Ysh. Ibu Made Widiasari, Ketut Arthana,,dan teman-teman lp3b

Selamat hari raya Galungan dan Kuningan bagi teman-teman yang merayakannya. 
Semoga Ida Sang Hyang Widhi selalu menuntun kita ke jalan Dharma.

Terimakasih atas info anda, dan saya ikut merasa gembira, mengingat demikian 
banyak teman-teman yang punya perhatian besar terhadap lingkungan Bali. Saya 
bisa mengerti, memang terdapat demikian banyak permasalahan lingkungan yang 
mesti segera ditangani, mulai dari hutan Kintamani, TNBB, .... dst. Yang 
jelas saya angkat topi buat teman-teman yang telah melakukan kegiatan nyata 
di lapangan dengan jalan menanam pohon.

Mengenai Jro Dalang Diah, menurut saya beliau adalah seorang Mpu. Kita bisa 
banyak belajar dari sosok-sosok bersahaja seperti beliau ini. Saya sempat 
menelpon kakak saya, dan mendapat informasi darinya bahwa Ibu Made Widiasari 
sudah singgah ke rumah Jro Dalang Diah. Syukurlah bila Ibu Made mendapat 
pelajaran berharga dari sosok Jro Dalang Diah.
Ada cerita menarik yang saya bisa sampaikan di sini. Suatu hari datang satu 
tamu dari Australia, yang diantar oleh seorang Guide. Sang Tamu sangat 
tertarik ingin membeli satu wayang karya Jro Dalang Diah, yaitu sosok Batara 
Siwa. Wayang Batara Siwa biasanya dilengkapi dengan benang tridatu(tiga 
warna). Perkiraan saya, wayang yang satu itu, telah dipasupati oleh Jro 
Dalang Diah. Entah bagaimana caranya sang Guide merayu, sampai Jro Dalang 
Diah kasihan kepadanya. Akhirnya sang tamu berhasil membeli wayang Batara 
Siwa milik beliau. Setelah itu Jro Dalang Diah merasa sakit kepala(pengeng 
sirahne) selama 3 hari. Beliau mesti membuat lagi wayang Batara Siwa, yang 
tentunya dipasupati. Setelah itu baru sakit kepalanya hilang. Oleh karena 
itu, bila saya berkunjung ke rumahnya, saya tidak sampai hati, menyatakan 
keinginan untuk membeli wayang Batara Siwa beliau. Bila saya beli, mungkin 
saja beliau kasihan kepada saya, berarti beliau mesti sakit selama 3 hari. 
Rasanya saya tidak sampai hati melakukannya. Beliau khan sudah sangat sepuh.

Cerita lainnya, suatu hari datang seorang kolektor dari Perancis. Sang tamu 
kebetulan mendapat info tentang Jro Dalang Diah dari sebuah buku sejenis 
Guide book to Bali. Dalam buku itu termuat satu karya wayang kulit beliau. 
Sosok yang dimaksud adalah Calon Arang. Kemudian tertera nama seniman 
pembuatnya Jro Dalang Diah. Alamatnya North Bali. Sang kolektor tertarik 
untuk mengoleksi wayang Calon Arang. Yah Bali Utara segede itu, silahkan aja 
diubek-ubek untuk mencari Jro Dalang Diah. Sang Tamu agak surprise, mengingat 
dengan nanya seorang tukang ojek, dia bisa sampai ke alamat sang seniman, 
yaitu Desa Nagasepaha, Buleleng, Bali Utara.

Saya pernah mambayangkan, bila setiap individu bisa hidup dari hobby-nya, 
dari bakatnya, rasanya hidup ini akan terasa begitu indah. Bayangkan saja, 
bila seseorang menyenangi pekerjaannya, rasanya disuruh kerja sampai malam 
juga, dia akan melakoninya dengan senang hati.

Segitu dulu dari saya, semoga kedamaian selalu menyertai kita. Sampai jumpa.

Om Shanti Shanti Shanti Om
salam sejahtera dari
Nyoman Bangsing

On Thu, 12 Jun 2003 15:12:18 -0700 (PDT), nimade widiasari wrote
> YTh Pak Bangsing,
> pada prinsip kami mencoba membuat program berdasarkan
> masukan dari semua pihak yang menawarkan "tantangan"
> buat kami. Ya...maklumlah kan masing-masing orang
> punya daerah favorit, kalau yang suka Kintamani
> bilang, akan sangat menantang kalau kawasan Hutan
> Kintamani bisa diselamatkan, juga yang biasa mendapat
> paica di Lempuyang, TNBB/Sumber Klampok dan lain-lain.
> Kami akan coba membuat program di perbukitan di
> belakang Pulaki. Sebenarnya ada tantangan besar untuk
> melanjutkan mendampingi masyarakat Sumberkima (yang
> notabene multikultur) untuk menghentikan kebiasaan
> destructif fishingnya. Tapi tenang aja pak Bangsing,
> saya akan berusaha keras agar program Pulaki dapat
> juga berlangsung.
> Bagi kami, walau cuman nanam pohon juga merupakan
> tantangan besar, bahkan permintaan desa adat Tanjung
> Bungkak (denpasar) untuk menanam 1000 pohon Nyuh
> Bungkakpun, kami bantu sebisanya (300 pohon). Padahal
> kalau masing2 warganya dimintai pijer barang 2 pohon
> kan bisa ya? Tapi itu lagi, kami terbiasa dituntut,
> dan kami tidak ingin mengecewakan sang penuntut.
> he..he...he...he...,fun sajalah...kami terbiasa
> menghadapi berbagai karakter orang kok.
> Kami kelompok yang mencoba untuk belajar menikmati
> segala kondisi, kami suka aliran musik "Ska" yang
> energik (enak buat loncat2)juga bisa menikmati wayang
> I.B Mambal yang klasik. Kami bisa nongkrong di Hard
> Rock Cafe/Cafe Wayang, juga bisa di warung ikan bakar
> "si Meme" di Labuan aji. Kami menghormati teman-teman
> intelektual/educated, juga berteman dengan keluarga
> pengebom ikan/pencuri kayu/pelacur di Sumberkima. 
> 
> Saya sempat memotret Jro Dalang Diah dirumahnya,
> sayang hasilnya kurang bagus, tapi saya coba crop dan
> perbesar, mungkin bagus jadinya. Ada satu hal yang
> saya dapatkan dari orang tua seperti beliau,
> "Kecintaan akan profesi membuat kita tidak mempunyai
> halangan apapun untuk bekerja, bahkan sakit/usia
> lanjut".Bagi saya itulah "kesaktian". Ketekunan akan
> profesi, akan menghasilkan "kesaktian". Logic2 saja
> kan......?? Habis bertahun-tahun dilakoni dengan penuh
> kecintaan, jelas akan menghasilkan kualitas SDM yang
> "great" dan produk yang "amazing".
> 
> salam : Widi
> 
> 

--  
Milis Diskusi Anggota LP3B Bali Indonesia.

Publikasi     : http://www.lp3b.or.id
Arsip         : http://bali.lp3b.or.id
Moderators    : <mailto: [EMAIL PROTECTED]>
Berlangganan  : <mailto: [EMAIL PROTECTED]>
Henti Langgan : <mailto: [EMAIL PROTECTED]>

Kirim email ke