KOMPAS.com | Senin, 15 Februari 2010 | Ribuan pasang mata terkesima
melihat atraksi Pembina Perguruan Silat Pagar Nusa Ponpes Syekh Abdul
Qodir Al Jaelani H Abdul Aziz. Pemilik padepokan Pendowo Limo ini
membakar hidup-hidup anak buahnya, lalu menguburnya di Alun-alun
Kraksaan, Kabupaten Probolinggo, Minggu (14/2/2010).

Atraksi dimulai sekitar pukul 10.00 WIB. Anak buah H Abdul Aziz yang
dibakar itu adalah Abu Sony (35), warga Desa Wangkal, Kecamatan Gading.

Sony dibungkus dengan karung warna coklat. Beberapa petugas Pagar Nusa
dengan cekatan mengikat karung tersebut. Karung berisi tubuh Sony
kemudian dimasukkan ke dalam liang lahat berukuran 1 x 2 meter. Setelah
dipastikan masuk liang, beberapa petugas menyiramkan bensin.

Petugas lain bersiap membakar karung berisi manusia tersebut. Sebelum
api berkobar, H Abdul Aziz terlihat khusyuk di atas liang lahat
merapalkan doa. Ia kemudian menginstruksikan kepada petugas untuk
menyalakan api dan membakar karung berisi tubuh Sony.

Api berkobar-kobar. Beberapa ibu-ibu berteriak histeris menyaksikan
manusia dimasukkan karung, lalu dibakar hidup-hidup. Tujuh menit
kemudian, setelah api mulai mengecil, H Abdul Aziz memberikan perintah
kepada petugas untuk mengubur jasad yang dimasukkan ke dalam karung.

Liang lahat tertutup sekitar pukul 10.20 WIB. Suasana pun hening.
Beberapa ibu-ibu kemudian meneriakkan kalimat "Allahu Akbar". “Saya
tidak tega. Takut mati sungguhan orang itu,” ujar Ny Lilik, asal Jalan
RA Kartini.

Berselang dua jam kemudian, H Abdul Aziz memberikan perintah kepada
beberapa petugas Pagar Nusa supaya menggali liang lahat. Ribuan
penonton terlihat tegang. Mereka mulai menebak-nebak apa yang akan
terjadi. Setelah dapat digali, H Abdul Aziz kembali duduk di atas liang
lahat dan terlihat khusyuk membaca doa.

Lima menit berselang, penonton tercengang. Jasad Sony tidak ada di
dalam liang lahat. H Abdul Aziz lalu mengambil mikrofon dan meminta
penonton tenang. “Tenang. Semua terjadi karena Allah,” ujarnya lalu
menghampiri kotak berukuran 1 meter x 1 meter, yang berjarak sekitar 5
meter dari liang lahat.

Lalu, kotak warna hitam dibuka. Ternyata, Sony sudah di dalam kotak
tersebut dan terlihat berdiri. Sontak, ribuan penonton bertepuk tangan
dan berteriak kegirangan, terutama kalangan ibu-ibu yang sejak awal
pertunjukan terlihat tegang histeris.

Abu Sony, ketika dikonfirmasi Surya, hanya memberikan sedikit
keterangan. Ketika hendak diambil fotonya dia menolak. Menurut dia,
ketika dimasukkan ke dalam karung dia masih sadar. Setelah itu, dia
seperti jatuh pingsan. Namun, setelah itu, dia mengaku bisa melihat
atraksi di sekitar lokasi. Namun, dia hera, karena tidak ada satu
penonton pun menyapanya. “Saya masih bisa lihat penonton,” tukasnya.

H Abdul Aziz menjelaskan, apa yang dilakukan adalah peragaan ilmu
supranatural, yakni ilmu Latifatul Roh. “Atas izin Allah, saya
memindahkan jasad dan rohnya untuk sementara waktu. Memang, sewaktu
dibakar, Sony masih berada di lokasi dengan radius 100 meter,” katanya.

H Abdul Aziz mengaku, dia sudah lama tidak memeragakan ilmu kanuragan
tersebut. “Saya sudah lama tidak main. Takut dikira sombong. Ini
kebetulan saja, ada pentas budaya. Makanya, saya mau bermain,” paparnya.

Ia meyakinkan tidak semua orang bisa melakukan atraksi ini. “Ilmu itu
bisa dipelajari. Tapi, kalau tidak memiliki bakat alami, enggak akan
bisa maksimal,” tandasnya

www.AstroDigi.com (Nino Guevara Ruwano)

--
Posted By NINO to AstroDigi at 2/16/2010 11:39:00 PM

Kirim email ke