[zamanku] Re: Sungguh kasihan, anggota Majelis Mujahidin Indonesia tewas diamuk massa

2008-08-23 Terurut Topik gkrantau
SUDAH WAKTUNYA 'massa' tidak dibiarkan menghakimi dan mengambil alih
kekuasaan hukum dari tangan Polisi dan pihak2 berwajib.

NKRI ini adalah negara hukum para pemimpin masyarakat, pemimpin kelompok
dan terutama pihak Polisi harus menggalkkan informasi bhw 'massa tidak
boleh menghakimi, mengambil alih wewenang Polisi'.

Seudah terlalu lama kelompok2, massa dibiarkan bertindak sewenang2 thdp
orang2 yg seharusnya mendpt perlindungan dari pemerintah khususnya pihak
Kepolisian.

Gabriela Rantau

--- In zamanku@yahoogroups.com, mediacare [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Anggota MMI Tewas Diamuk Massa



 PRABUMULIH (SINDO) - Tragis dialami dua anggota Majelis Mujahidin
Indonesia (MMI)
 Prabumulih. Gara-gara dituduh mencuri motor di halaman parkir Masjid
Al Ikhlas
 Desa Lubuk Raman Kabupaten Muaraenim, satu dari mereka harus meregang
nyawa
 setelah diamuk massa.

 Korban
 tewas bernama Isan Harianto, 27, warga Jalan Pranasip Gang Kenangan
Kelurahan
 Mangga Besar, Prabumulih Utara. Dia tak kuasa menahan pukulan demi
pukulan yang
 dilayangkan puluhan warga. Sementara rekannya, Hendri Kusuma, 29,
warga Jalan
 Baru Gang Arena Kelurahan Mangga Besar Prabumulih Utara berhasil
menyelamatkan
 diri dan bersembunyi di dalam hutan.

 Sebelumnya,
 kedua korban ini hendak menunaikan shalat Isya di Masjid Al Ikhlas.
Setelah itu,
 keduanya berencana pulang ke rumah masing-masing. Isan lantas diminta
Hendri
 untuk mengeluarkan motor Yamaha Vega R miliknya yang terparkir di
halaman
 masjid. Sementara Hendri menunggu di luar masjid.

 Tanpa
 prasangka buruk, Isan langsung mengeluarkan motor dimaksud. Tetapi, di
luar perkiraannya,
 sejumlah warga langsung menuduhnya hendak mencuri kendaraan tersebut.
Meski
 Isan berupaya memberikan keterangan bahwa motor tersebut milik
temannya yang
 menunggu di luar, warga tidak begitu saja percaya. Mereka malah
menghajar Isan
 hingga babak belur.

 Sementara
 Hendri yang mencoba memberikan pertolongan kepada Isan dengan
menunjukkan STNK
 dan SIM tak luput dari amukan massa.
 Malang bagi Isan
 yang tercatat sebagai anggota Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) cabang
Kota Prabumulih
 ini, dia meninggal dunia karena tak tahan menerima pukulan.

 Sedangkan motor jenis Yamaha Vega R milik
 Hendri dibakar massa. Baru sekitar pukul 01.00 WIB kemarin (22/8),
Hendri
 pulang ke rumah Isan dengan diantar warga untuk menemui istrinya yang
malam itu
 menginap bersama istri Isan.

 Di hadapan istri dan keluarga Isan, Hendri
 mengaku saat itu mereka berdua baru pulang dari berdagang di pasar
kalangan
 daerah Gunung Megang Muaraenim. Di perjalanan, karena sudah masuk
waktu shalat Isya,
 mereka mampir ke Masjid Al-Ikhlas yang lokasinya persis di pinggir
jalan raya.

 Nurdalena, 23, istri Isan ditemui di rumah
 duka mengatakan, waktu kejadian, dirinya sempat mendapatkan firasat
kurang baik.
 Dadanya berdegup kencang dan terasa tidak nyaman. Bahkan, dia sempat
mengatakan
 kepada istri Hendri yang saat itu menginap di rumah kontrakannya.
Waktu itu,
 mereka hendak menunaikan shalat Isya, ujar Nurdalena didampingi istri
Hendri,
 Neli Susila, 22.

 Ketua MMI Prabumulih H Ismed membenarkan Isan merupakan anggota MMI.
Namun, Isan datang ke masjid bukan untuk mencuri motor. Mereka
mendatangi masjid hendak menunaikan shalat Isya dengan
 mengendarai kendaraan milik mereka sendiri. Sama sekali tidak benar
kalau mereka hendak mencuri motor, bantah Ismed.

 Mengenai motor yang dituntun Isan, kata Ismed, itu merupakan motor
milik Hendri yang dibeli secara kredit sekitar lima bulan
 lalu. Saat ini kita tengah menenangkan pihak keluarga agar tabah atas
musibah
 yang dialami. Kita belum akan bereaksi, tunggu situasi lebih lanjut,
ujarnya.

 Sementara itu, Kapolsek Rambang Dangku Iptu Nusirwan membenarkan aksi
massa tersebut. Menurutnya, memang korban sempat diamankan di kantor
kades. Namun, warga mendesak masuk dengan merusak kantor kades dan
membawa Isan keluar secara paksa. saat itulah korban (Isan) kembali
 dihakimi masa. Korban meninggal dunia dalam perjalanan ke rumah
sakit, ungkap
 Nusirwan. (erik okta subadra)

 Seputar Indonesia




[zamanku] Re: Sungguh kasihan, anggota Majelis Mujahidin Indonesia tewas diamuk massa

2008-08-23 Terurut Topik Hafsah Salim
 mediacare [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Anggota MMI Isan Harianto, 27 Tewas Diamuk Massa 
 Gara-gara dituduh mencuri motor sehabis shalat 
 Isya di Masjid Al Ikhlas, padahal motornya sendiri.


Gebuk dulu tanyanya nanti . di akhirat.
Islam memang ajaran kekerasan,
Islam juga merupakan ajaran untuk saling curiga mencurigai,
Islam juga mengajarkan jangan gampang2 percaya omongan,
Islam juga mengajarkan jangan ragu2 untuk benar sendiri,

Kesemua ini hasilnya Isan Harianto anggauta MMI yang biasa main
kekerasan akhirnya jadi korban kekerasan anggauta2 MMI-nya sendiri
yang selesai shalat di Masjid Al Ikhlas.

Kejadian ini sering terjadi disemua negara2 Islam atau yang mayoritas
Islam. Mungkin banyak umat Islam mengganggap kejadian ini hanyalah
kesalahan manusia saja, tidak terpikirkan bahwa suatu ajaran
kekerasan, saling mencurigai akan menghasilkan umat yang bengis, keji,
kejam, biadab, dan tidak mengenal ampun.

Ny. Muslim binti Muskitawati.








  
 
 PRABUMULIH (SINDO) - Tragis dialami dua anggota Majelis Mujahidin
Indonesia (MMI)
 Prabumulih. Gara-gara dituduh mencuri motor di halaman parkir Masjid
Al Ikhlas
 Desa Lubuk Raman Kabupaten Muaraenim, satu dari mereka harus
meregang nyawa
 setelah diamuk massa.
 
 Korban
 tewas bernama Isan Harianto, 27, warga Jalan Pranasip Gang Kenangan
Kelurahan
 Mangga Besar, Prabumulih Utara. Dia tak kuasa menahan pukulan demi
pukulan yang
 dilayangkan puluhan warga. Sementara rekannya, Hendri Kusuma, 29,
warga Jalan
 Baru Gang Arena Kelurahan Mangga Besar Prabumulih Utara berhasil
menyelamatkan
 diri dan bersembunyi di dalam hutan.
 
 Sebelumnya,
 kedua korban ini hendak menunaikan shalat Isya di Masjid Al Ikhlas.
Setelah itu,
 keduanya berencana pulang ke rumah masing-masing. Isan lantas
diminta Hendri
 untuk mengeluarkan motor Yamaha Vega R miliknya yang terparkir di
halaman
 masjid. Sementara Hendri menunggu di luar masjid.
 
 Tanpa
 prasangka buruk, Isan langsung mengeluarkan motor dimaksud. Tetapi,
di luar perkiraannya,
 sejumlah warga langsung menuduhnya hendak mencuri kendaraan
tersebut. Meski
 Isan berupaya memberikan keterangan bahwa motor tersebut milik
temannya yang
 menunggu di luar, warga tidak begitu saja percaya. Mereka malah
menghajar Isan
 hingga babak belur. 
 
 Sementara
 Hendri yang mencoba memberikan pertolongan kepada Isan dengan
menunjukkan STNK
 dan SIM tak luput dari amukan massa.
 Malang bagi Isan
 yang tercatat sebagai anggota Majelis Mujahidin Indonesia (MMI)
cabang Kota Prabumulih
 ini, dia meninggal dunia karena tak tahan menerima pukulan.
 
 Sedangkan motor jenis Yamaha Vega R milik
 Hendri dibakar massa. Baru sekitar pukul 01.00 WIB kemarin (22/8),
Hendri
 pulang ke rumah Isan dengan diantar warga untuk menemui istrinya
yang malam itu
 menginap bersama istri Isan. 
 
 Di hadapan istri dan keluarga Isan, Hendri
 mengaku saat itu mereka berdua baru pulang dari berdagang di pasar
kalangan
 daerah Gunung Megang Muaraenim. Di perjalanan, karena sudah masuk
waktu shalat Isya,
 mereka mampir ke Masjid Al-Ikhlas yang lokasinya persis di pinggir
jalan raya. 
 
 Nurdalena, 23, istri Isan ditemui di rumah
 duka mengatakan, waktu kejadian, dirinya sempat mendapatkan firasat
kurang baik.
 Dadanya berdegup kencang dan terasa tidak nyaman. Bahkan, dia sempat
mengatakan
 kepada istri Hendri yang saat itu menginap di rumah kontrakannya.
Waktu itu,
 mereka hendak menunaikan shalat Isya, ujar Nurdalena didampingi
istri Hendri,
 Neli Susila, 22.
 
 Ketua MMI Prabumulih H Ismed membenarkan Isan merupakan anggota MMI.
Namun, Isan datang ke masjid bukan untuk mencuri motor. Mereka
mendatangi masjid hendak menunaikan shalat Isya dengan
 mengendarai kendaraan milik mereka sendiri. Sama sekali tidak benar
kalau mereka hendak mencuri motor, bantah Ismed. 
 
 Mengenai motor yang dituntun Isan, kata Ismed, itu merupakan motor
milik Hendri yang dibeli secara kredit sekitar lima bulan
 lalu. Saat ini kita tengah menenangkan pihak keluarga agar tabah
atas musibah
 yang dialami. Kita belum akan bereaksi, tunggu situasi lebih
lanjut, ujarnya. 
 
 Sementara itu, Kapolsek Rambang Dangku Iptu Nusirwan membenarkan
aksi massa tersebut. Menurutnya, memang korban sempat diamankan di
kantor kades. Namun, warga mendesak masuk dengan merusak kantor kades
dan membawa Isan keluar secara paksa. saat itulah korban (Isan) kembali
 dihakimi masa. Korban meninggal dunia dalam perjalanan ke rumah
sakit, ungkap
 Nusirwan. (erik okta subadra)
 
 Seputar Indonesia





[zamanku] Re: Sungguh kasihan, anggota Majelis Mujahidin Indonesia tewas diamuk massa

2008-08-23 Terurut Topik Hafsah Salim
 Item [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Inna lillahi wai ina ilayhi raajiuun..
 Semoga almarhum memang benar2 BUKAN pencuri motor, 
 sehingga layak mendapat predikat mati syahid.
 Kepada keluarganya diberikan ketabahan dan kesabaran.
 


Betul, itu bukan motor curian melainkan motor yang dibelinya dari uang
hasil jarahan umat Islam Ahmadiah yang dilarang MUI.

Oleh almarhum diimani uang itu sebagai halal untuk digunakan membeli
sepeda motor.

Namun Allah rupanya marah, mata anggauta2 MMI lainnya dicelikkan
sehingga sesama anggauta teman sama2 penjarah sendiri dalam
pandangannya adalah pencuri sehigga digebuki sampai mati dan motornya
dibakar.

Kalo pencuri motor digebuki rakyat biasa, pasti motornya tidak mungkin
dibakarnya seperti dalam kasus ini.

Ny. Muslim binti Muskitawati.