Wawan Taufiq Nasich menulis:
posting Yanuar Rizky sebelumnya:
Ok, yang paling besar kan Jamsostek, mengelola dana
7,3 juta orang buruh..
Hasilnya hanya return JHT 8%.. hasil investigasi,
spreading performance-nya
dibawah rata-rata reksadana campuran (17%)... fee
broker aja bayar mahal..
Poltak Hotradero menulis:
Menurut saya, apa yang disebut sebagai penggorengan saham itu
sendiri modal utamanya adalah informasi asimetrik.
DP: Informasi asimetrik itu definisinya apa sih? Kalau berarti ada yg
memiliki informasi lebih yg bersifat non-public itu artinya insider
information.
--- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Yessy Peranginangin
[EMAIL PROTECTED] wrote:
Dear all,
Ingin menambahkan dua point:
1)
Sepertinya insentif untuk menjadi perusahaan public sangat kecil jika
dibandingkan biaya untuk compliance dengan aturan ketika menjadi
perusahaan
public.
Rekans,
Maaf kalo masih bersedia baca-baca the bad memory from the past.
Hanya utk peringatan aja, karena kita masih terbelit membayar semua
kesalahan itu sampe the next more years to come .
A3K
---
--- Dandossi Matram [EMAIL PROTECTED] mailto:dandossi%40gmail.com com
--- -Yanuar Rizky- [EMAIL PROTECTED] wrote:
Mas Yanuar, Saya akan komentari beberapa pint penting,
kebetulan saya sedang sibuk sekali dan hanya punya 1/2
jam sehari untuk buka2 milist,
point2 lain bisa menyusulk.
Liberalisasi haruslah dengan arah yang benar.. kalau
kita menganggap
Seandainya tidak dipotong pajak oleh customer, berarti penerimaan kan Rp10jt
+ Rp1jt? Berarti Rp11jt bukan? Berarti menurut saya:
Db. Bank 10jt
Db. VAT1 jt
Cr. Revenue 11 jt
Kalau hrg yg disepakati Rp10jt, namun customer memungut/memotong Rp1jt,
maka:
Db. Bank 9jt
Db. VAT 1jt
Cr.