Radar Kediri                
            
        
        
        
        
        
          
                [ Rabu, 08 Juli 2009 ]
        
          
                
  SMA Kristen Petra Wujudkan Universalitas Seni 
        
        
        
        
          
  Punya Grup Nasyid Lintas Agama


Masyarakat mengenal nasyid sebagai salah satu seni olah vokal
bernuansa islami. Namun, seni itu ternyata menembus batas agama. Seni
tersebut juga ada di SMA Kristen Petra. Tak hanya mendengar, mere­ka
juga belajar nasyid.


  IKA MARIANA, Kediri


---

Sore itu, gedung sekolah di Jalan Medang Kamulan,
Kelurahan Balowerti, tersebut terlihat lengang. Maklum, pada minggu ini
anak sekolah masih menikmati libur kenaikan kelas. Hanya ada beberapa
pekerja yang sedang membenahi bagian depan sekolah. 

Namun,
sayup-sayup terdengar suara nyanyian. Itu datang dari ge­dung bagian
selatan. Tidak ha­nya suara seseorang, suara ber­irama tersebut keluar
dari be­berapa orang. Sesekali, mere­ka bersahut-sahutan.

Ternyata,
suara itu bersumber dari gedung perpustakaan. Alunan suara terdengar
semakin keras ketika koran ini berada di pintu masuk. Di dalam
perpustakaan tersebut, ada lima siswa. Mereka sedang bera­kapela.
Yaitu, suatu teknik bernyanyi tanpa iringan musik. Mereka melantunkan
lagu nasyid milik grup asal Malaysia, Raihan. Judulnya adalah
Assalamualaikum.

Kelima remaja itu adalah Kho­lifatun Ida Atkha,
Elya Destiara, Anggi Aditia, Muhammad Rambo Muslim, dan Yohanes. Mereka
adalah personel grup nasyid SMA Kristen Petra Kediri yang bernama
Alhamdulillah Petra Nasyid.

Beberapa kali nyanyian mereka
terhenti. Kemudian mereka tertawa pelan. Ternyata mereka mener­tawakan
kesalahan sendiri. Ada yang lupa lirik. Ada juga yang lu­pa nada.
''Yah, lupa lagi liriknya...ulang-ulang,'' teriak Kholifatun yang akrab
disapa Yuni.

Alhamdulillah Petra Nasyid yang beranggotakan
sepuluh orang tersebut sore itu sedang berlatih. Sebenar­nya, grup
nasyid tersebut baru terbentuk sebulan lalu. Para pelajar itu bergabung
demi mengikuti even School Nasyid Contest dalam Hon­da-KoMu Radar
Kediri School Con­test pada 3 Agustus mendatang.

Keikutsertaan
mereka membuat panitia terkejut. Sebab, jarang ada se­kolah berlatar
belakang agama Kristen yang punya grup nasyid. ''Di sekolah kami, ada
yang muslim kok. Termasuk saya. Tapi, anggota grup nasyid ini juga ada
yang Kristen,'' lanjut Yuni yang juga koordinator Alhamdulillah Petra
Nasyid.

Perbedaan agama tidak menja­di masalah besar bagi grup
itu. Bagi mereka, seni universal. Sia­pa pun bisa menikmati dan
belajar. Seni tak membedakan suku, agama, ras, dan golongan. Seni
justru bisa me­­numbuhkan persatuan dan membuat hidup lebih
menyenangkan.

''Saya suka menyanyi apa pun. Nasyid kan salah
satu seni vokal juga. Jadi, tidak ada salahnya mempelajari nasyid,''
ungkap Yohanes, satu-satunya anggota grup yang beragama Kristen.

Terbentuknya
grup nasyid tersebut mendapatkan dukungan penuh dari pengurus sekolah.
''Kami se­lalu mendukung semua kegiatan yang bisa menunjang dan
mengembangkan bakat dan kemampuan siswa. Termasuk mengikuti kontes
nasyid ini. Menurut saya, nasyid adalah salah satu seni vokal yang
bagus. Tidak ada salahnya belajar,'' papar Kepala SMA Kristen Petra
Kediri Setiani Daryulina. Kebetulan, dia mengajar seni budaya, termasuk
musik.

Mendapat dukungan, Yuni sebagai pencentus ide membuat
grup nasyid makin bersemangat. Karena itu, dia mengajak teman-te­mannya
untuk bergabung. (ib)



      Mencari semua teman di Yahoo! Messenger? Undang teman dari Hotmail, Gmail 
ke Yahoo! Messenger dengan mudah sekarang! http://id.messenger.yahoo.com/invite/

Kirim email ke