[yonsatu] Re: ROTC dan 1984
Saya melihat bahwa setidaknya program ROTC atau sejenisnya untuk Indonesia setidaknya harus dapat memenuhi empat kebutuhan (urutan tidak menggambarkan prioritas): 1. ROTC harus mengenalkan dunia militer pada orang sipil : di Indonesia hanya orang militer yang mengenal militer, selebihnya hanya kira-kira saja. Sebaliknya orang militer (lewat kurikulum [lama] AKABRI dan program-program dwifungsi) mengenal betul dunia sipil. Akibatnya hampir tidak ada apresiasi orang sipil pada (apapun tentang) militer. Bahkan cenderung tidak suka, alergi dll. Padahal saling mengenal antara kedua komponen penting bangsa itu sangat diperlukan (tak kenal maka tak sayang, katanya). Kitapun melihat tidak banyaknya orang sipil yang dapat dengan baik menjadi pengamat militer (begitu istilahnya sekarang). Ini disebabkan antara lain oleh orang sipil yang melihat banyak susbsistem2 dunia militer baik yang hard maupun yang soft sebagai black-box. Dari ROTC dapat dilahirkan bibit intelektual bidang militer yang baik. 2. ROTC sangat dapat menanam-tumbuhkan jiwa patriot, cinta bangsa atau apapun namanya serta senses of national unity and security pada peserta lulusannya. Bukankah karakter2 semacam ini yang sekarang banyak tidak dimiliki bangsa kita sekarang ? Lihatlah tawuran-tawuran itu yang sudah meluas : awalnya hanya antar anak SMU, lalu antar SMP, seterusnya antar mahasiswa, antar kampung (menarik juga dicatat : antar kesatuan TNI/POLRI ! Meskipun tentang TNI/POLRI ini bisa dianalisis secara terpisah dari konteks pembicaraan ROTC kita sekarang). Simak pula kelakuan para politisi yang cenderung melemahkan sendi-sendi negara daripada menguatkan. Perhatikan juga praktik KKN yang sangat luas dan mendalam. Dan tentunya belakangan ini mengenai penjualan aset-aset strategis negara (kalau sudah terjual tentu saja dapat dicari-cari pembenarannya, tetapi jika belum DAN jika sense of security itu ada kiranya aset2 ybs tidak jadi dijual. Bahkan mungkin tidak pernah terpikir samasekali untuk d! ijual). 3. ROTC akan menjadi (salah satu) sumber kelahiran calon-calon perwira berilmu dan cerdas untuk mengisi kebutuhan dunia ketahanan nasional kita akan SDM yang robust untuk perang gaya baru (yang dalam bronet [obrolan-net] kita banyak didiskusikan dalam 3-4 minggu terakhir (perang masa damai, non konvensional dll). SDM ini sangat bisa jadi menjadi perwira-perwira TNI dari jenis baru (a new breed of officers). 4. ROTC, dengan keberadaan dan kegiatan-2nya yang semestinya terlihat, bila dapat dilaksanakan dengan baik, akan menumbuhkan kesan pada masyarakat banyak, suatu kesan yang diperlukan, bahwa persoalan hannas bukanlah persoalan militer semata. It's everybody's business. Mangga, nyanggakeun, Iftikar On Fri, 03 Jan 2003 20:35:04 +0700 Sharif Dayan (SD) wrote: dan konsep itu menawarkan 'biaya' yg jauh lbh murah dpd memelihara sekian banyak tentara. Menurut saya, justru memberdayakan rakyat -mengingat keadaan perekonomian kita saat ini- akan membutuhkan beaya yang sangat besar. Lihat saja nasib GND (Gerakan Nasional Kedisiplinan), yang berbeaya besar namun tidak ada tanggapannya seperti yang diharapkan. Menurut saya Gerakan Disiplin Nasional (dan banyak konsep-2x bagus lain) gagal krn tidak ada konsistensi. Mengurus soal moral tidak cukup cuma ngomong 1-2 kali, bahkan tidak cukup 20 -30 kali, harus terus menerus (macam iklan coca cola g). Konsistensi mrpkan salah satu titik lemah bangsa kita, blm tahu persis apa obatnya yg mujarab :-( Mengajar orang awam utk menggunakan senjata, menyetir tank, bahkan pesawat terbang bukan pekerjaan susah yg makan waktu banyak. Bagaimana tahapan pemilihan dan penyaringannya ? Sayang Anda tidak ikut HANATA2003 kemarin :-) Pak Tino menjelaskan secara gamblang konsep ROTC di US yg terdiri atas 2 tahap (masing-2x tahap 2 tahun). Prestasi akademik mrpkan acuan utama, siswa wajib punya prestasi akademik minimal B, jika kurang tidak diterima. Stl diterima menjadi kader (cadet) ROTC pun, prestasi akademik tsb tetap jadi acuan, jika failed mempertahankan nilai B maka akan drop out. Kalau dibandingkan dg situasi disini, program ROTC disana mirip-2x dg program Beasiswa yg diberikan Perusahaan kepada siswa terpilih. Mereka mendapatkan uang bulanan (tuition), semacam gaji gitulah. Dg perkataan lain, siswa ROTC adalah siswa yg mendapat beasiswa dg ikatan dari US Army/Navy/Airforce dll. mengajarkan mereka untuk bisa bertempur dalam formasi, berpartisipasi dalam TeamWork, strategi/taktik tempur bukan pekerjaan 1-2 bulan. Apakah semuanya harus menjalani tahapan baris berbaris ? Siapa yang akan menanganinya ? Militer. Tentu saja, masalahnya prioritas, layak dilakukan atau tidak. Kalau 'bungkus' atau positioningnya tepat, besar harapan utk diterima :-) Siapa yang menilai 'bungkus' tersebut ? Yang akan 'sibuk' menyambut 2004 ? Duh !:( Keamanan dan Kedaulatan Negara itu penting, siapapun yg berkuasa nantinya perlu orang-2x/pihak yg bisa
[yonsatu] Re: ROTC dan 1984
[ See You in Lembang 4-5 Januari 2003 ] Widya Çastrena Dharmasiddha ! At 23:05 02-01-2003 +0700, Syafril Hermansyah wrote: Mengenai ROTC, dari mana / apa memulainya ? Coba search di google.com dg keyword 'rotc'. Maksud saya bagaimana strategi pemberlakuannya di negara kita ? Tentunya sebagai kelanjutan wacana yang sudah dibicarakan beberapa bulan silam di sini. Konsep perang semesta yg memgikutsertakan partisipasi segenap komponen rakyat rasanya belum dihapus, Apakah benar bahwa asalnya dari 'konsep' Landsdale ? Ada yang mengatakan -salah seorang 'tokoh' di Republikini- bahwa sistem itu tidak tepat -lagi- diberlakukan di sini. Saya lupa, apa alasannya. dan konsep itu menawarkan 'biaya' yg jauh lbh murah dpd memelihara sekian banyak tentara. Menurut saya, justru memberdayakan rakyat -mengingat keadaan perekonomian kita saat ini- akan membutuhkan beaya yang sangat besar. Lihat saja nasib GND (Gerakan Nasional Kedisiplinan), yang berbeaya besar namun tidak ada tanggapannya seperti yang diharapkan. Mengajar orang awam utk menggunakan senjata, menyetir tank, bahkan pesawat terbang bukan pekerjaan susah yg makan waktu banyak. Bagaimana tahapan pemilihan dan penyaringannya ? Coba tandingkan dengan peristiwa 911 di USA, yaitu siapa yang menabrakkan pesawat ke dua gedung kembar WTC. Juga mengenai tindakan Hambali dkk di Bali. Lalu kelakukan jelek sebagian anggota Polri / TNI. Diperlukan sistem -juga manusianya- yang tajam untuk menangani semua itu, karena tidak ada yang bisa menduga secara pasti isi hati orang lain. mengajarkan mereka untuk bisa bertempur dalam formasi, berpartisipasi dalam TeamWork, strategi/taktik tempur bukan pekerjaan 1-2 bulan. Apakah semuanya harus menjalani tahapan baris berbaris ? Siapa yang akan menanganinya ? Tentu saja, masalahnya prioritas, layak dilakukan atau tidak. Kalau 'bungkus' atau positioningnya tepat, besar harapan utk diterima :-) Siapa yang menilai 'bungkus' tersebut ? Yang akan 'sibuk' menyambut 2004 ? Duh ! :( Wah blm baca novel 1984, idenya apa di novel itu ? Novel karangan George Orwell, ditulis tahun 1950-an, berlatar belakang kehidupan dalam Uni Soviet, saat Stalin berkuasa. Dia melukiskan bagaimana keadaan Bumi 30-an tahun kemudian, ketika hanya 3 negara saja yang ada di Bumi ini : Eurasia (meliputi hampir semua daratan Eropa, Amerika dan sebagian kecil Asia), Asiatimur (Sebagian besar daratan Asia) dan Oceania (Asiatenggara, Australia dan sekitarnya). Ketiga negara ini senantiasa saling bertempur satu dengan lainnya, dengan keadaan 1 lawan 2, saling berganti sekutu dan seteru, tergantung keadaan. Selama bertahuntahun, garis perbatasan selalu maju dan mundur secara tidak berarti. Semua penduduk ketiga negara ini hidup dalam kemiskinan, karena semua sumberdaya alam senantiasa diarahkan untuk keperluan perang. Artinya juga : tentara selalu 'sibuk'. Inilah yang antara lain melahirkan salah satu semboyan partai (kekuatan satusatunya yang menguasai negara dan segenap isinya) : Peperangan adalah Perdamaian. Buku ini saya dapatkan ketika masih SMP, dari sebuah toko buku tua. Si bapak pemilik toko itu tahu benar nilai buku bersampul merah dan berhalaman 200-an, terbitan Bandung, dengan harga Rp. 3.950, sehingga saya terpaksa harus 'menyerah'. Saya sudah membacanya berulang kali. Isinya senada dengan film Brazil. Perlu saya lanjutkan ? Atau bisa membacanya sendiri dari www.gutenberg.net ? Sharif Dayan -- -== http://www.ksatrian.or.id ==- -== [EMAIL PROTECTED] (defense matter forum) ==- -== To contribute article - write to [EMAIL PROTECTED] ==- --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=vacation%20yonsatu
[yonsatu] Re: ROTC dan 1984
[ copy darat dilaksanakan 4-5 Januari 2003, lihat footer Milis anggota ] On Thu, 02 Jan 2003 20:19:58 +0700 Sharif Dayan (SD) wrote: - ROTC - Damai itu Perang yg sesungguhnya Mengenai ROTC, dari mana / apa memulainya ? Coba search di google.com dg keyword 'rotc'. Apakah pemerintah memandang cukup perlu untuk diadakan ? Konsep perang semesta yg memgikutsertakan partisipasi segenap komponen rakyat rasanya belum dihapus, dan konsep itu menawarkan 'biaya' yg jauh lbh murah dpd memelihara sekian banyak tentara. Mengajar orang awam utk menggunakan senjata, menyetir tank, bahkan pesawat terbang bukan pekerjaan susah yg makan waktu banyak. Akan tetapi mengajarkan mereka untuk bisa bertempur dalam formasi, berpartisipasi dalam TeamWork, strategi/taktik tempur bukan pekerjaan 1-2 bulan. Kaitannya kemudian adalah pendanaan serta mutu dan idealisme para pelaku pelaksanaannya. Tentu saja, masalahnya prioritas, layak dilakukan atau tidak. Kalau 'bungkus' atau positioningnya tepat, besar harapan utk diterima :-) Tentang Damai itu Perang yg sesungguhnya, saya lalu teringat pada novel 1984. Apakah ke situ arahnya ? Wah blm baca novel 1984, idenya apa di novel itu ? -- syafril --- Syafril Hermansyahsyafril-at-yon1.mahawarman.net List Administrator/Moderators [EMAIL PROTECTED] --[YONSATU - ITB]-- Online archive : http://yonsatu.mahawarman.net Moderators : mailto:[EMAIL PROTECTED] Unsubscribe: mailto:[EMAIL PROTECTED] Vacation : mailto:[EMAIL PROTECTED]?BODY=vacation%20yonsatu