[bali] Re: BAli on Rails

2011-04-12 Terurut Topik Made Wirata
Maaf Rekan-rekan, ikutan sedikit komentar :
Menurut saya kurang setuju dibangunnya rel KA di Bali, alasannya:
1) melihat aktualitas di Jawa (yang sudah dikatakan maju), hampir semua stasion 
fasilitasnya kurang memadai terutama toilet/ kamar mandi, ..ya seperti umumnya 
stasiun 
bus, juga seperti diBadung, mana ada yang bersih
2) disekitar rel baik di stasiun, apalagi diluar stasiun spanjang jalan KA rada 
jorok 
juga, karena kereta WC-nya tidak seperti bus atau pesawat..langsung bolong..
3) penumpangnya saya rasa tidak banyak. Belakangan ini (3th terakhir) saya 
hampir tiap 
3 bulan pulang Bandung-Bali naik kereta, ini karena terpaksa, istri tdk berani 
naik 
pesawat maupun bus karena tarauma dg bumpy, dan bus suka ngebut. Dari Bandung 
ke 
Surabaya atau sebaliknya rata-rata full, sedangkan yang ke timur (Surabaya ke 
Banyuwangi) paling banter sampai Jember terisi 80-90% dari 6 s/d 7 gerbong, 
begitu 
naik kapal menuju Denpasar tinggal satu bus kecil (fasilitas bus kayak angkot, 
tempat 
barang aja enggak punya), mana ada tourist yang mau naik kereta. 
Mungkinkalau monorel seperti di Jepang atau semacam trem di Eropa..bisa 
jadi lebih 
baik. Trem maupun monorel cuman 2-3 gerbong saja tapi frequency ditingkatkan. 
Atau 
seperti yang sekarang sudah dibangun kearah timur Denpasar yaitu by pass 
lebih baik, 
tau ruas tertentu TOL.

Made W



--
Open WebMail Project (http://openwebmail.org)


-- Original Message ---
From: wayan artika batung...@yahoo.com
To: bali@lp3b.or.id
Sent: Tue, 12 Apr 2011 15:49:21 -0700 (PDT)
Subject: [bali] Re: BAli on Rails

 Ini kabar gembira namanya!
 
 --- On Tue, 4/12/11, Asana Viebeke Lengkong asan...@indo.net.id wrote:
 
 From: Asana Viebeke Lengkong asan...@indo.net.id
 Subject: [bali] BAli on Rails
 To: bali@lp3b.or.id, bali-b...@yahoogroups.com
 Date: Tuesday, April 12, 2011, 8:56 AM
 
 Circumnavigating Bali
 on Rails
 
 Posted on 12 April 2011.
 
 Bali Moving Ahead with Plans for a US$ 770
 million Rail System.
 
 (2011-04-11) The Indonesian government is moving
 ahead with plans to construct a 560 kilometer long rail system 
 circumnavigating
 Bali at a total cost of Rp. 7 trillion (US$770 million).
 
 The State news agency Antara quoted the Minister
 of Culture and Tourism, Jero Wacik, who said: [UTF-8?]“A survey is now being
 conducted on the feasibility (of the project) by a consultant of PT Kereta Api
 Indonesia (PT KAI). In three [UTF-8?]month’s time, a plan will be published 
 ,
 including both the grand design and a [UTF-8?]budget.”
 
 (image from embraceadventure.com)
 
 Wacik states that the new Bali rail system will
 redistribute wealth and improve the welfare of the Balinese public. The
 minister said that both foreign and local investors would be invited to take
 part in the creation of the Bali rail system.
 
 [UTF-8?]“While a
 
 number has not been created, PT KAI estimated the round Bali system including
 stations will cost Rp. 7 trillion. There are many private and foreign 
 investors
 who want to take part in building the 560 kilometer long [UTF-8?]rail.” 
 explained
 Wacik.
 
 A main goal of undertaking the construction of
 the rail system circling Bali is to achieve a more even distribution of 
 tourist
 visitors to the now less-visited areas of north Bali.
 
 Explained Wacik: [UTF-8?]“The political will is to
 evenly distribute development, because in south Bali there is an over
 accumulation of hotels, tourists and human population. The airport is already
 small while the number of tourists continues to increase. By building the
 proposed rail system we will achieve a more equitable distribution (of
 tourists) in Bali. This will create new economic opportunities in 
 [UTF-8?]Bali’s
 [UTF-8?]north.”
 
 The Minister hopes the round-Bali rail system can
 be operation by 2014, near the end of President [UTF-8?]Yudhoyono’s final 
 term of
 office. Adding, [UTF-8?]“if we [UTF-8?]can’t
 
 (finish the project) in 2014, at least half of the rail system in Bali will be
 finished. Then by the end of this administration a part of the rail system can
 [UTF-8?]operate.”
 
   
--- End of Original Message ---


--
Milis Diskusi Anggota LP3B Bali Indonesia.

Publikasi : http://www.lp3b.or.id
Arsip : http://bali.lp3b.or.id
Moderators: mailto: bali-moderat...@lp3b.or.id
Berlangganan  : mailto: bali-subscr...@lp3b.or.id
Henti Langgan : mailto: bali-unsubscr...@lp3b.or.id


[bali] Re: BAli on Rails

2011-04-12 Terurut Topik Ambara, Gede Ngurah (KPC)

Om Suastiastu, 

Tiang tidak setuju dengan rencana Jero Wacik terkait pembangunan rell kereta 
api mengelilingi Bali..alasan-alasan keberatan titiang sbb:
- berdampak serius terhadap peningkatan polusi di Bali karena kereta api ini
- Apa dampaknya terhadap mandala-spiritual masyarakat Bali terkait bahwa umat 
Hindu bali banyak melakukan kegiatan di pinggir laut : melasti dsb, terbayang 
kalau setiap kegiatan melasti mesti melewati jalur kereta api : potensi bahaya 
kecelakaan akan tinggi, kita tahu sistem pengawasan perkereta-apian di 
Indonesia sangat lemah..
- potensi untuk membuat suasana kumuh di-sepanjang rel kereta api..
- konflik masalah pembebasan lahan, konflik dengan tanah adat dsb..

Matur suksme
Ngurah Ambara 


-Original Message-
From: bali-bou...@lp3b.or.id [mailto:bali-bou...@lp3b.or.id] On Behalf Of Made 
Wirata
Sent: Wednesday, April 13, 2011 9:30 AM
To: bali@lp3b.or.id
Subject: [bali] Re: BAli on Rails

Maaf Rekan-rekan, ikutan sedikit komentar :
Menurut saya kurang setuju dibangunnya rel KA di Bali, alasannya:
1) melihat aktualitas di Jawa (yang sudah dikatakan maju), hampir semua stasion 
fasilitasnya kurang memadai terutama toilet/ kamar mandi, ..ya seperti umumnya 
stasiun 
bus, juga seperti diBadung, mana ada yang bersih
2) disekitar rel baik di stasiun, apalagi diluar stasiun spanjang jalan KA rada 
jorok 
juga, karena kereta WC-nya tidak seperti bus atau pesawat..langsung bolong..
3) penumpangnya saya rasa tidak banyak. Belakangan ini (3th terakhir) saya 
hampir tiap 
3 bulan pulang Bandung-Bali naik kereta, ini karena terpaksa, istri tdk berani 
naik 
pesawat maupun bus karena tarauma dg bumpy, dan bus suka ngebut. Dari Bandung 
ke 
Surabaya atau sebaliknya rata-rata full, sedangkan yang ke timur (Surabaya ke 
Banyuwangi) paling banter sampai Jember terisi 80-90% dari 6 s/d 7 gerbong, 
begitu 
naik kapal menuju Denpasar tinggal satu bus kecil (fasilitas bus kayak angkot, 
tempat 
barang aja enggak punya), mana ada tourist yang mau naik kereta. 
Mungkinkalau monorel seperti di Jepang atau semacam trem di Eropa..bisa 
jadi lebih 
baik. Trem maupun monorel cuman 2-3 gerbong saja tapi frequency ditingkatkan. 
Atau 
seperti yang sekarang sudah dibangun kearah timur Denpasar yaitu by pass 
lebih baik, 
tau ruas tertentu TOL.

Made W



--
Open WebMail Project (http://openwebmail.org)


-- Original Message ---
From: wayan artika batung...@yahoo.com
To: bali@lp3b.or.id
Sent: Tue, 12 Apr 2011 15:49:21 -0700 (PDT)
Subject: [bali] Re: BAli on Rails

 Ini kabar gembira namanya!
 
 --- On Tue, 4/12/11, Asana Viebeke Lengkong asan...@indo.net.id wrote:
 
 From: Asana Viebeke Lengkong asan...@indo.net.id
 Subject: [bali] BAli on Rails
 To: bali@lp3b.or.id, bali-b...@yahoogroups.com
 Date: Tuesday, April 12, 2011, 8:56 AM
 
 Circumnavigating Bali
 on Rails
 
 Posted on 12 April 2011.
 
 Bali Moving Ahead with Plans for a US$ 770
 million Rail System.
 
 (2011-04-11) The Indonesian government is moving
 ahead with plans to construct a 560 kilometer long rail system 
 circumnavigating
 Bali at a total cost of Rp. 7 trillion (US$770 million).
 
 The State news agency Antara quoted the Minister
 of Culture and Tourism, Jero Wacik, who said: [UTF-8?]“A survey is now being
 conducted on the feasibility (of the project) by a consultant of PT Kereta Api
 Indonesia (PT KAI). In three [UTF-8?]month’s time, a plan will be published 
 ,
 including both the grand design and a [UTF-8?]budget.”
 
 (image from embraceadventure.com)
 
 Wacik states that the new Bali rail system will
 redistribute wealth and improve the welfare of the Balinese public. The
 minister said that both foreign and local investors would be invited to take
 part in the creation of the Bali rail system.
 
 [UTF-8?]“While a
 
 number has not been created, PT KAI estimated the round Bali system including
 stations will cost Rp. 7 trillion. There are many private and foreign 
 investors
 who want to take part in building the 560 kilometer long [UTF-8?]rail.” 
 explained
 Wacik.
 
 A main goal of undertaking the construction of
 the rail system circling Bali is to achieve a more even distribution of 
 tourist
 visitors to the now less-visited areas of north Bali.
 
 Explained Wacik: [UTF-8?]“The political will is to
 evenly distribute development, because in south Bali there is an over
 accumulation of hotels, tourists and human population. The airport is already
 small while the number of tourists continues to increase. By building the
 proposed rail system we will achieve a more equitable distribution (of
 tourists) in Bali. This will create new economic opportunities in 
 [UTF-8?]Bali’s
 [UTF-8?]north.”
 
 The Minister hopes the round-Bali rail system can
 be operation by 2014, near the end of President [UTF-8?]Yudhoyono’s final 
 term of
 office. Adding, [UTF-8?]“if we [UTF-8?]can’t
 
 (finish the project) in 2014, at least half of the rail system in Bali will be
 finished. Then by the 

[bali] Re: BAli on Rails

2011-04-12 Terurut Topik nyoman suwela
Kalau kita lihat di Jawa, sepanjang rel berdiri rumah-rumah kumuh, padagang 
acung, segala aktivitas untuk mengais rejeki. Sedangkan rencana rel itu 
sepanjang pantai, sedangkan wisatawan datang karena ingin menikmati pantai yang 
tenang, kalau dah begitu, apakah masih ada wisatawan yang datang? Satu aspek 
mungkin menguntungkan yaitu memudahkan masyarakat berpergian, tapi karena 
lokomotif ekonomi Bali adalah pariwisata, bagaimana dengan aspek pariwisata? 
Apakah masih menguntungkan? Agak menarik juga justru Menteri Budpar yang 
kesannya sangat mendukung proyek ini. 

Nyoman Suwela





From: Made Wirata madew...@indonesian-aerospace.com
To: bali@lp3b.or.id
Sent: Wed, April 13, 2011 8:29:58 AM
Subject: [bali] Re: BAli on Rails

Maaf Rekan-rekan, ikutan sedikit komentar :
Menurut saya kurang setuju dibangunnya rel KA di Bali, alasannya:
1) melihat aktualitas di Jawa (yang sudah dikatakan maju), hampir semua stasion 
fasilitasnya kurang memadai terutama toilet/ kamar mandi, ..ya seperti umumnya 
stasiun 

bus, juga seperti diBadung, mana ada yang bersih
2) disekitar rel baik di stasiun, apalagi diluar stasiun spanjang jalan KA rada 
jorok 

juga, karena kereta WC-nya tidak seperti bus atau pesawat..langsung bolong..
3) penumpangnya saya rasa tidak banyak. Belakangan ini (3th terakhir) saya 
hampir tiap 

3 bulan pulang Bandung-Bali naik kereta, ini karena terpaksa, istri tdk berani 
naik 

pesawat maupun bus karena tarauma dg bumpy, dan bus suka ngebut. Dari Bandung 
ke 

Surabaya atau sebaliknya rata-rata full, sedangkan yang ke timur (Surabaya ke 
Banyuwangi) paling banter sampai Jember terisi 80-90% dari 6 s/d 7 gerbong, 
begitu 

naik kapal menuju Denpasar tinggal satu bus kecil (fasilitas bus kayak angkot, 
tempat 

barang aja enggak punya), mana ada tourist yang mau naik kereta. 
Mungkinkalau monorel seperti di Jepang atau semacam trem di Eropa..bisa 
jadi 
lebih 

baik. Trem maupun monorel cuman 2-3 gerbong saja tapi frequency ditingkatkan. 
Atau 

seperti yang sekarang sudah dibangun kearah timur Denpasar yaitu by pass 
lebih 
baik, 

tau ruas tertentu TOL.

Made W



--
Open WebMail Project (http://openwebmail.org)


-- Original Message ---
From: wayan artika batung...@yahoo.com
To: bali@lp3b.or.id
Sent: Tue, 12 Apr 2011 15:49:21 -0700 (PDT)
Subject: [bali] Re: BAli on Rails

 Ini kabar gembira namanya!
 
 --- On Tue, 4/12/11, Asana Viebeke Lengkong asan...@indo.net.id wrote:
 
 From: Asana Viebeke Lengkong asan...@indo.net.id
 Subject: [bali] BAli on Rails
 To: bali@lp3b.or.id, bali-b...@yahoogroups.com
 Date: Tuesday, April 12, 2011, 8:56 AM
 
 Circumnavigating Bali
 on Rails
 
 Posted on 12 April 2011.
 
 Bali Moving Ahead with Plans for a US$ 770
 million Rail System.
 
 (2011-04-11) The Indonesian government is moving
 ahead with plans to construct a 560 kilometer long rail system 
circumnavigating
 Bali at a total cost of Rp. 7 trillion (US$770 million).
 
 The State news agency Antara quoted the Minister
 of Culture and Tourism, Jero Wacik, who said: [UTF-8?]“A survey is now being
 conducted on the feasibility (of the project) by a consultant of PT Kereta Api
 Indonesia (PT KAI). In three [UTF-8?]month’s time, a plan will be published 
,
 including both the grand design and a [UTF-8?]budget.�
 
 (image from embraceadventure.com)
 
 Wacik states that the new Bali rail system will
 redistribute wealth and improve the welfare of the Balinese public. The
 minister said that both foreign and local investors would be invited to take
 part in the creation of the Bali rail system.
 
 [UTF-8?]“While a
 
 number has not been created, PT KAI estimated the round Bali system including
 stations will cost Rp. 7 trillion. There are many private and foreign 
investors
 who want to take part in building the 560 kilometer long [UTF-8?]rail.� 
explained
 Wacik.
 
 A main goal of undertaking the construction of
 the rail system circling Bali is to achieve a more even distribution of 
tourist
 visitors to the now less-visited areas of north Bali.
 
 Explained Wacik: [UTF-8?]“The political will is to
 evenly distribute development, because in south Bali there is an over
 accumulation of hotels, tourists and human population. The airport is already
 small while the number of tourists continues to increase. By building the
 proposed rail system we will achieve a more equitable distribution (of
 tourists) in Bali. This will create new economic opportunities in 
[UTF-8?]Bali’s
 [UTF-8?]north.�
 
 The Minister hopes the round-Bali rail system can
 be operation by 2014, near the end of President [UTF-8?]Yudhoyono’s final 
term of
 office. Adding, [UTF-8?]“if we [UTF-8?]can’t
 
 (finish the project) in 2014, at least half of the rail system in Bali will be
 finished. Then by the end of this administration a part of the rail system can
 [UTF-8?]operate.�
 
   
--- End of Original Message ---


--
Milis Diskusi Anggota LP3B Bali 

[bali] Re: BAli on Rails

2011-04-12 Terurut Topik Ambara, Gede Ngurah (KPC)
Jero Wacik sing nawang ape..terus terang rage kecewa dengan Alumnus SMA-1 
Singaraja dan alumnus Ganesha ITB yang memalukan …

SAY NO to Kereta Api di BALI…

 

-Original Message-
From: bali-bou...@lp3b.or.id [mailto:bali-bou...@lp3b.or.id] On Behalf Of 
nyoman suwela
Sent: Wednesday, April 13, 2011 9:57 AM
To: bali@lp3b.or.id
Subject: [bali] Re: BAli on Rails

 

Kalau kita lihat di Jawa, sepanjang rel berdiri rumah-rumah kumuh, padagang 
acung, segala aktivitas untuk mengais rejeki. Sedangkan rencana rel itu 
sepanjang pantai, sedangkan wisatawan datang karena ingin menikmati pantai yang 
tenang, kalau dah begitu, apakah masih ada wisatawan yang datang? Satu aspek 
mungkin menguntungkan yaitu memudahkan masyarakat berpergian, tapi karena 
lokomotif ekonomi Bali adalah pariwisata, bagaimana dengan aspek pariwisata? 
Apakah masih menguntungkan? Agak menarik juga justru Menteri Budpar yang 
kesannya sangat mendukung proyek ini. 
Nyoman Suwela

 



From: Made Wirata madew...@indonesian-aerospace.com
To: bali@lp3b.or.id
Sent: Wed, April 13, 2011 8:29:58 AM
Subject: [bali] Re: BAli on Rails

Maaf Rekan-rekan, ikutan sedikit komentar :
Menurut saya kurang setuju dibangunnya rel KA di Bali, alasannya:
1) melihat aktualitas di Jawa (yang sudah dikatakan maju), hampir semua stasion 
fasilitasnya kurang memadai terutama toilet/ kamar mandi, ..ya seperti umumnya 
stasiun 
bus, juga seperti diBadung, mana ada yang bersih
2) disekitar rel baik di stasiun, apalagi diluar stasiun spanjang jalan KA rada 
jorok 
juga, karena kereta WC-nya tidak seperti bus atau pesawat..langsung bolong..
3) penumpangnya saya rasa tidak banyak. Belakangan ini (3th terakhir) saya 
hampir tiap 
3 bulan pulang Bandung-Bali naik kereta, ini karena terpaksa, istri tdk berani 
naik 
pesawat maupun bus karena tarauma dg bumpy, dan bus suka ngebut. Dari Bandung 
ke 
Surabaya atau sebaliknya rata-rata full, sedangkan yang ke timur (Surabaya ke 
Banyuwangi) paling banter sampai Jember terisi 80-90% dari 6 s/d 7 gerbong, 
begitu 
naik kapal menuju Denpasar tinggal satu bus kecil (fasilitas bus kayak angkot, 
tempat 
barang aja enggak punya), mana ada tourist yang mau naik kereta. 
Mungkinkalau monorel seperti di Jepang atau semacam trem di Eropa..bisa 
jadi lebih 
baik. Trem maupun monorel cuman 2-3 gerbong saja tapi frequency ditingkatkan. 
Atau 
seperti yang sekarang sudah dibangun kearah timur Denpasar yaitu by pass 
lebih baik, 
tau ruas tertentu TOL.

Made W



--
Open WebMail Project (http://openwebmail.org)


-- Original Message ---
From: wayan artika batung...@yahoo.com
To: bali@lp3b.or.id
Sent: Tue, 12 Apr 2011 15:49:21 -0700 (PDT)
Subject: [bali] Re: BAli on Rails

 Ini kabar gembira namanya!
 
 --- On Tue, 4/12/11, Asana Viebeke Lengkong asan...@indo.net.id wrote:
 
 From: Asana Viebeke Lengkong asan...@indo.net.id
 Subject: [bali] BAli on Rails
 To: bali@lp3b.or.id, bali-b...@yahoogroups.com
 Date: Tuesday, April 12, 2011, 8:56 AM
 
 Circumnavigating Bali
 on Rails
 
 Posted on 12 April 2011.
 
 Bali Moving Ahead with Plans for a US$ 770
 million Rail System.
 
 (2011-04-11) The Indonesian government is moving
 ahead with plans to construct a 560 kilometer long rail system 
 circumnavigating
 Bali at a total cost of Rp. 7 trillion (US$770 million).
 
 The State news agency Antara quoted the Minister
 of Culture and Tourism, Jero Wacik, who said: [UTF-8?]“A survey is now being
 conducted on the feasibility (of the project) by a consultant of PT Kereta Api
 Indonesia (PT KAI). In three [UTF-8?]month’s time, a plan will be published 
 ,
 including both the grand design and a [UTF-8?]budget.�
 
 (image from embraceadventure.com)
 
 Wacik states that the new Bali rail system will
 redistribute wealth and improve the welfare of the Balinese public. The
 minister said that both foreign and local investors would be invited to take
 part in the creation of the Bali rail system.
 
 [UTF-8?]“While a
 
 number has not been created, PT KAI estimated the round Bali system including
 stations will cost Rp. 7 trillion. There are many private and foreign 
 investors
 who want to take part in building the 560 kilometer long [UTF-8?]rail.� 
 explained
 Wacik.
 
 A main goal of undertaking the construction of
 the rail system circling Bali is to achieve a more even distribution of 
 tourist
 visitors to the now less-visited areas of north Bali.
 
 Explained Wacik: [UTF-8?]“The political will is to
 evenly distribute development, because in south Bali there is an over
 accumulation of hotels, tourists and human population. The airport is already
 small while the number of tourists continues to increase. By building the
 proposed rail system we will achieve a more equitable distribution (of
 tourists) in Bali. This will create new economic opportunities in 
 [UTF-8?]Bali’s
 [UTF-8?]north.�
 
 The Minister hopes the round-Bali rail system can
 be operation by 2014, near the end of 

[bali] Re: BAli on Rails

2011-04-12 Terurut Topik ngurah beni setiawan
Bli Ambara,

adi jeg keras gati komentarne. Hehe...kalem atuh kang...

Selain semua cons yang disampaikan beberapa semeton seperti kumuh, polusi, 
resiko kecelakaan tinggi karena kurang waspada, pasti ada pros-nya juga.

Kalo bicara polusi dan resiko, tampaknya kereta memiliki resikonya lebih kecil 
ketimbang sepeda motor bahkan mobil untuk jarak tempuh yang sama. Pun juga 
masalah polusi, kereta tentu jauh lebih efisien.

Resiko itu kan pengaruh dari severity x likelihood.
Jika dibanding kereta, tentu mobil dan motor ini punya severity yang lebih 
rendah ketimbang kereta, tapi likelihood yang lebih tinggi. Tentu, jika 
sekarang 
situasinya adalah melasti diatas rel kereta akan berbeda. Hanya, tak bisa 
begitu 
saja dikatakan bahwa resiko akan tinggi. Hazard itu kan sesuatu yang bisa kita 
kendalikan toh?!

Permasalahan kumuh tentunya tak serta merta bawaan dari adanya rel kereta api. 
Kalo dilihat di jakarta sepanjang rel KRL, hanya beberapa tempat saja yg kumuh, 
sisanya lapang...

Rahajeng,
 
ngurah beni setiawan
P Save a tree...please don't print this e-mail unless you really need to





From: Ambara, Gede Ngurah (KPC) gede.amb...@kpc.co.id
To: bali@lp3b.or.id
Sent: Wed, 13 April, 2011 8:59:14
Subject: [bali] Re: BAli on Rails

 
Jero Wacik sing nawang ape..terus terang rage kecewa dengan Alumnus SMA-1 
Singaraja dan alumnus Ganesha ITB yang memalukan …
SAY NO to Kereta Api di BALI…
 
-Original Message-
From: bali-bou...@lp3b.or.id [mailto:bali-bou...@lp3b.or.id] On Behalf Of 
nyoman 
suwela
Sent: Wednesday, April 13, 2011 9:57 AM
To: bali@lp3b.or.id
Subject: [bali] Re: BAli on Rails
 
Kalau kita lihat di Jawa, sepanjang rel berdiri rumah-rumah kumuh, padagang 
acung, segala aktivitas untuk mengais rejeki. Sedangkan rencana rel itu 
sepanjang pantai, sedangkan wisatawan datang karena ingin menikmati pantai yang 
tenang, kalau dah begitu, apakah masih ada wisatawan yang datang? Satu aspek 
mungkin menguntungkan yaitu memudahkan masyarakat berpergian, tapi karena 
lokomotif ekonomi Bali adalah pariwisata, bagaimana dengan aspek pariwisata? 
Apakah masih menguntungkan? Agak menarik juga justru Menteri Budpar yang 
kesannya sangat mendukung proyek ini. 

Nyoman Suwela
 


 
From:Made Wirata madew...@indonesian-aerospace.com
To: bali@lp3b.or.id
Sent: Wed, April 13, 2011 8:29:58 AM
Subject: [bali] Re: BAli on Rails

Maaf Rekan-rekan, ikutan sedikit komentar :
Menurut saya kurang setuju dibangunnya rel KA di Bali, alasannya:
1) melihat aktualitas di Jawa (yang sudah dikatakan maju), hampir semua stasion 
fasilitasnya kurang memadai terutama toilet/ kamar mandi, ..ya seperti umumnya 
stasiun 

bus, juga seperti diBadung, mana ada yang bersih
2) disekitar rel baik di stasiun, apalagi diluar stasiun spanjang jalan KA rada 
jorok 

juga, karena kereta WC-nya tidak seperti bus atau pesawat..langsung bolong..
3) penumpangnya saya rasa tidak banyak. Belakangan ini (3th terakhir) saya 
hampir tiap 

3 bulan pulang Bandung-Bali naik kereta, ini karena terpaksa, istri tdk berani 
naik 

pesawat maupun bus karena tarauma dg bumpy, dan bus suka ngebut. Dari Bandung 
ke 

Surabaya atau sebaliknya rata-rata full, sedangkan yang ke timur (Surabaya ke 
Banyuwangi) paling banter sampai Jember terisi 80-90% dari 6 s/d 7 gerbong, 
begitu 

naik kapal menuju Denpasar tinggal satu bus kecil (fasilitas bus kayak angkot, 
tempat 

barang aja enggak punya), mana ada tourist yang mau naik kereta. 
Mungkinkalau monorel seperti di Jepang atau semacam trem di Eropa..bisa 
jadi 
lebih 

baik. Trem maupun monorel cuman 2-3 gerbong saja tapi frequency ditingkatkan. 
Atau 

seperti yang sekarang sudah dibangun kearah timur Denpasar yaitu by pass 
lebih 
baik, 

tau ruas tertentu TOL.

Made W



--
Open WebMail Project (http://openwebmail.org)


-- Original Message ---
From: wayan artika batung...@yahoo.com
To: bali@lp3b.or.id
Sent: Tue, 12 Apr 2011 15:49:21 -0700 (PDT)
Subject: [bali] Re: BAli on Rails

 Ini kabar gembira namanya!
 
 --- On Tue, 4/12/11, Asana Viebeke Lengkong asan...@indo.net.id wrote:
 
 From: Asana Viebeke Lengkong asan...@indo.net.id
 Subject: [bali] BAli on Rails
 To: bali@lp3b.or.id, bali-b...@yahoogroups.com
 Date: Tuesday, April 12, 2011, 8:56 AM
 
 Circumnavigating Bali
 on Rails
 
 Posted on 12 April 2011.
 
 Bali Moving Ahead with Plans for a US$ 770
 million Rail System.
 
 (2011-04-11) The Indonesian government is moving
 ahead with plans to construct a 560 kilometer long rail system 
circumnavigating
 Bali at a total cost of Rp. 7 trillion (US$770 million).
 
 The State news agency Antara quoted the Minister
 of Culture and Tourism, Jero Wacik, who said: [UTF-8?]“A survey is now being
 conducted on the feasibility (of the project) by a consultant of PT Kereta Api
 Indonesia (PT KAI). In three [UTF-8?]month’s time, a plan will be published 
,
 including both the grand design and a [UTF-8?]budget.�
 
 (image from 

[bali] Re: BAli on Rails

2011-04-12 Terurut Topik Ambara, Gede Ngurah (KPC)
Beni..

 

Masalahnya si Wacik ne ngomong Kereta api mengelilingi Bali..dan bukan suatu 
pilot project terbatas di daerah tertentu..coba bikin dulu dalam jarak pendek 
sebagai pilot proyek lihat hasilnya apakah sesuai dengan untung rugi yang 
diperkirakan..

 

Beni pasti pernah mengilingi Bali, kebayang sendiri kan permasalahannya..Bali 
tidak seperti Jawa yang relative datar dalam jarak ratusan km…

Di bibir pantai bali banyak yang terjal..coba jalan mulai dari arah air-sanih 
singaraja ke Timur, ketemu pura Ponjok Batu…apakah Pura ini akan dibongkar oleh 
Proyeknya Wacik, apakah lereng-lereng terjal di sepanjang pantai timur Buleleng 
akan diratakan oleh proyeknya Wacik, berapa kompensasi atas ganti rugi tanah, 
apakah yang 7 Triliun sudah termasuk penggantian tanah.??

Berapa banyak Pura dan tempat suci di dekat pantai yang harus di-bongkar untuk 
proyek ini?? Apakah masyarakat akan setuju?? 

Coba dulu-lah jalan-jalan mengelilingi pantai Bali...termasuk Pura Penimbangan 
di dekat Pantai Singaraja, di dekat Rumah , kalau Wacik mau merobohkan pura ini 
mesti siap bertempur dulu dengan rage..

 

Suksme

Ngurah Ambara 

 

-Original Message-
From: bali-bou...@lp3b.or.id [mailto:bali-bou...@lp3b.or.id] On Behalf Of 
ngurah beni setiawan
Sent: Wednesday, April 13, 2011 12:56 PM
To: bali@lp3b.or.id
Subject: [bali] Re: BAli on Rails

 

Bli Ambara,

 

adi jeg keras gati komentarne. Hehe...kalem atuh kang... 
http://mail.yimg.com/a/i/mesg/tsmileys2/03.gif 

 

Selain semua cons yang disampaikan beberapa semeton seperti kumuh, polusi, 
resiko kecelakaan tinggi karena kurang waspada, pasti ada pros-nya juga.

 

Kalo bicara polusi dan resiko, tampaknya kereta memiliki resikonya lebih kecil 
ketimbang sepeda motor bahkan mobil untuk jarak tempuh yang sama. Pun juga 
masalah polusi, kereta tentu jauh lebih efisien.

 

Resiko itu kan pengaruh dari severity x likelihood.

Jika dibanding kereta, tentu mobil dan motor ini punya severity yang lebih 
rendah ketimbang kereta, tapi likelihood yang lebih tinggi. Tentu, jika 
sekarang situasinya adalah melasti diatas rel kereta akan berbeda. Hanya, tak 
bisa begitu saja dikatakan bahwa resiko akan tinggi. Hazard itu kan sesuatu 
yang bisa kita kendalikan toh?!

 

Permasalahan kumuh tentunya tak serta merta bawaan dari adanya rel kereta api. 
Kalo dilihat di jakarta sepanjang rel KRL, hanya beberapa tempat saja yg kumuh, 
sisanya lapang...

 

Rahajeng,
 

ngurah beni setiawan

P Save a tree...please don't print this e-mail unless you really need to

 

 



From: Ambara, Gede Ngurah (KPC) gede.amb...@kpc.co.id
To: bali@lp3b.or.id
Sent: Wed, 13 April, 2011 8:59:14
Subject: [bali] Re: BAli on Rails

Jero Wacik sing nawang ape..terus terang rage kecewa dengan Alumnus SMA-1 
Singaraja dan alumnus Ganesha ITB yang memalukan …

SAY NO to Kereta Api di BALI…

 

-Original Message-
From: bali-bou...@lp3b.or.id [mailto:bali-bou...@lp3b.or.id] On Behalf Of 
nyoman suwela
Sent: Wednesday, April 13, 2011 9:57 AM
To: bali@lp3b.or.id
Subject: [bali] Re: BAli on Rails

 

Kalau kita lihat di Jawa, sepanjang rel berdiri rumah-rumah kumuh, padagang 
acung, segala aktivitas untuk mengais rejeki. Sedangkan rencana rel itu 
sepanjang pantai, sedangkan wisatawan datang karena ingin menikmati pantai yang 
tenang, kalau dah begitu, apakah masih ada wisatawan yang datang? Satu aspek 
mungkin menguntungkan yaitu memudahkan masyarakat berpergian, tapi karena 
lokomotif ekonomi Bali adalah pariwisata, bagaimana dengan aspek pariwisata? 
Apakah masih menguntungkan? Agak menarik juga justru Menteri Budpar yang 
kesannya sangat mendukung proyek ini. 
Nyoman Suwela

 



From: Made Wirata madew...@indonesian-aerospace.com
To: bali@lp3b.or.id
Sent: Wed, April 13, 2011 8:29:58 AM
Subject: [bali] Re: BAli on Rails

Maaf Rekan-rekan, ikutan sedikit komentar :
Menurut saya kurang setuju dibangunnya rel KA di Bali, alasannya:
1) melihat aktualitas di Jawa (yang sudah dikatakan maju), hampir semua stasion 
fasilitasnya kurang memadai terutama toilet/ kamar mandi, ..ya seperti umumnya 
stasiun 
bus, juga seperti diBadung, mana ada yang bersih
2) disekitar rel baik di stasiun, apalagi diluar stasiun spanjang jalan KA rada 
jorok 
juga, karena kereta WC-nya tidak seperti bus atau pesawat..langsung bolong..
3) penumpangnya saya rasa tidak banyak. Belakangan ini (3th terakhir) saya 
hampir tiap 
3 bulan pulang Bandung-Bali naik kereta, ini karena terpaksa, istri tdk berani 
naik 
pesawat maupun bus karena tarauma dg bumpy, dan bus suka ngebut. Dari Bandung 
ke 
Surabaya atau sebaliknya rata-rata full, sedangkan yang ke timur (Surabaya ke 
Banyuwangi) paling banter sampai Jember terisi 80-90% dari 6 s/d 7 gerbong, 
begitu 
naik kapal menuju Denpasar tinggal satu bus kecil (fasilitas bus kayak angkot, 
tempat 
barang aja enggak punya), mana ada tourist yang mau naik kereta. 
Mungkinkalau monorel seperti di Jepang atau semacam trem 

[bali] Re: BAli on Rails

2011-04-12 Terurut Topik ngurah beni setiawan
Bli Ambara sane wangiyang titiyang,

Beh, kalo sampai ke antisipasi atau kekhawatiran pembongkaran pura, kok 
sepertinya tidak akan sampai kesana ya. Kecuali memang beliau siap diberondong 
peluru timah oleh semeton yang kasat dan tak kasat mata . Jangankan membongkar, 
baru survey bawa linggis aja bisa jadi di-linggis duluan 

Kalo masalah topografi, sesungguhnya bukan hal baru dalam dunia 
perkereta-apian. 
Teknologi terowongan dan rel gantung sudah lama diadopsi untuk menjawab masalah 
topografi.

Sepertinya, kalau ingin menolak, bli dan kita-kita harus punya alasan yang 
betul-betul kuat untuk nantinya disandingkan dengan semua pros yang dikawal 
pemerintah memalui Pak Wacik.

kalau tak resume-kan, cons-nya:
Kumuh -- ini preventif dan manageable
resiko kecelakaan -- sangat preventif juga 
topografi -- insinyur Indonesia sudah canggih-canggih (konon, pengawasan dan 
perawatan aja yang kurang. Kalaupun begitu, ini faktor yang masih manageable)
pembongkaran pura (unlikely lah)

salam, 
ngurah beni setiawan
P Save a tree...please don't print this e-mail unless you really need to





From: Ambara, Gede Ngurah (KPC) gede.amb...@kpc.co.id
To: bali@lp3b.or.id
Sent: Wed, 13 April, 2011 12:32:12
Subject: [bali] Re: BAli on Rails

 
Beni..
 
Masalahnya si Wacik ne ngomong Kereta api mengelilingi Bali..dan bukan suatu 
pilot project terbatas di daerah tertentu..coba bikin dulu dalam jarak pendek 
sebagai pilot proyek lihat hasilnya apakah sesuai dengan untung rugi yang 
diperkirakan..
 
Benipasti pernah mengilingi Bali, kebayang sendiri 
kanpermasalahannya..Balitidak 
seperti Jawa yang relative datar dalam jarak ratusan km…
Di bibir pantai bali banyak yang terjal..coba jalan mulai dari arah air-sanih 
singaraja ke Timur, ketemu pura Ponjok Batu…apakah Pura ini akan dibongkar oleh 
Proyeknya Wacik, apakah lereng-lereng terjal di sepanjang pantai timur Buleleng 
akan diratakan oleh proyeknya Wacik, berapa kompensasi atas ganti rugi tanah, 
apakah yang 7 Triliun sudah termasuk penggantian tanah.??
Berapa banyak Pura dan tempat suci di dekat pantai yang harus di-bongkar untuk 
proyek ini?? Apakah masyarakat akan setuju?? 

Coba dulu-lah jalan-jalan mengelilingi pantai Bali...termasuk Pura Penimbangan 
di dekat Pantai Singaraja, di dekat Rumah , kalau Wacik mau merobohkan pura ini 
mesti siap bertempur dulu dengan rage..
 
Suksme
Ngurah Ambara 
 
-Original Message-
From: bali-bou...@lp3b.or.id [mailto:bali-bou...@lp3b.or.id] On Behalf Of 
ngurah 
benisetiawan
Sent: Wednesday,  April 13, 201112:56 PM
To: bali@lp3b.or.id
Subject: [bali] Re: BAlion Rails
 
Bli Ambara,
 
adi jeg keras gati komentarne. Hehe...kalem atuh kang...
 
Selain semua cons yang disampaikan beberapa semeton seperti kumuh, polusi, 
resiko kecelakaan tinggi karena kurang waspada, pasti ada pros-nya juga.
 
Kalo bicara polusi dan resiko, tampaknya kereta memiliki resikonya lebih kecil 
ketimbang sepeda motor bahkan mobil untuk jarak tempuh yang sama. Pun juga 
masalah polusi, kereta tentu jauh lebih efisien.
 
Resiko itu kan pengaruh dari severity x likelihood.
Jika dibanding kereta, tentu mobil dan motor ini punya severity yang lebih 
rendah ketimbang kereta, tapi likelihood yang lebih tinggi. Tentu, jika 
sekarang 
situasinya adalah melasti diatas rel kereta akan berbeda. Hanya, tak bisa 
begitu 
saja dikatakan bahwa resiko akan tinggi. Hazard itu kan sesuatu yang bisa kita 
kendalikan toh?!
 
Permasalahan kumuh tentunya tak serta merta bawaan dari adanya rel kereta api. 
Kalo dilihat di jakarta sepanjang rel KRL, hanya beberapa tempat saja yg kumuh, 
sisanya lapang...
 
Rahajeng,
 
ngurah beni setiawan
PSave a tree...please don't print this e-mail unless you really need to
 
 


 
From:Ambara, Gede Ngurah (KPC) gede.amb...@kpc.co.id
To: bali@lp3b.or.id
Sent: Wed, 13 April, 2011 8:59:14
Subject: [bali] Re: BAli on Rails
Jero Wacik sing nawang ape..terus terang rage kecewa dengan Alumnus SMA-1 
Singaraja dan alumnus Ganesha ITB yang memalukan …
SAY NO to Kereta Api di BALI…
 
-Original Message-
From: bali-bou...@lp3b.or.id [mailto:bali-bou...@lp3b.or.id] On Behalf Of 
nyoman 
suwela
Sent: Wednesday, April 13, 2011 9:57 AM
To: bali@lp3b.or.id
Subject: [bali] Re: BAli on Rails
 
Kalau kita lihat di Jawa, sepanjang rel berdiri rumah-rumah kumuh, padagang 
acung, segala aktivitas untuk mengais rejeki. Sedangkan rencana rel itu 
sepanjang pantai, sedangkan wisatawan datang karena ingin menikmati pantai yang 
tenang, kalau dah begitu, apakah masih ada wisatawan yang datang? Satu aspek 
mungkin menguntungkan yaitu memudahkan masyarakat berpergian, tapi karena 
lokomotif ekonomi Bali adalah pariwisata, bagaimana dengan aspek pariwisata? 
Apakah masih menguntungkan? Agak menarik juga justru Menteri Budpar yang 
kesannya sangat mendukung proyek ini. 

Nyoman Suwela
 


 
From:Made Wirata madew...@indonesian-aerospace.com
To: bali@lp3b.or.id
Sent: