Harus Mandi Junub Dan Batal Puasa Pada VT (Vaginal Toucher) Dan Obat 
Intravagina?

Sebagian kaum muslimin ada yang menyangka jika hal ini menyebabkan
harus mandi wajib dan batal puasanya, bagaimana yang benar? Berikut
pembahasannya
VT atau colok vagina adalah pemeriksaan bagian dalam vagina dengan
memasukkan dua jari untuk mengetahui keadaan bagian dalam vagina. Sering 
dilakukan pada ibu hamil untuk mengetahui “bukaan” dan dilakukan pada
pemeriksaan kebidanan.
Berikut fatwa Al-lajnah Da’imah (semacam MUI di Saudi dengan anggota 
ulama-ulama besar) berkaitan dengan hal ini:
Pertanyaan:
إذا أدخلت المرأة أصبعها للاستنجاء في الفرج، أو لإدخال مرهم أو قرص لعلاج أو
بعد كشف أمراض النساء حيث تدخل الطبيبة يدها أو جهاز الكشف، هل يجب على
المرأة الغسل؟ وإن كان هذا في نهار رمضان هل تفطر ويجب عليها القضاء؟
“jika seseorang wanita memasukkan jarinya untuk
“istinja”/membersihkan kemaluannya atau memasukkan obat dalam bentuk
salep/krim atau tablet (obat intravagina, pent) untuk pengobatan atau
pemeriksaan pada pasien wanita di mana dokter wanita memasukkan tanganya ke 
kemaluan wanita (Vaginal Toucher, pent) atau memasukkan alat periksa ke 
kemaluan pasien (misalnya speculum, pent).
Apakah wajib bagi wanita tersebut mandi junub? Apabila dilakukan pada siang 
hari bulan Ramadhan apakah membatalkan puasa dan wajib baginya
qhada?
Jawab:
إذا حصل ما ذكر فلا يجب غسل جنابة ولا يفسد به الصوم.
“jika terjadi sebagaimana yang disebutkan maka tidak wajib baginya mandi junub 
dan tidak membatalkan puasanya.”[1]
 
Catatan:
Yang mengira VT atau obat intra vagina harus mandi junub atau
puasanya batal, mereka mungkin meng-qiyaskan dengan jima’/bersetubuh.
Hal ini tidak termasuk jima’, syaikh Abdullah Al Bassam rahimahullah 
menjelaskan pengertian jima’:
الجماع هو تغييب خشفة الذكر في الفرج, قبلا كلن أو دبرا, و لو في بهيمة, فيفطر كل 
من الواطئ و الموطوء المطاوع
“jima’ adalah memasukkan kepala (maaf) penis ke dalam kemaluan (tolak ukurnya 
kepala, pent), baik itu vagina atau dubur, meskipun kepada
binatang. Maka batal puasa pelaku  dan objeknya jika ia ridha/tidak
dipaksa.”[2]
Mengenai obat intra vagina maka, DR. Ahmad bin Muhammad Al-Khalil menjelaskan 
dalam kitabnya “muftiratish shiyam Al-mu’ashirah” (pembatal-pempatal puasa 
kontemporer) ada dua pendapat :
القول الأول: ذهب المالكية، والحنابلة، إلى أن المرأة إذا قطرت في قبلها مائعاً
لا تفطر بذلك الأدلة :1ـ أن فرج المرأة ليس متصلاً بالجوف.2ـ أن مسلك الذكر من فرج 
المرأة في حكم الظاهر. القول الثاني: ذهب الأحناف، والشافعية، إلى
أن دخول المائع إلى قبل المرأة يفطر الدليل: أن لمثانتها منفذاً يصل إلى
الجوف، كالإقطار في الأذن.
Pendapat pertama: Malikiyah dan Hanbilah berpendapat jika diteteskan cairan 
kedalam vagina seorang wanita maka puasanya tidak batal[3], dalilnya: pertama, 
bahwa vagina tidak terhubung dengan rongga dalam.
Kedua, tempat masuknya penis pada vagina adalah hukum dzahir yang
dipakai
Pendapat kedua: Hanabilah dan Syafi’iyah berpendapat bahwa masukknya cairan ke 
dalam vagina membatalkan puasa[4], dalilnya bahwa vagina memiliki pori-pori 
yang terhubung dengan rongga dalam, sama seperti obat tetes telinga.
القول المختار: بنى الأحناف والشافعية قولهم بالتفطير على وصول المائع إلى الجوف 
عن طريق قبل المرأة، كما علل به في بدائع الصنائع، وهو أمر مخالف لما ثبت
في الطب الحديث، حيث دل على أنه لا منفذ بين الجهاز التناسلي للمرأة وبين
جوفها، ولذلك فليس هناك في الحقيقة ما يوجب التفطير، حتى على مذهب الأحناف
والشافعية، إنطلاقاً من تعليلهم. فالقول الأقرب هو عدم التفطير بالغسول
المهبلي مطلقاً، وليس في النصوص ما يدل على التفطير،
Tarjih: Hanabilah dan Syafi’iyah mendasarkan
pendapat mereka –batalnya puasa- pada sampainya cairan rongga dalam
vagina, seperti alasan yang dikemukakan penulis kitab Bada’i shana’i . pendapat 
ini bertentangan dengan ilmu kedokteran modern yang
membuktikan bahwa tidak ada saluran antara organ reproduksi perempuan
dengan rongga dalam. Maka hakikatnya tidak ada sesuatu yang mengharuskan 
batalnya puasa, bahkan berdasarkan mazhab Hanafiyah dan Syafi’iyah
sekalipun, bertolak dari alasan yang mereka kemukakan.
Maka, pendapat yang lebih bisa diterima adalah tidak batalnya puasa secara 
mutlak disebabkan pencuci vagina (dan obat intra vagina
lainnya, pent). Didalam berbagai nash tidak ada sesuatu yang membatalkan puasa
 
Disempurnakan di Lombok, pulau seribu masjid
2 Ramadhan 1433 H, Bertepatan  21 Juli 2012
Penyusun: dr. Raehanul Bahraen
Artikel www.muslimafiyah.com

Kirim email ke