http://www.reuters.com/article/idUSTRE64G54N20100520
Menurut Kabar terbaru di atas, rupanya ada anggota DPR (amerika) yang tidak ingin macan dimasukkan ke kandang. Membuat perbandingan manusia/bankir sebagai sama dengan macan sebenarnya sih sangat merendahkan martabat. Tapi toh yang membuat perbandingan ini pun dari kalangan keuangan (Buffet dan Munger). Jadi dapat kita simpulkan bahwa dalam hal-hal yang berkaitan dengan uang, maka sering kali peri kemanusiaan (harkat dan martabat sebagai seorang manusia) sering tenggelam dan kebuasan binatang (macan) malah keluar. Tak perlu jauh-jauh lah... sinetron dan telenovela kalau soal bagi warisan duh ramenya... Racun, pisau, prostitusi, penculikan, dll... banyak yang dilakukan. Namun tetap saja harus di pahami bahwa yang namanya peraturan (walaupun berniat baik) memang bisa mengikat dan membuat biaya produksi menjadi mahal. Bank tidak bisa bergerak bebas untuk membantu membangun ekonomi, dan komunitas menjadi sangat rawan dengan korupsi (karena peraturan ini akan diawasi oknum-oknum yang mungkin bisa bermain meloloskan oknum ini itu padahal seharusnya tidak, atau juga sebaliknya)... Jadi bagaimana sebaiknya? Apakah sebaiknya meminimasi peraturan untuk menekan korupsi yang berlebihan.. tapi tentu saja jika ada oknum yang ternyata lupa dirinya adalah manusia lalu bertingkah laku seperti macan... maka akan diperlakukan seperti macan juga (tidak dianggap manusia lagi? persona non grata, masuk penjara dan diperlakukan sebagai budak?) Lah ini bukannya malah meningkatkan kemungkinan terjadinya mafia hukum? Beban yang sangat berat diletakkan pada lembaga hukum kita sebab aturan-aturan semuanya dihakimi oleh lembaga hukum untuk mencari keadilan. Tanpa hukum yang kuat, adil dan berkemanusiaan, peraturan dan tata hidup manusia tentu akan sulit terlaksana. Semua cuma mau mencari jalannya sendiri saja tanpa peduli orang lain/masyarakat. Kalau hukum rimba sudah mulai dianggap wajar, maka kerusuhan sipil dan perang terbuka sudah mulai dekat di depan mata... Moga-moga Indonesia bisa jadi semakin bersih dan kuat dalam keadilannya. --- In AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com, Bali da Dave <dfa...@...> wrote: > > Warren Buffet dan Charlie Munger, dua tokoh legendaris investasi membela > Goldman Sachs yang sedang dituduh melakukan penipuan oleh SEC. > > Menurut Munger, macan yang lepas dan memakan mangsa tidak seharusnya > disalahkan . Kesalahan seharusnya ada pada pawangnya/pemerintah yang > seharusnya membuat kandang dan garis-garis batas yang harus dipatuhi > perusahaan. > > Munger dan Buffet orang pintar, tapi saya kurang setuju dengan pendapat > mereka ini. Dikala segala sesuatu berjalan lurus, maka siapakah yang selalu > membujuk dan melobi pemerintah agar peraturan dilepaskan saja. Katanya biar > pasar yang menentukan. Pemerintah sebisanya diperkecil dan kalau perlu > ditiadakan saja. Namun kalau sudah ada kejadian semacam ini, lihat siapa yang > paling pertama menyalahkan pemerintah. > > Di saat sekarang inipun pemerintahan Obama sudah kelelahan karena harus > bertarung memperjuangkan Undang-undang kesehatan. Saat Obama mulai beralih > pada peraturan dalam bidang keuangan yang sedang dimaksudkan untuk membuat > "kandang" bagi perusahaan keuangan Amerika, toh kaum Republikan yang mewakili > golongan anti regulasi kembali berteriak-teriak menolak regulasi dan > pengandangan ini. > > Jadi Pemerintah (Amerika) memang sulit. Mau memasukkan macan ke kandang saja > sudah harus menghadapi taring dan cakar macan... Tapi kalau macan sudah di > dalam, penduduk justru berteriak-teriak... "lepaskan macan dari kandang demi > peri ke=macan-an"... he he.... > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] >