Re: [Keuangan] Resiko Sistemik yang menjadi landasan bail out Bank Century (artikel 2)
Sorry copy paste dari milist sebelah nih mudah mudahan nyambung Fakta kasus KPK-POLRI http://bit.ly/314deI.Must Read!!! From: Poltak Hotradero hotrad...@gmail.com To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Sent: Friday, 20 November 2009 11:11:57 Subject: Re: [Keuangan] Resiko Sistemik yang menjadi landasan bail out Bank Century (artikel 2) At 10:52 AM 11/20/2009, you wrote: Semua pemicu peristiwa bank rush (penarikan dana secara massif oleh masyarakat) berdasarkan aspek psikologis. Aspek psikologis ini pun bisa rasional ataupun tidak rasional. Di China awal tahun 2004, pernah terjadi bank-rush hanya karena tersebarnya pesan SMS... TETAPI - bila penarikan dana secara massif sudah mulai terjadi, maka satu-satunya tindakan paling rasional adalah ikut dalam penarikan tersebut (akibat assymetric information) . Diam saja, justru malah nggak rasional. Dan kalau satu bank sudah mengalami bank-rush -- dengan sangat mudah terjadi peristiwa serupa akan juga menimpa bank-bank lainnya. Dimulai dari bank yang lebih kecil hingga ke bank yang lebih besar. Coba kita ingat lagi peristiwa 12 tahun lalu, bank sekelas BCA pun tidak bisa terhindar dari rush. Ketika BCA memberlakukan peraturan bahwa nasabah hanya boleh mencairkan dana-nya di tempat membuka rekening -- yang terjadi bukannya masyarakat tenang, tetapi malah makin panik. Segala jenis informasi menjadi tidak berguna dan malah punya efek sebaliknya. Saya ingat waktu itu ada antrian sangat panjang (hingga puluhan meter) di kantor Bank BCA Bandara Soekarno-Hatta - karena hanya di tempat itu orang bisa menarik uangnya di luar cabang tempat pembukaan rekening. kalo mengutip pendapatnya Pak Anggito dan Pak Fuad Rachmany, analisa resiko sistemik belum didukung data yang akurat, analisanya lebih pada dampak psikologis. http://web.bisnis. com/edisi- cetak/edisi- harian/1id147775 .htmlhttp://web.bisnis. com/edisi- cetak/edisi- harian/1id147775 .html Jumat, 20/11/2009 Bocornya notulen CenturyEntah kebetulan atau tidak, kemarin, notulen rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) beredar di kalangan pengamat, anggota parlemen, dan tentu saja para wartawan. Ini berarti, hanya sehari sebelum hasil audit investigatif penyelamatan PT Bank Century Tbk diserahkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Audit investigatif Bank Century-kini berubah nama menjadi Bank Mutiara-adalah titah DPR kepada Badan Pemeriksa Keuangan, agar menelusuri sinyalemen ketidakberesan dalam penyelamatan bank tersebut. New Email names for you! Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/sg/ [Non-text portions of this message have been removed]
Re: [Keuangan] Resiko Sistemik yang menjadi landasan bail out Bank Century (artikel 2)
At 10:52 AM 11/20/2009, you wrote: Semua pemicu peristiwa bank rush (penarikan dana secara massif oleh masyarakat) berdasarkan aspek psikologis. Aspek psikologis ini pun bisa rasional ataupun tidak rasional. Di China awal tahun 2004, pernah terjadi bank-rush hanya karena tersebarnya pesan SMS... TETAPI - bila penarikan dana secara massif sudah mulai terjadi, maka satu-satunya tindakan paling rasional adalah ikut dalam penarikan tersebut (akibat assymetric information). Diam saja, justru malah nggak rasional. Dan kalau satu bank sudah mengalami bank-rush -- dengan sangat mudah terjadi peristiwa serupa akan juga menimpa bank-bank lainnya. Dimulai dari bank yang lebih kecil hingga ke bank yang lebih besar. Coba kita ingat lagi peristiwa 12 tahun lalu, bank sekelas BCA pun tidak bisa terhindar dari rush. Ketika BCA memberlakukan peraturan bahwa nasabah hanya boleh mencairkan dana-nya di tempat membuka rekening -- yang terjadi bukannya masyarakat tenang, tetapi malah makin panik. Segala jenis informasi menjadi tidak berguna dan malah punya efek sebaliknya. Saya ingat waktu itu ada antrian sangat panjang (hingga puluhan meter) di kantor Bank BCA Bandara Soekarno-Hatta - karena hanya di tempat itu orang bisa menarik uangnya di luar cabang tempat pembukaan rekening. kalo mengutip pendapatnya Pak Anggito dan Pak Fuad Rachmany, analisa resiko sistemik belum didukung data yang akurat, analisanya lebih pada dampak psikologis. http://web.bisnis.com/edisi-cetak/edisi-harian/1id147775.htmlhttp://web.bisnis.com/edisi-cetak/edisi-harian/1id147775.html Jumat, 20/11/2009 Bocornya notulen CenturyEntah kebetulan atau tidak, kemarin, notulen rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) beredar di kalangan pengamat, anggota parlemen, dan tentu saja para wartawan. Ini berarti, hanya sehari sebelum hasil audit investigatif penyelamatan PT Bank Century Tbk diserahkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Audit investigatif Bank Century-kini berubah nama menjadi Bank Mutiara-adalah titah DPR kepada Badan Pemeriksa Keuangan, agar menelusuri sinyalemen ketidakberesan dalam penyelamatan bank tersebut.
Re: [Keuangan] Resiko Sistemik yang menjadi landasan bail out Bank Century (artikel 2)
Bank for International Settlements baru saja mengeluarkan quarterly review mereka. Salah satu topik adalah mengenai the systemic importance of financial institutions. Berikut link artikel tsb: http://www.bis.org/publ/qtrpdf/r_qt0909h.pdf Salam Tigor Sent using BlackBerry® 9000 Powered by Telkomsel -Original Message- From: Poltak Hotradero hotrad...@gmail.com Date: Mon, 16 Nov 2009 09:51:42 To: AhliKeuangan-Indonesia@yahoogroups.com Subject: Re: [Keuangan] Resiko Sistemik yang menjadi landasan bail out Bank Century (artikel 2) At 10:10 AM 11/15/2009, you wrote: Baru tadi malam saya baca (kembali) tentang bank run yang terjadi pada Bank Northern Rock di Inggris. Ternyata bank tersebut masih punya likuiditas saat di-rush TETAPI karena karena setiap nasabahnya berasumsi bahwa likuiditas bank tersebut akan habis - maka mereka beramai-ramai me-rush bank tersebut - tanpa peduli pengumuman Northern Rock bahwa bank tersebut punya posisi cash yang cukup. Sehingga apa apa yang seharusnya tidak terjadi (likuiditas yang cukup) ternyata menjadi terjadi. Celakanya, bank yang seharusnya menyetor pembayaran ke Northern Rock - ternyata justru berhenti menyetor, dan lebih memilih membayar denda dan bunga - daripada menyetor ke Northern Rock. Maka makin parahlah tekanan likuiditas di Northern Rock. Jadi, transaksi antarbank juga ternyata punya sikap yang sama dengan transaksi bank dengan nasabah. Cenderung akan cari selamat. Ini mengingatkan saya pada dua orang pegawai bank Jerman yang dipecat gara-gara mereka tidak tahu bahwa Lehman Brothers sudah dinyatakan bangkrut di waktu Amerika. Mereka tidak tahu hal itu. Menjelang sore, mereka menyetor pembayaran transaksi beberapa puluh juta dollar ke rekening Lehman Brothers. Duit yang nggak akan pernah kembali... [Non-text portions of this message have been removed] = Blog resmi AKI, dengan alamat www.ahlikeuangan-indonesia.com - Facebook AKI, untuk mengenal member lain lebih personal, silahkan join http://www.facebook.com/group.php?gid=6247303045 - Arsip Milis AKI online, demi kenyamanan Anda semua http://www.mail-archive.com/ahlikeuangan-indonesia@yahoogroups.com = Perhatian : - Untuk kenyamanan bersama, dalam hal me-reply posting, potong/edit ekor posting sebelumnya - Diskusi yg baik adalah bila saling menghormati pendapat yang ada. Anggota yang melanggar tata tertib millis akan dikenakan sanksi tegas - Saran, kritik dan tulisan untuk blog silahkan ahlikeuangan-indonesia-ow...@yahoogroups.comyahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/ * Your email settings: Individual Email | Traditional * To change settings online go to: http://groups.yahoo.com/group/AhliKeuangan-Indonesia/join (Yahoo! ID required) * To change settings via email: ahlikeuangan-indonesia-dig...@yahoogroups.com ahlikeuangan-indonesia-fullfeatu...@yahoogroups.com * To unsubscribe from this group, send an email to: ahlikeuangan-indonesia-unsubscr...@yahoogroups.com * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [Keuangan] Resiko Sistemik yang menjadi landasan bail out Bank Century (artikel 2)
At 10:10 AM 11/15/2009, you wrote: Baru tadi malam saya baca (kembali) tentang bank run yang terjadi pada Bank Northern Rock di Inggris. Ternyata bank tersebut masih punya likuiditas saat di-rush TETAPI karena karena setiap nasabahnya berasumsi bahwa likuiditas bank tersebut akan habis - maka mereka beramai-ramai me-rush bank tersebut - tanpa peduli pengumuman Northern Rock bahwa bank tersebut punya posisi cash yang cukup. Sehingga apa apa yang seharusnya tidak terjadi (likuiditas yang cukup) ternyata menjadi terjadi. Celakanya, bank yang seharusnya menyetor pembayaran ke Northern Rock - ternyata justru berhenti menyetor, dan lebih memilih membayar denda dan bunga - daripada menyetor ke Northern Rock. Maka makin parahlah tekanan likuiditas di Northern Rock. Jadi, transaksi antarbank juga ternyata punya sikap yang sama dengan transaksi bank dengan nasabah. Cenderung akan cari selamat. Ini mengingatkan saya pada dua orang pegawai bank Jerman yang dipecat gara-gara mereka tidak tahu bahwa Lehman Brothers sudah dinyatakan bangkrut di waktu Amerika. Mereka tidak tahu hal itu. Menjelang sore, mereka menyetor pembayaran transaksi beberapa puluh juta dollar ke rekening Lehman Brothers. Duit yang nggak akan pernah kembali...
[Keuangan] Resiko Sistemik yang menjadi landasan bail out Bank Century (artikel 2)
Kondisi ekonomi saat itu sungguh berada dalam posisi clear and present danger. Bangkrutnya Lehman Brothers dan ditutupnya lebih dari 50 bank di Amerika, belum termasuk di Eropa, telah menimbulkan kengerian yang luar biasa di berbagai negara, termasuk Indonesia. Sistem keuangan Indonesia saat itu mengalami tekanan hebat. Kepercayaan publik terhadap perbankan merosot drastis. Hal itu dapat dilihat pada dana perbankan di Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang biasanya mencapai Rp 200 triliun, tiba-tiba menyusut hingga hanya Rp 89 triliun. Itu artinya, masyarakat beramai-ramai menarik dananya dari perbankan dalam jumlah besar. Untuk menutupi kebutuhan itu, perbankan mencairkan dana mereka di SBI Indikator kepanikan masyarakat juga dilihat dari anjloknya dana deposito masyarakat di bank. Menyikapi penarikan ini, bank melakukan perang suku bunga, guna menghindari penarikan lebih lanjut. Di Pasar Uang Antar Bank (PUAB), bank-bank besar mulai menahan dana dan enggan saling meminjamkan pada bank yang membutuhkan. Pada saat itu terjadi gejala flight to quality, yaitu perpindahan dana bank lebih kecil ke bank besar. Akibatnya, bank kecil dan menengah mengalami kesulitan likuiditas. Di sisi lain, ada indikator risiko gagal kredit yang dinamakan CDS (Credit Default Swap). Ini adalah indikator yang berlaku internasional untuk melihat risiko kegagalan suatu negara dalam membayar kewajibannya. Makin tinggi indeksnya, makin tinggi risikonya. Saat itu, CDS Indonesia melonjak dari angka 200 basis point (bps) menjadi 1400 bps. Risiko gagal Indonesia saat itu sungguh tinggi. Hal ini kemudian diikuti oleh penarikan dana asing yang mencapai sekitar 6 miliar dollar AS. Nilai tukar rupiah pun ikut tertekan. Masyarakat makin resah dan panik. Sebagian menarik simpanannya dan menukar ke dollar. Penutupan bank, dalam kontekstualisasi keadaan seperti di atas, akan menyebabkan kondisi semakin tidak terkendali. Masyarakat merosot kepercayaannya pada bank. Trauma penutupan 16 bank di tahun 1998 masih jelas membayang dan menjadikan mereka gelisah. Dengan analisa tersebut lalu dinyatakan Bank Century sebagai bank gagal yang sistemik sehingga harus diselamatkan oleh LPS