> ______________________________________________ 
> From:         Mustamin  
> Sent: Wednesday, May 30, 2007 8:42 AM
> Subject:      Surat Musim Semi Untuk Fawwaz 
> 
> Dari seorang teman..., untuk orang tua....
> ================================
> Surat Musim Semi Untuk Fawwaz 
> Fawwaz sayang, 
> Bunda terinspirasi oleh Van Gogh, yang menulis surat untuk saudaranya
> di suatu musim panas yang cerah. Dikabarkannya tentang langit berwarna
> biru sepi, juga diceritakannya tentang langit malam yang di atas
> kanvasnya, menjelma bentangan lapisan ungu tua, dengan bintang
> kekuningan seperti sekelompok kunang-kunang. Van Gogh mengubah warna
> langit. 
> Menikmati lukisan Van Gogh, tiba-tiba saja Bunda ingat padamu. Bunda
> ingin menulis surat untukmu. Sudah lama kita tidak bermain
> surat-suratan. Mungkin karena sekarang kau telah begitu mahir menulis,
> sehingga tak pernah lagi mau memainkan "you`ve got a mail!" 
> Mungkin kau tidak lagi menemukan kesenangan sekaligus tantangan baru,
> seperti dulu ketika pertama kali terbata-bata mengeja surat pendek
> yang Bunda selipkan di bawah kamar tidurmu. 
> Kau yang terus tumbuh, kini menganggap banyak hal yang dulu kita
> mainkan bersama, tidak lagi menarik. "Oh come on, that`s for little
> kids.." begitu katamu. "I am a grown up boy, Mommy.." betapa seringnya
> kau ulangi kalimat itu, akhir-akhir ini. 
> Apa yang akan kuceritakan dalam surat ini? Tentang dunia yang makin
> tak menentu, seperti penggalan puisi kelahiran yang ditulis Ayah
> untukmu? Ah sebaiknya, tidak. Kita sudah terlalu sering membicarakan
> dunia yang tak menentu. Minggu lalu kita menonton nasib anak-anak
> Darfur yang tak bisa sekolah dan tak punya makan yang cukup karena
> perang yang tak reda. 
> Dua malam lalu kita berbicara panjang tentang cuaca yang makin sulit
> ditebak. Dua malam lalu pula melalui tayangan dokumenter di Discovery
> Channel kau belajar tentang emisi karbondioksida yang mengancam dunia.
> "Kita mesti hemat energi, Bunda...." katamu sebelum tidur. Duh, sebuah
> ucapan selamat tidur yang tidak lazim. 
> Fawwaz sayang, 
> Kelak kau kenang semua ini sebagai masa kecil yang manis. Ayah dan
> Bunda yang bersikeras membesarkanmu dengan tangan sendiri. Ayah dan
> Bunda yang senantiasa menghargai dan berusaha menyelami duniamu. Ayah
> dan Bunda yang tak berhenti mereka-reka cara terbaik membesarkanmu.
> Ayah dan Bunda yang terus belajar memahami kehendakmu dan menyelami
> imajinasi kanak-kanakmu. 
> Ada baiknya kuceritakan saja tentang dua orang dewasa di rumah ini,
> yang kadang merasa gugup mencari cara yang terbaik untuk menemanimu
> tumbuh. 
> Barangkali kami kerap merasa betapa sempitnya waktu untuk menyiapkan
> sarapan, makan siang dan makan malam untukmu. Juga betapa tidak
> mudahnya menemanimu menghapal pelajaran sekolah yang begitu banyak.
> Tapi betapa senang dan bangganya kami karena bisa bergantian melakukan
> semua itu untukmu. Sepenuhnya melakukannya berdua, untukmu. Kami juga
> menciptakan cerita demi cerita untuk menghiburmu. Meski akhir-akhir
> ini kami makin sadar, kemampuan fantasimu sudah sedemikian tingginya,
> sehingga membuat cerita kami berdua terdengar membosankan. 
> Semalam Bunda menyadari betapa makin tidak kreatifnya kami berdua
> sebagai orangtua, mengulang-ulang cerita yang menurutmu "it`s so
> boring..." 
> Ya, seharusnya ada cerita yang lebih menantang, seharusnya ada
> permainan keluarga yang lebih seru, setelah permainan mencatat gedung
> tertinggi, kegiatan memetakan jejak sejarah dinosaurus, menebak benua
> dan hewan aslinya, tidak lagi menarik minatmu. 
> Hari ini, Van Gogh mendatangkan inspirasi. Menemanimu tumbuh bukan
> sekadar meluangkan waktu dan memenuhi segala kebutuhanmu, tapi juga
> harus terus menciptakan sesuatu yang baru. Seperti Van Gogh yang
> melukis langit malam dengan warna ungu tua, Bunda seharusnya bisa
> menghadirkan kebaruan dan kesegaran dalam keseharian kita. Rutinitas
> memang harus senantiasa diberi warna. 
> Selamat menikmati musim semi, Fawwaz. Bagaimana bila besok kita
> bermain di pantai? 
> Salam sayang, 
> Bunda
> 

Kirim email ke