[Keuangan] Lima Alasan Kenapa Century Berdampak Sistemik

2009-12-10 Terurut Topik Infobank infobanknews.com
Lima Alasan Kenapa Century Berdampak Sistemik

http://www.infobanknews.com/index.php?mib=mib_news.detailid=960

Tanggal: 10 Desember 2009

Sumber: infobanknews.com

Jangan sampai, politisasi terhadap penyehatan bank akan
membuat pengambil keputusan takut mengambil keputusan jika ada bank
yang ukurannya lebih besar mengalami kegagalan. Biro Riset Infobank


 
Kasus Bank Century menimbulkan pertanyaan apakah berdampak sistemik
atau tidak jika diputuskan untuk ditutup pada November 2008 lalu? 
 
Kita lihat dampak pertama, yaitu kondisi sistem pembayaran.
Sistem pembayaran boleh jadi berjalan normal, namun dengan gejala
segmentasi di pasar uang antarbank (PUAB) yang makin meluas. 
 
Bukan hanya itu. Terdapat potensi kerentanan apabila terjadi flight to quality 
atau capital outflow yang mengakibatkan bank-bank menengah-kecil akan mengalami 
kesulitan likuditas. 
 
Bahkan, terdapat 18 bank yang berpotensi mengalami kesulitan
likuiditas bila hal tersebut terjadi. Di sisi lain, ada lima bank yang
memiliki karakteristik mirip Bank Century diduga akan mengalami
kesulitan likuiditas.
 
Kepanikan seperti itu membuat bank-bank cenderung menahan
likuiditas, baik rupiah maupun valuta asing (valas), untuk keperluan
likuiditasnya masing-masing. 
 
Kondisi seperti ini akan membahayakan bank-bank yang tidak memiliki kekuatan 
likuiditas yang cukup. 
 
Lebih mengerikan lagi, jika kemudian muncul rumor atau berita negatif mengenai 
kegagalan bank dalam settlement kliring/real time gross settlement (RTGS), hal 
ini akan dengan cepat memicu terjadinya kepanikan di kalangan masyarakat dan 
berpotensi menimbulkan bank run. 





Disebut-sebut, dari 23 bank tersebut ada Rp30 triliun yang
berpotensi fligt to quality. Dari jumlah itu, ada sekitar Rp18 triliun
yang akan menjadi beban LPS jika dilakukan penutupan. 
 
Kedua, dampak terhadap pasar keuangan. Ketika itu, situasi pasar keuangan masih 
relatif labil dalam menyerap berita-berita negatif. 
 
Waktu itu terdapat potensi sentimen negatif di pasar keuangan,
terutama dalam kondisi pasar yang sangat rentan terhadap berita-berita
yang dapat merusak kepercayaan terhadap pasar keuangan.
 
Ketiga, dampak kepercayaan publik atau psikologis pasar.
Penutupan bank dapat menambah ketidakpastian pada pasar domestik dan
diyakini dapat berakibat fatal pada psikologi pasar yang sedang
sensitif. 
 
Pada waktu itu rumor kalah kliring dan situasi rawan fligt to quality sedang 
terjadi dengan isu-isu bank kekurangan likuiditas dan negera-negara tetangga 
menerapkan kebijkan penjaminan 100%. 
 
Psikologi pasar inilah yang bisa memorak-porandakan sistem keuangan, kendati 
bank tersebut berukuran kecil.
 
Keempat, berdampak pada bank lain. Jujur, harus diakui,
jika dilihat dari peran bank memang tidak signifikan dalam hal
fungsinya sebagai lembaga intermediasi atau pemberian kredit, ukuran
bank, substitutability, dan keterkaitan dengan bank atau lembaga keuangan lain. 
 
Namun, dari sisi jumlah nasabah dan jaringan kantor cabang, bank ini
termasuk memiliki jumlah nasabah yang cukup besar (65.000 nasabah) dan
jaringan cukup luas di seluruh Indonesia dengan 65 kantor. 
 
Itu artinya, dalam kondisi pasar yang normal, jika bank ini ditutup,
diperkirakan relatif tidak akan menimbulkan dampak sistemik bagi bank
lain. 
 
Namun, dalam kondisi pasar yang saat itu cenderung rentan terhadap 
berita-berita negatif, penutupan bank berpotensi menimbulkan contagion effect 
berupa upaya rush terhadap bank-bank lain, terutama peer banks atau bank yang 
lebih kecil.
 
Situasinya ketika itu sedang terjadi penurunan kepercayaan
masyarakat akibat psikologi pasar yang tidak menentu. Bahkan, akan
menimbulkan kekacauan yang lebih besar dan dapat menyeret bank-bank
lain.
 
Kelima, kondisi sektor riil dan sistem keuangan. Saat itu,
menurut data-data, kondisi sistem keuangan mengalami tekanan sejalan
dengan kondisi ekonomi dan keuangan global yang terus memburuk. 
 
Hal yang sama juga terjadinya penurunan cadangan devisa dan tekanan
terhadap nilai tukar rupiah. Namun, karena perannya pada pemberian
kredit terhadap sektor riil tidak signifikan, kegagalan bank ini
memiliki dampak yang relatif terbatas terhadap sektor riil
 
Nah, jika memperhatikan kenyataan pada November 2008, permasalahan
yang terjadi pada Bank Century berpotensi menimbulkan dampak sistemik,
terutama melalui jalur psikologi pasar, sistem pembayaran, dan pasar
keuangan. Psikologi pasar bisa merembet ke bank-bank yang lebih besar
sehingga menimbulkan kekacauan (rush). 
 
Itu artinya, kondisi saat pengambilalihan perlu diperhatikan. Tidak
bisa dilihat dari kacamata sekarang ini. Hanya, sialnya, dalam situasi
yang sistemik dengan psikologi pasar yang tak menentu, celakanya
terjadi pada Bank Century, yang sebelum diambil alih dikelola dengan
penuh moral hazard. 
 
Penulis yakin, hal yang sama juga akan dilakukan jika terjadi pada
bank lain karena memang situasi pada setahun lalu sangat rawan rush.
Psikologi masyarakat sangat rentan akan terjadinya bank run. 
 

[Keuangan] Keprihatinan dalam pengambilan kebijakan Bank Century

2009-12-10 Terurut Topik dyahanggitasari
Oleh H Halide, Guru Besar emeritus (Media Indonesia)


 Bailout Bank Century dan Akibatnya
Selasa, 01 Desember 2009 00:01 WIB  0 Komentar


Perhatian publik kini tertuju ke kasus Bank Century. Publik tidak hanya 
menunggu kiprah Dewan Perwakilan Rakyat untuk menguak misteri kasus Bank 
Century lewat hak angket, tetapi juga menunggu akankah kasus tersebut bisa 
dituntaskan. Hal itu penting mengingat kasus itu telah melibatkan sejumlah 
petinggi negara, bahkan sudah mengakibatkan fragmentasi antarlembaga negara. 
Sebagai guru besar emeritus yang telah masuk usia tujuh puluhan (club of 
seventies), saya sangat prihatin terhadap pengambil kebijakan negara dewasa 
ini. Seyogianya mereka harus tahu bagaimana proses pengelolaan negara yang 
fokusnya adalah kesejahteraan dan kepentingan rakyat banyak: adil dan makmur. 
Sebagai pengambil keputusan (decision maker) mereka kadang tidak konsisten dan 
keputusannya lebih banyak ditentukan oleh faktor intuisi yang subjektif. 
Padahal bila suatu keputusan dilandasi oleh pengalaman dan fakta, ia akan 
menjadi lebih objektif apalagi bila dibantu oleh statistical techniques yang 
sekarang ini makin canggih.
Hasil kajian Tim Pencari Fakta bentukan presiden dan hasil investigasi Badan 
Pemeriksa Keuangan (BPK) menunjukkan beberapa 'kejanggalan' pada proses 
keputusan bailout Bank Century. Dasar keputusannya Bank Century adalah bank 
gagal yang dapat menimbulkan dampak sistemik sehingga menyebabkan instabilitas 
sistem keuangan nasional dan memerlukan penalangan. Pertanyaannya: apa benar? 
Bank hasil akuisisi dan merger dari Bank Danpac, CIC, dan Pikko dengan nasabah 
sebanyak 65.000 orang apakah dapat menimbulkan instabilitas keuangan nasional? 
Kalaupun terjadi rush, rush ini tentu disebabkan oleh nasabah bank itu sendiri. 
Logikanya, risiko ditanggung sendiri. Apalagi kerugian yang diderita adalah 
akibat pelanggaran dan mismanagement pengurus dan pemegang saham. Walaupun 
demikian, BI (Bank Indonesia) sebagai lender of the last resort harus mencari 
upaya lebih dahulu.


Yang lemah selama ini adalah 'pengawasan BI' antara lain (a) mengapa bank 
Century tidak dimasukkan ke pengawasan khusus 2005-2008 padahal CAR-nya 
-132,5%; (b) sewaktu ada pelanggaran BMPK, kenapa BI tidak memberi sanksi 
pidana bahkan ia malah memberi keringanan sanksi denda atas pelanggaran posisi 
denda neto. Apa sumbangsih mereka pada perekonomian nasional sehingga mendapat 
perlakuan khusus? BI seharusnya belajar atas kebijakan BLBI sebesar ± Rp650 
triliun yang belum terselesaikan hingga kini, bahkan BPPN pun tidak berhasil.


Apa bank ini memiliki peran penting dan strategis sehingga tim KSSK (BI, 
Departemen Keuangan, Lembaga Penjamin Simpanan) yang mengadakan rapat secara 
intensif pada 13, 14, 17, dan 18 November dan bahkan pada 20 November melakukan 
rapat hingga pukul 05.30 WIB dan meminta LPS mengucurkan dana sebelum 21 
November seolah-olah terjadi keadaan darurat karena terjadi krisis keuangan 
nasional? 


Apa kita tidak prihatin pada peristiwa Syahril Sabirin dan Burhanuddin Abdullah 
akibat kebijakan yang mereka tempuh? 



Re: [Keuangan] Century Bailout Higher than Presumed

2009-12-10 Terurut Topik Poltak Hotradero
At 11:36 AM 12/10/2009, you wrote:

O iya saya hampir lupa bilang bahwa KALAU Bank Century ditutup maka 
biaya yang harus dikeluarkan untuk menalangi uang nasabah + 
administrasi menutup kantor dan mem-PHK pegawai dan lain-lain -- akan 
memakan biaya sebesar Rp. 5,5 Trilyun.

Jadi pertimbangannya begini:

- DITUTUP   :  LPS keluar biaya Rp. 5,5 Trilyun.  Tidak ada 
perolehan asset apa-apa.

- DIBAILOUT :  LPS keluar biaya Rp. 6,7 Trilyun.  Dapat bank yang 
sudah bersih dan sehat dengan CAR 8% dan sudah bisa mencetak laba, 
bebas pajak badan hingga 5 tahun, dan sudah bisa dijual LPS dalam 4 
tahun ke depan.  Bank Mutiara (d/h Bank Century) saat ini memiliki 
Book Value Rp. 600 Milyar dan Laba Tahunan kira-kira Rp. 200+ Milyar 
yang tidak perlu dikeluarkan sebagai dividen dan akan diplow back 
dalam posisi equity.

Saya kira secara kalkulasi bisnis, kesimpulannya sudah cukup jelas.



http://english.kompas.com/read/xml/2009/12/10/1113085/Century.Bailout.Highehttp://english.kompas.com/read/xml/2009/12/10/1113085/Century.Bailout.Highe
r.than.Presumed /

Saya bodoh jadi bingung, LPS bilang dengan menyuntik Rp 6,7 T, sebenarnya
LPS melakukan penghematan. Saya bodoh karena gagal memahami, bahwa diawal
Bank Century konon hanya butuh injeksi Rp. 600 M, tetapi terus membengkak
menjadi Rp, 6,7 T, tetapi tetap diaggap sebagai penghematan karena yang
dibutuhkan sebenarnya Rp. 7,3T?

http://english.kompas.com/read/xml/2009/12/10/1113085/Century.Bailout.Higherhttp://english.kompas.com/read/xml/2009/12/10/1113085/Century.Bailout.Higher
.than.Presumed

http://www.kontan.co.id/http://www.kontan.co.id/
http://www.kompas.com/data/photo/logo/logo_kontan.gif

Thursday, 10 December 2009 | 11:13 AM

JAKARTA, KOMPAS.com - The Deposit Insurance Agency (LPS) claimed that the
temporary capital funding for PT Bank Century Tbk. was Rp. 6.7 trillion,
which was lower than what the bank actually needed.



Re: [Keuangan] Sistemik Versi BPK atau BI yang Benar?

2009-12-10 Terurut Topik si Nung
On 10 Dec 2009 at 19:48, Wong Cilik wrote:

 yang nebelas juga mulainya satu demi satu pak...

1 November 1997 Likuidasi serempak terhadap 16 bank

ref:
http://www.tempo.co.id/ang/min/02/36/utama3.htm
http://www.mail-archive.com/forum-pembaca-kom...@yahoogroups.com/msg31415.html

 2009/12/10 si Nung sinung4mi...@yahoo.com.sg
 
  On 10 Dec 2009 at 15:00, Poltak Hotradero wrote:
 
  
   Berbagai kesimpulan inilah yang dibantah keras
   oleh Darmin dan Sri Mulyani. Dalam tanggapannya
   ke BPK, BI menegaskan ditambahkannya aspek
   psikologi pasar mengacu pada pengalaman krisis
   1997/1998. Saat itu, penutupan 16 bank yang
   pangsa pasarnya hanya 2,3 persen dari total aset
   perbankan,
   ternyata mengakibatkan dampak berantai yang
   memicu krisis perbankan.
 
  apa apple to apple
 
  membndingkan penutupan 1 bank dengan 16 bank ?
 
  tia
 
  sinung
 





/*-sig-

http://www.radarjogja.co.id/berita/internasional/5218-pseudo-democracy-demokrasi-kedoknya-demokrator-muaranya.html

http://www.republika.co.id/koran/14/60867/Hari_Jilbab_Dunia_Mengenang_wafatnya_Sahidah_Pembela_Jilbab

-sig-*/








Re: [Keuangan] Lima Alasan Kenapa Century Berdampak Sistemik

2009-12-10 Terurut Topik si Nung
On 10 Dec 2009 at 1:09, Infobank infobanknews.com wrote:

 
 Namun, dari sisi jumlah nasabah dan jaringan
 kantor cabang, bank ini termasuk memiliki jumlah
 nasabah yang cukup besar (65.000 nasabah) dan
 jaringan cukup luas di seluruh Indonesia 
 dengan  65 kantor.   

nasabah dapat diartikan nasabah DPK (kreditur) dan nasabah debitur

65000 nasabah dibagi 65 kantor
rata-rata 1000 nasabah per kantor ?

dari total 65000 nasabah,
apa berarti sama dengan 65000 rekening DPK ?
atau jumlah nomor rekeningnya lebih dari 65000 ?

katakanlah ada 65000 nomor rekening DPK,
bagaimana struktur nominal per cluster saldo debetnya,
(data distribusi simpanan)

0. [saldonihil] s/d [saldo rekening pasif]
1. [saldo rekening pasif] s/d 100 Jt   
2.  100 Jt s/d 200 Jt
3.  200 Jt s/d 1 M
4.  1 M s/d 2 M
5.  2 M s/d 5 M 
6.  5 M   

tia

sinung

ref :
http://www.lps.go.id/v2/home.php?link=newsnews_id=76
http://www.lps.go.id/v2/home.php?link=publikasitp=Data%20Distribusi%20Simpanan
http://www.tempo.co.id/hg/ekbis/2004/04/25/brk,20040425-13,id.html





/*-sig-

http://www.radarjogja.co.id/berita/internasional/5218-pseudo-democracy-dem
okrasi-kedoknya-demokrator-muaranya.html

http://www.republika.co.id/koran/14/60867/Hari_Jilbab_Dunia_Mengenang_wafa
tnya_Sahidah_Pembela_Jilbab

-sig-*/





On 10 Dec 2009 at 1:09, Infobank infobanknews.com wrote:

 
 Namun, dari sisi jumlah nasabah dan jaringan
 kantor cabang, bank ini termasuk memiliki jumlah
 nasabah yang cukup besar (65.000 nasabah) dan
 jaringan cukup luas di seluruh Indonesia 
 dengan  65 kantor.   

nasabah dapat diartikan nasabah DPK (kreditur) dan nasabah debitur

65000 nasabah dibagi 65 kantor
rata-rata 1000 nasabah per kantor ?

dari total 65000 nasabah,
apa berarti sama dengan 65000 rekening DPK ?
atau jumlah nomor rekeningnya lebih dari 65000 ?

katakanlah ada 65000 nomor rekening DPK,
bagaimana struktur nominal per cluster saldo debetnya,
(data distribusi simpanan)

0. 0 s/d [saldo rekening pasif]
1. [saldo rekening pasif]s/d 100 Jt   
2.  100 Jt s/d 200 Jt
3.  200 Jt s/d 1 M
4.  1 M s/d 2 M
5.  2 M s/d 5 M 
6.  5 M   

tia

sinung

ref :
http://www.lps.go.id/v2/home.php?link=newsnews_id=76
http://www.lps.go.id/v2/home.php?link=publikasitp=Data%20Distribusi%20Sim
panan






/*-sig-

http://www.radarjogja.co.id/berita/internasional/5218-pseudo-democracy-dem
okrasi-kedoknya-demokrator-muaranya.html

http://www.republika.co.id/koran/14/60867/Hari_Jilbab_Dunia_Mengenang_wafa
tnya_Sahidah_Pembela_Jilbab

-sig-*/









[Keuangan] Waduh, Investor Ternyata Hindari Indonesia

2009-12-10 Terurut Topik anton ms wardhana
kalau investor (asing) menghindari indonesia, padahal menurut berita di
kontan investasi adalah kunci kemajuan ekonomi, maka apakah itu artinya
ekonomi indonesia ngga bakal maju ?
apakah sesimpel itu, masalah dan kesimpulannya ?

*BR, ari.ams*

artikel asli:
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/xml/2009/12/09/05154697/waduh.investor.ternyata.hindari.indonesia
/Home/Bisnis  Keuangan/Ekonomi
Waduh, Investor Ternyata Hindari Indonesia

RABU, 9 DESEMBER 2009 | 05:15 WIB



*JAKARTA, KOMPAS.com *- Uni Eropa meluncurkan hasil studi yang mengungkapkan
hambatan- hambatan sekaligus peluang dalam peningkatan hubungan ekonomi
UE-Indonesia. Untuk meningkatkan relasi ekonomi, UE akan menghibahkan 30
juta euro untuk Indonesia.

Demikian terungkap dalam jumpa pers dengan Duta Besar/Kepala Delegasi Uni
Eropa, Julian Wilson di Jakarta, Selasa (8/12). Ketua Kamar Dagang Eropa
(EuroCham) Clifford D Rees dan Wakil Ketua Kadin Chris Kanter juga hadir
dalam kesempatan itu.

Hasil kajian tersebut menyimpulkan bahwa hambatan dalam perluasan hubungan
perdagangan EU-Indonesia, antara lain, kurangnya fasilitas penunjang
perdagangan. Hal ini antara lain terlihat dari lambatnya sistem administrasi
di Bea dan Cukai.

Indonesia juga memiliki sistem tarif yang tidak menentu dan berpotensi
membawa ketidakpastian. Masalah lain adalah standar dan regulasi teknis yang
belum memenuhi standar internasional.

Aturan-aturan dari pemerintah juga tidak jelas. Ini belum bicara tentang
infrastruktur di Indonesia yang lemah, yang justru amat perlu untuk
menunjang perkembangan perdagangan.

Investor asing sebelumnya juga mengeluhkan aliran listrik yang sering
hidup-mati. Pelabuhan-pelabuhan di Indonesia juga tergolong ketinggalan jika
dibandingkan dengan pelabuhan di negara tetangga yang sudah berstandar
internasional.

Sejumlah jaringan jalan di Indonesia berada dalam kondisi berlubang-lubang,
demikian pula akses ke pelabuhan yang sarat dengan jejalan angkutan peti
kemas.

Masalah lain adalah pembatasan peran investor asing untuk berbisnis di
sektor tertentu. Ada juga masalah pengontrolan atas impor komoditas
tertentu.

*Bisa diubah*

”Berbagai kendala itu barangkali bisa menjelaskan mengapa Eropa justru
memiliki hubungan dagang dan perdagangan yang lebih besar dengan
negara-negara tetangga Indonesia,” kata Wilson.

Situasi itu bisa diubah. ”Masalah Uni Eropa tetap melihat prospek Indonesia
ke depan, apalagi jika Indonesia bersedia melakukan reformasi dalam aturan
main bisnis dan bersedia memperbaiki iklim investasi. Ini diperlukan untuk
memperdalam basis perdagangan, jasa, dan Investasi antara UE dan Indonesia,”
kata Wilson.

Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu dalam kesempatan tersebut mengatakan,
”Pemerintah akan memfokuskan upaya menyelesaikan isu-isu yang ada serta
hambatan-hambatan.”

Sementara itu, Chris Kanter mengatakan, eksportir belum sepenuhnya mengkaji
apa sebenarnya hambatan-hambatan yang merintangi kemajuan perdagangan EU dan
Indonesia.

Clifford D Rees mengatakan, dengan adanya banyak dialog dan pertemuan di
antara kedua pihak akan dapat memberikan informasi lebih banyak kepada para
investor di Eropa yang terkadang merasa kekurangan informasi mengenai
Indonesia.

*Mitra dagang*

UE adalah mitra dagang Indonesia terbesar keempat. Nilai perdagangan kedua
pihak sebesar 20 miliar euro pada tahun 2008 atau 10 persen dari jumlah
perdagangan eksternal Indonesia.

Untuk produk nonmigas, EU adalah mitra dagang kedua terbesar setelah Jepang.
Porsinya mencapai 13 persen dari total ekspor nonmigas Indonesia pada tahun
2008. EU juga merupakan sumber investasi asing langsung terbesar ketiga di
Indonesia.

Untuk meningkatkan hubungan ekonomi dengan Indonesia, UE akan memberi hibah
30 juta euro untuk empat tahun mendatang kepada Indonesia. Sebesar 15 juta
euro akan dialokasikan untuk meningkatkan kemampuan ekspor Indonesia dalam
mengakses pasar UE dan pasar penting lainnya. Pendanaan ini akan membiayai
peningkatan kapasitas Indonesia soal standar-standar kebersihan, teknis dan
lainnya.

”Sebanyak 15 juta euro lagi akan digunakan untuk memfasilitasi kerja sama
UE-Indonesia agar bisa mendukung proses reformasi ekonomi yang
berkesinambungan di Indonesia,” ujar Wilson.

UE juga ingin agar Indonesia meningkatkan transparansi serta memperbaiki
peraturan soal kekayaan intelektual, ilmu pengetahuan dan teknologi. *(JOE)*


*Editor: tof*

*Sumber : Kompas Cetak*

*
artikel media lain yang setipe*
okezone
http://economy.okezone.com/read/2009/12/09/20/283535/kepercayaan-investor-di-ri-memudar
kontan
http://www.kontan.co.id/index.php/nasional/news/26514/Boediono-Investasi-Kunci-Kemajuan-Ekonomi
-- 

-
save a tree.. please don't print this email unless you really need to


[Non-text portions of this message have been removed]





=
Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com 
-
Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join 

Re: [Keuangan] Sistemik Versi BPK atau BI yang Benar?

2009-12-10 Terurut Topik Wong Cilik
Yup, 16 bank dilikuidasi serempak karena desakan IMF (kulminasi). Sebelumnya
ada PROSES bantuan KLBI maupun rumor-rumor kongkalikong Bank-bank yang
'dekat' dengan penguasa (baik pelanggaran BMPK, sampai juga KLBI yang
gara-gara valas). Siapa yang berani jamin bahwa penutupan satu CIC di tahun
2008 tidak akan menjadikan penutupan 16 bank lainnya secara serempak di
tahun 2009? Yang jelas penutupan 16 bank di tahun 97 justru menambah
kepanikan dan rush masyarakat sampai meningkatkan jumlah BLBI bank-bank
lainnya.


2009/12/10 si Nung sinung4mi...@yahoo.com.sg

 On 10 Dec 2009 at 19:48, Wong Cilik wrote:

  yang nebelas juga mulainya satu demi satu pak...

 1 November 1997 Likuidasi serempak terhadap 16 bank

 ref:
 http://www.tempo.co.id/ang/min/02/36/utama3.htm

 http://www.mail-archive.com/forum-pembaca-kom...@yahoogroups.com/msg31415.html

  2009/12/10 si Nung sinung4mi...@yahoo.com.sg
 



[Non-text portions of this message have been removed]



Re: [Keuangan] Waduh, Investor Ternyata Hindari Indonesia

2009-12-10 Terurut Topik Ryan Fitriyanto
Ada kasus yang bener2 lagi hangat mas,mengenai pelaksanaan PerDJP No. 61 dan
62 kalau tidak salah ingat nomornya.

Di dalam peraturan tersebut, disebutkan bahwa untuk dapat menikmati tarif
berdasarkan tax treaty, investor wajib menyerahkan Form DGT1 dan DGT2 yang
sudah diverifikasi oleh otoritas pajak tempat mereka berdomisili (Form COD),
sebelum tanggal pelaporan pajak di bulan berikutnya.

Ini sulit sekali kalau tidak mau dibilang mustahil sama sekali untuk
direalisasikan.

Artinya, return yang didapat dari investasi di Indonesia akan dikenakan
tarif tertinggi yakni 20%.

Saya yakin, orang akan berpikir atau minimal berhitung ulang untuk
berinvestasi di Indonesia.

Salam

ryan

2009/12/10 anton ms wardhana ari.am...@gmail.com

 kalau investor (asing) menghindari indonesia, padahal menurut berita di
 kontan investasi adalah kunci kemajuan ekonomi, maka apakah itu artinya
 ekonomi indonesia ngga bakal maju ?
 apakah sesimpel itu, masalah dan kesimpulannya ?

 *BR, ari.ams*

 artikel asli:

 http://bisniskeuangan.kompas.com/read/xml/2009/12/09/05154697/waduh.investor.ternyata.hindari.indonesia
 /Home/Bisnishttp://bisniskeuangan.kompas.com/read/xml/2009/12/09/05154697/waduh.investor.ternyata.hindari.indonesia%0A/Home/Bisnis
  Keuangan/Ekonomi
 Waduh, Investor Ternyata Hindari Indonesia

 RABU, 9 DESEMBER 2009 | 05:15 WIB



 *JAKARTA, KOMPAS.com *- Uni Eropa meluncurkan hasil studi yang
 mengungkapkan
 hambatan- hambatan sekaligus peluang dalam peningkatan hubungan ekonomi
 UE-Indonesia. Untuk meningkatkan relasi ekonomi, UE akan menghibahkan 30
 juta euro untuk Indonesia.

 Demikian terungkap dalam jumpa pers dengan Duta Besar/Kepala Delegasi Uni
 Eropa, Julian Wilson di Jakarta, Selasa (8/12). Ketua Kamar Dagang Eropa
 (EuroCham) Clifford D Rees dan Wakil Ketua Kadin Chris Kanter juga hadir
 dalam kesempatan itu.

 Hasil kajian tersebut menyimpulkan bahwa hambatan dalam perluasan hubungan
 perdagangan EU-Indonesia, antara lain, kurangnya fasilitas penunjang
 perdagangan. Hal ini antara lain terlihat dari lambatnya sistem
 administrasi
 di Bea dan Cukai.

 Indonesia juga memiliki sistem tarif yang tidak menentu dan berpotensi
 membawa ketidakpastian. Masalah lain adalah standar dan regulasi teknis
 yang
 belum memenuhi standar internasional.

 Aturan-aturan dari pemerintah juga tidak jelas. Ini belum bicara tentang
 infrastruktur di Indonesia yang lemah, yang justru amat perlu untuk
 menunjang perkembangan perdagangan.

 Investor asing sebelumnya juga mengeluhkan aliran listrik yang sering
 hidup-mati. Pelabuhan-pelabuhan di Indonesia juga tergolong ketinggalan
 jika
 dibandingkan dengan pelabuhan di negara tetangga yang sudah berstandar
 internasional.

 Sejumlah jaringan jalan di Indonesia berada dalam kondisi berlubang-lubang,
 demikian pula akses ke pelabuhan yang sarat dengan jejalan angkutan peti
 kemas.

 Masalah lain adalah pembatasan peran investor asing untuk berbisnis di
 sektor tertentu. Ada juga masalah pengontrolan atas impor komoditas
 tertentu.

 *Bisa diubah*

 ”Berbagai kendala itu barangkali bisa menjelaskan mengapa Eropa justru
 memiliki hubungan dagang dan perdagangan yang lebih besar dengan
 negara-negara tetangga Indonesia,” kata Wilson.

 Situasi itu bisa diubah. ”Masalah Uni Eropa tetap melihat prospek Indonesia
 ke depan, apalagi jika Indonesia bersedia melakukan reformasi dalam aturan
 main bisnis dan bersedia memperbaiki iklim investasi. Ini diperlukan untuk
 memperdalam basis perdagangan, jasa, dan Investasi antara UE dan
 Indonesia,”
 kata Wilson.

 Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu dalam kesempatan tersebut
 mengatakan,
 ”Pemerintah akan memfokuskan upaya menyelesaikan isu-isu yang ada serta
 hambatan-hambatan.”

 Sementara itu, Chris Kanter mengatakan, eksportir belum sepenuhnya mengkaji
 apa sebenarnya hambatan-hambatan yang merintangi kemajuan perdagangan EU
 dan
 Indonesia.

 Clifford D Rees mengatakan, dengan adanya banyak dialog dan pertemuan di
 antara kedua pihak akan dapat memberikan informasi lebih banyak kepada para
 investor di Eropa yang terkadang merasa kekurangan informasi mengenai
 Indonesia.

 *Mitra dagang*

 UE adalah mitra dagang Indonesia terbesar keempat. Nilai perdagangan kedua
 pihak sebesar 20 miliar euro pada tahun 2008 atau 10 persen dari jumlah
 perdagangan eksternal Indonesia.

 Untuk produk nonmigas, EU adalah mitra dagang kedua terbesar setelah
 Jepang.
 Porsinya mencapai 13 persen dari total ekspor nonmigas Indonesia pada tahun
 2008. EU juga merupakan sumber investasi asing langsung terbesar ketiga di
 Indonesia.

 Untuk meningkatkan hubungan ekonomi dengan Indonesia, UE akan memberi hibah
 30 juta euro untuk empat tahun mendatang kepada Indonesia. Sebesar 15 juta
 euro akan dialokasikan untuk meningkatkan kemampuan ekspor Indonesia dalam
 mengakses pasar UE dan pasar penting lainnya. Pendanaan ini akan membiayai
 peningkatan kapasitas Indonesia soal standar-standar kebersihan, teknis dan
 lainnya.

 ”Sebanyak 15 juta euro lagi akan 

Re: [Keuangan] Lima Alasan Kenapa Century Berdampak Sistemik

2009-12-10 Terurut Topik Poltak Hotradero
At 08:22 PM 12/10/2009, you wrote:


On 10 Dec 2009 at 1:09, Infobank infobanknews.com wrote:

 
  Namun, dari sisi jumlah nasabah dan jaringan
  kantor cabang, bank ini termasuk memiliki jumlah
  nasabah yang cukup besar (65.000 nasabah) dan
  jaringan cukup luas di seluruh Indonesia
  dengan 65 kantor.

nasabah dapat diartikan nasabah DPK (kreditur) dan nasabah debitur

65000 nasabah dibagi 65 kantor
rata-rata 1000 nasabah per kantor ?

dari total 65000 nasabah,
apa berarti sama dengan 65000 rekening DPK ?
atau jumlah nomor rekeningnya lebih dari 65000 ?

katakanlah ada 65000 nomor rekening DPK,
bagaimana struktur nominal per cluster saldo debetnya,
(data distribusi simpanan)

0. [saldonihil] s/d [saldo rekening pasif]
1. [saldo rekening pasif] s/d 100 Jt
2.  100 Jt s/d 200 Jt
3.  200 Jt s/d 1 M
4.  1 M s/d 2 M
5.  2 M s/d 5 M
6.  5 M


Dalam hal-hal yang terkait dengan keuangan, kita tidak bisa 
mengasumsikan pembagian berdasarkan distribusi normal.   Ini pernah 
dikemukakan oleh Naseem Nicholas Taleb dalam bukunya:  Fooled by 
Randomness.  Prinsip ini pula yang kemudian mendasari apa yang 
ditulis Taleb dalam buku berikutnya: Black Swan.

Jumlah orang menabung, jumlah tabungan, distribusi atas kantor -- 
semuanya terdistribusi berdasarkan pola network sosial yang spesifik 
dari suatu institusi ke institusi dan dari individu ke individu.

Coba anda pikirkan kembali, apa pernah anda menabung / menyimpan uang 
semata-mata secara random?  apa iya teman-teman dan orang di sekitar 
anda juga menyimpan uang secara random?  Tentu saja tidak.  Selalu 
ada pola spesifik.

Itu sebabnya asumsi 65000 nasabah dibagi jumlah kantor cabang akan 
bersifat meaningless...  Tidak berarti apa-apa.  Distribusi 
berdasakan tingkat besaran tabungan juga tidak akan menggambarkan 
apa-apa (dan strukturnya akan selalu dinamis).

Yang bisa menjadi pegangan tentunya adalah data mentah dari LPS, yang 
memang menggambarkan bahwa dana masyarakat yang harus ditalangi oleh 
LPS dan biaya penutupan lainnya bila Bank Century ditutup adalah 
sebesar Rp. 5,5 Trilyun.





Re: [Keuangan] Waduh, Investor Ternyata Hindari Indonesia

2009-12-10 Terurut Topik Poltak Hotradero
At 10:17 AM 12/11/2009, you wrote:
terima kasih mas ryan dan lae poltak,
jadi memang sebenarnya kita sendirilah yang membuat calon investor asing ini
menjauh.. bisa jadi karena alasan nasionalisme yang entah bagaimana mereka
mendefiniskan itu.. bisa jadi juga karena alasan lain..


Dalam pandangan saya, ada nuansa semangat anti-kompetisi sekaligus 
bertindak monopolistis, yang ujungnya berharap pengelolaan SDA jatuh 
ke tangan-tangan tertentu saja.

Pendek kata: mental pemburu rente...



ya itu satu masalah, bahwa ada aturan2 yang justru menghambat investasi
asing masuk.

tetapi sebenarnya, seberapa hebat kah investasi asing mendorong perekonomian
suatu negara ? tidak bisakah investasi dalam negeri menggantikannya ?


Kalau mau lihat cerita sukses-nya ya lihat China.
Investor-investor asing adalah entitas yang berkontribusi pada 
setidaknya 40% dari seluruh nilai ekspor China, mempekerjakan 
setidaknya 40 Juta orang di berbagai SEZ - dan berkontribusi sangat 
besar pada produktivitas.

Mengapa saya khusus katakan produktivitas?  Karena sistem perbankan 
di China masih dominan dikuasai Bank BUMN, dan perbankan BUMN ini 
lebih condong menyalurkan kredit mereka ke sesama BUMN ataupun 
perusahaan terafiliasi dengan pemerintah daerah.   Sebagai akibatnya, 
perusahaan swasta di China mengalami kekurangan akses modal - dan 
menjadi tergantung pada investor asing yang memang bukan cuma 
menyediakan modal - tetapi juga skill dan akses pasar di luar negeri.

Coba kita lihat data yang saya sebut di atas -- bila memang pekerja 
yang bekerja di perusahaan luar negeri di dalam China jumlahnya cuma 
sekitar 40 Juta orang -- tetapi bisa berkontribusi pada 40% nilai 
ekspor -- jelas berarti bahwa yang 40 Juta orang tersebut punya 
produktivitas yang luar biasa tinggi dibandingkan dengan hasil kerja 
ratusan juta orang lainnya yang berkontribusi pada sisa 60% ekspor.

China memang unik - karena yang produktivitasnya tinggi -- memiliki 
angka produktivitas yang luar biasa tinggi, sementara yang 
produktivitasnya rendah (umumnya BUMN dan perusahaan daerah) minta 
ampun sedemikian rendah produktivitasnya (padahal sudah didorong 
pakai kemudahan kredit dari BUMN).


dengan asumsi jumlah investasian sama besarnya, dimana investor dalam negeri
jumlah uang per investor tidak terlalu signifikan tetapi bisa jadi membuka
1000 perusahaan menengah baru (sedang kalo asing yang dananya besar bisa
jadi membuka 10 perusahaan besar) --ini contoh aja-- kira2 apakah efek
pertumbuhan ekonomi yang dihasilkannya berbeda ?

Kita hanya bisa melihatnya secara agregat.

Gambaran sederhananya begini:
Di Indonesia ICOR (Incremental Capital Output Ratio) atau nisbah 
pertumbuhan dan investasi adalah sekitar 4,5.  Ini berarti untuk 
memperoleh pertumbuhan Rp. 1 diperlukan modal sebesar Rp. 4,5.

Nah sekarang kita coba hitung berapa yang Indonesia butuhkan supaya 
bisa bertumbuh 7% misalnya.  PDB Indonesia saat ini besarnya sebesar 
Rp. 5000 Trilyun.  Bertumbuh 7% (secara riil) berarti mengalami 
pertumbuhan sebesar Rp. 350T.

Dengan ICOR 4,5x berarti modal yang diperlukan adalah sebesar Rp. 
1575T per tahun.

Nah, sekarang kita lihat, sumber pendanaan apa yang paling besar di 
Indonesia?  Ternyata adalah kredit perbankan.  Berapa 
besarnya?  Ternyata cuma Rp. 1400T dan bahan mentah sumber pendanaan 
ini adalah angka akumulasi tahunan dari tabungan masyarakat.

(makanya saya masih heran juga kalau ada yang menganggap 
menyelamatkan perbankan itu tidak perlu...)

(CATATAN: Dan kredit itu pun kebanyakan untuk kredit konsumsi 
dibandingkan kredit investasi ataupun kredit modal kerja).

Jelas ini berarti nggak cukup, sehingga kita harus membuka sumber 
modal eksternal untuk memenuhi sisanya.  Dan bila kita melihat bahwa 
angka 7% tersebut bersifat compounded -- maka semakin lama akan 
semakin besar selisihnya sehingga dalam suatu rentang normal 
pembangunan (semisal 5 tahun) -- suka atau tidak suka kita memang 
harus membuka pintu terhadap modal asing.

Itupun kalau memang masih ingin bisa bertumbuh 7%...  Kalau mau 
tumbuh double digit - ya bisa ditebak harus ngapain (dan juga menjadi 
jawaban kenapa China menjadi tempat tujuan FDI terbesar di dunia).

Kenapa angka ICOR kita 4,5x?  Karena produktivitas modal di 
Indonesia relatif rendah.  Di Taiwan, Jepang, dan Korea Selatan pada 
masa puncak pertumbuhan mereka -- ICOR ra-rata-nya cuma sekitar 3,2x 
-- jadi mereka bisa bertumbuh dengan cepat secara lebih efisien.

Bagaimana memperkecil angka ICOR kita?   Kalau melihat tulisan saya 
di atas tentang investasi asing di China -- ya jawabannya sudah cukup 
jelas yaitu lewat peningkatan produktivitas.





[Keuangan] [Fwd: Re: [cfbe] OOT Sehari Bersama Massa Demo Bayaran]

2009-12-10 Terurut Topik Nugroho Dewanto
 Original Message 
Subject: Re: [cfbe] OOT Sehari Bersama Massa Demo Bayaran
From:Nanang nanan...@yahoo.com
Date:Fri, December 11, 2009 8:59 am
To:  c...@yahoogroups.com
--

rejeki memang bisa darimana saja :), saya belum tahu apakah fikihnya
memperoleh duit dari kegiatan seperti ini, nampaknya NU dan Muhammadiyah
perlu memasukan dalam buku fikih mereka hehehe...

email: nanan...@yahoo.com
http://ahmadrizali.com

--- On Thu, 12/10/09, Eko Purwono purwono...@yahoo.com wrote:


From: Eko Purwono purwono...@yahoo.com
Subject: [cfbe] OOT Sehari Bersama Massa Demo Bayaran
To: c...@yahoogroups.com
Date: Thursday, December 10, 2009, 1:57 PM


 



Mohon maaf bagi Anda yang sudah membacanya. (EP)

Sehari Bersama Massa Demo Bayaran
http://id.news. yahoo.com/ viva/20091210/ tpl-sehari- bersama-massa-
demo-bayaran- fa55e98.html
By Elin Yunita Kristanti, Eko Huda S - Kamis,
10 Desember
Sehari
Bersama Massa Demo Bayaran
VIVAnews - Tak semua orang yang mengikuti aksi hari antikorupsi Rabu 9
Desember 2009 terpanggil untuk menyuarakan semangat antikorupsi.
Diantara ribuan peserta, ada juga massa demo bayaran. Orang-orang ini
'terorganisir' secara profesional.
Seperti halnya massa yang berasal dari Jalan Tendean, kawasan Mampang.
Umumnya mereka tidak tahu apa yang mereka perjuangkan kemarin. Namun mereka
bertindak layaknya 'aktivis' antikorupsi.
Pemantauan VIVAnews, massa yang terdiri dari beberapa remaja ini tiba-tiba
muncul dari sebuah gang di dekat stasiun pompa bensin milik perusahaan asing,
Shell pada pukul 9. 30 WIB.
Mereka berkumpul di pinggir jalan dengan membawa pengeras suara (megaphone),
seikat belahan bambu, satu bendel poster, dan spanduk sebagai perangkat aksi.
Tak berselang lama, sebuah metromini menghampiri mereka. Mereka pun naik dan
berhenti di sebuah warteg, di samping pompa bensin Shell. Ternyata di sana
sebagian massa sudah menunggu.
Sang koordinator, Surip segera mengecek kesiapan semua anggotanya.
Hitung dulu, sudah pas 35 atau belum, kata surip memerintah salah
satu anggotanya.
Ternyata, setelah dihitung, jumlah anggotanya hanya 27 orang, kurang 8 orang
dari jatah yang seharusnya, yakni 35 orang. Wartawan VIVAnews pun menawarkan
diri untuk ikut dalam rombongan untuk menambah jumlah kuota itu.
Namun, mereka tak begitu saja menerima. Nanti saja, kita cari orang di
sini dulu. Kalau tetap kurang nanti kamu boleh ikut, kata Surip.
Tetapi, setelah beberapa saat ditunggu, kuota itu tidak terpenuhi, sehingga
wartawan VIVAnews diperbolehkan ikut dalam rombongan.
Peserta masih saja kurang, Surip lalu mengambil beberapa orang pedagang
asongan dan pengamen di kawasan lampu merah Mampang Prapatan.
Dalam perjalanan, di dalam metro mini, sang koordinator, Surip memberikan
penjelasan pendek kepada anggotanya. Kita akan berdemo di (Istana)
Wapres. Memperingati hari korupsi dan soal Bank Century, jelasnya
singkat.
Namun penjelasan sang koordinator tidak begitu dihiraukan anggotanya. Mereka
malah asyik berbincang satu sama lain. Dalam salah satu pembicaraan,
terungkap
bahwa mereka mendapatkan bayaran. Namun, belum jelas berapa uang yang
dijanjikan.
Nanti saja setelah pulang minta kepada Surip, kata salah seorang
dari mereka, ketika ditanya berapa bayaran yang akan diterima.
Kelompok Surip ternyata tidak sendirian dalam aksinya. Di depan Istana
Wapres, mereka bergabung dengan massa dari kawasan Pasar Minggu dan elemen
mahasiswa. Ketiga kelompok ini melakukan koordinasi untuk mempersiapkan aksi.
Terlihat, Surip berkumpul dengan beberapa pimpinan dari elemen mahasiswa dan
pimpinan massa dari Pasar Minggu.
Disaat melakukan aksi di depan Istana Wapres, VIVAnews mencoba bertanya
kembali kepada beberapa anggota aksi mengenai besaran bayaran yang mereka
terima.
Salah satu peserta Dayat, dari Pasar Minggu mengaku mendapatkan bayaran Rp
20.000 dari sang koordinator.
Lumayan 20 ribu. Tapi nanti dibayarnya setelah demo, waktu
balik, kata Dayat yang sehari-hari menarik odong-odong.
Dayat dan beberapa temannya mengaku tidak tahu dan tidak mempedulikan isu
dalam demonstrasi itu. Yang dia tahu, hanya sebatas arahan singkat dari
koordinator.
Yang saya tahu tentang korupsi. Itu aja, kata dia.
Yang penting ikut aja, dapat duit. Dari pada di rumah nggak dapat
duit, tambah dia.
Dayat yang sempat diwawancarai wartawan sebuah stasiun TV 'gagal' unjuk diri
sebagai aktivis antikorupsi.
Dia bahkan tidak tahu tokoh-tokoh seperti Boediono dan Sri Mulyani yang
disebut-sebut dalam orasi, dua nama yang mereka demo.
Kalau Pak Boediono tahu, Wapres. Kalau yang Sri, nggak ngerti
saya, kata Dayat.
http://id.news. yahoo.com/ viva/20091210/ tpl-sehari- 

 _ _ _ _ _ _
Dapatkan nama yang Anda sukai!
Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail. com.
http://mail. promotions. yahoo.com/ newdomains/ id/

[Non-text portions of this message have been

Re: [Keuangan] [Fwd: Re: [cfbe] OOT Sehari Bersama Massa Demo Bayaran]

2009-12-10 Terurut Topik gatot . adhi
Tadi malam dibahas kok masalah ini. Lupa di Metro atau TV One.

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Nugroho Dewanto ndewa...@mail.tempo.co.id
Date: Fri, 11 Dec 2009 12:34:40 
To: ajis...@yahoogroups.com; mediac...@yahoogroups.com; 
ppiin...@yahoogroups.com; ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com
Subject: [Keuangan] [Fwd: Re: [cfbe] OOT Sehari Bersama Massa Demo Bayaran]

 Original Message 
Subject: Re: [cfbe] OOT Sehari Bersama Massa Demo Bayaran
From:Nanang nanan...@yahoo.com
Date:Fri, December 11, 2009 8:59 am
To:  c...@yahoogroups.com
--

rejeki memang bisa darimana saja :), saya belum tahu apakah fikihnya
memperoleh duit dari kegiatan seperti ini, nampaknya NU dan Muhammadiyah
perlu memasukan dalam buku fikih mereka hehehe...

email: nanan...@yahoo.com
http://ahmadrizali.com

--- On Thu, 12/10/09, Eko Purwono purwono...@yahoo.com wrote:


From: Eko Purwono purwono...@yahoo.com
Subject: [cfbe] OOT Sehari Bersama Massa Demo Bayaran
To: c...@yahoogroups.com
Date: Thursday, December 10, 2009, 1:57 PM


 



Mohon maaf bagi Anda yang sudah membacanya. (EP)

Sehari Bersama Massa Demo Bayaran
http://id.news. yahoo.com/ viva/20091210/ tpl-sehari- bersama-massa-
demo-bayaran- fa55e98.html
By Elin Yunita Kristanti, Eko Huda S - Kamis,
10 Desember
Sehari
Bersama Massa Demo Bayaran
VIVAnews - Tak semua orang yang mengikuti aksi hari antikorupsi Rabu 9
Desember 2009 terpanggil untuk menyuarakan semangat antikorupsi.
Diantara ribuan peserta, ada juga massa demo bayaran. Orang-orang ini
'terorganisir' secara profesional.
Seperti halnya massa yang berasal dari Jalan Tendean, kawasan Mampang.
Umumnya mereka tidak tahu apa yang mereka perjuangkan kemarin. Namun mereka
bertindak layaknya 'aktivis' antikorupsi.
Pemantauan VIVAnews, massa yang terdiri dari beberapa remaja ini tiba-tiba
muncul dari sebuah gang di dekat stasiun pompa bensin milik perusahaan asing,
Shell pada pukul 9. 30 WIB.
Mereka berkumpul di pinggir jalan dengan membawa pengeras suara (megaphone),
seikat belahan bambu, satu bendel poster, dan spanduk sebagai perangkat aksi.
Tak berselang lama, sebuah metromini menghampiri mereka. Mereka pun naik dan
berhenti di sebuah warteg, di samping pompa bensin Shell. Ternyata di sana
sebagian massa sudah menunggu.
Sang koordinator, Surip segera mengecek kesiapan semua anggotanya.
Hitung dulu, sudah pas 35 atau belum, kata surip memerintah salah
satu anggotanya.
Ternyata, setelah dihitung, jumlah anggotanya hanya 27 orang, kurang 8 orang
dari jatah yang seharusnya, yakni 35 orang. Wartawan VIVAnews pun menawarkan
diri untuk ikut dalam rombongan untuk menambah jumlah kuota itu.
Namun, mereka tak begitu saja menerima. Nanti saja, kita cari orang di
sini dulu. Kalau tetap kurang nanti kamu boleh ikut, kata Surip.
Tetapi, setelah beberapa saat ditunggu, kuota itu tidak terpenuhi, sehingga
wartawan VIVAnews diperbolehkan ikut dalam rombongan.
Peserta masih saja kurang, Surip lalu mengambil beberapa orang pedagang
asongan dan pengamen di kawasan lampu merah Mampang Prapatan.
Dalam perjalanan, di dalam metro mini, sang koordinator, Surip memberikan
penjelasan pendek kepada anggotanya. Kita akan berdemo di (Istana)
Wapres. Memperingati hari korupsi dan soal Bank Century, jelasnya
singkat.
Namun penjelasan sang koordinator tidak begitu dihiraukan anggotanya. Mereka
malah asyik berbincang satu sama lain. Dalam salah satu pembicaraan,
terungkap
bahwa mereka mendapatkan bayaran. Namun, belum jelas berapa uang yang
dijanjikan.
Nanti saja setelah pulang minta kepada Surip, kata salah seorang
dari mereka, ketika ditanya berapa bayaran yang akan diterima.
Kelompok Surip ternyata tidak sendirian dalam aksinya. Di depan Istana
Wapres, mereka bergabung dengan massa dari kawasan Pasar Minggu dan elemen
mahasiswa. Ketiga kelompok ini melakukan koordinasi untuk mempersiapkan aksi.
Terlihat, Surip berkumpul dengan beberapa pimpinan dari elemen mahasiswa dan
pimpinan massa dari Pasar Minggu.
Disaat melakukan aksi di depan Istana Wapres, VIVAnews mencoba bertanya
kembali kepada beberapa anggota aksi mengenai besaran bayaran yang mereka
terima.
Salah satu peserta Dayat, dari Pasar Minggu mengaku mendapatkan bayaran Rp
20.000 dari sang koordinator.
Lumayan 20 ribu. Tapi nanti dibayarnya setelah demo, waktu
balik, kata Dayat yang sehari-hari menarik odong-odong.
Dayat dan beberapa temannya mengaku tidak tahu dan tidak mempedulikan isu
dalam demonstrasi itu. Yang dia tahu, hanya sebatas arahan singkat dari
koordinator.
Yang saya tahu tentang korupsi. Itu aja, kata dia.
Yang penting ikut aja, dapat duit. Dari pada di rumah nggak dapat
duit, tambah dia.
Dayat yang sempat diwawancarai wartawan sebuah stasiun TV 'gagal' unjuk diri
sebagai aktivis antikorupsi.
Dia bahkan tidak tahu tokoh-tokoh seperti Boediono dan Sri Mulyani yang
disebut-sebut dalam orasi