Refleksi: Black campaign atau white campaign, apakah ada faedah dengan 
perbaikan tingkat hidup rakyat. Bukankah kedua-duanya mantan militer jadi  
tentunya burung sama bulu, jadi yang diincer adalah kursi empuk kekuasaan?

http://www.harianterbit.com/artikel/fokus/artikel.php?aid=59984


Kubu SBY tuduh Sutiyoso lakukan `black campaign`
      Tanggal :  16 Jan 2009 
      Sumber :  Harian Terbit 


JAKARTA - Juru Bicara Presiden Andi Alfian Malarangeng menilai, tudingan mantan 
Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso yang menyebutkan bahwa pemerintahan Susilo 
Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla (SBY-JK) lembek terhadap 'pengusaha nakal' tidak 
beralasan. 

Malah pernyataan tersebut, menurut Andi yang juga Ketua DPP Partai Demokrat itu 
menjawab Harian Terbit, Jumat (16/1) pagi, merupakan bentuk kampanye negatif 
(black campaign). "Kalau Bang Yos mau maju menjadi calon presiden mendatang 
silakan saja. Tapi jangan memojokkan seseorang. Itu tidak baik," kata dia. 

Sutiyoso yang juga akan maju dalam Pilpres 2009 membeberkan kelemahan 
pemerintahan SBY-JK saat memberikan kuliah terbuka di Universitas Islam Kediri, 
Kamis.

Bang Yos, sebagaimana dikutip Koran Tempo hari ini (16/1), mengatakan 
pemerintahan SBY-JK lembek terhadap pengusaha nakal. Dampaknya banyak pengusaha 
hitam mendominasi kegiatan ekspor produk vital secara bebas.

Sikap lembek pemerintah terhadap pengusaha nakal membuat minyak dan gas langka 
di pasaran akhir-akhir ini, tambahnya. 

Apa yang dituduhkan Bang Yos, lanjut Andi, itu tidak benar. Duet SBY-JK 
benar-benar bekerja untuk rakyat dan melakukan penegakan hukum. "Memang 
hasilnya belum seperti harapan rakyat. Tapi, coba terangkan kepada saya, 
pemerintahan era siapa hukum ditegakkan di Indonesia," kata dia balik bertanya. 

Malah, lanjut Andi, duet pemerintahan SBY-JK benar-benar menegakkan hukum tanpa 
pandang bulu. "Jangankan pengusaha nakal, keluarga sekalipun kalau memang 
melanggar hukum harus ditindak. Rakyat juga tahu bagaimana pemerintahan 
sekarang bekerja termasuk dalam penegakkan hukum. Jadi, jangan asal bicara 
tanpa bukti," kata dia. 

Dihubungi terpisah, Sekjen DPP Partai Demokrat, Marzuki Ali menyebutkan, 
tuduhan Sutiyoso tersebut salah alamat. Soalnya, ada mekanisme yang harus 
diikuti dalam mengurus negara ini. 

"Dalam menjalankan tugasnya, presiden dibantu oleh sejumlah menteri. Jadi, 
tidak semua persoalan harus ditangani oleh presiden. Kalau begitu, apa gunanya 
dan apa pula kerjaan para menteri yang menjadi pembantu presiden," kata 
Marzuki. 

Masalah kelangkaan BBM misalnya, kata Marzuki, sudah ada yang menangani yakni 
Pertamina. Di atas Pertamina juga ada menteri yang menjadi pembantu presiden. 
"Apa bukannya menjadi lucu bila presiden ikut campur menyalurkan BBM kepada 
rakyat. Apa nantinya juga bukan presiden melakukan intervensi bila harus 
membenahi berbagai macam persoalan. Jangan-jangan nanti tukang becak tidak 
makan saja presiden yang disalahkan," kata dia. 

Bang Yos sendiri belum berhasil dihubungi Harian Terbit. Telepon genggamnya 
hanya memberi jawaban, "Silakan tinggalkan pesan".(art)

Kirim email ke