BEBERAPA TANDA KIAMAT
Oleh
Ustadz Abu Nida' Chomsaha Shofwan
http://almanhaj.or.id/content/3098/slash/0

Iman kepada hari Akhir merupakan salah satu rukun iman. Firman Allah
Subhanahu wa Ta'ala.

لَّيْسَ الْبِرَّ أَن تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ
وَالْمَغْرِبِ وَلَٰكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ
الْآخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ

Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu
kebaktian, akan tetapi sesungguhnya kebaktian itu ialah beriman kepada
Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi,
...dst. [Al Baqarah:177].

Sehingga kebaikan tidak akan tercapai kecuali dengan cara
merealisasikan iman kepada hari Akhir. Karena itulah, iman kepada hari
Akhir memiliki pengaruh yang besar terhadap diri manusia, baik di
dunia maupun di akhirat. Beriman kepada hari Akhir, dengan selalu
mengingatnya dan membenarkan peristiwanya, akan menambah keimanan dan
ketakwaan seseorang, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.

الم ذَٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ ۛفِيهِ ۛهُدًى لِّلْمُتَّقِينَ
الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا
رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنزِلَ
إِلَيْكَ وَمَا أُنزِلَ مِن قَبْلِكَ وَبِالْآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ
أُولَٰئِكَ عَلَىٰ هُدًى مِّن رَّبِّهِمْ ۖوَأُولَٰئِكَ هُمُ
الْمُفْلِحُونَ

Alif Laam Miim. Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan di dalamnya;
petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada
yang gaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki
yang Kami anugerahkan kepada mereka, dan mereka yang beriman kepada
kitab (Al Qur’an) yang telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang
telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan)
akhirat. Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Rabb mereka,
dan merekalah orang-orang yang beruntung. [Al Baqarah:1-5].

Banyak nash yang menerangkan pengaruh dan urgensi iman kepada hari
Akhir. Allah telah membantu para hambaNya untuk beriman kepada hari
Akhir, yaitu dengan memberitahukan tanda-tanda yang mendahului
kedatangannya (alamatus sa’ah), baik yang sudah terjadi maupun yang
akan terjadi. Tanda-tanda yang sudah terjadi, berarti telah dirasakan
oleh umat manusia, sehingga bisa menambah keimanan dan keyakinan, dan
mendorong manusia untuk beramal shalih dan menjauhi hal-hal yang
mungkar.

Permasalahan tanda-tanda Kiamat ini sengaja diangkat, untuk
mengingatkan kita, karena kebanyakan orang telah melupakannya. Dengan
mengetahui adanya tanda-tanda hari Kiamat yang sudah terjadi, semoga
menjadi peringatan untuk selalu mengikuti petunjuk syariat Allah
Subhanahu wa Ta'ala. Dan dalam tulisan ini, penulis memaparkan
sebagian tanda-tanda Kiamat yang sudah terjadi. Semoga bermanfaat.

Pertama : Diutusnya Nabi Shallallahu Alaihi Wa Sallam
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah mengabarkan bahwa
diutusnya Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai rasul terakhir
termasuk salah satu tanda-tanda Kiamat, artinya Kiamat itu sudah
dekat, karena Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam merupakan penutup
para nabi. Tidak ada lagi nabi sesudah Beliau. Beliau bersabda :

بُعِثْتُ أَنَا وَالسَّاعَةُ كَهَاتَيْنِ يَعْنِي إِصْبَعَيْنِ

Jarak antara pengangkatan aku sebagai Rasul dan hari Kiamat seperti
(jarak) dua ini. (Yaitu dua jarinya). [Riwayat Bukhari dan Muslim].

Dalam riwayat lain: “Beliau memberi isyarat dengan jari telunjuk dan
jari tengahnya”.

Ketika membahas tanda-tanda hari Kiamat, Imam Al Qurthubi menyatakan
bahwa tanda yang pertama ialah kemunculan Nabi Muhammad Shallallahu
'alaihi wa sallam. Karena Beliau nabi akhir zaman. Antara Beliau
dengan hari Kiamat tiada nabi lagi.

Al Hafizh Ibnu Rajab menjelaskan, bahwa hadits di atas ditafsiri
dengan kedekatan masa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dengan hari
Kiamat, seperti dekatnya jarak antara jari telunjuk dan jari tengah.
Yakni, setelah diutusnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam,
maka akan ditutup dengan hari Kiamat tanpa ada nabi lagi. Rasulullah
bersabda:

وَأَنَا الْحَاشِرُ الَّذِي يُحْشَرُ النَّاسُ عَلَى قَدَمِي

Dan aku adalah al hasyir, yaitu seluruh manusia akan dikumpulkan (pada
hari Kiamat) sesudah masaku. [HR Bukhari dan Muslim].

Kedua : Terbelahnya Bulan.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.

اقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانشَقَّ الْقَمَرُ وَإِن يَرَوْا آيَةً
يُعْرِضُوا وَيَقُولُوا سِحْرٌ مُّسْتَمِرٌّ

Telah dekat (datangnya) saat (Kiamat) itu, dan telah terbelah bulan.
Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat sesuatu tanda
(mukjizat), mereka berpaling dan berkata “(Ini adalah) sihir yang
terus menerus. [Al Qamar : 1-2].

Dalam menafsirkan ayat di atas, Al Hafizh Ibnu Katsir menyatakan bahwa
peristiwa terbelahnya bulan telah terjadi pada zaman Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam sebagaimana disebutkan dalam
hadits-hadits yang mutawatir dengan sanad yang shahih. Para ulama
telah sepakat bahwa peristiwa tersebut merupakan salah satu mukjizat
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam.

Abdullah bin Mas‘ud bercerita.

بَيْنَمَا نَحْنُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ بِمِنًى إِذَا انْفَلَقَ الْقَمَرُ فِلْقَتَيْنِ فَكَانَتْ
فِلْقَةٌ وَرَاءَ الْجَبَلِ وَفِلْقَةٌ دُونَهُ فَقَالَ لَنَا رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اشْهَدُوا

Ketika kami bersama Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam di Mina,
tiba-tiba bulan terbelah menjadi dua bagian. Satu bagian berada di
belakang atas gunung (Hira’) dan separoh lainnya (berada) sedikit di
bawahnya. Maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda
kepada kami: “Saksikanlah.” [HR Bukhari dan Muslim].

Ketiga : Keluarnya Api Dari Wilayah Hijaz Yang Menyinari Punuk-Punuk Unta
Di Bushra (Wilayah Syam).
Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda

لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَخْرُجَ نَارٌ مِنْ أَرْضِ الْحِجَازِ
تُضِيءُ أَعْنَاقَ الْإِبِلِ بِبُصْرَى

Tidak akan terjadi hari Kiamat sebelum keluar api dari wilayah Hijaz
yang menyinari punuk-punuk unta di Bushra (Huran). [HR Bukhari dan
Muslim].

Imam An Nawawi berkata: “Pada zaman kita, api ini pernah muncul di
Madinah tahun 654 H. Apinya besar sekali, muncul dari sisi timur kota
Madinah, di belakang Hirra. Peristiwa ini juga diketahui oleh penduduk
Syam dan semua negeri. Dan penduduk Madinah yang menyaksikannya telah
menceritakannya kepadaku”.

Keempat : Banyaknya Kekacauan.
Banyak nash shahih yang menunjukkan, salah satu di antara tanda hari
Kiamat yaitu banyak terjadinya kekacauan, peperangan dan pembunuhan.
Juga munculnya banyak fitnah di tengah-tengah kaum muslimin yang
berbentuk perpecahan, yang berakhir saling mengkafirkan dan
menfasikkan, bahkan diakhiri dengan pembunuhan, merajalelanya
kemaksiatan di kota-kota dan desa-desa.

إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يُرْفَعَ الْعِلْمُ وَيَكْثُرَ
الْجَهْلُ وَيَكْثُرَ الزِّنَا وَيَكْثُرَ شُرْبُ الْخَمْرِ وَيَقِلَّ
الرِّجَالُ وَيَكْثُرَ النِّسَاءُ حَتَّى يَكُونَ لِخَمْسِينَ امْرَأَةً
الْقَيِّمُ الْوَاحِدُ

Sesungguhnya di antara tanda hari Kiamat adalah ilmu diangkat,
kebodohan muncul, perzinaan merajalela, minum minuman keras merebak
luas, kaum pria sedikit dan kaum wanita banyak hingga lima puluh orang
wanita hanya memiliki satu orang laki-laki yang menanggung urusan
mereka. [HR Bukhari dan Muslim].

Yang dimaksud dengan ilmu dalam hadits ini, ialah ilmu syariat. Yaitu
ilmu yang menunjukkan manusia ke jalan yang lurus, menuju kebahagiaan
dunia dan akhirat, ilmu yang mengenalkan Allah beserta nama-nama dan
sifat-sifatNya, ilmu yang menunjukkan cara beribadah yang benar kepada
Allah, gambaran bermuamalah yang baik dengan sesama kaum muslimin, dan
lain-lain.

Dalam hadits lain, yang diriwayatkan Imam Bukhari, menerangkan proses
terangkatnya ilmu, yaitu :

إِنَّ اللَّهَ لاَ يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنْ
الْعِبَادِ وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ حَتَّى
إِذَا لَمْ يُبْقِ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالاً
فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوا وَأَضَلُّوا.

Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu secara langsung dengan
mengambilnya dari para hamba, tetapi dengan mewafatkan para ulama.
Sampai bila tidak menyisakan satu orang pun, maka manusia mengangkat
pemimpin yang bodoh. Mereka ditanya, maka mereka (tokoh-tokoh itu,
Red) memberi fatwa tanpa dasar ilmu, sehingga dia sesat dan
menyesatkan.

Ulama memberikan beragam penafsiran tentang makna “ilmu diangkat”. Di
antaranya, yaitu “hilang dari hati kaum muslimin” atau “matinya para
ulama” atau “orang-orang menghafal Al Qur’an, tetapi tidak
mengamalkannya” atau “ilmunya tidak bermanfaat”.

Kesimpulan dari semua itu, maka yang tersisa kebanyakan adalah orang
yang jahil (tidak berilmu). Akibatnya, manusia mendaulat pimpinan
orang yang kosong dari ilmu, sesat dan sekaligus menyesatkan orang
lain. Karena, apabila orang itu ditanya, dia menjawabnya tanpa dasar
ilmu.

Kemudian tentang menjamurnya perzinaan dan minuman keras, diakui atau
tidak, kedua kemaksiatan ini sudah menyebar di seluruh pelosok dunia,
kecuali daerah-daerah atau orang-orang yang mendapat rahmat dari
Allah. Bahkan keduanya telah menjadi komoditas perdagangan. Namun
alhamdulillah, sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Muslim,
bahwa akan senantiasa ada sekelompok orang dari umat Islam yang
berpegang teguh kepada kebenaran sampai datangnya hari kiamat.

لاَ تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ عَلَى الْحَقِّ لاَ
يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ
كَذَلِكَ

Senantiasa ada satu kelompok dari umatku yang selalu berpegang teguh
di atas kebenaran. Orang yang enggan menolong mereka, tidak akan
merugikan mereka sampai datang keputusan Allah.

Maksudnya, sekalipun keadaan tidak menentu, mereka tetap berpegang
teguh dengan Al Qur’an dan Sunnah yang shahih dan mengikuti jejak para
salaful ummah (para sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka).

Imam Muslim meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam memohon tiga hal kepada Allah untuk umatnya. Beliau Shallallahu
'alaihi wa sallam berkata (yang artinya) : Dan aku mohon kepada
Rabb-ku untuk umatku agar Allah tidak membinasakan mereka dengan wabah
kelaparan yang merata dan agar Allah tidak memberikan kemenangan
kepada musuh sehingga musuh dapat menguasai kaum muslimin. Dan Rabb-ku
berfirman: “Wahai, Muhammad! Jika Aku sudah menetapkan satu ketetapan,
maka tidak akan tertunda. Aku tidak akan membinasakan mereka (kaum
muslimin) dengan musibah kelaparan yang merata, dan Aku tidak akan
memberikan kemenangan kepada musuh sehingga bisa menaklukkan kaum
muslimin, kendatipun mereka bersatu dari seluruh penjuru dunia, sampai
mereka sendiri saling membinasakan dan saling melakukan penawanan”.
Perkara yang aku khawatirkan atas umaku adalah para imam (panutan)
yang menyesatkan. Dan jika pedang sudah terhunus, maka tidak akan
disarungkan lagi sampai Kiamat tiba. Dan Kiamat tidak akan terjadi
sampai ada sebagian kelompok dari umatku yang meniru kaum musyrik, dan
sampai sebagian umatku menyembah patung. Dan sesungguhnya akan muncul
di tengah umatku tiga puluh pendusta. Mereka mengklaim dirinya nabi,
padahal aku adalah penutup para nabi. Tidak ada nabi sepeninggalku.
Dan tetap ada sebagian kelompok dari umatku berada di atas al haq.

Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam memberitahukan bahwa doanya untuk
umatnya dikabulkan dalam dua perkara saja. Sedangkan yang ketiga tidak
diterima.

Beliau memberitakan:
1. Akan terjadi pertumpuhan darah di antara umatnya. Dan kalau sudah
terjadi, maka tidak akan berakhir sampai hari Kiamat.
2. Sebagian umatnya akan menghancurkan sebagian yang lain, dan akan
saling menawan

Bagaimanakah kalau fitnah tersebut terjadi? Kita, umat Islam harus
berhati-hati, harus menghindari fitnah tersebut, sebagaimana
disebutkan dalam hadits bahwa yang berjalan lebih baik daripada yang
berlari, yang duduk lebih baik daripada berjalan, dan seterusnya.

أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَتَكُونُ فِتَنٌ الْقَاعِدُ
فِيهَا خَيْرٌ مِنْ الْقَائِمِ وَالْقَائِمُ فِيهَا خَيْرٌ مِنْ
الْمَاشِي وَالْمَاشِي فِيهَا خَيْرٌ مِنْ السَّاعِي وَمَنْ يُشْرِفْ
لَهَا تَسْتَشْرِفْهُ وَمَنْ وَجَدَ مَلْجَأً أَوْ مَعَاذًا فَلْيَعُذْ
بِهِ

Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda: “Akan terjadi banyak fitnah. Pada masa
itu, orang yang duduk lebih baik daripada orang yang berdiri. Orang
yang berdiri lebih baik daripada orang berjalan. Orang yang berjalan
lebih baik daripada orang berlari. Barangsiapa yang melawannya, ia
akan tergilas. Barangsiapa menemukan tempat berlindung, maka hendaklah
ia berlindung diri di sana. [HR Bukhari].

Selain itu, ada hadits dari Hudzaifah bin Al Yaman, dia menceritakan :
Orang-orang bertanya kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
tentang kebaikan, sedangkan aku bertanya tentang keburukan karena
khawatir akan menimpaku. Aku bertanya, “Wahai, Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam! Kami dulu berkubang dalam kejahiliyahan dan
kejelekan, lalu Allah memberikan kebaikan (Islam) ini, akankah ada
lagi kejelekan kebaikan ini?” Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam
menjawab,”Ya.” Aku bertanya lagi,”Apakah akan ada lagi kebaikan
setelah kejelekan itu?” Beliau menjawab,”Ya, tapi sudah tercampur
dakhan (kekeruhan).” Aku bertanya,”Apa dakhannya?” Beliau
menjawab,”Satu kaum yang mengambil petunjuk bukan dari petunjukku.
Engkau mengenali dan mengingkari kondisi mereka”. Aku
bertanya,”Akankah ada keburukan lagi setelah kebaikan itu?” Beliau
menjawab,”Ya. Yaitu para juru dakwah yang mengajak ke pintu jahannam.
Barangsiapa yang menjawab panggilan mereka, maka akan tercampakkan ke
dalam jahannam.” Aku berkata,”Wahai, Rasulullah! Jelaskan ciri mereka
kepada kami!” Beliau bersabda,”Mereka berasal dari kita sendiri dan
mereka berbicara dengan bahasa kita.” Aku bertanya,”Jika aku menjumpai
masa itu, apa yang engkau perintahkan kepadaku?” Beliau
menjawab,”Tetaplah bersama jama’ah kaum muslimin dan imam mereka.” Aku
bertanya,”Jika mereka tidak memiliki jama’ah pun juga imam?” Beliau
menjawab,”Tinggalkannlah semua firqah-firqah itu, meskipun akhirnya
engkau terpaksa mengkonsumsi akar pohon sampai ajal menjemput,
sementara engkau tetap teguh atas jalan itu.”

Pelajaran yang bisa diambil dari hadits ini, bahwa nanti setelah
terangnya cahaya kebenaran Islam akan datang asy-syar (keburukan,
fitnah).

Dalam Fathul Bari dijelaskan, yaitu diawali dengan terbunuhnya Utsman
Radhiyallahu 'anhu dan dampak yang muncul karena pembunuhan tersebut.
Tetapi setelah itu akan ada kebaikan, tetapi dalam kebaikan itu ada
dakhan (kekeruhan). Dalam Fathul Bari disebutkan, maknanya bagus
tetapi kotor, baik itu berupa kondisi umum maupun hati di antara
mereka yang tidak bersih. Pada waktu itulah, ada pemimpin atau dai
yang memberikan petunjuk tetapi tidak sesuai dengan Sunnah Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam. Ini dalam suasana yang baik.
Barangsiapa yang menjumpai dan mengetahuinya, maka harus bara’
(berlepas diri) dan membencinya.

Setelah itu, Hudzaifah pun masih bertanya lagi : “Apakah setelah
kebaikan itu ada kejelekan?” Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
menjawab,”Ya ada, tetapi di situ ada penyeru yang mengajak kepada
kesesatan. Diumpamakan dengan berdiri di pintu neraka karena mengajak
kepada hal-hal yang diharamkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Siapa
yang mengikuti akan dimasukkan ke dalamnya.” Hudzaifah bertanya
lagi,”Mereka itu siapa, wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab,”Mereka
itu dari kaum kita, berbicara dengan bahasa kita, seagama dengan kita,
bisa dari Arab atau bani Adam. Dzahirnya Islam, tetapi batinnya
menyelisihi Islam (menghancurkan Islam dari dalam).” Hudzaifah
bertanya lagi,”Jika kami menjumpai yang seperti itu, maka bagaimana,
wahai Rasulullah?” Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
menjawab,”Bergabunglah dengan jama’ah kaum muslimin dan imam mereka
-sekalipun imam yang fajir yang berbuat kejam kepada kita, mengambil
harta kita, kita tetap setia dan taat.”

Demikianlah yang dilakukan oleh generasi Salaf terhadap Al Hajjaj bin Yusuf.

Dan yang dimaksud dengan jamaah di sini, ada yang mengatakan jama’ah
kaum muslimin karena tidak mungkin umat Muhammad bersatu dalam
kesesatan, atau jama’ah sahabat atau ahlul ilmi karena sebagai hujjah
bagi manusia, atau bergabung (berpegang) kepada al haq sebagaimana
dikatakan Imam Malik :

الـجَمَاعَةُ مَعَ الـحَقِّ وَلَوْ كُنْتَ وَحْدَكَ

Jamaah (adalah) bersama al haq (kebenaran) meskipun engkau sendiri.

Lalu, bagaimana kalau tidak ada kedua-duanya? Tinggalkan semua firqah
(para duat yang mengajak kepada kesesatan) yang masing-masing mengajak
kepada golongannya, dan gigitlah akar pohon sampai kamu meninggal, itu
lebih baik daripada mengikuti mereka. Ini kinayah (kiasan) betapa
beratnya berpegang teguh dengan Sunnah dalam situasi yang seperti
sekarang ini.

Kelima : Keluarnya Para Dajjal Pendusta Yang Mengaku Sebagai Nabi.
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda

وَأنه سَيَكُونُ فِي أُمَّتِـي ثَلَاثُونَ كَذَّابُونَ كُلُّهُمْ
يَزْعُمُوْنَ أَنَّهُ نَبِيٌّ )رَوَاهُ أَبـُو دَاوُد

Akan ada pada umatku tiga puluh pendusta, semuanya mengaku sebagai
nabi [HR Abu Dawud].

Ini sudah terjadi, kecuali dajjal yang terakhir. Sebagai misal :
1. Al Aswad Al Ansi di Yaman. Muncul pada masa-masa akhir kehidupan
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Pada akhirnya ia dibunuh
oleh kaum muslimin di benteng persembunyiannya.
2. Thulaihah bin Khuwalid Al Asadi. Mengaku sebagai nabi pada masa
Rasulullah n masih hidup. Tidak sempat dibunuh hingga masih bertahan
hidup pada masa Khalifah Abu Bakar. Ia lari ke Syam lalu masuk Islam.
Kemudian dia ikut perang dan menemui syahid, insya Allah.
3. Musailamah Al Kadzdzab pada tahun 9 H. Dia datang kepada Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersama jamaahnya dan kembali ke Yamamah
lalu murtad dan mengaku sebagai nabi. Ia binasa di tangan Wahsi bin
Harbz pada zaman Khalifah Abu Bakar Radhiyallahu 'anhu.
4. Sujjah binti Al Harits. Asalnya Nashara dan mengaku sebagai nabi.
Kemudian ia bertemu dengan Musailamah Al Kadzdzab dan menjadi
istrinya. Setelah Musailamah terbunuh, dia kembali ke negerinya,
kemudian masuk Islam dan mati dalam keadaan Islam di Bashrah.

Pada zaman Tabi’in :
1. Al Mukhtar bin Abi Ubaid Ats Tsaqafi. Orang ini sebelumnya penganut
Syi’ah kemudian mengaku sebagai imam dengan nama Muhammad bin Hanifah.
Ia mengaku bahwa Jibril menurunkan wahyu kepadanya. Dia terbunuh di
Kufah.
2. Al Harits bin Sa’id Al Kadzdzab di Damaskus pada zaman Khalifah
Abdul Malik bin Marwan. Setelah beritanya sampai ke telinga Khalifah,
keberadaannya langsung dilacak, lalu dibawa menghadap beliau. Kemudian
Khalifah mendatangkan para ulama untuk menasihatinya, tetapi ia
menolak. Maka Khalifah pun menyalibnya.

Pada zaman mutakhir ini, muncul di India seorang laki-laki yang
bernama Mirza Gulam Ahmad Al Qadiyani. Ia mengaku mendapatkan wahyu
dari langit dan mengaku sebagai nabi. Atau oleh para pengikutnya
dikatakan sebagai mujaddid (pembaharu). Pengikutnya mashur dengan nama
Ahmadiyah.

Para dajjal yang disebutkan di atas hanyalah sebagian saja. Satu per
satu akan muncul, baik berbentuk perdukunan atau pengobatan
alternatif, atau apa saja yang intinya mengaku mendapat wahyu dari
Allah. Dan yang terakhir nantinya ialah Al Masih Ad Dajjal Al A’war.

Keenam : Banyak Terjadi Gempa Bumi.

لاَ تـَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقْبَضُ الْعِلْمُ وَيَكُْثرُ
الزَّلَازِلُ ) رَوَاهُ البُخَارِي

Tidaklah hari Kiamat itu akan tiba sampai ilmu tercabut dan banyak
terjadi gempa bumi. [HR Bukhari].

Demikian penjelasan singkat mengenai tanda datangnya hari Kiamat yang
harus kita imani. Hendaklah kaum muslimin memperhatikan dan
mempersiapkan diri untuk menyongsongnya. Dunia adalah ladang beramal
sementara akhirat tempat penilaian amalan. Orang yang merugi adalah
manusia yang tidak waspada dalam kehidupan duniawinya.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 01/Tahun IX/1425H/2004.
Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi
Km.8 Selokaton Gondanrejo Solo 57183 Telp. 0271-761016]


------------------------------------

Website anda http://www.almanhaj.or.id
Berhenti berlangganan: assunnah-unsubscr...@yahoogroups.com
Ketentuan posting : http://milis.assunnah.or.id/aturanmilis/
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/assunnah/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    assunnah-dig...@yahoogroups.com 
    assunnah-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    assunnah-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke