Pidato Presiden ttg gak naik gaji selama 7 thn telah menjadi komoditi yg laris 
bagi bebera stasiun tv swasta dg ulasan seakan-akan Presiden mengeluh karena 
gajinya gak naik. Ada yg menyebut Presiden curhat. Dlm negara demokrasi setuju 
atau tidak setuju terhadap pernyataan Presiden sah-sah saja. Tetapi demokrasi 
ada tatanannya, aturan, mekanisme dan etika. Tetapi kalau ketidak setujuan itu 
diwujudkan dg mengumpulkan coin untuk menambah gaji Presiden adalah sudah 
sangat menyimpang dari tatanan, aturan, mekanisme dan etika. Lebih-lebih lagi 
kalau tingkah laku seperti itu dilakukan oleh anggota DPR RI yg menyandang 
predikat "yg terhormat" dan "wakil rakyat". Cara seperti itu bisa berkesan 
melecehkan Presiden dan kekanak-kanakan. Kalau wakil rakyat sudah menunjukkan 
sikap seperti itu siapa yg harus kita hormati? Sebagai anggota DPR mereka punya 
hak untuk menyatakan pendapat, hak anggaran, mengapa tidak dipergunakan hak-hak 
tersebut sehingga tetap dalam
 koridor etika sehingga pantas disebut "wakil rakyat yg terhormat. 
Semoga"democracy" kita tidak menjadi "demo-crazy".


      

--  
Milis Diskusi Anggota LP3B Bali Indonesia.

Publikasi     : http://www.lp3b.or.id
Arsip         : http://bali.lp3b.or.id
Moderators    : <mailto: bali-moderat...@lp3b.or.id>
Berlangganan  : <mailto: bali-subscr...@lp3b.or.id>
Henti Langgan : <mailto: bali-unsubscr...@lp3b.or.id>

Kirim email ke