bisa ngak orang islam indonesia berlaku seperti itu, atau orang islam arab aja 
dech, bisa ngak mereka berlaku seperti itu terhadap agama lain, atau mnimal 
tidak memberikan sanggahan pada agama lain. ugh dasar islam, giliran ada yang 
minat belajar tentang agamanya aja baru di koar koarkan, tapi coba kalau orang 
islam yang belajar agama budha, hindu kristen dan lain lainnya, pasti akan 
dihujat dan dibilang murtad. 



----- Pesan Asli ----
Dari: Ketut <[EMAIL PROTECTED]>
Kepada: zamanku@yahoogroups.com
Terkirim: Senin, 11 Agustus, 2008 10:38:49
Topik: Re: [zamanku] Dari Jolie menjadi Noor


 
Om Tawang, sepertinya kita semua harus berterima 
kasih, dan berusaha mencontoh, kebebasan yang diberikan negeri kafir paman sam 
sehingga hal2 indah seperti ini bisa terjadi di negeri itu. Bayangkan kalau di 
malaysia, arab, iran, mungkinkah hal2 indah seperti ini terjadi, bagi semua 
anak 
manusia ?
 
 
 
----- Original Message ----- 
From: tawangalun 
To: [EMAIL PROTECTED] .com ; islamkristen@ yahoogroups. com ; 
religionspiritualit [EMAIL PROTECTED] com ; [EMAIL PROTECTED] s.com 
Sent: Saturday, August 09, 2008 1:32  PM
Subject: [zamanku] Dari Jolie menjadi  Noor

Setelah mendapat hidayah, dari  Jolie menjadi Noor        
Kisah  Mualaf - Kisah  Foreigner  
Monday, 10 March 2008 07:41  
Awal Pebruari lalu masih terasa dingin. Salju di kota  Manhattan, New York, 
cukup tebal. Sementara kota "never sleep", tetap  ramai di akhir pekan, Sabtu 2 
Pebruari, ketika itu. Islamic Cultural  Center of New York, sebagaimana 
biasanya juga tetap menjalankan  aktifitas hariannya sebagaimana biasa. Sabtu, 
kali itu tetap menjadi  hari weekend school, short lecture, dan tidak kalah 
pentingnya kelas  khusus untuk non-Muslims maupun mereka yang baru saja 
menerima Islam  sebagai jalan hidup mereka.

Seperti biasa, saya datang agak  terlambat. Kebetulan setiap Sabtu pagi ada 
kegiatan lain yang perlu  diselesaikan. Rata-rata, saya tiba di Islamic Center 
setelah jam 11  pagi. Ketika saya melewati resepsionis, saya ditegur oleh 
penjaga bahwa  sudah ada yang menunggu di ruang konferensi (conference room).

"A  lady is waiting for you, sheikh, at the conference room", demikian  
biasanya sang receptionist memanggil saya.

"Who is the lady and  what is the purpose", saya tanyakan demikian karena 
biasanya sebelum ada  yang menemui, pasti mengambil  appointment atau minimal 
menelpon  sebelum saya datang..

"I think she wants to ask you some thing,  may be about Islam", jawab petugas 
resepsionis.

"Let her wait",  jawabku. Biasanya sebelum melakukan apa-apa, saya ke kamar 
dulu  meletakkan jaket dan tas, lalu keliling melihat proses belajar di  
weekend school.

Setelah keliling ke kelas-kelas weekend school,  saya kemudian masuk ke ruang 
konferensi. Di sana telah menunggu seorang  gadis bule, yang tiba-tiba saja 
tersenyum persis seperti mengenal saya  dengan baik.

"Hi, morning! How are?" Sapaku.

"Morning!,  fine and you?", jawabnya ramah.

"Do you know me?"  candaku.

"No, not really but have heard your name. Why?",  tanyanya.

Saya kemudian mengatakan secara bercanda bahwa memang  orang-orang Amerika itu 
ramah, apalagi gadis-gadisnya. "I saw you  smiling to me, like some one knows 
me very well", jelasku  kemudian.

Saya kemudian berbasa basi menanyakan nama dan asalnya.  "Oh, I am Jolie. 
Actually I am from here, New York, but my parents are  in Arizona," katanya.

Saya kemudian menanyakan latar belakang  kedatangannya pagi itu.

Dengan senyum yang ramah, Jolie  menjelaskan bahwa dia sekarang ini kerja 
sebagai Public Relations  officer (Humas) di sebuah perusahaan besar di New 
York. Dulu ketika  mahasiswi di salah satu universitas Arizona, Jolie pernah 
mengambil  Liberal Studies, yang menurutnya, salah satunya tentang agama  Islam.

"Beside the course, I really had good Muslim friends who  always reminded me to 
always continue my inquiries about the religion,"  jelasnya cukup panjang.

"So what and how did you find Islam?"  pancingku.

"Very interesting! " jawabnya singkat. "And why?'  Tanyaku lagi.

Dia kemudian sedikit serius menjelaskan bahwa dia  telah membaca banyak 
buku-buku mengenai agama-agama, termasuk agamnya  sendiri, kristiani, Yahudi, 
dan bahkan buku-buku mengenai Budha. Tapi  menurutnya, Islam itu jauh lebih 
rasional dan nampaknya bisa beriringan  dengan kemajuan kehidupan manusia.
"Islam is so rational and goes  along with human's advancement, " katanya.

Sejenak Jolie  diam. Saya kemudian mengambil alih kendali berbicara cukup 
panjang  mengenai ilmu dan rasionalitas dalam Islam. Sejarah turunnya wahyu  
pertama dan perkembangan pemikiran dalam sejarah Islam. Bahkan dinamika  
pemikiran dan filsafat yang dikenal dengan ilmu kalam dalam  Islam.

Tak lupa menjelaskan tentang kontribusi Islam dalam  peradaban manusia, 
termasuk peradaban modern yang saat ini lebih banyak  dinikmati oleh dunia 
Barat.
Sayang, saya katakan, pepohonan indah  yang dibenihnya telah ditanamkan oleh 
umat Islam itu tidak terjaga  secara baik. Sehingga umat Islam kehilangan 
kepemilikan atau kendali,  sementara umat lain telah menyalah gunakan. 
Seharusnya pepohonan itu  memberikan buah-buah segar dan menjadi pelindung dari 
teriknya matahari,  dan menjadi penjaga alam, kini dijadikan alat kayu bakar  
semata.

Ilustrasi yang saya maksudkan itu adalah peradaban modern  yang indah saat ini 
telah berubah menjadi alat kesengsaraan. Semakin  maju peradaban manusia 
semakin banyak penderitaan yang dirasakan umat  manusia.

Nampaknya penjelasan-penjelas an saya itu bukan  sesuatu yang baru bagi Jolie. 
Dia dengan seksama mendengarkan semua itu,  tapi tidak lebih dari sikap 
penghormatan seorang Amerika terhadap orang  lain.

"I know that," lanjutnya.

"If you know it, so what  else do you want me to say?," tanyaku.

Dia kemudian kembali  bercerita bahwa dari sejak menjadi mahasiswi di Arizona, 
dia memang ada  hubungan khusus dengan beberapa Muslim. Tapi biasanya, katanya 
lagi,  walaupun mereka itu selalu berbicara tentang Islam kepada saya, saya  
jarang menemukan dari mereka yang betul-betul mempraktekkan Islam  (practicing 
Muslim).

"Lately I found some one here in New York,"  lanjutnya.

Dia kemudian menjelaskan bahwa dia menemukan seorang  Muslim yang kemudian 
tertarik dengannya. Tapi Muslim ini begitu taat  sehingga selalu mengatakan 
bahwa seandainya nanti saya menemukan  isteriku, tentu saya ingin seseorang 
yang berislam dengan  baik.

"He is really practicing Muslim. He did not do any thing  that is against the 
teaching, I think!" katanya lagi.

"And so,  what do you have in mind?," tanyaku. Saya bertanya demikian untuk  
meyakinkan bahwa walaupun nantinya dia masuk Islam, bukan karena hanya  ingin 
menikah dengan seorang Muslim.

"I am coming to see you,  basically to direct me what to do," katanya.

Saya kemudian  manfaatkan kesempatan itu dengan melemparkan pertanyaan: "What 
do you  feel about Islam? Do you think Islam is the true religion to  follow?".

Dia kemudian dengan serius mengatakan bahwa kalau  seandainya ia tanyakan 
kepada hatinya sendiri, memang Islam-lah agama  yang benar. Cuma selama ini, ia 
sepertinya belum menemukan jalannya. "I  feel I know that this is the truth, 
but did not know how to pursue it,"  katanya.

"Jolie, with that, I can assure you that you are a  Muslim. What is required 
from you is to formalize you Islam by accepting  the `syahadah'". (Jolie, 
dengan itu, saya bisa memberi jaminan kepada  Anda bahwa Anda adalah seorang 
Muslim. Yang Anda diperlukan sekarang  adalah mewujudkan keislaman dengan 
dengan mengucapkan dua kalimat  syahadat )

Jolie kemudian diam sejenak. Lalu tiba-tiba sedikit  berlinang air mata dia 
mengangkat kepala dan tersenyum, seraya  mengatakan: "I am ready!".

Saya segera memanggil dua saksi ke  ruangan pertemuan itu. Dan disaksikan oleh 
dua saksi, Jolie mengikuti  saya menyaksikan:

"Ash-hadu al Laa ilaaha illa Allah. Wa ash-hadu  anna Muhammadan Rasul Allah". 
Diikuti pekikan takbir oleh dua saksi pagi  itu.

Sebelum meninggalkan ruangan, Jolie rupanya telah memilih  nama barunya, yaitu 
Noor. Menurutnya, dia mengambil nama itu setelah dia  menyaksikan wawancara 
Ratu Yordania, Queens Noor, di sebuah stasion TV  Amerika.

Selamat Noor, semoga menjadi "cahaya Ilahi" di kemudian  hari! New York, Maret 
2008

Penulis adalah imam Masjid Islamic  Cultural Center of New York. Syamsi Ali 
adalah penulis rubrik "Kabar  Dari New York" di www.hidayatullah. com

 
 
  
________________________________
 No virus found in this incoming message.
Checked by AVG. 
Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.6.0/1603 - Release Date: 8/10/2008  6:13 
PM
    


      
___________________________________________________________________________
Nama baru untuk Anda! 
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. 
Cepat sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/

Kirim email ke