Bung Oka, Dalam saat seperti ini, yaitu saat ekonomi sedang suram memang belanja sistem persenjataan dianjurkan oleh ekonom2 tertentu. Tetapi semua program yang tujuannya adalah memacu ekonomi perlu diperhatikan dari mula apakah program itu effektiv dari segi gunanya, biayanya dan effeknya untuk ekonomi nasional.
Dibawah saya cantumkan tuntutan di Pikiran Rakyat untuk transparansi belanja alutsista. Tulisan ini turun berhubung dengan kenaikan anggaran (Rp. 7 triliun) yang setahu saya lebih dari sepuluh kali dari permintaan TNI sendiri. Dulu produksi dalam negeri sendiri di koordinasi oleh BPIS. Setahu saya sekarang perusahaan2 BPIS sering di liwati dalam pemesanan proyek2 infrastruktur. Ini indikasi jauhnya jarak antara perusahaan2 ini dengan lembaga2 perencanaan. Malah ada keluhan bahwa sesungguhnya badan2 tertentu tidak punya program yang terarah. CN-235 jelas bisa dikembangkan untuk mengawasi perairan Indonesia. Dengan demikian penyelundupan BBM dan batubara, pencurian ikan maupun pelanggaran perbatasan bisa diatasi dengan effektiv. Kalau tekad untuk itu sudah ada, yang perlu dibangun adalah polisi perairan yang tangguh. Kalau ini terjadi kebocoran2 besar bisa ditutup dan biaya yang keluar jelas berguna dengan sebaiknya. Salam damai. KERUSAKAN ALUSISTA TNI Tuesday, 16 June 2009 10:31 Oleh: TOTOK SISWANTARA Masalah cuaca dan jumlah anggaran, mestinya tidak serta merta dijadikan kambing hitam penyebab kecelakaan beruntun alat utama sistem senjata (alutsista) TNI. Selama ini, penyebab sejati dari kecelakaan pesawat terbang dan helikopter yang dioperasikan TNI, tidak pernah diumumkan secara terbuka sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada rakyat. Ada kemungkinan, yang berkepentingan tidak mampu mengetahui penyebab pasti kecelakaan. Masalah cuaca dan gangguan yang ekstrim sekalipun, sebenarnya sudah diperhitungkan dalam mendesain alutsista. Baik melalui konsep desain maupun berbagai pengujian laboratorium dan uji lapangan. Berbagai macam uji dengan beban statik, dinamik, dan lingkungan operasi sudah tentu dilakukan dengan memakai standar militer yang sangat ketat. Dalam mengoperasikan alutsista seperti pesawat terbang, helikopter, kapal, tank, radar, dan perangkat teknologi informasi serta komunikasi versi militer, peran sumber daya manusia (SDM) yang menguasai aspek desain dan konsep desain terhadap alutsista sangatlah penting. Sekadar catatan, semua alutsista adalah produk teknologi yang mengandung kendala desain (design obstacle), yang terkait dengan persoalan desain. Celakanya, kendala tersebut bersifat "tersembunyi" sedemikian rupa, sehingga tidak bisa segera diamati atau dideteksi secara dini oleh perencana atau pembuatnya. Risiko semacam itu disebut dengan istilah risiko yang tersembunyi (hidden risk). Hingga produk itu dijual kepada pihak lain, risiko tersebut masih menempel. Jika pihak pembeli menguasai atau memahami aspek dan konsep desainnya, maka bisa mengatasi atau mengeleminasi risiko tersebut. Jika sebaliknya, maka risiko tersembunyi itu bisa menjadi malapetaka. Sebagai gambaran bahwa beberapa jenis pesawat terbang ternyata mempunyai kelemahan struktur akibat kesalahan desain. Pada beberapa kasus, ternyata ada initial crack (retakan) pada sistem struktur kerangka pesawat terbang (airframe structure), setelah pesawat terbang beroperasi selama kurun waktu tertentu. Kecelakaan beruntun alutsista di negeri ini, mestinya tidak menjadi polemik seru bahkan dipolitisasi di sana-sini. Solusi untuk mencegah kecelakaan dengan cara menambah anggaran tidak akan menyentuh akar persoalan yang sebenarnya. Untuk sampai akar persoalannya, dibutuhkan audit total atau audit investigasi. Yakni audit keuangan sekaligus audit teknologi. Sayangnya, audit teknologi yang selama ini dilakukan di Indonesia, masih semu atau sekadar formalitas untuk mendukung keputusan politik pemerintah. Tidak jarang audit teknologi yang dilakukan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) atau lembaga lainnya, hanya sebagai justifikasi (pembenar) kebijakan penguasa yang sedang ditentang publik secara luas. Audit semu semacam itu akan gagal menemukan sumber persoalan. Bukan hal yang mustahil, jika kecelakaan beruntun alutsista di negeri ini merupakan kerusakan berantai (chain of damage) atau berupa kegagalan berantai (chain of failure), yang bisa bersifat sangat fatal dan menyeluruh alias katastropik (catasthropic). Jika salah satu komponen aktif alutsista rusak, maka kerusakannya dengan segera akan menjalar ke seluruh sistem. Kerusakan mendadak dalam skala besar dan berlangsung dalam waktu yang sangat pendek itu, lazim disebut kerusakan katastropik. Negeri ini membutuhkan pemimpin yang berani bertindak tegas, dalam hal audit investigasi terhadap alutsista TNI. Tindakan tegas itu akan mencegah berbagai modus penyelewengan dalam hal pengadaan dan perawatan alutsista. Kasus kelam pembelian kapal bekas Jerman Timur, harusnya diusut tuntas dan tidak boleh terjadi lagi. Kasus itu masih menjadi perhatian Komisi I DPR RI. Komisi I menyatakan bahwa pemerintah Indonesia sekarang sebenarnya bisa menarik kembali dana 560 juta dolar AS atau sekitar Rp 6,7 triliun atas pembelian 39 kapal perang bekas dari Jerman pada 1992. Sekadar catatan, pemerintah RI dan Jerman mengadakan kontrak jual-beli 39 kapal perang bekas Angkatan Laut Jerman Timur. Kapal perang yang dibeli terdiri atas 16 jenis Parchim Corvettes, 14 jenis Frosch Troop Landing Ship Tanks (LSTs), dan 9 jenis Condor Penyapu Ranjau. Ternyata, semua kapal tersebut tidak bisa langsung dioperasikan oleh TNI AL, karena sudah terlalu tua dan spesifikasinya tidak cocok untuk memperkuat kekuatan maritim di Indonesia dan kapal-kapal itu didesain bukan untuk perairan yang beriklim tropis. Kasus yang tidak kalah menyedihkan adalah pembelian kendaraan tempur jenis tank Scorpion. Tank Scorpion yang dibeli kelewat mahal itu, pada kenyataannya tidak mampu dioperasikan secara optimal sehingga dalam operasionalnya mengalami kanibalisme komponen. Kasus lain yang mestinya tidak boleh terjadi adalah kontrak (purchase contract), untuk helikopter TNI kepada Singapore Technologies Aerospace LTD lewat kredit ekspor yang merugikan. Anehnya, tidak jarang Singapore Technologies Aerospace kemudian melakukan subkontrak lagi kepada perusahaan di Indonesia, dengan nilai yang lebih murah. Audit investigasi terhadap alutsista TNI seperti yang diserukan BPK, mestinya bisa dilaksanakan agar akar persoalan menjadi jelas dan tidak menjadi "hantu" yang terus bergentayangan. Audit juga harus bisa menggambarkan anatomi dan modus mark up yang selama ini diduga kuat terjadi. Sebetulnya, tidak terlalu susah menggambarkan secara gamblang anatomi mark up anggaran belanja serta perawatan alutsista TNI. Entry point-nya adalah dengan memeriksa dokumen-dokumen kontrak, kemudian menunjuk tim independen untuk menelusuri skema pembiayaan, pasal-pasal kewajiban serta entitas harga-harga di pasaran. Penulis: pengkaji transformasi teknologi dan infrastruktur Sumber: Harian Pikiran Rakyat, Selasa 16 Juni 2009 oka widana schrieb: > Dari forum derivatif AKI, kebetulan artikel dibawah mengait2kan kita, para > ekonom/ahli keuangan dengan perlambatan industri strategis. > > Saya kira view dibawah, cukup mewakili kawan2 bidang teknis. Jadi menarik > untuk didiskusikan jum'at pagi, sambil nongkrong di starbuck... > > Satu hal yg rupanya kawan insinyur bidang teknis yg kurang pahami, bahwa > sebenarnya view ekonom/ahli keuangan mengenai industri strategis sangat > beragam. Saya percaya, bahwa dikalangan insinyur pun pendapat mengenai > perihal ini, bervariasi pula. Apapun keputusan terkait industri strategis > Indonesia dimasa lalu, adalah keputusan politik. Kalopun, ada beberapa ekonom > yg pendapatnya dijadikan dasar pengambilan keputusan, tetap yg bertanggung > jawab adalah para politikus dipemerintahan. > > Salam, > > Oka Widana > ------Original Message------ > From: Ismed Hasibuan > Sender: aki-pojo...@yahoogroups.com > To: aki-pojo...@yahoogroups.com > Cc: brama_kumbara2...@yahoo.com > Cc: rpriya...@yahoo.com > Cc: muslim_bintarojaya_...@yahoogroups.com > ReplyTo: aki-pojo...@yahoogroups.com > Subject: [AKI-OOT] OOT: Roket RX-420 & CN-235 Militer: Getarkan Australia, > Singapura, Malaysia > Sent: Jul 24, 2009 7:35 AM > > FYI > > > From: ia-...@yahoogroups. com Roket RX-420 & CN-235 Militer: Getarkan > Australia, Singapura, Malaysia Oleh Cardiyan HIS Momentum ini harus dijaga > terus dan ditingkatkan sebagai kebanggaan atas kemampuan teknologi sendiri. > Jangan sampai karya insinyur Indonesia ini dijegal justru oleh orang > Indonesia sendiri (biasa) para ekonom-ekonom Pemerintah yang sering > menganggap karya bangsa sendiri sebagai terlalu mahal dan hanya buang-buang > uang saja untuk riset ....! Inilah musuh yang sebenarnya. Waspadailah > kawan-kawan insinyur Indonesia. Meski sudah berlangsung 2 pekan yang lalu, > peluncuran roket RX-420 Lapan ternyata masih jadi buah bibir. Anehnya bukan > jadi buah bibir di Indonesia yang lebih senang ceritera Pilpres, tetapi di > Australia, Singapura dan tentu saja di negara tetangga yang suka siksa TKI > dan muter-muterin Ambalat yakni Malaysia. Seperti diketahui roket RX-420 ini > menggunakan propelan yang dapat memberikan daya dorong lebih besar sehingga > mencapai 4 kali kecepatan suara. Hal itu membuat daya jelajahnya mencapai 100 > km. Bahkan bisa mencapai 190 km bila struktur roket bisa dibuat lebih ringan. > Yang punya nilai tambah tinggi ini adalah 100% hasil karya anak bangsa, para > insinyur Indonesia. Begitu pula semua komponen roket-roket balistik dan > kendali dikembangkan sendiri di dalam negeri, termasuk software. Hanya > komponen subsistem mikroprosesor yang masih diimpor. Anggaran yang > dikeluarkan untuk peluncurannya pun "cuma" Rp 1 milyar. Kalah jauh dengan > yang dikorupsi para anggota DPR untuk traveller checks pemenangan Miranda > Gultom sebagai Deputi Senior Gubernur BI yang lebih dari Rp. 50 milyar. > Apalagi kalau dibandingkan dengan korupsi BLBI yang lebih dari Rp. 700 > trilyun. Mengapa malah menjadi buah bibir di Australia, Singapura dan > Malaysia? Karena keberhasilan peluncuran roket Indonesia ini ke depan akan > membawa Indonesia mampu mendorong dan mengantarkan satelit Indonesia bernama > Nano Satellite sejauh 3.600 km ke angkasa. Satelit Indonesia ini nanti akan > berada pada ketinggian 300 km dan kecepatan 7,8 km per detik. Bila ini > terlaksana Indonesia akan menjadi negara yang bisa menerbangkan satelit > sendiri dengan produk buatan sendiri. Indonesia dengan demikian akan masuk > member "Asian Satellite Club" bersama Cina, Korea Utara, India dan Iran. Nah > kekhawatiran Australia, Singapura dan Malaysia ini masuk akal, bukan? Kalau > saja Indonesia mampu mendorong satelit sampai 3.600 km untuk keperluan damai > atau keperluan macam-macam tergantung kesepakatan rakyat Indonesia. Maka > otomatis pekerjaan ecek-ecek bagi Indonesia untuk mampu meluncurkan roket > sejauh 190 km untuk keperluan militer bakal sangat mengancam mereka sekarang > ini pun juga!!! Kalau tempat peluncurannya ditempatkan di Batam atau Bintan, > maka Singapura dan Malaysia Barat sudah gemetaran bakal kena roket Indonesia. > Dan kalau ditempatkan di sepanjang perbatasan Kalimantan Indonesia dengan > Malaysia Timur, maka si OKB Malaysia tak akan pernah berpikir ngerampok > Ambalat. Akan hal Australia, mereka ada rasa takutnya juga. Bahwa mitos ada > musuh dari utara yakni Indonesia itu memang bukan sekedar mitos tetapi > sungguh ancaman nyata di masa depan dekat. CN 235 Versi Militer Rupanya > Australia, Singapura dan Malaysia sudah lama "nyaho" kehebatan > insinyur-insinyur Indonesia. Buktinya? Tidak hanya gentar dengan roket RX-420 > Lapan tetapi mereka sekarang sedang mencermati pengembangan lebih jauh dari > CN235 versi Militer buatan PT. DI. Juga mencermati perkembangan PT. PAL yang > sudah siap dan mampu membuat kapal selam asal dapat kepercayaan penuh dan > dukungan dana dari pemerintah. Kalau para ekonom Indonesia antek-antek World > Bank dan IMF menyebut pesawat-pesawat buatan PT. DI ini terlalu mahal dan > menyedot investasi terlalu banyak ("cuma" Rp. 30 trilun untuk infrastruktur > total, SDM dan lain-lain) dan hanya jadi mainannya BJ Habibie. Tetapi mengapa > Korea Selatan dan Turki mengaguminya setengah mati? Turki dan Korsel adalah > pemakai setia CN 235 terutama versi militer sebagai yang terbaik di kelasnya. > Inovasi 40 insinyur-insinyur Indonesia pada CN 235 versi militer ini adalah > penambahan persenjataan lengkap seperti rudal dan teknologi radar yang dapat > mendeteksi dan melumpuhkan kapal selam. Jadi kalau mengawal Ambalat cukup > ditambah satu saja CN235 versi militer (disamping armada TNI AL dan pasukan > Marinir yang ada) untuk mengusir kapal selam dan kapal perang Malaysia > lainnya. Nah, jadi musuh yang sebenarnya ada di Indonesia sendiri. Yakni > watak orang Indonesia yang tidak mau melihat orang Indonesia sendiri > berhasil. Karya insinyur-insinyur Indonesia yang hebat dalam membuat > alutsista dibilangin orang Indonesia sendiri terutama para ekonom pro Amerika > Serikat dan Eropa: "Mending beli langsung dari Amerika Serikat dan Eropa > karena harganya lebih murah". Mereka tidak berpikir jauh ke depan bagaimana > Indonesia akan terus tergantung di bidang teknologi, Indonesia hanya akan > menjadi konsumen teknologi dengan membayarnya sangat mahal terus menerus > sampai kiamat tiba. Kalau ada kekurangan yang terjadi dengan industri karya > bangsa sendiri, harus dinilai lebih fair dan segera diperbaiki bersama-sama. > Misalnya para ahli pemasaran atau sarjana-sarjana ekonomi harus > diikutsertakan dalam team work. Sehingga insinyur-insinyur itu tidak hanya > pinter produksi sebuah pesawat tetapi setidaknya tahu bagaimana menjual > sebuah pesawat itu berbeda dengan menjual sebuah Honda Jazz. Kalau ada > kendala dalam pengadaan Kredit Ekspor sebagai salah satu bentuk pembayaran, > tolong dipecahkan dan didukung oleh dunia perbankan, agar jualan produk > sendiri bisa optimal karena akan menarik bagi calon pembeli asing yang tak > bisa bayar cash. [Non-text portions of this message have been removed] > > Powered by Telkomsel BlackBerry® > > ------ ------------------------------------ ========================= Join Facebook AKI dimana Anda bisa ber social interactive sambil bermain games atau just have fun together. Compulsory bagi new members start 1 Jan 2008. http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045 ========================= Perhatian: Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas. ========================= Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com ------------------------- Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnyaYahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/ <*> Your email settings: Individual Email | Traditional <*> To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join (Yahoo! ID required) <*> To change settings via email: mailto:ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com mailto:ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/