Konser Diam-diam Efek Rumah Kaca 
---Anwar Holid

Band Efek Rumah Kaca (ERK) manggung tanpa disertai publisitas di Rumah Buku, 
Bandung. Main secara akustik, membawakan lagu-lagu dari dua album mereka, 
diselingi kejutan menyanyikan beberapa cover version, dalam konser yang 
berlangsung intim dan dirancang bagus.

BANDUNG - Masih dalam suasana agak murung karena kemarin Shanti panas demam dan 
kondisi finansial masih melarat, aku sekeluarga datang ke Rumah Buku untuk 
nonton band Efek Rumah Kaca pada Sabtu, 6 Juni 2009. Seminggu lalu tersiar 
kabar dari mulut ke mulut bahwa band indie yang lagi hip ini akan manggung di 
tempat yang asri ini. "Tapi jangan bilang-bilang orang lain ya, soalnya mereka 
ingin bikin kejutan kayak konser rahasia, gitu," kata orang waktu aku terakhir 
ke sana untuk pinjam buku The Book of Disquiet (Fernando Pessoa).

Tubuh Shanti sudah normal sejak pagi tadi, dan keceriaannya juga pulih. Itu 
membuat kami berani membawanya. Rumah Buku sudah lebih ramai dari biasanya 
waktu kami datang. Teras belakang mereka sedang disetting menjadi "ruang 
keluarga" untuk persiapan main Efek Rumah Kaca. Fenfen dan Ilalang 
kangen-kangenan dengan menyapa orang-orang yang mereka kenal. Rani dan Budi 
dari Rumah Buku menyambut dengan ramah dan lucu-lucuan. Dalam suasana seperti 
itu, kesenangan menghampiri dan aku merasa mudah penuh terisi oleh kelegaan.

"Maaf ya, mulai mainnya jadi jam setengah lima. Soalnya kita ingin dapat 
suasana sore yang bagus," entah kata Rani atau Budi yang bilang waktu jam sudah 
menunjukkan pukul 15.30, jadwal mereka manggung. Wah, makin malam kami pulang, 
makin kuatir kami pada kondisi Shanti. Orang demam bisa balik panas lagi kalau 
belum-belum pulih. Bandung hari itu panas, meski sempat turun gerimis sebentar. 
Menjelang konser cuaca cerah sekali.

"Yang datang ternyata cukup banyak juga ya. Tadinya kami khawatir nggak akan 
ada yang datang karena sok-sok bikin konser diam-diam, gitu," kata Cholil 
menyapa penonton yang pada duduk memenuhi taman beralaskan koran dan berbekal 
losion antinyamuk. Konser tanpa pemberitahuan ini mengingatkan aku pada Heima, 
film karya grup Sigur Ros tentang mudik mereka di Islandia setelah sekitar 
setahunan tur keliling dunia. Film kebanyakan berisi scene alam terbuka dan 
suasana lingkungan yang dramatik.

Aku baru pertama kali ini lihat Efek Rumah Kaca. Sound gaya unplugged mereka 
menurutku keren. Cholil memainkan gitar akustik yang setting suaranya 
mengeluarkan bunyi begitu kuat dan penuh, hingga melodi-melodi yang tinggi dan 
nyaring dari album mereka tersalin dengan sempurna. Adrian main bass dengan 
kalem, mengiringi sebagai backing vokal. Akbar menurutku tampak sangat santai 
dan paling enak dilihat. Gerakan tubuhnya di tengah set drum terlihat ritmik, 
sambil tangan dan kakinya bekerja. Hentakan drumnya asyik; tidak terdengar 
sebagai pukulan drum nada pop, tetapi malah seperti dalam band jazz atau 
progresif rock. 

Pilihan nada mereka mengingatkan aku pada grup seperti Pink Floyd dan Coldplay. 
Secara musikalitas, gaya akustik ini terdengar mirip dengan pilihan Damien 
Rice. Gitar dan bass dibuat seakan-akan bergema, iringan pukulan drum atraktik, 
jadi meskipun mereka trio, musiknya penuh. Tak ada ruang kosong yang terdengar 
karena mereka sedikitan. Lagu-lagu mereka yang kurang akrab bagi telinga yang 
tiap hari mendengar nada pop juga menguatkan mitos pada grup ini. 

Efek Rumah Kaca bilang bahwa mereka grup pop, tapi pilihan nada, aksi, juga 
pernyataan mereka justru bertentangan sebagai band pop yang haus publisitas 
atau menciptakan lagu yang mudah didengar. Mungkin mereka mau memudahkan. 
Mereka tidak menyiratkan sebagai band pop. Langkah mereka tidak populer; aku 
pernah lihat foto mereka bertiga mengenakan t-shirt bertuliskan: Pasar Bisa 
Diciptakan. Menurutku mereka grup alternatif atau postrock. Banyak orang bilang 
grup ini politis, seperti terbukti dari beberapa lagunya. Mereka juga justru 
mengkritik budaya pop dan konsumerisme. Mau mengubah dari dalam? 

Mungkin itu yang membuat lagu-lagu mereka agak susah dihafal. Aku beberapa 
bulan ini dengar album ke dua mereka, Kamar Gelap, dengan hanya mudah ingat 
Mosi Tidak Percaya (lagu yang sangat politis), Kenakalan Remaja di Era 
Informatika (singel dari album ini), dan Laki-laki Pemalu. Dari album pertama, 
yang teringat mudah ialah Cinta Melulu, Terus Belanja Sampai Mati, dan tentu 
saja lagu yang membuat mereka bisa memikat banyak orang: Di Udara---sebuah lagu 
yang konon tentang Munir, karena memang didedikasikan buat dia.

Sore itu Efek Rumah Kaca main dua sesi. Sesi pertama berlangsung sampai 
menjelang magrib. Aku ikut berdendang tapi terkadang lupa judulnya. Sesi kedua 
Cholil main dengan mengenakan sweater, mungkin kedinginan oleh hawa yang mulai 
dingin. Dia mula-mula menyanyikan dua cover sendirian, lantas memanggil Adrian 
dan Akbar untuk memainkan Hallelujah dari versi Jeff Buckley. Ini mungkin 
kejutan buat para pengunjung. Adrian juga nyanyi Laki-laki Pemalu. Selama 
konser berlangsung, Rani terus melakukan shooting. Budi bilang pada penonton 
bahwa konser ini direkam. Aku berharap agar acara bernama "Rukustik" rekaman 
ini nanti dirilis sebagai live album.

Kami terpkasa pulang lebih awal, setelah Budi mengajak trio ngobrol dengan 
lucu. Tubuh Shanti kembali lebih hangat, jadi Fenfen dan aku khawatir. Gerimis 
juga sudah turun agak sering. Entah bagaimana konser itu berakhir, apa mereka 
jalan terus meski gerimis, atau harus berhenti karena penonton tentu mulai 
basah. Aku senang bisa nonton acara musik yang bagus dan beli pin ERK gambar 
pohon meranggas. Ilalang dan Shanti juga gembira. Fenfen banyak ngobrol dengan 
teman-temannya. Sabtu sore yang memuaskan, sebelum aku harus antusias untuk 
kembali berhadap-hadapan dengan wajah kehidupan yang menyeringai mengancam.[]

Copyright © 2008 oleh Anwar Holid

KONTAK: war...@yahoo.com | Tel.: (022) 2037348 | HP: 085721511193 | Panorama II 
No. 26 B Bandung 40141

Situs terkait:
http://www.rukukineruku.com
http://halamanganjil.blogspot.com (foto-foto konser, akan diupload)


Anwar Holid: penulis, penyunting, publisis; eksponen TEXTOUR, Rumah Buku.

Kontak: war...@yahoo.com | (022) 2037348 | 085721511193 | Panorama II No. 26 B 
Bandung 40141

Sudilah mengunjungi link ini, ada lebih banyak hal di sana:
http://www.goethe.de/forum-buku
http://www.rukukineruku.com
http://ultimusbandung.info
http://www.gramedia.com
http://www.mizan.com
http://halamanganjil.blogspot.com 

Come away with me and I will write you
---© Norah Jones


      

Kirim email ke