Membaca diskusi anomali O=L, menarik untuk disimak.
Saya kira konsep O=L itu sangat powerfull, cuman dalam memakai tetap
harus dipilah-pilah, tidak asal tubruk.
Ada artikel O=L yang bagus, yah intinya O=L itu syaratnya:
1. Screen/cari di running saham yg banyak dibeli (liat top
frekuensi/volume) selama 30 menit pertama. Utk mengetahui emosi pasar.
Kontrol posisi Buyer dan Seller 
2. Pantau VOLUME . Harus besar  
    Utk mengetahui minat Bandar (Buyer > Seller) , Total Bid > Total Offer
a. Paling tidak minimal 1,5 kali (lebih besar lebih bagus) dari
rata-rata sma 20 or sma 60 (kalau jam 10 volume trading min. 20% dari
rata-rata, 
b. Trend volume hari ini meningkat dibanding  kemarin
C. Liat volume beli > vol. jual di broker sum
3. Grafik -- semua indikator (min. 3) harus pas/oke semuanya, tidak
boleh hanya 1 atau 2 indikator yg oke. Syarat grafik a.l.:
a. Volume besar, min. 1,5 kali average MA 20 or MA 60 
B. MA Price > MA 5 > MA 20 > MA 60 atau 
     sma 10> ema 30 atau 
     MA Price > MA 10
C. Stochastik. Garis beli (hitam) diatas garis jual (merah)
D. MACD. Positif (Bukit)
E. Pendukung : Parabolic SAR, Bollinger Band, Candlle Stick
          Parabolic SAR : titik hijau dibawah (buy signal)
4. BUY (setelah + 30 menit dari opening ). Apabila semua
signal/indikator grafik & O=L & volume mendukung.
5. Kalau pada waktu menemukan saham yang o=l harga sudah terbang
tinggi, saran jangan dikejar. kalau bisa ditunggu turun. Mungkin harga
beli max 3% dari harga open masih reasonable. 
6. Cut Loss dilakukan bila ada tekanan jual yang besar sekali sehingga
harga low < open. Batas cut loss 2 point dibawah harga open 

Thanks, semoga menjadi diskusi dan sharing pengalaman/pengetahuan yang
menarik


Kirim email ke