[zamanku] Re: Sungguh kasihan, anggota Majelis Mujahidin Indonesia tewas diamuk massa
SUDAH WAKTUNYA 'massa' tidak dibiarkan menghakimi dan mengambil alih kekuasaan hukum dari tangan Polisi dan pihak2 berwajib. NKRI ini adalah negara hukum para pemimpin masyarakat, pemimpin kelompok dan terutama pihak Polisi harus menggalkkan informasi bhw 'massa tidak boleh menghakimi, mengambil alih wewenang Polisi'. Seudah terlalu lama kelompok2, massa dibiarkan bertindak sewenang2 thdp orang2 yg seharusnya mendpt perlindungan dari pemerintah khususnya pihak Kepolisian. Gabriela Rantau --- In zamanku@yahoogroups.com, mediacare [EMAIL PROTECTED] wrote: Anggota MMI Tewas Diamuk Massa PRABUMULIH (SINDO) - Tragis dialami dua anggota Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) Prabumulih. Gara-gara dituduh mencuri motor di halaman parkir Masjid Al Ikhlas Desa Lubuk Raman Kabupaten Muaraenim, satu dari mereka harus meregang nyawa setelah diamuk massa. Korban tewas bernama Isan Harianto, 27, warga Jalan Pranasip Gang Kenangan Kelurahan Mangga Besar, Prabumulih Utara. Dia tak kuasa menahan pukulan demi pukulan yang dilayangkan puluhan warga. Sementara rekannya, Hendri Kusuma, 29, warga Jalan Baru Gang Arena Kelurahan Mangga Besar Prabumulih Utara berhasil menyelamatkan diri dan bersembunyi di dalam hutan. Sebelumnya, kedua korban ini hendak menunaikan shalat Isya di Masjid Al Ikhlas. Setelah itu, keduanya berencana pulang ke rumah masing-masing. Isan lantas diminta Hendri untuk mengeluarkan motor Yamaha Vega R miliknya yang terparkir di halaman masjid. Sementara Hendri menunggu di luar masjid. Tanpa prasangka buruk, Isan langsung mengeluarkan motor dimaksud. Tetapi, di luar perkiraannya, sejumlah warga langsung menuduhnya hendak mencuri kendaraan tersebut. Meski Isan berupaya memberikan keterangan bahwa motor tersebut milik temannya yang menunggu di luar, warga tidak begitu saja percaya. Mereka malah menghajar Isan hingga babak belur. Sementara Hendri yang mencoba memberikan pertolongan kepada Isan dengan menunjukkan STNK dan SIM tak luput dari amukan massa. Malang bagi Isan yang tercatat sebagai anggota Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) cabang Kota Prabumulih ini, dia meninggal dunia karena tak tahan menerima pukulan. Sedangkan motor jenis Yamaha Vega R milik Hendri dibakar massa. Baru sekitar pukul 01.00 WIB kemarin (22/8), Hendri pulang ke rumah Isan dengan diantar warga untuk menemui istrinya yang malam itu menginap bersama istri Isan. Di hadapan istri dan keluarga Isan, Hendri mengaku saat itu mereka berdua baru pulang dari berdagang di pasar kalangan daerah Gunung Megang Muaraenim. Di perjalanan, karena sudah masuk waktu shalat Isya, mereka mampir ke Masjid Al-Ikhlas yang lokasinya persis di pinggir jalan raya. Nurdalena, 23, istri Isan ditemui di rumah duka mengatakan, waktu kejadian, dirinya sempat mendapatkan firasat kurang baik. Dadanya berdegup kencang dan terasa tidak nyaman. Bahkan, dia sempat mengatakan kepada istri Hendri yang saat itu menginap di rumah kontrakannya. Waktu itu, mereka hendak menunaikan shalat Isya, ujar Nurdalena didampingi istri Hendri, Neli Susila, 22. Ketua MMI Prabumulih H Ismed membenarkan Isan merupakan anggota MMI. Namun, Isan datang ke masjid bukan untuk mencuri motor. Mereka mendatangi masjid hendak menunaikan shalat Isya dengan mengendarai kendaraan milik mereka sendiri. Sama sekali tidak benar kalau mereka hendak mencuri motor, bantah Ismed. Mengenai motor yang dituntun Isan, kata Ismed, itu merupakan motor milik Hendri yang dibeli secara kredit sekitar lima bulan lalu. Saat ini kita tengah menenangkan pihak keluarga agar tabah atas musibah yang dialami. Kita belum akan bereaksi, tunggu situasi lebih lanjut, ujarnya. Sementara itu, Kapolsek Rambang Dangku Iptu Nusirwan membenarkan aksi massa tersebut. Menurutnya, memang korban sempat diamankan di kantor kades. Namun, warga mendesak masuk dengan merusak kantor kades dan membawa Isan keluar secara paksa. saat itulah korban (Isan) kembali dihakimi masa. Korban meninggal dunia dalam perjalanan ke rumah sakit, ungkap Nusirwan. (erik okta subadra) Seputar Indonesia
[zamanku] Re: Sungguh kasihan, anggota Majelis Mujahidin Indonesia tewas diamuk massa
mediacare [EMAIL PROTECTED] wrote: Anggota MMI Isan Harianto, 27 Tewas Diamuk Massa Gara-gara dituduh mencuri motor sehabis shalat Isya di Masjid Al Ikhlas, padahal motornya sendiri. Gebuk dulu tanyanya nanti . di akhirat. Islam memang ajaran kekerasan, Islam juga merupakan ajaran untuk saling curiga mencurigai, Islam juga mengajarkan jangan gampang2 percaya omongan, Islam juga mengajarkan jangan ragu2 untuk benar sendiri, Kesemua ini hasilnya Isan Harianto anggauta MMI yang biasa main kekerasan akhirnya jadi korban kekerasan anggauta2 MMI-nya sendiri yang selesai shalat di Masjid Al Ikhlas. Kejadian ini sering terjadi disemua negara2 Islam atau yang mayoritas Islam. Mungkin banyak umat Islam mengganggap kejadian ini hanyalah kesalahan manusia saja, tidak terpikirkan bahwa suatu ajaran kekerasan, saling mencurigai akan menghasilkan umat yang bengis, keji, kejam, biadab, dan tidak mengenal ampun. Ny. Muslim binti Muskitawati. PRABUMULIH (SINDO) - Tragis dialami dua anggota Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) Prabumulih. Gara-gara dituduh mencuri motor di halaman parkir Masjid Al Ikhlas Desa Lubuk Raman Kabupaten Muaraenim, satu dari mereka harus meregang nyawa setelah diamuk massa. Korban tewas bernama Isan Harianto, 27, warga Jalan Pranasip Gang Kenangan Kelurahan Mangga Besar, Prabumulih Utara. Dia tak kuasa menahan pukulan demi pukulan yang dilayangkan puluhan warga. Sementara rekannya, Hendri Kusuma, 29, warga Jalan Baru Gang Arena Kelurahan Mangga Besar Prabumulih Utara berhasil menyelamatkan diri dan bersembunyi di dalam hutan. Sebelumnya, kedua korban ini hendak menunaikan shalat Isya di Masjid Al Ikhlas. Setelah itu, keduanya berencana pulang ke rumah masing-masing. Isan lantas diminta Hendri untuk mengeluarkan motor Yamaha Vega R miliknya yang terparkir di halaman masjid. Sementara Hendri menunggu di luar masjid. Tanpa prasangka buruk, Isan langsung mengeluarkan motor dimaksud. Tetapi, di luar perkiraannya, sejumlah warga langsung menuduhnya hendak mencuri kendaraan tersebut. Meski Isan berupaya memberikan keterangan bahwa motor tersebut milik temannya yang menunggu di luar, warga tidak begitu saja percaya. Mereka malah menghajar Isan hingga babak belur. Sementara Hendri yang mencoba memberikan pertolongan kepada Isan dengan menunjukkan STNK dan SIM tak luput dari amukan massa. Malang bagi Isan yang tercatat sebagai anggota Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) cabang Kota Prabumulih ini, dia meninggal dunia karena tak tahan menerima pukulan. Sedangkan motor jenis Yamaha Vega R milik Hendri dibakar massa. Baru sekitar pukul 01.00 WIB kemarin (22/8), Hendri pulang ke rumah Isan dengan diantar warga untuk menemui istrinya yang malam itu menginap bersama istri Isan. Di hadapan istri dan keluarga Isan, Hendri mengaku saat itu mereka berdua baru pulang dari berdagang di pasar kalangan daerah Gunung Megang Muaraenim. Di perjalanan, karena sudah masuk waktu shalat Isya, mereka mampir ke Masjid Al-Ikhlas yang lokasinya persis di pinggir jalan raya. Nurdalena, 23, istri Isan ditemui di rumah duka mengatakan, waktu kejadian, dirinya sempat mendapatkan firasat kurang baik. Dadanya berdegup kencang dan terasa tidak nyaman. Bahkan, dia sempat mengatakan kepada istri Hendri yang saat itu menginap di rumah kontrakannya. Waktu itu, mereka hendak menunaikan shalat Isya, ujar Nurdalena didampingi istri Hendri, Neli Susila, 22. Ketua MMI Prabumulih H Ismed membenarkan Isan merupakan anggota MMI. Namun, Isan datang ke masjid bukan untuk mencuri motor. Mereka mendatangi masjid hendak menunaikan shalat Isya dengan mengendarai kendaraan milik mereka sendiri. Sama sekali tidak benar kalau mereka hendak mencuri motor, bantah Ismed. Mengenai motor yang dituntun Isan, kata Ismed, itu merupakan motor milik Hendri yang dibeli secara kredit sekitar lima bulan lalu. Saat ini kita tengah menenangkan pihak keluarga agar tabah atas musibah yang dialami. Kita belum akan bereaksi, tunggu situasi lebih lanjut, ujarnya. Sementara itu, Kapolsek Rambang Dangku Iptu Nusirwan membenarkan aksi massa tersebut. Menurutnya, memang korban sempat diamankan di kantor kades. Namun, warga mendesak masuk dengan merusak kantor kades dan membawa Isan keluar secara paksa. saat itulah korban (Isan) kembali dihakimi masa. Korban meninggal dunia dalam perjalanan ke rumah sakit, ungkap Nusirwan. (erik okta subadra) Seputar Indonesia
[zamanku] Re: Sungguh kasihan, anggota Majelis Mujahidin Indonesia tewas diamuk massa
Item [EMAIL PROTECTED] wrote: Inna lillahi wai ina ilayhi raajiuun.. Semoga almarhum memang benar2 BUKAN pencuri motor, sehingga layak mendapat predikat mati syahid. Kepada keluarganya diberikan ketabahan dan kesabaran. Betul, itu bukan motor curian melainkan motor yang dibelinya dari uang hasil jarahan umat Islam Ahmadiah yang dilarang MUI. Oleh almarhum diimani uang itu sebagai halal untuk digunakan membeli sepeda motor. Namun Allah rupanya marah, mata anggauta2 MMI lainnya dicelikkan sehingga sesama anggauta teman sama2 penjarah sendiri dalam pandangannya adalah pencuri sehigga digebuki sampai mati dan motornya dibakar. Kalo pencuri motor digebuki rakyat biasa, pasti motornya tidak mungkin dibakarnya seperti dalam kasus ini. Ny. Muslim binti Muskitawati.