METODE AL-QUR'AN DALAM MENETAPKAN KENABIAN MUHAMMAD SHALLALLAHU ALAIHI WA
SALLAM
http://almanhaj.or.id/content/3646/slash/0/metode-al-qurn-dalam-menetapkan-kenabian-muhammad-shallallahu-alaihi-wa-sallam/

Allah Azza wa Jalla telah menetapkan landasan agung ini dalam al-Qur’ân
dengan berbagai macam cara sehingga dapat diketahui kesempurnaan kebenaran
risalah beliau.

1. Allah Azza wa Jalla mengabarkan bahwasanya beliau sama dengan para rasul
lainnya. Beliau menyeru apa yang mereka seru. Semua kebaikan yang ada pada
diri para rasul juga ada pada diri Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa
sallam . Keburukan apapun yang ditiadakan dari para rasul maka Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam lebih pantas berlepas diri darinya.
Syariat agama beliau (Islam) menjadi acuan kebenaran syariat-syariat yang
lain. Begitu pula, kitab beliau (al-Qur’ân) menjadi barometer kebenaran
bagi kitab-kitab sebelumnya. Segala kebaikan yang terdapat pada kitab-kitab
dan agama-agama sebelumnya, telah terhimpun pada agama dan kitab Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Bahkan terdapat sisi-sisi
keindahan dan keunggulan yang tidak ada di ajaran dan kitab terdahulu.

2. Al-Qur’ân menetapkan kenabian Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam
dengan menyebutkan bahwasanya beliau adalah seorang ummi (buta huruf) yang
tidak bisa membaca ataupun menulis. Tidak pula pernah duduk belajar bersama
seseorang yang mengetahui kandungan kitab-kitab terdahulu. Beliau pun tidak
pernah mengumpulkan orang untuk menyusun al-Qur’ân. Sebuah kitab yang tidak
mungkin ditandingi oleh buatan seluruh jin dan umat manusia, meskipun
mereka saling membahu untuk membuatnya. Dengan demikian, mustahil al-Qur’ân
merupakan hasil pemikiran Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam .
Secara berulang-ulang, al-Qur’ân menetapkan perkara ini.

3. Al-Qur’ân menetapkan kenabian Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam
dengan penyebutan kisah-kisah para nabi terdahulu yang disampaikan dengan
nyata secara panjang lebar sehingga tak membekaskan keraguan bagi seorang
pun tentang kebenarannya.

4. Allah Azza wa Jalla menjelaskan bahwa tidak ada jalan bagi Nabi Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mendatangkan al-Qur’ân kecuali melalui
wahyu dari-Nya. Misalnya, kisah Nabi Musa Alaihissallam yang panjang dalam
surat al-Qashash/28 : 46 dan 44

وَمَا كُنْتَ بِجَانِبِ الطُّورِ إِذْ نَادَيْنَا وَلَٰكِنْ رَحْمَةً مِنْ
رَبِّكَ

“Dan engkau (Muhammad) tidak berada di dekat Thur (gunung) ketika kami
menyeru (Musa), tetapi (Kami utus engkau) sebagai rahmat dari Rabbmu…”

وَمَا كُنْتَ بِجَانِبِ الْغَرْبِيِّ إِذْ قَضَيْنَا إِلَىٰ مُوسَى الْأَمْرَ

“Dan engkau (Muhammad) tidak berada di sebelah barat (lembah suci Thuwa)
ketika Kami menyampaikan perintah kepada Musa…”

Demikian pula dalam firman-Nya dalam Ali Imrân/3: 44

وَمَا كُنْتَ لَدَيْهِمْ إِذْ يُلْقُونَ أَقْلَامَهُمْ أَيُّهُمْ يَكْفُلُ
مَرْيَمَ وَمَا كُنْتَ لَدَيْهِمْ إِذْ يَخْتَصِمُونَ

“Padahal engkau tidak bersama mereka ketika mereka melemparkan pena mereka
(untuk mengundi) siapa diantara mereka yang akan memelihara Maryam. Dan
engkau pun tidak bersama mereka ketika mereka bertengkar”

Demikian pula, firman Allah taala dalam Yûsuf/12 :102:

وَمَا كُنْتَ لَدَيْهِمْ إِذْ أَجْمَعُوا أَمْرَهُمْ وَهُمْ يَمْكُرُونَ

“Padahal engkau tidak berada di samping mereka, ketika mereka bersepakat
mengatur tipu muslihat (untuk memasukkan Yusuf ke dalam sumur )”

Ketidakmampuan Ahlul kitab pada zaman itu maupun setelahnya untuk menolak
atau mendustakan kisah-kisah terperinci ini termasuk tanda terpenting bahwa
Muhammad adalah benar-benar utusan Allah Azza wa Jalla .

5. Pertolongan dan kemenangan dari Allah Azza wa Jalla bagi nabi-Nya atas
bangsa-bangsa terkuat dunia masa itu, merupakan bukti nyata bagi
orang-orang yang mau memperhatikan kenabian beliau.

6. Al-Qur’ân menetapkan risalah nabi Muhammad dengan menyebutkan sifat dan
akhlak beliau yang indah nan mulia. Apabila ada orang yang memiliki sifat
mulia, maka sesungguhnya Rasulullah n memiliki sifat yang lebih tinggi dan
lebih mulia darinya. Kejujuran yang merupakan akhlak paling luhur di antara
akhlak yang dimiliki manusia adalah sifat beliau. Bukankah ini merupakan
bukti terbesar bahwa beliau adalah utusan Allah Azza wa Jalla dan insan
pilihan dari segenap makhluk yang ada?

7. Al-Qur’ân menetapkan kenabian beliau dengan menyebutkan keterangan yang
ada pada kitab-kitab terdahulu dan kabar gembira yang disampaikan para nabi
terdahulu. Baik berupa keterangan nama, sifat, umat ataupun agama beliau.

8. Al-Qur’ân menetapkan risalah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam
dengan penyebutan perkara-perkara gaib yang telah maupun belum terjadi.
Perkara gaib yang hanya terjadi pada masa nabi terdahulu maupun yang selalu
terjadi sepanjang masa. Seandainya bukan dari wahyu, beliau tidak akan
mampu mengetahui berita ini.

9. Al-Qur’ân menetapkan risalah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam
dengan menyebutkan perlindungan Allah Azza wa Jalla kepada beliau . Allah
Azza wa Jalla menjaga beliau dari segenap tekanan dan permusuhan para
makhluk yang terarah kepada beliau. Beliau menghadapi permusuhan sengit
dari para musuh yang telah mengerahkan segala daya upaya. Akan tetapi,
Allah Azza wa Jalla menolong beliau. Tidak mungkin hal ini terjadi kecuali
karena beliau adalah benar-benar utusan dan kepercayaan-Nya dalam mengemban
wahyu.

10. Al-Qur’ân menetapkan risalah Muhammad dengan menyebutkan keagungan
kitab suci yang beliau bawa, yaitu al-Qur’ân yang bercirikan:

لَا يَأْتِيهِ الْبَاطِلُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَلَا مِنْ خَلْفِهِ ۖ
تَنْزِيلٌ مِنْ حَكِيمٍ حَمِيدٍ

“(yang) tidak akan didatangi oleh kebatilan baik dari depan maupun dari
belakang (pada masa lalu maupun yang akan datang) yang diturunkan dari Rabb
yang Mahabijaksana, lagi Mahaterpuji.” [Fushshilat/41 : 42]

Beliau menantang para musuh-musuh dan orang-orang yang tidak beriman untuk
mendatangkan kitab serupa Al-Qur’ân, atau sepuluh surat, bahkan satu surat
al-Qur’ân saja. Ternyata mereka tidak mampu dan angkat tangan. Kitab suci
al-Qur’ân salah satu bukti terbesar kenabian Muhammad Shallallahu ‘alaihi
wa sallam .

11. Al-Qur’ân menetapkan kenabian Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam
dengan menyebutkan mukjizat-mukjizat, berbagai kejadian luar biasa dan
karomah-karomah yang ada pada beliau. Masing-masing kejadian luar biasa itu
sudah cukup menjadi pertanda akan kebenaran beliau sebagai utusan Allah
yang jujur, apalagi jika semua itu muncul pada satu orang saja.

12. Al-Qur’ân menetapkan kenabian Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi
wa sallam dengan menyebutkan betapa besar kasih-sayang beliau kepada
seluruh makhluk, umat manusia dan kaum Mukminin. Tidak ada dan tidak akan
pernah ada orang yang memiliki kasih-sayang kepada sesame sebesar yang
dimiliki beliau.

Demikianlah metode-metode Allah Azza wa Jalla dalam al-Qur’ân untuk
menetapkan kebenaran risalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam .
Allah mengungkapkannya dengan beragam uslub. Permisalannya tak terhitung
banyaknya di dalam Al-Qur’ân Wallahu a’lam.

(Dikutip dari kitab Al-Qawâidul Hisân, Syaikh Abdurrahmân bin Nâshir
as-Sa`di, Hal 26-29)

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 11/Tahun XII/1430H/2009. Diterbitkan
Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton
Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196]

Kirim email ke