan-rekan ada yang punya anak gadis? Saya punya tiga mbak. Yang paling besar baru kelas 5 SD. Tentu saja saya takut terjadi apa-apa pada mereka. Saya takut mereka kena musibah perkosaan. Saya takut mereka melihat hal-hal porno. Saya takut mereka terlibat perzinaan dengan pacarnya kelak. Dlsb. Nah punyakah kita kekhawatiran itu? Baru-baru ini, ada sebuah Geng gadis sekelas anak saya yang ketahuan sering nonton VCD porno di salah satu rumah. Awalnya dari seorang anak yang sering nonton akibat pembantunya sering nonton VCD porno itu di rumah. Ketahuannya geng ini karena ada yang mengadu ke salah satu ortunya. Setelah itu dilakukan geledah tas dan ditemukan VCD serem itu. Banyangkan, kelas 5 SD! Setelah itu kedua ortunya yang berkerja dipanggil ke sekolah untuk diberitahu. Mereka bahkan kemudian bertengkar di depan kepala sekolah! Saling menyalahkan. Syukur saja geng anak saya tidak sampai seperti itu. (Geng = kelompok / group main) Belum lagi ada seorang anak laki-laki yang kemudian aneh sikapnya. Setelah ditanya kemudian diketahui ia banyak diberi komik porno (kecil tapi vulgar) dari tukang ojek. Tapi dia harus beli. Baru-baru ini anak saya memberi tahu istri saya bahwa dia sudah mulai tertarik kepada anak laki-laki di kelasnya. Nah lho! Baru kelas 5 kok sudah mulai tertarik? Saya mungkin baru SMP tertarik lawan jenis. Lalu bagaimana jika anak gadis saya itu kelak pacaran di luar sepengetahuan saya dan istri saya? Akan seperti apa budaya pornografie 5 tahun mendatang? Itulah kekhawatiran saya, dan saya yakin banyak ortu lain mempunyai kekhawatiran serupa. Itulah sebabnya saya berjuang untuk RUU APP. Biarlah RUU ini didiskusikan kembali pasal-pasalnya, dimodifikasi, asalkan ia bisa keluar dan membabat habis pornografie itu. Atau memaksanya mundur 5 tahun ke belakang. Kita memang sedang berhadapan dengan bisnis pornografie. Bisnis tidak mengenal moral. Baginya yang penting uang. Toh di Barat sana tidak masalah. Ya memang! Tetapi di sini, zina itu masih tetap dosa! Apakah moral ini hendak dihancurkan juga? Kita harus hati-hati thdp bisnis semacam ini. Ya pasti akan laku. Siapa yang tidak ingin melihat hal seperti itu jika tidak kuat imannya? Tetapi saksikanlah setiap bisnis maksiat. Jika sudah besar nanti, akan sulit kita menghentikannya. Kita akan dihadapkan oleh masalah pengangguran dlsb. Akhirnya usaha penegakkan moral akan menjadi jauh lebih susah, karena akan dilawan sendiri oleh para pekerja bisnis maksiat itu. Jadi, jangan biarkan ia tumbuh besar. Potong ia sedari kecil. Kelak pisau kita tidak akan kuat lagi untuk menebang pohon raksasa. Salam, Aisha [EMAIL PROTECTED] Sent by: wanita-muslimah@yahoogroups.com 03/12/2006 08:49 AM Please respond to wanita-muslimah@yahoogroups.com To wanita-muslimah@yahoogroups.com cc Subject Re: [wanita-muslimah] Fw: Paranoia Penolakan RUU APP Pak MHoel Mulyadi, Saya berjilbab, tapi saat tidak menyetujui RUU (belum disahkan ya, belum jadi UU) APP itu bukan karena saya suka pornografi dan suka membuka baju saya di tempat umum. Buka baju itu kan tempatnya di kamar mandi atau di kamar tidur saat mandi atau berganti baju. Saya rasa yang demo itu juga kalau mereka ibu2 yang punya anak, tentunya tidak suka anak2nya senang baca tabloid2 atau gambar2 atau vcd porno yang dijual dipinggir jalan dengan harga murah. Yang demo yang belum jadi ibu2 juga tentunya tidak menyukai yang seperti itu. Bayangkan ibu Shinta Nuriyah istrinya Gus Dur yang harus di kursi roda karena kecelakaan mobil tapi tetap kuliah (sekarang mungkin S3-nya sudah selesai ya?), beliau seorang ibu yang punya anak2 perempuan, punya cucu dan punya kepedulian terhadap masalah perempuan di negara ini - apakah ketika bu Shinta tidak menyetujui RUU APP ini juga beliau harus membuka bajunya? Beliau juga tidak setuju pornografi yang justru melecehkan perempuan. Ketidak setujuan itu jika satu RUU menganggap bahwa pangkal masalah kebobrokan, moral rusak satu bangsa dijatuhkan ke perempuan lalu solusinya dengan melakukan berbagai hal ke perempuan. Sekarang misalnya banyak terjadi perkosaan - apakah itu salah perempuan jika ternyata perkosaan itu banyak dilakukan oleh orang2 terdekat korban seperti paman, guru, guru ngaji, tetangga, teman, ayah tiri atau ayah kandung, dll. Apakah mereka jadi pemerkosa karena melihat tabloid, tayangan di tv, majalah, vcd, dll? Berapa persen dari penonton/ pembaca itu yang jadi pemerkosa? Jika penyebabnya tayangan atau gambar atau bacaan porno - tertibkan itu. Sekarang misalnya