Buat Mbak Luluk,

Dear Mbak LuLuk,
thanks for sharingnya.. ternyata begitu banyaknya keadaan diluar sana yg
saya tidak tau..
keadaan remaja2 jaman sekarang yg sungguh memprihatinkan.... hiks...hiks..
sedih rasanya
baca tulisan mbak....
sering2 posting info seperti ini ya Mbak and jangan bosen...
thanks a lot

Salam
Riva

-----Original Message-----
From: Luluk Lely Soraya I [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, December 31, 2004 2:56 PM
To: balita-anda@balita-anda.com
Subject: [balita-anda] Fwd: Perbincangan di bilik toilet wanita
(Refleksi duka utk Aceh)



Dear all,

Gak tau ada manfaatnya gak tulisan ini.
Tapi kalo gak berkenan, didelete aja kali ya.

Lulu
-----------------------------------
Tiap sudut ruang adalah tempat yg punya cerita sendiri.
Tidak luput juga di toilet perkantoran.
Kebetulan di kantorku ada beberapa kampus swasta.
Jadi toilet wanita ini juga kadang dipenuhi oleh para mahasiswi muda.
Pernah gak tanpa sengaja atau tidak kita mendengar perbincangan di toilet
? Aku sering menyimak aneka macam topik perbincangan saat berada di toilet
wanita. Tapi aku bukan menguping loh.
Mulai dari topik soal boss yg bossy sampe soal model baju yg trendy
dipakai. Kadang membuatku tersenyum, kadang membuatku mengelus dada &
beristighfar.
Untukku semua itu kuambil sbg pembelajaran diri utk lebih peka, lebih
membuka mata dg realitas hidup yg ada dan diambil sbg ujian utkku. Btw aku
punya gadis kecil di rumah loh. Jadi rasanya sudah sepantasnya aku
memperkaya cakrawala berpikir agar dpt mendidik dg baik putriku dan aku
sendiri tentunya.

Tapi..................
Sudah dua hari ini aku bukan hanya mengelus dada,
tapi juga harus menahan air mata & gundah gulana saat keluar dari toilet.
Bagaimana tidak........
Kemaren cukup lama aku berada di toilet
Kudengar 2 org wanita terlibat pembicaraan sambil sibuk mendandani dirinya
Dua wanita muda belia yg masih berstatus mahasiswa
Mereka sibuk membicarakan gaun apa yg akan dipakai utk pesta tahun baru
ini & dg siapa mrk akan pergi ke pesta
Aku spt dibawa dg mesin waktu ke masa hari-hari sebelum bencana Aceh
datang Serasa tidak terjadi apa-apa. Wajah-wajah muda belia itu tertawa
tanpa beban. Aku segera keluar dari toilet sambil menahan tangis &
berpikir :
”Lalu bagaimana dg ribuan mayat yg ”berteriak” minta dikuburkan? Juga
wajah anak2 dan manusia Aceh yg lapar, putus asa & ketakutan ?”
Deg......astaghfirullah.....dadaku terasa sesak......

Hari ini aku diberikan pelajaran yg lebih pahit
Aku tidak tahu berapa org yg bicara saat aku berada di balik bilik toilet
Mungkin 2 atau 3 wanita berceloteh sambil sibuk mencuci tangan
Kukutip percakapan mereka,
”Eh entar malem jadi gak ke puncak ? gw dah siap nih” kata seorg wanita Di
balas wanita lain dg ”Wah gak tau ya. Gw gak berani kayaknya. Takut
ditanya & dicariin ama bokap gw”
Wanita lain menimpali ”Ah payah lo. Ngapain takut sih. Gak ada yg tau deh.
Kita kan rame2.”
Wanita pertama membalas dg tak kalah ributnya,
“Lagian asik lagi buka kamar ama Eki..hehehe...lo belum pernah kan nyobain
Eki ? Gak tau kan rasanya ?”
Aku yakin mereka gak tau aku ada di dalam toilet itu
Karena begitu aku keluar mereka spt kaget meski bergaya cuek

Am i in twilight zone ?

Jangan tanya apa yg kurasa
Karena aku terus berharap & berdoa ini hanya halusinasi belaka, hanya
mimpi buruk di tengah hari
Letih badan spt dijatuhkan ribuan ton beban
Airmataku sudah habis utk Aceh lima hari ini
Pening di kepalaku makin menjadi dipenuhi dg kata-kata :
”Duhai Allah....lalu bencana macam apalagi yg diperlukan agar semua
manusia di muka bumi ini sadar ?”
Tak cukupkah mayat-mayat bergelantungan di Meulaboh minta diturunkan sbg
TAMPARAN keras utk kita?
Tak cukupkah bayi Aceh menangis minta disusui oleh ibu yg sudah terbujur
kaku disampingnya, sementara kita hanya perlu belajar & mengambil hikmah ?
Sedemikian beku & matikah hati kita tertawa, menari & berpesta ”amal” di
atas ratusan ribu jiwa yg harus berebut makanan yg tak jelas besok ada
atau tidak
Deg.......astaghfirullah hal adziem.......ampuni aku ya Allah....maafkan
kami ya Allah

Sambil berjalan lunglai menuju ke ruanganku,
Aku menulis semua ini di kepalaku
Aku duduk dan melihat foto-foto mungil gadis kecilku
Sambil menulis buku hariannya, aku tulis satu kalimat besar dg tinta merah
: ”Aku mau engkau tak sptku, wahai anakku, yg tak berdaya, hanya bisa
melihat & mendengar penderitaan ini, tanpa bisa berbuat apa2”

(Ummi A. Azmi)





AYO GALANG SOLIDARITAS UNTUK MEMBANTU KORBAN MUSIBAH DI ACEH & DAN SUMATERA
UTARA !!!
================
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke:
[EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]


AYO GALANG SOLIDARITAS UNTUK MEMBANTU KORBAN MUSIBAH DI ACEH & DAN SUMATERA 
UTARA !!!
================
Kirim bunga, http://www.indokado.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Stop berlangganan/unsubscribe dari milis ini, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED]

Kirim email ke