original article KOMPAS.COM
http://www.kompas.com/read/xml/2008/10/03/10422462/quotsubprime.mortgagequot.dan.quotbailoutquot.selanjutnya.
..
original picture KOMPAS.COM/WISNUBRATA
http://www.kompas.com/data/photo/2008/10/03/104803p.jpg
/Home <http://www.kompas.com/index.php>/Bisnis &
Keuangan<http://www.kompas.com/index.php/bisniskeuangan>
/Fiskal & Moneter<http://www.kompas.com/index.php/bisniskeuangan/fiskalmoneter>
KRISIS EKONOMI GLOBAL
*"Subprime Mortgage" dan "Bailout": Selanjutnya...*

Jumat, 3 Oktober 2008 | 10:42 WIB

*DANDOSSI MATRAM*

Sungguh sulit dipercaya bahwa pembiayaan kredit properti yang tidak
hati-hati bisa meluluhlantakkan ekonomi negara adidaya semacam Amerika
Serikat. Seluruh lapisan masyarakat di Amerika dan dunia saat ini menyesali
investasi di surat utang subprime mortgage yang telah menyapu bersih modal
mereka.

Subprime mortgage (SM) merupakan kredit perumahan yang skema pinjamannya
telah dimodifikasi sehingga mempermudah kepemilikan rumah oleh orang miskin
yang sebenarnya tidak layak mendapat kredit. Tingkat bunga The Fed,
sepanjang tahun 2002-2004 yang hanya sekitar 1-1,75 persen, membuat bisnis
SM dan perumahan booming. Tingginya bunga pinjaman SM (pada saat bunga
deposito rendah) menarik investor kelas kakap dunia (bank, reksadana, dana
pensiun, asuransi) membeli surat utang yang diterbitkan perusahaan SM.

Ketika The Fed, mulai Juni 2004, bertahap menaikkan bunga hingga mencapai
5,25 persen pada Agustus 2007, kredit perumahan mulai bermasalah akibat
banyaknya nasabah yang gagal bayar. Dampaknya, banyak perusahaan penerbit SM
rugi besar karena nasabahnya gagal bayar dan perusahaan SM tidak mampu
membayar utang karena tidak dibayar nasabahnya. Terjadi banyak penyitaan
rumah (1 dari 10 rumah di Cleveland, AS, dalam kondisi tersita). Pasar
properti berubah menjadi seller market akibat banyak yang ingin menjual
propertinya sehingga harga properti turun 10 persen.

Investor institusi keuangan yang membeli surat utang SM rugi besar karena
surat utangnya hanya bernilai sekitar 20 persen. Akibatnya, harga saham atau
nilai aktiva bersih dari investor yang memiliki SM jatuh dan membuat
investor rugi besar.

*Butuh likuiditas*

Sialnya, kebutuhan likuiditas juga mendesak. Selain tiadanya capital gain
dan penerimaan cash inflow dari kupon bunga SM yang gagal bayar, juga ada
kebutuhan dana tunai karena sebagian investor yang mencairkan investasinya.
Parahnya, pada saat bersamaan semua pihak butuh likuiditas, yang berakibat
terjadinya credit crunch (kelangkaan likuiditas).

Akibatnya, untuk menutupi kebutuhan likuiditas, mayoritas investor terpaksa
menjual portofolionya, termasuk sahamnya, secara besar-besaran, di seluruh
dunia yang mengakibatkan terempasnya pasar modal dunia.

Akhirnya, Pemerintah Amerika Serikat (AS) turun tangan sepenuhnya mengatasi
masalah yang ditimbulkannya sendiri. Dana 700 miliar dollar AS, secara
bertahap, akan digelontorkan ke pasar untuk membeli surat utang SM yang
bermasalah, yang telah membuat ekonomi AS babak belur.

*"Bailout" dijegal*

Rencana bailout, walau telah mendapatkan keputusan Senat, ternyata terjegal
oleh keputusan House of Representative. Bursa global yang sudah bereaksi
positif saat rencana diajukan kembali terkapar. Khusus Wall Street, indeks
jatuh dengan angka yang ajaib. Indeks jatuh 777,7 point sebagai respons atas
penolakan bailout senilai 700 miliar dollar AS tersebut. Mengindikasikan
sedemikian parahnya krisis yang tengah terjadi di AS.

Saat ini, rencana bailout kedua segera diajukan kembali, dengan revisi
tambahan usulan kenaikan penjaminan deposan dari 100.000 dollar AS menjadi
250.000 dollar AS untuk menenangkan deposan yang panik. Serta membebaskan
Federal Deposit Insurance Corp meminjam tanpa batas kepada Departemen
Keuangan saat membutuhkan dana.

Pertanyaannya, bila bailout ini disetujui, apakah kita bisa berharap krisis
ekonomi global akan cepat pulih kembali? Ada baiknya kita lihat bagaimana
bailout ala Amerika Serikat ini dilakukan.

*"Bailout" untuk surat utang*

Bailout dilakukan dalam bentuk pemerintah akan membeli surat utang SM yang
macet, yang dipegang oleh investor—yang merupakan investor institusi
keuangan, seperti bank, reksadana, dana pensiun, dan asuransi. Harga
pembelian surat utang adalah harga pasar, yang saat ini jauh di bawah
nominal. Dana bailout diperoleh dari penerbitan surat utang pemerintah di
pasar uang. Setiap perusahaan yang menjual surat utang ke pemerintah terikat
ketentuan tentang pembatasan gaji top eksekutif.

Dengan skema bailout yang seperti ini, manfaat utama yang bisa terlihat
hanyalah berkurangnya tekanan penjualan portofolio, khususnya saham, secara
global karena nantinya, dengan bailout, kebutuhan likuiditas, selain dari
saham, bisa dipenuhi juga dari penjualan surat utang SM kepada pemerintah.

Namun, skema ini tidak akan mencegah kerugian yang diderita investor karena,
dengan prinsip akuntansi marked to market, kerugian tetap harus diakui dalam
pembukuan investor yang memiliki surat utang SM yang bermasalah. Kerugian
yang besar tetap berpotensi menggerus modal yang mengakibatkan insolvensi,
yang bermasalah pada ekuitas yang negatif bila tidak dilakukan injeksi modal
baru.

Investor sendiri diragukan akan bersedia menjual surat utang mereka ke
pemerintah dengan harga pasar. Mereka pasti akan berusaha keras mencari
alternatif pendanaan lainnya daripada merealisasikan kerugian yang sangat
besar dalam buku mereka.

Pemilik rumah tampaknya juga tidak mendapat manfaat banyak dari bailout ini
karena kewajiban cicilan dengan bunga pasar tetap berlaku. Keringanan paling
berbentuk kelonggaran dalam kriteria penyitaan oleh kreditor bila peminjam
tidak mampu membayar kewajibannya.

Perusahaan penerbit SM juga tidak diberikan perhatian dalam bailout ini.
Padahal, masalah utama krisis ini adalah nasabahnya yang gagal bayar, pasar
properti yang over supply, serta nilai properti yang anjlok sehingga mereka
tidak sanggup membayar kewajibannya kepada investor keuangan.

Skema bailout ini agak diragukan efektivitasnya dan manfaatnya bagi
pemulihan ekonomi Amerika Serikat. Bayangkan ketika investor bertahan tidak
menjual surat utangnya, atau pemilik rumah tetap tidak sanggup membayar
kewajibannya dan penerbit surat utang tidak sanggup membayar.

Skema bailout ini berbeda sekali dengan saat Pemerintah Indonesia
mem-bailout bank yang bermasalah. Saat itu, pemerintah mem-bailout dengan
cara mengambil alih kepemilikan saham bank yang bermasalah melalui
rekapitalisasi bank kemudian menjual sahamnya secara tender (yang sayangnya
penjualannya terlalu dini dengan harga murah dan berorientasi ke investor
asing).

*Hindari intervensi*

Kalau bailout ala AS, hanya untuk surat utang saja. Mungkin, prinsip
kapitalisme dan liberalisme membuat bailout kepemilikan (saham) oleh
pemerintah, yang bersifat intervensi, menjadi sesuatu yang dihindarkan di
Amerika Serikat. Padahal, Inggris dengan cepat menasionalisasikan bank kedua
terbesar di Inggris, Bradford & Bingley, juga Northern Rock's yang
bermasalah gara-gara subprime mortgage ini. Begitu pula dengan Fortis yang
sebagian sahamnya diambil alih Pemerintah Belgia dan Belanda.

Tidak heran, ketika proposal bailout ini disetujui Kongres pada hari Minggu,
pada perdagangan saham hari Seninnya, indeks global mengalami penurunan.
Bisa jadi penurunan tersebut merupakan respons negatif terhadap usulan
bailout yang memang tidak menyembuhkan penyakitnya secara tuntas.

Oleh karena itu, dengan skema bailout ini, janganlah kita terlalu berharap
bahwa bailout ini akan tuntas menyelesaikan krisis ekonomi Amerika Serikat
dan global dalam waktu 1-2 tahun ke depan.

Dampak terhadap Indonesia

Krisis SM sangat merugikan investor keuangan dunia yang juga berinvestasi di
pasar modal dan uang Indonesia. Pukulan terbesar memang di pasar modal
mengingat saham merupakan instrumen likuid, begitu pula deposito. Kebutuhan
likuiditas yang tinggi membuat mereka keluar dari pasar keuangan Indonesia.

Untuk surat utang negara (SUN), tekanan tidak terlalu parah karena merupakan
instrumen jangka panjang yang bebas risiko yang dimungkinkan "disekolahkan"
dalam bentuk REPO. Selain itu, pasar sekunder yang ada belum memungkinkan
investor asing keluar secara instan dalam jumlah besar.

Penerbitan SUN baru untuk sementara waktu akan terganggu dengan masih akan
absennya investor asing.

*Tidak terlalu terpengaruh*

Ekspor beberapa produk mungkin terganggu karena menurunnya permintaan.
Namun, dengan pertumbuhan pasar domestik yang pesat, bisa meminimalisasi
dampak penurunan pasar ekspor secara agregat. Dengan pasar domestik yang
kuat, pendanaan dalam negeri yang likuid, serta pertumbuhan ekonomi yang
terus tumbuh, seharusnya Indonesia tidak terlalu terpengaruh krisis yang
terjadi di Amerika Serikat. Bahkan, krisis ini sebenarnya merupakan peluang
Indonesia menyelinap lebih gesit.

Sejarah juga mencatat bahwa, pascakrisis moneter di Indonesia, setiap
terjadi krisis di Amerika Serikat (9/11, Enron, SM), Indonesia berada pada
posisi yang lebih baik atau malah diuntungkan. Buktinya, nilai kurs rupiah
dalam jangka panjang malah relatif stabil atau menguat.

*DANDOSSI MATRAM, Pengamat Pasar Modal*

*Artikel Terkait:*

   - Kehancuran Ekonomi Bisa
Dahsyat<http://www.kompas.com/read/xml/2008/10/03/09533884/kehancuran.ekonomi.bisa.dahsyat>
   - Keraguan akan Keampuhan Bailout Kandaskan Harga
Minyak<http://www.kompas.com/read/xml/2008/10/03/03553033/keraguan.akan.keampuhan.bailout.kandaskan.harga.minyak>
   - Senat AS Setujui Paket Dana Talangan Ekonomi
   
<http://www.kompas.com/read/xml/2008/10/02/09341143/senat.as.setujui.paket.dana.talangan.ekonomi....>
   - Ancaman Bush ke Kongres jika Bailout Tak
Diloloskan<http://www.kompas.com/read/xml/2008/09/30/20340018/ancaman.bush.ke.kongres.jika.bailout.tak.diloloskan>
   - Efek Domino: Bailout Ditolak, Saham Dunia
Terhentak<http://www.kompas.com/read/xml/2008/09/30/19011632/efek.domino.bailout.ditolak.saham.dunia.terhentak>




-----
save a tree.. please don't print this email unless you really need to


[Non-text portions of this message have been removed]


------------------------------------

=========================
Join Facebook AKI dimana Anda bisa ber social interactive sambil bermain games 
atau just have fun together. Compulsory bagi new members start 1 Jan 2008. 
http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045
=========================
Perhatian: Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. 
Anggota yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas.
=========================
Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua
http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
-------------------------
Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting 
sebelumnyaYahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:[EMAIL PROTECTED] 
    mailto:[EMAIL PROTECTED]

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke