ANAK-ANAK KARBITAN
*Oleh Dewi Utama Faizah*) *
**
**) Dewi Utama
Faizah, bekerja di Direktorat pendidikan TK dan SD Ditjen
Dikdasmen,
Depdiknas, Program Director untuk Institut Pengembangan
Pendidikan Karakter
divisi dari Indonesia Heritage Foundation. *
Anak-anak yang
digegas
Menjadi cepat mekar
Cepat matang
Cepat
layu...
Pendidikan bagi anak usia dini sekarang tengah marak-maraknya.
Dimana mana
orang tua merasakan pentingnya mendidik anak melalui lembaga
persekolahan
yang ada. Mereka pun berlomba untuk memberikan anak-anak mereka
pelayanan
pendidikan yang baik. Taman kanak-kanak pun berdiri dengan berbagai
rupa, di
kota hingga ke desa. Kursus-kursus kilat untuk anak-anak pun juga
bertaburan
di berbagai tempat. Tawaran berbagai macam bentuk pendidikan ini
amat
beragam. Mulai dari yang puluhan ribu hingga jutaan rupiah per
bulannya.
Dari kursus yang dapat membuat otak anak cerdas dan pintar
berhitung, cakap
berbagai bahasa, hingga fisik kuat dan sehat melalui
kegiatan menari, main
musik dan berenang. Dunia pendidikan saat ini
betul-betul penuh dengan
denyut kegairahan. Penuh tawaran yang menggiurkan
yang terkadang menguras
isi kantung orangtua ...
Captive market
I
Kondisi diatas terlihat biasa saja bagi orang awam. Namun apabila kita
amati
lebih cermat, dan kita baca berbagai informasi di intenet dan lileratur
yang
ada tentang bagaimana pendidikan yang patut bagi anak usia dini, maka
kita
akan terkejut! Saat ini hampir sebagian besar penyelenggaraan
pendidikan
bagi anak-anak usia dini melakukan kesalahan. Di samping ketidak
patutan
yang dilakukan oleh orang tua akibat
ketidaktahuannya!
Anak-Anak Yang Digegas...
Ada beberapa indikator
untuk melihat berbagai ketidakpatutan terhadap anak.
Di antaranya yang paling
menonjol adalah orientasi pada kemampuan
intelektual secara dini. Akibatnva
bermunculanlah anak-anak ajaib dengan
kepintaran intelektual luar biasa.
Mereka dicoba untuk menjalani akselerasi
dalam pendidikannya dengan
memperoleh pengayaan kecakapan-kecakapan akademik
dl dalam dan di luar
sekolah.
Kasus yang pernah dimuat tentang kisah seorang anak pintar
karbitan ini
terjadi pada tahun 1930, seperti yang dimuat majalah New Yorker.
Terjadi
pada seorang anak yang bernama William James Sidis, putra scorang
psikiater.
Kecerdasan otaknya membuat anak itu segera masuk Harvard College
walaupun
usianya masih 11 tahun. Kecerdasannya di bidang matematika
begitu
mengesankan banyak orang. Prestasinya sebagai anak jenius menghiasi
berbagai
media masa. Namun apa yang terjadi kemudian ? James Thurber seorang
wartawan
terkemuka. pada suatu hari menemukan seorang pemulung mobil tua,
yang tak
lain adalah William James Sidis. Si anak ajaib yang begitu
dibanggakan dan
membuat orang banyak berdecak kagum pada bcberapa waktu
silam.
Kisah lain tentang kehebatan kognitif yang diberdayakan juga
terjadi pada
scorang anak perempuan bernama Edith. Terjadi pada tahun 1952,
dimana
seorang Ibu yang bemama Aaron Stern telah berhasil melakukan
eksperimen
menyiapkan lingkungan yang sangat menstimulasi perkembangan
kognitif anaknya
sejak si anak masih benapa janin. Baru saja bayi itu lahir
ibunya telah
memperdengarkan suara musik klasik di telinga sang bayi.
Kemudian diajak
berbicara dengan mcnggunakan bahasa orang dewasa. Setiap saat
sang bayi
dikenalkan kartu-kartu bergambar dan kosa kata baru. Hasilnya
sungguh
mencengangkan! Di usia 1 tahun Edith telah dapat berbicara dengan
kalimat
sempurna. Di usia 5 tahun Edith telah menyelesaikan membaca
ensiklopedi
Britannica. Usia 6 tahun ia membaca enam buah buku dan Koran New
York Times
setiap harinya. Usia 12 tahun dia masuk universitas. Ketika
usianya
menginjak 15 lahun la menjadi guru matematika di Michigan State
University .
Aaron Stem berhasil menjadikan Edith anak jenius karena terkait
dengan
kapasitas otak yang sangat tak berhingga. Namun khabar Edith
selanjutnya
juga tidak terdengar lagi ketika ia dewasa. Banyak kesuksesan
yang diraih
anak saat ia mcnjadi anak, tidak menjadi sesuatu yang bemakna
dalam
kehidupan anak ketika ia menjadi manusia dewasa.
Berbeda dengan
banyak kasus legendaris orang-orang terkenal yang berhasil
mengguncang dunia
dengan penemuannya. Di saat mereka kecil mereka hanyalah anak-anak biasa
yang
terkadang juga dilabel sebagai murid yang dungu. Seperti halnya Einsten
yang
mengalami kesulitan belajar hingga kelas 3 SD. Dia dicap sebagai anak
bebal
yang suka melamun.
Selama berpuluh-puluh tahun orang begitu yakin bahwa
keberhasilan anak di
masa depan sangat ditentukan oleh faktor kogtutif. Otak
memang memiliki
kemampuan luar biasa yang tiada berhingga. Oleh karena itu
banyak orangtua
dan para pendidik tergoda untuk melakukan "Early Childhood
Training". Era
pemberdayaan otak mencapai masa keemasanmya. Setiap orangtua
dan pendidik
berlomba-lomba menjadikan anak-anak mereka menjadi anak-anak
yang super
(Superkids). Kurikulum pun dikemas dengan muatan 90 % bermuatan
kognitif
yang mengfungsikan belahan otak kiri. Sementara fungsi belahan otak
kanan
hanya mendapat porsi 10% saja. Ketidakseimbangan dalam memfungsikan ke
dua
belahan otak dalam proses pendidikan di sekolah sangat mencolok. Hal
ini
terjadi sekarang dimana-rnana, di Indonesia... .
"Early Ripe,
early Rot...!"
Gejala ketidakpatutan dalam mendidik ini mulai terlihat pada
tahun 1960 di
Amerika. Saat orangtua dan para professional merasakan
pentingnya pendidikan
bagi anak-anak semenjak usia dini. Orangtua merasa
apabila mereka tidak
segera mengajarkan anak-anak mereka berhitung, membaca
dan menulis sejak
dini maka mereka akan kehilangan "peluang emas" bagi
anak-anak mereka
selanjutnya. Mereka memasukkan anak-anak mereka sesegera
mungkin ke Taman
KanakKanak (Pra Sekolah). Taman Kanak-kanak pun dengan
senang hati menerima
anak-anak yang masih berusia di bawah usia 4 tahun.
Kepada anak-anak ini
gurunya membelajarkan membaca dan berhitung secara
formal sebagai pemula.
Terjadinya kemajuan radikal dalam pendidikan usia
dini di Amcrika sudah
dirasakan saat Rusia meluncurkan Sputnik pada tahun
1957. Mulailah "Era
Headstart" merancah dunia pendidikan. Para akademisi
begitu optimis untuk
membelajarkan wins dan matematika kepada anak sebanyak
dan sebisa mereka
(tiada berhingga). Sementara mereka tidak tahu banyak
tentang anak, apa yang
mereka butuhkan dan inginkan sebagai
anak.
Puncak keoptimisan era Headstart diakhiri dengan pernyataan Jerome
Bruner,
seorang psikolog dari Harvard University yang menulis sebuah buku
terkenal "
The Process of Education" pada lahun 1960, la menyatakan bahwa
kompetensi
anak untuk belajar sangat tidak berhingga. Inilah buku suci
pendidikan yang
mereformasi kurikulum pendidikan di Amerika. "We begin with
the hypothesis
that any subject can be taught effectively in some
intellectually honest way
to any child at any stage of development"
.
Inilah kalimat yang merupakan hipotesis Bruner yang di salahartikan
oleh
banyak pendidik, yang akhirnya menjadi bencana! Pendidikan
dilaksanakan
dengan cara memaksa otak kiri anak sehingga membuat mereka cepat
matang dan
cepat busuk... early ripe, early rot!
Anak-anak menjadi
tertekan. Mulai dari tingkat pra sekolah hingga usia SD.
Di rumah para
orangtua kemudian juga melakukan hal yang sama, yaitu
mengajarkan sedini
mungkin anak-anak mereka membaca ketika Glenn Doman
menuliskan kiat-kiat
praktis membelajarkan bayi membaca.
Bencana berikutnya datang saat Arnold
Gesell memaparkan konsep
"kesiapan-readiness " dalam ilmu psikologi
perkembangan temuannya yang
mendapat banyak decakan kagum. Ia berpendapat
tentang "biological limitiions
on learning'. Untuk itu ia menekankan perlunya
dilakukan intervensi dini dan
rangsangan inlelektual dini kepada anak agar
mereka segera siap belajar
apapun.
Tekanan yang bertubi-tubi dalam
memperoleh kecakapan akademik di sekolah
membuat anakanak menjadi cepat
mekar. Anak -anak menjadi "miniature orang
dewasa ".
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
You received this message because you are subscribed to the Google Groups "Baptist Rider Community" group.
To post to this group, send email to b_r_c@googlegroups.com
To unsubscribe from this group, send email to [EMAIL PROTECTED]
For more options, visit this group at http://groups.google.com/group/b_r_c
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---