Tambahan, kelengkapan kalimat terakhir dan kelupaan memberi catatan kaki (3)
Seharusnya:
Dan khusus M.Jibril adalah rekayasa pesanan untuk membungkam situs arrahmah 
yang pemberitaannya banyak mengungkap kebohongan Amzi dan menyiarkan annaba 
(informasi/berita) yang melawan arus (3)
-----------------------------------
(3)
Ini contohnya:

Jakarta (Arrahmah.com) Akhirnya, dua jenazah tak dikenal yang ditembak Densus 
88 di Cawang, Jakarta Timur dimakamkan kemarin Selasa (8/5/2010). Tanpa ada 
pihak yang tahu siapa keluarga kedua jenazah tersebut. Termasuk polisi yang 
menembak mati keduanya dengan tuduhan teroris.

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Edward Aritonang mengatakan, tim medis dan 
penyidik Polri memakamkan dua jasad tersangka terorisme yang hingga kini belum 
diketahui identitasnya.

"Sudah hampir sebulan belum ada pihak keluarga yang datang mengenali sehingga 
penyidik dan tim medis memakamkan kedua jasad hari ini," katanya di Jakarta, 
Selasa (8/5/2010).

Pukul 09.00 WIB wartawan voa-islam tiba di TPU Pondok Ranggon Jakarta Timur, 
tapi tak nampak tanda-tanda akan ada pemakaman jenazah. Para penjaga makam tak 
tahu kalau hari itu akan diadakan pemakaman kedua jenazah tak dikenal. Ketika 
ditanya tentang rencana pemakaman dua jenazah tak dikenal, Pandi, salah seorang 
pengurus makam menjelaskan bahwa hari itu tak ada agenda pemakaman. "Tidak ada 
jadwal pemakaman kedua jenazah tersebut hari ini," jawabnya.

Namun tak seberapa lama telepon di kantor TPU Pondok Ranggon berdering, 
kemudian ia memanggil dan mengatakan, barusan ada telepon dari kepolisian bahwa 
pada hari ini akan ada pemakaman. Maka penggalian lahat pun dilakukan di blok 
AB, bersebelahan dengan makam Syaifudin Zuhri dan Muhammad Syahrir yang  
berjarak sekitar 15 Meter dari makam Ibrahim yang ditembak mati Densus di 
Temanggung, Jawa Tengah.

Lepas shalat zuhur, setelah beberapa jam menunggu tibalah iring-iringan 2 mobil 
jenazah sekitar pukul 13.00. Iring-iringan jenazah yang dikawal polisi itu 
berhenti di samping 2 makam yang sudah digali. Prosesi pemakaman pun 
dilangsungkan. Sekitar 30 orang pelayat yang mengantarkan 2 jenazah tak dikenal 
tersebut.

Prosesi pemakaman jenazah dilakukan satu persatu sesuai dengan nomor urut yang 
ditetapkan polisi. Peti jenazah pertama yang diberi nama MR. X-I/CWG/0001 
diturunkan dari mobil, selanjutnya jenazah dikeluarkan dan sesuai dengan 
syariat Islam, jenazah dikuburkan tanpa menggunakan peti. Prosesi yang sama 
dilakukan terhadap jenazah ke dua yang oleh pihak kepolisian disematkan 
identitas MR. X-I/CWG/0002.

Saat mengeluarkan kedua jenazah dari dalam peti, para pelayat yang memasukkan 
ke liang lahat menemukan keajaiban yang diyakini sebagai isyarat kesyahidan. 
Pada jenazah pertama (MR. X-I/CWG/0001) nampak jelas, bekas darah yang masih 
mengalir di bagian belakang kepala hingga menembus kain kafan. Sementara pada 
jenazah kedua (MR. X-I/CWG/0002) terlihat darah yang masih mengalir di bagian 
belakang kepala dan punggung.

Ustadz Syamsuddin Uba, salah seorang pelayat yang ikut memasukkan kedua jenazah 
ke liang lahat, tanpa ragu sedikitpun bersaksi tentang tanda-tanda kesyahidan 
kedua jenazah.

"Sesungguhnya kami sudah biasa mengurus jenazah baik bayi, anak-anak hingga 
orang dewasa, mulai dari memandikan, menyalatkan hingga pemakaman. Sehingga 
kami bisa membedakan jenazah orang biasa dengan jenazah mujahid," ujarnya.

Ustadz aktivis Gerakan Pemuda Islam (GPI) ini menyatakan kesyahidan kedua 
jenazah dari isyarat darah yang masih mengalir, padahal keduanya sudah 
meninggal sebulan yang lalu.

...subhanallah, darah mereka masih mengalir dari kepala mereka. Padahal sudah 
hampir satu bulan lamanya jenazah tersebut berada dalam peti, ujar Ustadz 
Syamsuddin...

"Ketika kami memandikan kedua jenazah ini kami menyaksikan, subhanallah, darah 
mereka masih mengalir dari kepala mereka. Padahal sudah hampir satu bulan 
lamanya jenazah tersebut berada dalam peti," jelasnya.

Dengan isyarat kesyahidan itu, Ustadz Syam menegaskan bahwa kedua jenazah 
tersebut adalah bukan teroris, melainkan mujahid.

"Dalam Islam, yang disebut teroris adalah orang-orang yang memerangi Allah dan 
Rasul-Nya, dan sedangkan mereka adalah mujahid yang membela Allah dan 
Rasul-Nya," terangnya.

Kedua jenazah tak dikenal itu ditembak mati oleh Densus 88 Antiteror di 
Cililitan, Jakarta Timur (12/5/2010). Satu jenazah lainnya yang juga ditembak 
mati adalah Maulana.  Jenazah Maulana telah dimakamkan di Sawangan, Depok, Jawa 
Barat oleh keluarganya.

Prosesi pemakaman kedua jenazah tersebut tak dihadiri oleh sanak-keluarganya. 
Karena hingga akhir hayatnya tak ada orang yang mengaku keluarganya, meski foto 
kedua jenazah telah disebarkan polisi. Densus 88 yang menembaknya dengan 
tudingan teroris pun tak ada yang tahu siapa kedua sosok yang dibunuhnya itu. 
Tak ada penjelasan apapun dari Mabes Polri atas pembunuhan kedua sosok tak 
dikenal itu. Polisi hanya bisa menyebut keduanya teroris.

Kedua jenazah yang dikubur di makam tak beridentitas pun tak bisa membantah 
tudingan teroris yang dituduhkan polisi. Melalui darah yang masih mengalir 
meski telah meninggal sebulan lamanya itulah mereka berisyarat. [widi]

Source : voa-islam.com



----- Original Message ----- 
From: "Ari Condro" <masar...@gmail.com>
To: <wanita-muslimah@yahoogroups.com>
Sent: Wednesday, June 09, 2010 06:58
Subject: Re: [wanita-muslimah] Sidang Ke-16 M Jibriel, : JPU Paksakan Tuntutan 
Walau Tiada Bukti


males banget nih. teroris dibela belain melulu.
#################################################################################
HMNA:
Mengapa mesti malas. Harus rajin melawan rekayasa yang pesanan Amzi (American 
Zionism). Berapa kali Al-Ustadz Abu Bakar Ba'asyir dijaring untuk 
ditersangkakan sebagi tereroris selau lolos, tidak pernah terbukti, karena 
beliau memang bukan terroris. Yang terakhir beliau dijaring(1) dan beberapa 
orang yang salah tangkap(2).

Dan khusus M.Jibril adalah rekayasa pesanan untuk membungkam situs arrahmah 
yang pemberitaannya banyak mengungkap kebohongan Amzi.
******************************
(1)
Saya telah dianiaya
http://www.utusan.com.my/utusan/info.asp?y=2010&dt=0517&pub=Utusan_Malaysia&sec=Luar_Negara&pg=lu_02.htm
JAKARTA 16 Mei - Seorang ulama Indonesia yang didakwa berperanan sebagai ketua 
kumpulan pengganas, menafikan penglibatannya dengan sekumpulan suspek militan 
yang ditahan dalam beberapa serbuan oleh pihak berkuasa Indonesia pada bulan 
ini. Media tempatan melaporkan, suspek itu telah ditahan pada 6 Mei dalam satu 
serbuan antikeganasan di sebuah bangunan di selatan Jakarta yang digunakan 
sebagai pangkalan kumpulan Jemaah Anshorut Tauhid (JAT), kumpulan yang 
diasaskan oleh Abu Bakar Ba'shir pada 2008.

Bagaimanapun, Abu Bakar memberitahu akhbar Indopos bahawa beliau tidak 
mempunyai kaitan dengan kumpulan militan seperti yang didakwa. "Saya telah 
dianiaya. Saya tidak tahu dan tidak terlibat dengan sebarang pergerakan serta 
latihan di Aceh. Dari segi organisasi dan aktiviti, JAT berbeza dengan 
kumpulan-kumpulan pengganas di Aceh. Tetapi JAT masih dikaitkan dengan 
pergerakan militan," katanya seperti yang dipetik akhbar terbabit.- AFP

Penangkapan Jamaah Ba'asyir Tak Terkait Dengan JAT
May 11th, 2010
JAKARTA (Berita SuaraMedia) - Ahmad Michdan dari Tim Pembela Muslim (TPM) usai 
bertemu perwakilan Densus 88 di Bareskrim Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jaksel 
menjelaskan, Densus 88 mengatakan bahwa penangkapan tersebut tidak terkait 
dengan JAT. Padahal sebelumnya penyidik Densus 88 telah melakukan rekonstruksi 
di markas JAT, di mana penyidik menggunakan pameran figuran yang dikalungi tag 
name bertuliskan Abu Bakar Ba'asyir

(2)
JAKARTA (voa-islam.com) - Penangkapan 16 orang aktivis Islam di lokasi 
pengajian Jamaah Ansharut Tauhid, 6 Mei 2010 lalu ternyata salah tangkap. 
Polisi sudah melepaskan korban salah tangkap secara diam-diam. Tim Pengacara 
Muslim menuntut Polri untuk merehabilitasi para korban salah tangkap yang 
diduga teroris.

Para terduga teroris akhirnya dibebaskan dari Rutan Brimob Kelapa Dua, Depok, 
malam ini. Mereka dibebaskan karena tidak terbukti terlibat dalam pendanaan 
aktivitas kelompok teroris di Aceh yang dikatakan oleh Mabes Polri sebagai tim 
supporting. Pembebasan didampingi oleh Tim Pembela Muslim (TPM) dan pihak 
keluarga sekira pukul 21.00 WIB, Kamis (13/5/2010).

Ketua Pengurus TPM Guntur Fatahilah menjelaskan, proses pembebasan tidak 
serentak tapi dilakukan secara diam-diam. Satu per satu dikeluarkan dengan 
kendaraan pribadi dari Rutan Brimob, Kelapa Dua, Depok, Kamis (13/5/2010) malam.

"Ada yang naik mobil dan ada yang motor karena mereka dilarang memberikan 
keterangan kepada wartawan," ujarnya, Kamis malam (13/5/2010) di Rutan Brimob 
Kelapa Dua, Depok.

.Proses pembebasan tidak serentak tapi dilakukan secara diam-diam. Satu per 
satu dikeluarkan dengan kendaraan pribadi dari Rutan Brimob. Mereka dilarang 
memberikan keterangan kepada wartawan.

Proses pembebasan antara lain didahului dengan penandatanganan surat 
penangkapan yang baru dilaksanakan hari ini. Pihak keluarga juga diminta 
meneken surat penangkapan tersebut.

"Kalau memang tidak ada bukti yang kuat, buat apa ditahan-tahan lagi. Ini 
penangkapan yang salah sasaran," tandas dia.

Mabes Polri membenarkan bahwa itu adalah hasil penyergapan Detasemen Khusus 
(Densus) 88 Antiteror Mabes Polri yang
dilakukan di Pejaten, Pasar Minggu, pada 6 Mei lalu, demikian Wakadivhumas 
Brigjen Pol Zainuri Lubis saat berbincang dengan okezone di ujung telepon, 
Jakarta, Kamis (13/5/2010) malam.

Polri wajib merehabilitasi korban salah tangkap dan akan digugat praperadilan

Buntut salah tangkap Densus 88 terhadap para aktivis pengajian itu, Tim Pembela 
Muslim (TPM) akan melayangkan gugatan praperadilan terhadap Mabes Polri. "Kita 
akan lakukan upaya hukum, praperadilankan Polri," tandas Ketua
Pengurus TPM Guntur Fatahilah di Rutan Brimob Kelapa Dua, Depok, Kamis 
(13/5/2010) malam.

Selain itu, TPM menuntut Mabes Polri melakukan rehabilitasi terhadap nama-nama 
yang telah ditangkap dan diduga teroris namun tidak terbukti. "Harus konsisten 
terhadap janjinya," imbuhnya di Rutan Kelapa Dua, Depok, Kamis (13/5/2010) 
malam. "Tidak ada bukti dan baru hari ini justru disodorkan surat 
penangkapannya," demikian Guntur

TPM akan melaporkan kasus penangkapan yang tidak disertai dengan surat 
penangkapan itu ke Komnas HAM dan Komisi III DPR.

Selanjutnya, kata dia, TPM juga akan melaporkan kasus penangkapan yang tidak 
disertai dengan surat penangkapannya itu ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia 
(Komnas HAM) dan Komisi III DPR.
http://voa-islam.com/news/indonesia/2010/05/14/6041/densus-salah-tangkap13-aktivis-pengajian-dilepas-diam-diam/

########################################################################
.
 


[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke