Mengakui Kesalahan/Kebohongan Diharamkan Dalam Islam ???              
                                   
Mengakui kesalahan akibat tindakan2 umat Islam yang dilakukannya
sesuai dengan kewajiban dalam ajaran Islam sangat diharamkan oleh
kebanyakan umat Islam dan juga diharamkan dalam Quran.

Contoh lah yang paling sederhana, Amrozi dkk-nya itu menolak mengakui
salah karena menyebarkan bomb2 maut disemua tempat yang dianggapnya
bukan Islam dan dianggapnya musuh2 Islam.

Perbuatannya jelas2 salah darimanapun sudut pandangnya, karena yang
mati jadi korban bukan cuma mereka yang bukan Islam tetapi juga umat
Islam yang kebetulan berada didekatnya.  Yang paling parah
kesalahannya adalah mengorbankan pelaku pemboman itu sendiri, sipelaku
sama sekali tidak tahu isi ransel sewaktu disuruh memanggul ransel itu
memasuki kaffe2 di Bali.  Dia pelakunya yang mati konyol ternyata
seorang gembel yang idiot yang sengaja dicari untuk dikorbankan secara
biadab ini.  Bahkan keluarga dari korban pelakunya inipun tidak
mengetahuinya karena Amrozi dkk-nya ini sendiri tidak mengenal
keluarga korban pelakunya ini.  Apakah si korban pelaku memang rela
berjihad???  jelas tentunya tidak, dan perbuatan ini bukan termasuk
jihad karena otak perbuatan ini sama sekali tidak mati karena berjihad
tetapi masih dipenjara sambil menunggu usahanya dibebaskan dari
hukuman mati.

Mengakui kesalahan sebenarnya merupakan permulaan memperbaiki
kesalahan itu sendiri dan tidak bisa dianggap sebagai cari muka, atau
cari nama dll.  Quran itu penuh dengan ajaran2 yang salah, jangan
disalahkan umatnya yang salah baca, salah paham, salah memahami, dll,
karena tulisan2 apapun yang bisa menyebabkan kesalahan pengertian oleh
orang yang membacanya disebut sebagai penyesatkan karena bertujuan
mengecoh sipembacanya agar tersesat pemahamannya.  Apalagi katanya
sebagai wahyu Allah, tentunya tidak mungkin ada Allah yang mengirimkan
wahyu2nya yang isinya bisa salah dimengerti, salah dipahami, dan
mengakibatkan juga salah bertindak.  Jadi bukan salahnya mereka yang
membaca Quran, juga bukan karena mereka tidak memahaminya dengan
benar, karena YANG SALAH SUDAH JELAS ADALAH AJARANNYA.  Contoh yang
gampang, kalimat Syahadat yang isi kata2nya mengecoh itu sudah jelas
salah, karena si pengucap yang jelas2 tidak pernah dan tidak mungkin
bersaksi dipaksa mengucapkan KESAKSIANNYA DALAM SYAHADAT SE-OLAH2 DIA
MELIHAT SENDIRI BAHWA TIDAK ADA TUHAN DAN CUMA ALLAH YANG ADA DAN
MELIHAT SENDIRI ALLAH MENGUTUS NABI MUHAMMAD UNTUK MENYAMPAIKAN
WAHYUNYA.  Jelas ini BOHONG bukan salah memahami, bukan pulah salah
pemahaman si pengucap ataupun mereka yang membacanya.  Yang salah itu
tulisan itu sendiri, yang salah itu ajarannya itu sendiri bukan
kesalahan umatnya.  Padahal apa sih susahnya kalo kalimat itu diubah
saja sedikit sehingga bunyinya tidak lagi bohong misalnya sbb:

MESKIPUN AKU TIDAK MENYAKSIKAN TAPI AKU YAKIN BAHWA TUHAN ITU TIDAK
ADA DAN HANYA ADA ALLAH, DAN ALLAH MENGIRIMKAN MUHAMMAD EEBAGAI UTUSANNYA.

Bukankah kalo kalimat syahadat diperbaiki seperti diatas tidak akan
membuat umatnya berbohong ???  Padahal dengan kata2 diatas ini,
artinya tetap 100% sama dan sebangun dan yang membedakannya cuma yang
satu pertama diatas adalah berbohong, maka ucapan yang kedua ini
justru 100% jujur tidak berbohong.

Namun begitulah, terbukti ajaran Islam memang ajaran bohong yang
mengajari bagaimana berbohong sehingga dilarang memperbaiki ajaran2
Quran agar menjadikan umatnya lebih jujur.


> Lusy Anita <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Permintaan terhadap orang Islam untuk meniru 
> sikap Kristen yang bersedia mengakui kesalahan
> sungguh merupakan sikap ke-kanak2an karena
> munculnya pengakuan kesalahan dari Kristen
> didasari oleh keinginan menampilkan wajah sucinya
> sedang pada kesempatan yang sama Kristen men-cari2
> kesalahan dalam Islam.
>  


Meniru sikap umat Kristen yang baik bukanlah hal yang perlu disalahkan
apalagi dianggap salah. Segala perbuatan dan sikap yang baik wajar
kalo bisa ditiru baik itu kebaikan yang dilakukan umat Kristen ataupun
kebaikan yang dilakukan umat Islam.

Dan meniru kebaikan darimanapun datangnya sama sekali bukan sikap
ke-kanak2an melainkan justru menunjukkan sikap kedewasaan, sikap
tanggung jawab, dan sikap kejujuran.

Pengakuan kesalahan tidak bisa dianggap untuk menampilkan wajah suci
karena siapapun yang bersalah tidak pernah dianggap orang suci karena
orang suci tentu tidak pernah bersalah apalagi harus mengakuinya.

Juga kesalahan itu apakah di-cari2 ataupun kebetulan ditemukan tanpa
di-cari2, tetap saja kesalahan, dan segalah kesalahan selalu harus
bisa kita hindari atau kita cegah, dan untuk bisa menghindari dan
mencegah itulah kita harus selalu men-cari2 kesalahan agar bisa
memperbaikinya.  Pengakuan akan kesalahan hanyalah langkah pertama
saja dalam memperbaiki kesalahan itu.

Ny. Muslim binti Muskitawati.















Kirim email ke