[yonsatu] FW: [BUMN] (unknown)Tidak usah lihat lama-lama!
Maaf pak Syafril, apa diskusi ini masih berlanjut? Kebetulan komputer saya dalam perbaikan..jadi terlambat merespon. salam Asodik -Original Message- From: Ganapati Sjastri Satyani To: '[EMAIL PROTECTED]' Sent: 1/21/2003 3:06 PM Subject: RE: [BUMN] (unknown) Mas Bobon, Sebenarnya saya tidak tertarik untuk bermusuhan dengan rekan sesama anggota mailing list. Namun yang saya tuliskan hanya untuk saling mengingatkan saja. Begini, apapun namanya kalau suatu Perusahaan mempunyai asset senilai 75 Triliun rupiah lalu tidak ada sebab-sebab yang jelas perusahaan itu dijual sebanyak 41,94% sahamnya dengan harga hanya 5,6 Triliun menurut saya ini sangat tidak benar. Apakah ini akan kita sebut sebagai strategis atau tidak terserah saja. Lebih-lebih jika kita sepakat bahwa Perusahaan itu menguasai bidang usaha yang strategis. Definisi strategis jika dikaitkan dengan BUMN maka harus merujuk pada Undang Undang Dasar 1945. ini sudah jelas. Bagaimana kalau yang menilai strategis atau tidak itu Akuntan? Bagaimana kalau ekonom? Sama saja alias sami mawon rujukannya harus ke UUD 45 karena ini mengenai BUMN dan oleh karenanya berhubungan dengan penyelenggaraan Negara maka acuannya UUD45. Jangan hendaknya kita biaskan dengan konsep swasta. Di swasta lain lagi. Strategis untuk swasta belum tentu sama dengan strategis untuk Negara. Satu lagi, konsep MONOPOLI bukan untuk Negara beserta Badan Usaha Miliknya. Suatu Negara lazimnya tidak pernah dikatakan memonopoli, karena definisi monopoli adalah Pengusasaan suatu cabang oleh orang seorang yang melebihi 50% dari pangsa pasar. Ini bukan kata Ganapati, ini kata Undang Undang. BUMN seperti Telkom, Indosat, Pertamina, KAI, PLN, PN Gas ini tidak disebut sebagai memonopoli tetapi menguasai karena mereka ini bertindak atas nama Pemerintah. Makanya di dalam program kerjanya juga ada istilah Penugasan Pemerintah. Swasta tidak punya istilah Penugasan Pemerintah karena memang tidak pernah ditugasi oleh Pemerintah. Saya tidak ada info mengenai kewajiban yang lain, tetapi saya dapat menginformasikan sedikit mengenai kewajiban Pertamina. Sebagai Perusahaan Negara (bukan Perusahaan Pemerintah), Pertamina mempunyai kewajiban yang tidak kecil. 60% hasil Pertamina termasuk hasil pengelolaan Kontraktor Asing langsung diserahkan ke Kas Negara (bukan Kas Pemerintah). Sisanya yang 40% kemana?Sisanya itu dipajaki dahulu, lalau sisanya dibagi dua yaitu untuk Pemerintah 50% dan untuk Pertamina 50%. Jadi, dihitung-hitung paling banter Pertamina menggunakan 20% hasilnya untuk operasional bukan untuk dimakan atau digelapkan pegawainya. Di swasta bagaimana? Saya yakin biaya operasional Perusahaan lebih besar dari 20% hasil usahanya. Itu lah sebabnya in times of severe economic crisis sumber keuangan Pemerintah dan Negara sangat tergantung dari Pertamina dan BUMN lain. Nah bagaimana kalau BUMNnya dijual? Apakah mungkin Pemerintah dan Negara akan bergantung secara ekonomi kepada BUMN yang sudah dijual itu 100% lagi? Ini kalau kita ngomong rasional dan logis saja Mas Bobon. Memang sih Pertamina ada salahnya juga. Mengapa dari dulu hingga sekarang Pertamina tidak pernah membeberkan kepada khalayak ramai semua kewajiban-kewajiban Pertamina dan semua yang dinikmati Pertamina secara terbuka biar Rakyat yang menilai. Kalau segenap Rakyat Indonesia ini sepakat BUMN bubar, maka yakinlah kami-kami yang sekarang menjadi sekrupnya BUMN ini pasti tidak akan melawan dan bubarlah BUMN itu. Jadi tidak benar juga kalau dibilang pegawai atau pekerja BUMN itu rasa memilikinya tinggi sampai lupa bahwa Perusahaan di mana dia bekerja itu bukan miliknya sendiri. Tidak kami ini bukan seperti itu. Malah sebenarnya kalau kami ini memikirkan diri sendiri pada saat suatu Perusahaan BUMN itu dijual atau bubar, maka Pekerjanya sudah pasti akan mendapatkan pesangon yang sangat besar. Ganapati Sjastri Satyani -Original Message- From: Caniago bobon [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Tuesday, January 21, 2003 1:58 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [BUMN] (unknown) sebenarnya ... mailing list ini kita tidak membicarakan .. apakah sebuah perusahaan bumn itu strategis atau nggak .. ( karena strategis atau nggak tergantung latar belakang dia .. kalo ekonom kan lain lagi arti strategisnya ). soalnya tidak semua bumn berlaku sebagai pemimpin pasar atau pemegang monopoli/duopoli atau poli poli lainnya ntar kayak kimia farma sedih donk ... karena semua obat yg dia buat juga ada pesaingnya dipasar .. jadi kalo dia mogok ... malah pesaingnya tertawa. Dwiyanto [EMAIL PROTECTED] wrote: Tul Pak Hasan., biar tahu nila strategisnya Indosat itu kaya apa khan...?? -- From: Hasan Abdullah[SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Reply To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, January 21, 2003 12:39 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: RE: [BUMN] (unknown) iya tuh, saya setuju dengan mas ganapati , apalagi penulis pakai bawa-bawa karyawan Indosat, saya sudah capai dengerin yang beginian,begini saja
[yonsatu] Re: FW: [BUMN] (unknown)Tidak usah lihat lama-lama!
On Tue, 21 Jan 2003 16:14:17 +0700 Abdul Sodik [AS] wrote: Maaf pak Syafril, apa diskusi ini masih berlanjut? Kebetulan komputer saya dalam perbaikan..jadi terlambat merespon. Tidak lagi diteruskan, sudah di stop. -- syafril --- Syafril Hermansyahsyafril-at-dutaint.co.id --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=vacation%20yonsatu
[yonsatu] Re: Tindak lanjut pembicaraan di kantor Pak Priyo.
On Tue, 21 Jan 2003 18:08:49 +0700 [EMAIL PROTECTED] [OHC] wrote: Pak Prito, bagaimana rencana pertemuannya, jadi nggak ? Kalau jadi saya ingin datang Pak, mohon dikhabari. Tentang tawaran Pak Priyo, saya pada prinsipnya nggak keberatan, tinggal kita diskusikan dululah lebih lanjut. Nanti kita minta Pak Syafril buatkan milis tersendiri untuk bisa di follow up, dan di hubungi rekan-rekan yang berminat. Ongku, kalau Milis ttg Bhakti Sosial yg mrpkan gabungan antara member [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] dan [EMAIL PROTECTED] sudah ada, y.i. [EMAIL PROTECTED]; cara subscribe kirim mail kosong ke [EMAIL PROTECTED] dan reply request of confirmation messagenya. Saya blm bisa mensetting member [EMAIL PROTECTED] otomatis sbg member [EMAIL PROTECTED], krn design user database saat compile awal List Enginenya (listar) terpisah per List Name shg feature itu tdk dpt dilakukan (mungkin juga bug nih), mesti recompile ulang sourcenya (saya perlu testing dulu). Apa perlu Milis yg khusus bhakti sosial (project) internal Mahawarman YON-1 ITB saja ? -- syafril --- Syafril Hermansyahsyafril-at-dutaint.co.id --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=vacation%20yonsatu
[yonsatu] Re: Tindak lanjut pembicaraan di kantor Pak Priyo.
Apa perlu Milis yg khusus bhakti sosial (project) internal Mahawarman YON-1 ITB saja ? Nggak perlu saya fikir. Tapi terserah rekan-rekan anggota lain lah. --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=vacation%20yonsatu
[yonsatu] Ternyata Masih Ada PNS yang Anti KKN
AWW. X-archive-position: 2233 Precedence: bulk Reply-To: [EMAIL PROTECTED] List-help: mailto:[EMAIL PROTECTED]?Subject=help List-unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] List-ID: YONSATU Mahawarman ITB yonsatu.mahawarman.net List-subscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] List-owner: mailto:[EMAIL PROTECTED] List-post: mailto:mailto:[EMAIL PROTECTED] List-archive: http://yonsatu.mahawarman.net Mailing-List: contact [EMAIL PROTECTED] Berikut ini berita dari Republika. Walapun langka, ternyata masih ada PNS kita yang anti KKN. Mudah-mudahan kita juga salah satunya yang langka itu. Dalam salah satu kesempatan seorang sahabat Rasululullah pernah berdoa agar ia dimasukkan kedalam golongan yang sedikit, ketika ditanya oleh Umar ra, si sahabat tadi menjawab bahwa golongan sedikit itu adalah mereka yang senantiasa melakukan kebaikan kendatipun mayoritas masayarakat saat itu menganggap bahwa kejahatan adalah hal yang lumrah. Wassalam, DZArifin AWW. Berita dari Republika. 18 Januari 2003 Ahmad Dedi Abidin Keberanian PNS Membongkar Korupsi Di negeri korup ini, masih adakah aparat yang bersih? Sosok Ahmad Dedi Abidin mengindikasikan optimisme: tak semua orang berlaku korup. Ia, bahkan, diharapkan dapat memberikan pencerahan di tengah citra kusam pegawai negeri sipil (PNS). Pencerahan itu agaknya berkat kekukuhan sikapnya untuk tidak menoleransi perilaku korup. Tak sekadar berusaha menghindar, ia dalam batas kapasitasnya, berusaha memerangi korupsi. Pria berusia 44 tahun yang menjadi PNS ini berani membongkar korupsi di lingkungan Pemprov Jabar. Kasus dugaan korupsi itu menyangkut dana Ingub sebesar Rp 3,4 miliar. Melibatkan Drs Misbach yang menjabat bupati Sumedang sebagai terdakwa, kasus korupsi yang dibongkarnya kini bergulir di Pengadilan Negeri Bandung. Saat membongkar kasus tersebut, alumni Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN; kini STPDN) tahun 1987 itu berani mengorbankan karier dan jabatannya. Ini demi menegakkan idealisme dan kebenaran. Alkisah, pada tahun 1996/1997, ia menjadi camat di perwakilan kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang. Di saat itu, Pemprov Jawa Barat mengucurkan bantuan kepada kecamatan sebesar Rp 15 juta dan perwakilan kecamatan Rp 13 juta. Tapi, setiap camat harus menyetor kembali dana itu kepada pejabat di Pemprov Jabar sebesar Rp 5 juta. Pria yang akrab dengan panggilan Dedi ini mengendus permainan tak sedap dalam aturan tersebut. Ia risau, mengapa harus ada kewajiban menyetorkan dana sebesar Rp 5 juta pada seorang pejabat? Nurani lelaki kelahiran Bandung 29 Januari 1958 ini tak dapat menerima aturan tersebut. Mulai 26 November 1998 ia menyelusuri permainan tersebut. Hal pertama yang dilakukannya, mengecek nomor rekening pejabat yang menerima penyetoran ulang dana Ingub tersebut. Ternyata, nomor rekening itu adalah milik Misbach yang pada waktu itu menjabat kepala biro penyusunan program Pemprov Jabar. Dedi pun lantas melayangkan surat ke Gubernur Jabar pada tanggal 26 Desember 1998. Dalam suratnya, ia memberitahukan kepada Gubernur R Nuriana tentang kasus korupsi yang terjadi dalam program Ingub. Kendati lima kali menyusulkan laporan, tak ada tanggapan dari pimpinannya. Terakhir, ia dipertemukan dengan Wakil Gubernur Bidang Pemerintahan, Husein Jachjasaputra. Husein, menurut Dedi, bukan bangga pada idealisme bawahannya. Pada pertemuan 14 dan 16 Desember 1999, lanjutnya, ia malah dimarahi atasannya. Mantan Bupati Sumedang itu, masih menurut kisah Dedi, merasa gagal mendidik Dedi menjadi seorang PNS yang baik. Waktu itu saya hanya mengatakan, 'saya berani berbuat seperti itu, karena Pak Husein dulu mengajarkan agar selalu berbuat jujur', ungkap Dedi mengenang. Tanpa kejelasan sikap pimpinan di Gedung Sate (kantor Pemprov Jabar), ia pun melaporkan kasus tersebut ke Kejaksaan Tinggi Jabar, pada 31 Desember 1999. Kejati bereaksi: sejak tahun 2000 mulai melakukan penyelidikan dan memintai keterangan dari berbagai pejabat. Tak kurang dari 99 pejabat dari tingkat kecamatan hingga provinsi yang dijadikan saksi. Termasuk Nuriana juga sempat dimintai keterangan pada 21 Maret 2002. Untuk memastikan kasus itu disidangkan, Dedi nekat ke Kejaksaan Agung. Dua hari berturut-turut ia meyakinkan mantan Kajati Jabar yang bertugas di Kejaksaan Agung. Memang, kasus korupsi itu kemudian dibawa ke pengadilan. Kendati demikian, ia masih waswas pengadilan memvonis bebas Misbach. Saya berharap agar pengadilan bisa memutus dan menangani kasus ini secara objektif, harapnya. Keberanian dan kegigihannya itu membuatnya terpaksa pindah tugas dari Sumedang ke kota Bekasi. Ini setelah mendengar Misbach --pejabat yang dilaporkannya ke kejaksaan-- akan menjadi bupati di Sumedang. Saya rela pindah tugas, karena tidak mungkin bertugas satu atap dengan orang yang berseberangan, tandasnya. Dedi pun mulai dikucilkan di lingkungan kerja. Di sisi lain, kariernya berantakan. Ia mengisahkan bila tak membongkar kasus tersebut, ia kini telah setingkat
[yonsatu] Mohon bantuan dari Maharuyung
Widya Çastrena Dharmasiddha ! Bapak / Ibu, mungkin ada yang bisa membantu / memberikan arahan pada wira di bawah ini : --kutipan_mulai-- Received: from SpoolDir by PALEMBANG (Mercury 1.44); 20 Jan 03 17:08:17 +0700 Return-path: [EMAIL PROTECTED] Received: from n17.grp.scd.yahoo.com (66.218.66.72) by palembang.wasantara.net.id (Mercury 1.44); 20 Jan 03 17:08:07 +0700 X-eGroups-Return: [EMAIL PROTECTED] Received: from [66.218.67.167] by n17.grp.scd.yahoo.com with NNFMP; 20 Jan 2003 10:02:54 - Date: Mon, 20 Jan 2003 10:02:54 - From: yunaldi79 [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Subject: tolong di balas Message-ID: [EMAIL PROTECTED] User-Agent: eGroups-EW/0.82 MIME-Version: 1.0 Content-Type: text/plain; charset=ISO-8859-1 Content-Length: 322 X-Mailer: Yahoo Groups Message Poster X-Originating-IP: 61.94.234.250 assalamualaikum saya salah seorang anggota menwa univ andalas padang kalau boleh saya ingin menanyakan informasi mengenai buku tentang sejarah resimen mahasiswa apakah pernah ditulis atau tidak soalnya skripsi saya menyangkut hal tersebug Sejarah Resimen Mahasiswa Sumatera Barat tahun 1962 sampai 1998 tolong ya bang. --kutipan_selesai-- Sharif Dayan -- -== http://www.ksatrian.or.id ==- -== [EMAIL PROTECTED] (defense matter forum) ==- -== To contribute article - write to [EMAIL PROTECTED] ==- --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=vacation%20yonsatu
[yonsatu] Fw: Shiva Mantra
- Original Message - From: Mulia DP Lumban Tobing [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, January 21, 2003 6:06 PM Subject: Fwd: Shiva Mantra Mulia DPLT Subject: Shiva Mantra Date: Mon, 20 Jan 2003 13:06:29 +0700 Believe it or Not (See attached file: SHIVAMantra.pps) _ The new MSN 8 is here: Try it free* for 2 months http://join.msn.com/?page=dept/dialup -- Binary/unsupported file stripped by Listar -- -- Type: application/vnd.ms-powerpoint -- File: SHIVAMantra.pps --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=vacation%20yonsatu
[yonsatu] Cuti
Milis Internal Keluarga Besar YON-1 ITB Bandung. Diluar anggota dilarang masuk, anggota dilarang keluar, hanya boleh cuti :-) Mohon ijin cuti 6 minggu off-air sampai awal Maret 2003. Sekalian mohon doa temen-temen untuk kelancaran, keselamatan dan kemabruran ibadah haji saya + istri. Anggit Santia (E-9) --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=vacation%20yonsatu
[yonsatu] Re: [anggota] Rastihat versi Jerman
=== Untuk benar-benar mampu berbahasa Jerman dengan baik dan benar, kita haruslah terlebih dahulu mengamalkan etiket sopan santun Jerman seperti berikut ini: CIRINE MANUNGSO SAKA ENTUTE Wong JULIG UTOWO ORA JUJUR Wong sing nek ngentut terus nyalahke wong liya Wong GOBLOG Wong sing ngampet entut nganti jam-jaman Wong sing jembar WAWASANE Wong sing ngerti kapan kudu ngentut Wong sing SENGSORO Wong sing pengin ngentut nanging ora biso ngentut Wong sing MISTERIUS Wong sing nek ngentut ora ono wong liyo sing ngerti Wong sing GUGUPAN Wong sing ujug-ujug nyetop entute nek pas lagi ngentut Wong sing PERCOYO awake dhewe (Percaya Diri) Wong sing ngiro nek entute dhewe ambune wangi Wong KEJEM (sadis) Wong sing nek ngentut nang amben terus ngibaske spreine neng ambene kancane Wong sing ISINAN Wong sing nek ngentut ora muni ning terus rumongso isin Wong sing STRATEGIS Wong sing nylamurke entute kanthi ngguyu cekakakan Wong sing BODHO Wong sing nek bar ngentut terus ngunjal ambegan dienggo ngganti entute sing metu Wong CETHIL Wong sing nyadangke entute (nek ngentut diencret thithik-thithik) Wong SOMBONG Wong sing seneng ngambu entute dhewe Wong RAMAH Wong sing seneng ngambu entute wong liyo Wong sing ORA SENENG SRAWUNG Wong sing nek ngentut ndelik-ndelik Wong AKUATIK (Iki boso jowone opo yo?) Wong sing seneng ngentut nang jero banyu ben-o muni blekuthuk-blekhutuk Wong sing ATLETIS Wong sing nek ngentut karo ngeden Wong JUJUR Wong sing ngakoni nek bar ngentut Wong PINTER Wong sing biso niteni ambune entut tonggone Wong SIAL Wong sing nek ngentut mesti katutan AMPASE Wong nJawani iku: Angger ono tepungan liwat, muni: ... monggo pinarak ... Angger ono kacilakan, alok: ... lha, rak tenan ... Angger ono kacilakan manèh, alok: ... kapokmu kapan ... Angger ditawani suguhan, muni: ... sampun sampun ... Angger ditulungi opo disangoni, muni: ... ah, sampun, damel repot. Angger ditawani amplop, birokraté muni: ... sampun mboten perlu repot-rept. (Nanging amplopé ditampani) Angger dikon tanduk, muni: ... sampun, sampun tuwuk ... Angger nemahi kacilakan, lha mbok nganti babak bundhas, muni: ... tujuné mung ... Angger mubeng-mubeng lan mlungkar mlungker omongané, mesthi ming arep njaluk tulung opo ngrepoti Angger ditakoni, muni: ... nggah nggih ..., ning ora ditandangi Angger pamit ping pirang-pirang, ning malah ora mulih-mulih Angger muni nuwun sèwu, mesthi ming arep ngritik, ngèyèl, opo gawé wirang. Angger pocapané kebak lha, lho, kok, jé, wong, wé, jan, lsp Angger olehé moco mungkin, titik, makin, uniné: ... mungkén, titék, makén, ... Angger olehé moco umum, kaum, tuntun, uniné: ... umom, kaom, tunton, ... Angger ono tetembungan, mesthi biso digawé plèsètan Angger manggakké jempolé ngothang ngathung Angger ngliwati tonggo teparo sirahé pijer monthak manthuk Angger ngliwati wong-wong, mundhuk mundhuk Angger ngadeg, tangané mesthi nutupi nggon saru, arepo nganggo sandhangan, wedi ndhak mabur. Wasalam. --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=vacation%20yonsatu --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=vacation%20yonsatu
[yonsatu] Re: Ternyata Masih Ada PNS yang Anti KKN
All, WCDS. So.what the next this story ? Happy ending or sad ending Cheers TTG Doedoeng Z. Arifin To: [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] cc: id Subject: [yonsatu] Ternyata Masih Ada PNS yang Anti KKN 21/01/03 21:24 AWW. X-archive-position: 2233 Precedence: bulk Reply-To: [EMAIL PROTECTED] List-help: mailto:[EMAIL PROTECTED]?Subject=help List-unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] List-ID: YONSATU Mahawarman ITB yonsatu.mahawarman.net List-subscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] List-owner: mailto:[EMAIL PROTECTED] List-post: mailto:mailto:[EMAIL PROTECTED] List-archive: http://yonsatu.mahawarman.net Mailing-List: contact [EMAIL PROTECTED] Berikut ini berita dari Republika. Walapun langka, ternyata masih ada PNS kita yang anti KKN. Mudah-mudahan kita juga salah satunya yang langka itu. Dalam salah satu kesempatan seorang sahabat Rasululullah pernah berdoa agar ia dimasukkan kedalam golongan yang sedikit, ketika ditanya oleh Umar ra, si sahabat tadi menjawab bahwa golongan sedikit itu adalah mereka yang senantiasa melakukan kebaikan kendatipun mayoritas masayarakat saat itu menganggap bahwa kejahatan adalah hal yang lumrah. Wassalam, DZArifin AWW. Berita dari Republika. 18 Januari 2003 Ahmad Dedi Abidin Keberanian PNS Membongkar Korupsi Di negeri korup ini, masih adakah aparat yang bersih? Sosok Ahmad Dedi Abidin mengindikasikan optimisme: tak semua orang berlaku korup. Ia, bahkan, diharapkan dapat memberikan pencerahan di tengah citra kusam pegawai negeri sipil (PNS). Pencerahan itu agaknya berkat kekukuhan sikapnya untuk tidak menoleransi perilaku korup. Tak sekadar berusaha menghindar, ia dalam batas kapasitasnya, berusaha memerangi korupsi. Pria berusia 44 tahun yang menjadi PNS ini berani membongkar korupsi di lingkungan Pemprov Jabar. Kasus dugaan korupsi itu menyangkut dana Ingub sebesar Rp 3,4 miliar. Melibatkan Drs Misbach yang menjabat bupati Sumedang sebagai terdakwa, kasus korupsi yang dibongkarnya kini bergulir di Pengadilan Negeri Bandung. Saat membongkar kasus tersebut, alumni Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN; kini STPDN) tahun 1987 itu berani mengorbankan karier dan jabatannya. Ini demi menegakkan idealisme dan kebenaran. Alkisah, pada tahun 1996/1997, ia menjadi camat di perwakilan kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang. Di saat itu, Pemprov Jawa Barat mengucurkan bantuan kepada kecamatan sebesar Rp 15 juta dan perwakilan kecamatan Rp 13 juta. Tapi, setiap camat harus menyetor kembali dana itu kepada pejabat di Pemprov Jabar sebesar Rp 5 juta. Pria yang akrab dengan panggilan Dedi ini mengendus permainan tak sedap dalam aturan tersebut. Ia risau, mengapa harus ada kewajiban menyetorkan dana sebesar Rp 5 juta pada seorang pejabat? Nurani lelaki kelahiran Bandung 29 Januari 1958 ini tak dapat menerima aturan tersebut. Mulai 26 November 1998 ia menyelusuri permainan tersebut. Hal pertama yang dilakukannya, mengecek nomor rekening pejabat yang menerima penyetoran ulang dana Ingub tersebut. Ternyata, nomor rekening itu adalah milik Misbach yang pada waktu itu menjabat kepala biro penyusunan program Pemprov Jabar. Dedi pun lantas melayangkan surat ke Gubernur Jabar pada tanggal 26 Desember 1998. Dalam suratnya, ia memberitahukan kepada Gubernur R Nuriana tentang kasus korupsi yang terjadi dalam program Ingub. Kendati lima kali menyusulkan laporan, tak ada tanggapan dari pimpinannya. Terakhir, ia dipertemukan dengan Wakil Gubernur Bidang Pemerintahan, Husein Jachjasaputra. Husein, menurut Dedi, bukan bangga pada idealisme bawahannya. Pada pertemuan 14 dan 16 Desember 1999, lanjutnya, ia malah dimarahi atasannya. Mantan Bupati Sumedang itu, masih menurut kisah Dedi,
[yonsatu] Re: [anggota] Rastihat versi Jerman
On Wed, 22 Jan 2003 08:28:43 +0700 Ishak Ismullah [II] wrote: CIRINE MANUNGSO SAKA ENTUTE Wong JULIG UTOWO ORA JUJUR Wong sing nek ngentut terus nyalahke wong liya Wong GOBLOG Wong sing ngampet entut nganti jam-jaman [ ... ] LOL ha..ha..ha.. Nggak nyangka anggota yonsatu creative-2x euy, pada dapat 'dawuh' darimana sih ? -- syafril --- Syafril Hermansyahsyafril-at-dutaint.co.id --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=vacation%20yonsatu
[yonsatu] Re: Cuti
On Wed, 22 Jan 2003 07:47:31 +0800 SANTIA Anggit [SA] wrote: Milis Internal Keluarga Besar YON-1 ITB Bandung. Diluar anggota dilarang masuk, anggota dilarang keluar, hanya boleh cuti :-) Mohon ijin cuti 6 minggu off-air sampai awal Maret 2003. Sekalian mohon doa temen-temen untuk kelancaran, keselamatan dan kemabruran ibadah haji saya + istri. Kang Anggit biar Listar bisa menggingat waktu yg 6 minggu itu, bisakah kirim mail sbb: TO : [EMAIL PROTECTED] Subject : vacation yonsatu 42 atau (utk milis anggota) TO : [EMAIL PROTECTED] Subject : vacation anggota 42 note : 42 = 42 hari. Kalau Admin yg setting vacation maka resetnya perlu dilakukan secara manual, sementara kalau member yg setting vacation maka resetnya otomatis. -- syafril --- Syafril Hermansyahsyafril-at-dutaint.co.id --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=vacation%20yonsatu
[yonsatu] Re: [anggota] Rastihat versi Jerman
Cak, Elmu entutnya boleh juga, bikin gue nyengir lebar.., Untung tidak sampai enntt. Salam -Original Message- From: Ishak Ismullah [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Wednesday, January 22, 2003 8:29 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [yonsatu] Re: [anggota] Rastihat versi Jerman --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=vacation%20yonsatu