Mumpung jumat dingin pula, sy forwad saja, diskusi kecil di forum lain yang
masih relevan. 

 

From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On
Behalf Of anton ms wardhana
Sent: Thursday, January 31, 2008 10:00 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: Virtual PR n Ghost writer was :RE: [AKI-OOT] Soeharto dan
Anak-anaknya "Kowe Pancen Sing Bener, Ben!"

 

tadinya emang sempet bingung mau gw reject apa approved soalnya ini orang
(si arie gangway) crossposting alias ngejawab email di mana tapinya ke
mana..
karena masi ada berhubungan dengan ekonomi keuangan, oke deh gw ampunin gw
anggep OOT deh dengan peringatan di bawah. biasanya triyani tuh di sebelah
yang rajin ngasi komen begini, makanya gw bilang triyani mode = on

tapi kalo kebijakannya besok yang beginian direject sih gw lebih jelas, tapi
sebenere ini niatnya mau bikin perang opini di AKI, lalu kalo bisa dari
kita2 pojokers nembak dari sisi fundamental ekonominya. teori sih.. tapi
soalnya ntar pasti berkembang ke soal liberalisme, kapitalisme dll..
(makanya tadi dengan sengaja gw kirim ini ke das kopi kental dan kawan2nya,
dan musuh seberangannya)

btw, soal ghost-writer, gw sendiri ikut di dalamnya pas waktu provokasi
malay-indo.   

LSM sih ngga seberapa. yang rajin paling firdaus cahyadi / kaukus lingkungan
hidup, sama siapa yang dari JATAM itu. sama satu lagi orang worldbank yang
selalu di belakang layar, dia kagak pernah nulis sendiri.

justru yang lebih rajin kayak begini, gw perhatiin grupnya satrio
arismundandar & AJI gank dan di sisi sebaliknya (tapi kompak dalam kasus
soeharto) adalah radityo djajoeri & the gank, termasuk di kelompok sini
wartawan eks kompas yang juga eks AJI (lupa namanya).

salam, ams



Pada tanggal 31/01/08, Oka Widana <[EMAIL PROTECTED]> menulis:

All,

Sejak pak Harto meninggal, di inbox gw baik yang lewat pojokan maupun
"pojok2" banyak sekali masuk tulisan seperti dibawah. Gw ngak akan comment
lah soal bener ngak nya. Kan masing2 pasti punya pendapat sendiri2, silahkan
saja.

Yang mo gw sampaikan adalah betapa yang namanya Virtual Public Relation
sekarang ini yang mengexploitasi email, millist, blog whatever demikian luar
biasanya. Gw juga baru tahu manfaatnya, ketika 2 bulan lalu, perusahaan gw
yang satu lagi ikut pietching di salah satu departemen kehutanan untuk PR
consultancy COP 13 di bali kemarin (akhirnya ngak dapet sih kerjaan itu).
Tapi kita sempat discuss agak dalam dengan satu konsultan yang expert di
bidang ini.
 

Bayangkan friends, ada konsultan khusus yang kerjaannya membuat berbagai
opini melalui media internet. Cara mereka bekerja bukan main profesionalnya,
soalnya gw pernah minta mereka untuk mengumpulkan data "pembanding" untuk
menepis tuduhan bahwa Indonesia merusak hutan (data ini gw pakai untuk
presentasi)... heibat mereka itu. data itu mereka bisa dapatkan, di buat
analisisnya. semuanya hanya dari internet (sempat gw posting di millis AKI,
kemudian sebagian datanya di quote oleh Tabloid Kontan juga). Menurut
konsultan itu, trend penggunaan virtual PR yang dipelopori oleh LSM atau
underground movement ini semakin kuat. He ehe ehe. kebetulan sang konsultan
juga dapetin S2 nya dengan menulis mengenai ini.

Selain pandai membuat berita atau opini atau tulisan melalui email, blog,
dst. ternyata konsultan itu juga melayani tulisan untuk menggiring opini
dalam bentuk buku, essay di Koran (misalnya Kompas hal 4) dll. Khusus untuk
ini mereka sebut ghost writer. artinya mereka yang nulis kemudian mereka
pinjam nama ahli, intellectual, pengamat dll yang punya nama (tentu ada
business dela dibelakangnya). Makanya jangan heran kalo ada ahli,
intelektual, pengamat, politikus yang begitu produktif di Koran, mungkin
mereka menggunakan modus operandi diatas.
 

Khusus mengenai virtual PR, ada keuntungan yang tidak bisa didapat dari
media/channel PR lainnya. apa itu? pertama tentu saja coverage.. Bayangkan
seperti tulisan dibawah yang diforward si gednut enat dair mana, pasti akan
mengalami akselarasi proses forward dalam sekejap, ratusan ribu bahkan
jutaan reader akan terjangkau, dengan GRATIS. Mana ada Press Conference
sebagai PR channel yang bisa menandinginya? Trus, sebagian dari kita
bertendensi mengcut sumber tulisan awalnya, sehingga ya tidak ketahuan,
bahkan barangkali integritas tulisan meningkat karena seolah-olah itu
tulisannya yang memforward.

Nah, karena gw sudah update dengan kondisi diatas,   maka bila ada virtual
PR kayak dibawah, whatever itu isinya, pilahannya cuma 2. delete atau simpan
untuk referensi pribadi. Memforward email seperti itu hanya akan
menguntungkan si pembuat opini. Kalo opininya benar mungkin masih berdampak
baik.. Tapi kita seringkali mana tahu yang benar salah kan? Tapi tetep main
forward saja. (ini keuntungan lain dari Virtual PR). Jika berita itu salah,
ya kita menanggung dosa juga kali, karena turut andil menyebarkan fitnah.
 

Salam,

 

From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] On
Behalf Of anton ms wardhana
Sent: Thursday, January 31, 2008 2:21 PM
Subject: [AKI-OOT] Soeharto dan Anak-anaknya "Kowe Pancen Sing Bener, Ben!"

 

qeqeqeqe
triyani mode = on

br, ams
(^^)

---------- Forwarded message ----------
Date: 30 Jan 2008 15:08
Subject: [Keuangan] [oot] Soeharto dan Anak-anaknya "Kowe Pancen Sing
Bener, Ben!"
 

**Catatan Moderator: Posting ini kategorinya oot, tetapi masih berkaitan
dengan ekonomi & keuangan, utamanya di Indonesia. Namun untuk lain kali,
mohon tidak me-reply posting di sebuah milis sekaligus men-cc-kannya ke
milis yang lain. Tks**

Mas Soes,
Makasih telah dingatkan dgn kasus dibawah.
Kita memang menghargai jasa pak Harto, namun jangan sampai lupa sisi
kelamnya juga cukup / sangat pekat.
Semoga bisa menjadi pelajaran yang baik utk kita dimasa depan.

A3K
________________________________________
From: Suryo Susilo
Sent: Wednesday, January 30, 2008 1:55 PM
Subject: Fw: Soeharto dan Anak-anaknya "Kowe Pancen Sing
Bener, Ben!"

From: Rudy Patirajawane
Subject: Soeharto dan Anak-anaknya "Kowe Pancen Sing Bener, Ben!"

Soeharto dan Anak-anaknya
"Kowe Pancen Sing Bener, Ben!"
Oleh Kristanto Hartadi

JAKARTA-Ini sebuah kisah yang dituturkan oleh seorang mayor jenderal yang
kini masih aktif. Dia pernah sangat dekat dengan almarhum Jenderal (purn)
Leonardus Benny Moerdany, mantan Menhankam dan mantan Panglima ABRI, orang
paling kuat kedua di Republik Indonesia setelah Presiden Soeharto pada
periode 1983-1993.

Menurut jenderal itu, ketika Benny Moerdany sudah berada di puncak sakit
stroke yang dideritanya, Soeharto datang menjenguk mantan pembantu dekatnya
itu dan ada ucapan khusus yang disampaikan kepada Benny, dalam bahasa Jawa:
"Kowe pancen sing bener, Ben. Nek aku manut nasihatmu ora koyo ngene"
(memang kamu yang betul, Ben. Kalau saya menuruti nasehatmu mungkin keadaan
tidak seperti sekarang). Benny yang sudah sulit bicara karena sakitnya,
hanya menangis sesenggukan.

Menurut sumber itu, ucapan Soeharto itu diulang kembali di depan jenazah
ketika melayat LB Moerdani yang akhirnya meninggal dunia karena strokenya
itu pada 29 Agustus 2004.

  

 



[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke