(cerpen Hikmah) Lantaran Ilmu
<http://ya2nya2n.multiply.com/journal/item/70/cerpen_Hikmah_Lantaran_Ilm\
u> Posted by yayan <http://ya2nya2n.multiply.com/>  on Apr 4, '09  9:34
AM for everyone




Siapa kira si-Heryawan dapat meraih kesuksesannya perlahan demi
perlahan. MEnghadapi ujian dengan sabar-sesabarnya. Hingga pada satu
titik dimana orang disekitarnya yang begitu memperhatikannya mengatakan,
"nih Heryawan dah harus  dibantu." Tapi lantaran ilmunya yang
melebihi teman-temannya ia berpendapat bahwa meminta sepantasnya hanya
Allah SWT. Yang Maha Pemberi Rizki sang Maha Pemberi unuk hambanya yang
meminta hanya kepada-Nya. Gawatnya, kalau teman-teman sekitarnya dah
bilang harus ditolong nih manusia yang namanya Heryawan, tetapi yang
bikin gemes si Heryawan masih aja suka infaq. Dia patokin minimal sehari
2000 untuk infaq. "Gile bener nih orang, untuk makan aja Cuma kuat
untuk satu hari, masih aja infaq," kata Joni pas di warung kopi saat
kongkow.



Tahajud, Subuh berjamaah di shof terdepan, Dhuha 4 rakaat, Zuhur
berjamaah di shof terdepan, Ashar berjamaah juga sampai Isya gak pernah
ditinggalin. Terus heryawan patokin waktu infaq terbaik adalah setelah
Dhuha, kalau lagi dirumah dia jalan kaki muterin komplek nyari tukang
minta-minta untuk diberikan jatah infaq setiap harinya 2000,-. Memang
semenjak di pecat 3 bulan lalu si  Heryawan sabar banget menunggu
panggilan kerja. Kalau teman-teman lainnya pada demo minta pesangon sama
bosnya yang entah dah lari kemana, si Heryawan mah malah tambah cinta
sama Allah SWT. "Cuma Allah saja tempat meminta", katanya pas
diajak demo sama teman-temannya. "iiiiih sebel gak sih loh sama nih
orang," si Slamet ngedumel sambil bergabung sama teman-temannya
untuk Demo.
Sementara teman-temannya menghabiskan waktu selama tiga bulan untuk
mendemo uang pesangon. Dan gak ada habisnya tuh urusan. Si Heryawan
terus istiqomah, walaupun keadannya mengenaskan tetap saja dia kekeh
Cuma Allah saja tempat meminta.



Di hari ke-90 dia istiqomah sama komitmennya. Ternyata sudah sebulan ada
orang di balik mobil sedan mewah hitam melihat gerak-gerik si Heryawan.
Orang di balik mobil itu gak habis piker ada pemuda yang bisa kayak
begitu. Suatu hari di hari ke-30, orang dibalik mobil itu membuat
scenario untuk  menguji nih pemuda. Tanpa di duga Heryawan di berikan
tas sama lelaki berkacamata hitam baju hitam, celana hitam, sepatu
hitam, kulit hitam, syukur giginya gak hitam kata Heryawan dalam
hatinya. "Nih untuk keperluan kamu sehari-hari", kata orang
serba hitam yang kemudian hilang di ujung jalan.



"Apaan nih tas isinya, kok tuh orang kasih tas gitu aja ya.
Jangan-jangan Ular kobra lagi eh salah NArkoba", kata Heryawan.
KArena penasaran dia langsung buka tuh Tas. Dan MasyaAllah tuh tas tahu
gak apa isinya. Merah semua, bro. ya Merah Semua Sist. UAng gepokan
seratusan ribuan semuanya. Bisa kebayang kan berapa isinya. Uang
gepokan, seratusan ribu, di tas hitam isi 50 liter. Hatinya langsung
dag-dig dug si Heryawan. Innalillahi Wa innalillahi Rojiun. Apa ini
rezeki aye ya. Ah masa sih. Aye gak kerja kok tapi dapet uang sebanyak
ini. Kebayang juga di benak Heryawan apakah karena aye rajin infaq ya.
Gak-gak ini  bukan han aye, katanya. Ini pasti cobaan dari Allah SWT.
Gak-gak gini caranya. Aye tahu ilmunya. Hitungan matematika sedekah gak
begini.
Kemudian si Heryawan mengira-ngira menghitung infaqnya dari ilmunya yang
dia tahu. Kalau sehari 2000 maka ini hari ke 90 berarti infaq Aye
berjumlah 180.000,- kalau Allah menjanjikan sepuluh kali lipat maka
harusnya Aye dapat 1.800.000,- aja. Tapi ini ada kali 100jutaan. GAk-gak
jangan tergoda, Wan. Dalam hatinya bergulat dengan nafsunya. Lantaran
ilmunya mumpuni nih Heryawan akhirnya memutuskan untuk menginfaqkan tuh
uang ke Masjid yang lagi dibangun. Alhamdulillah lega, HEryawan
bersyukur tak di beratkan dengan urusan uang yang banyak tadi.
Tanpa disadari si Heryawan diikuti orang di dalam mobil sedan mewah yang
member Tas tadi. Matanya berbinar tambah terang menerangi wajahnya. Dan
reflek bibirnya berucap kepada ayahnya yang diajak untuk menyaksikan
scenario putrinya itu. Bibirnya benar-benar tergerak  meminta, "Abi,
ana mau menikah dengan pemuda itu," air mata mengalir sebentar
kemudian.
TAk lama si Heryawan telah memimpin Lima perusahaan jual beli dinar emas
di 5 negara. Bersama istrinya yang cantik dan sholeh. Dan tak ada yang
berubah dari Heryawan karena saban selasai Dhuha yang kini bertambah
menjadi 12 rakaat ia berjalan kaki mencari tempat untuk infaq. Dan tak
tanggung-tanggung ia berkomitmen berinfaq 1 juta per Harinya.
Subhanallah. LAntaran ilmu si Heryawan menjadi begitu komitmen. Tak
pernah meminta bagaimanapun kondisinya kecuali minta sama Sang Maha
Pemberi Allah SWT.



*note: Ya Allah bahkan jiwa, hati dan tubuh serta akal ini masih jauh
dari si Heryawan ini. Pemuda yang menyingkirkan keinginannya dari
meminta selain meminta dari-Mu. Ya Allah JAdikan aku seperti Heryawan
yaAllah. Yang komitmen beribadah kepada-Mu lantaran ilmu. Amin

Di  Jakarta,
http://ya2nya2n.multiply.com <http://ya2nya2n.multiply.com/>
-yayan-

Kirim email ke