Saya pribadi heran tiga macam:
1) Bagaimana mungkin RRC tidak punya Plan jika menghadapi keadaan demikian?
Bukankah isu separatisme Uighur dan Tibet sudah banyak didesas-desuskan? Apa
hanya terdengar di luar RRC saja?
2) Dengan panik menutup masjid, membungkam media dll, pemerintah (termasuk
Sorry, saya rada bingung.
Mr President ini minta kepada siapa ya?
Bukannya dia bisa perintah, tidak harus minta?
BTW baca juga tautannya ke detik.com, terutama tanggapan pembacanya. Menarik
untuk membuka wawasan, bahwa di kalangan sana juga masih ada keluh kesah dan
kedongkolan.
--- In
Sahabat semua,
Jangan lupa nanti tanggal 9 April milih ya... mohon jangan liburan dulu, jangan
males, jangan ketiduran... malah kalau bisa telepon teman, saudara, karyawan,
Engkong Emak, minta mereka milih.
Suara Anda semua sangat penting.
Mari kita lupakan perbedaan di antara kita, tapi
Mungkin begitu ya.
Harusnya ada diskusi antara kedua asosiasinya (mungkin MATAKIN WALUBI), tapi
kalau dua organisasi ini tidak bisa mengambil keputusan, di atasnya ya Dept.
Agama/Pemerintah Daerah.
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, agoeng_...@... wrote:
So? Menurut anda sebaiknya
Pak, kebencian Nazi Jerman terhadap Yahudi juga dimulai dengan artikel
dan tulisan buku Mein Kampf, dan kemudian kartun-kartun 'lelucon'
terhadap orang Yahudi.
Maaf saya tidak ketemu contoh-contoh kartun lelucon Nazi itu, tapi
yang mirip bisa dilihat di sini:
-
Menghalalkan segala cara?
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Senggoan sengg...@... wrote:
Hehehe.. keluarga Ryadi ini memang sedikit aneh.. mereka demikian
salehnya beragama, tapi dibalik itu dlm menjalankan bisnisnya demikian
curangnya, contoh terakhir kaburnya stasiun tv berlangganan
Sudah dikomplain ke majalahnya?
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, susi_malas susi_ma...@...
wrote:
Dear All
Apa ada yang pernah baca majalah Campus Asia. Dimajalah tersebut
cendurung memojokan dan menghina kebudaan/kebiasaan orang tionghua.
Parahnya penulisnya umumnya adalah orang
Pangkalnya kemiskinan Pak, lalu melahirkan kebodohan (tidak bisa
sekolah).
Semoga bupati atau walikota atau partainya yang katanya sudah banyak
yang Tionghoa juga, mau mengusahakan meningkatkan taraf hidup
warganya, atau menyediakan sekolah yang terjangkau agar rakyatnya
(apapun rasnya) bisa
Hello Penghuni Baru
Soalnya banyak dendam lama di sini, dan kenyataannya memang tidak ada
satu tionghoa-Indonesia, tetap terpecah-pecah menjadi Tionghoa yang
mengagumi RRT, Tionghoa yang berorientasi Indonesia, Tionghoa
Peranakan yang sudah merasa Indonesia tulen, dan Tionghoa Global yang
Sekedar ikut nimbrung:
Yang sampai sekarang masih mengganjal saya, sekiranya memang Imlek
merupakan perayaan tahun baru bagi masyarakat Tionghoa (Cina),
bukankan ada perlakuan yg berbeda terhadap warga negara. Apakah ada
hari libur untuk warga India, kenapa tidak ada hari libur saat tahun
Ada seri Sastra Melayu Tionghoa, disusun oleh Myra Sidharta, penerbit
Kepustakaan Populer Gramedia.
Tersedia di toko buku Gramedia, Aksara, dll.
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tjer Sil tjersil_gr...@...
wrote:
halo
saya ada teman yang sedang mencari koleksi buku buku sastra
Bawa NPWP suami dan KTP istri, lalu isi formulir.
Di formulir centrang kolom untuk istri.
Senin kan hari besar, tutup mungkin. Selasa pagi deh.
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, herawaty her...@... wrote:
Kalau mau urus NPWP utk istri apakah harus bawa NPWP suami dan KK
? dan
Seingat saya pernah beberapa kali diulas di Kompas.
Anda bisa coba menghubungi PIK (Pusat Informasi Kompas) di lantai 4
Gedung KKG, Jl. Palmerah Selatan 26
Jakarta 10270
Telepon: (021) 5347710, 5347720
Web (untuk informasi):
http://pik.kompas.co.id/demo/bantuan.cfm?session=1192066006140
PIK ini
Pak Anton sekedar melengkapi, lebih tepatnya mungkin pada dasarnya
orang tua lebih suka kalau anaknya menikah dengan orang yang berlatar
belakang sama, apapun suku, agama dan tingkat sosialnya.
Maksud saya, orang Padang ya ingin anaknya dapat orang Padang, orang
India ingin dapat India, demikian
Setahu saya sih sebenarnya dari tahun 80-an Kristen China sudah banyak
mengadakan upacara keagamaan seperti Natal. Bahkan pasangan China juga
banyak yang kawin dengan cara pakaian Barat (putih), bahkan foto
perkawinan dengan pakaian Barat ini sangat populer di tahun 80-an,
sampai sekarang.
Cuma
Setuju, masing2 sistem pasti ada untung-ruginya, dan tergantung
'oknum'-nya juga. Sebagus apapun sistemnya, kalau oknumnya korup ya
susah.
Tapi bagi saya, demokrasi masih memberi peluang untuk berekspresi dan
mengutarakan pendapat.
Komunisme agak tertutup soal kebebasan berekspresi ini. Tapi
Pembahasan di dalam PMKRI atau internal partai berbeda dengan milis,
yang terbuka bebas dan anggotanya bisa dari kalangan siapa saja.
Pembicaraan sih normal2 saja, yang mulai tidak normal ketika mulai
mengejek2 pihak lain (ingat email maling ayam maling jemuran)...
Ini menurut saya sih. Kalau
Hello,
Baru saja menonton tayangan Metro TV yang membahas isu-isu seputar
CSIS, yang didirikan oleh Ali Murtopo dengan Orba-nya untuk mendukung
Suharto, termasuk pula dukungan dari orang-orang yang baru pulang
belajar dari Barat, golongan Katolik (misalnya Cosmas Batubara dan LB
Moerdani) dan
menebarkan kebencian terhadap agama tertentu suatu saat.
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, danarhadi2000
[EMAIL PROTECTED] wrote:
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ray Indra
anthonyrayindra@ wrote:
Halo semua,
---deleted-
Silakan pertimbangkan sendiri, dan
Halo semua,
Dari keributan soal agama di milis akhir2 ini, dapat kita saksikan
sendiri betapa pergesekan agama dapat berbahaya dan tidak akan
berujung pangkal karena ini soal yang sangat emosional.
Itulah sebabnya saya tidak setuju masalah CSIS berpanjang-panjang,
karena pasti merembet ke agama.
Pak Zhou,
Sebenarnya dari dulu yang saya sesalkan adalah masalah ini akan
menyebabkan terjadinya pertentangan antara Chinese-Buddhist/Konghucu
dengan Chinese Catholics/Christians.
Ini yang saya maksud dengan manfaat vs mudarat, apakah baik apabila
kita malah membuka luka baru?
Di tengah ancaman
Hello,
Hari ini baca advertorial di Bisnis yang dikeluarkan oleh Kedubes RRT,
dan memang mereka secara resmi menggunakan istilah Republik Rakyat
Tiongkok.
Sayangnya, di artikel lain dalam advertorial yang sama, masih menyebut
China.
Semoga lebih jelas, mau dipanggil apa...
Satu lagi fenomena unik: banyak masyarakat terutama di Guangzhou yang
berbondong2 beli susu dari Hong Kong, bahkan katanya di HK susu kaleng
mulai dijatah soalnya yang beli banyak sekali (kemungkinan untuk
dijual lagi).
Waktu ditanya CNA kenapa tidak beli saja susu merek asing (merek
negara
yang saya tahu di Singapura, tepatnya di Chinatown.
Persis depan Chinatown museum.
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ini rico! [EMAIL PROTECTED] wrote:
halo,
numpang tanya, apakah ada yang tahu dimana saya dapat memperoleh
pipa candu jaman dulu? adakah yang menyimpannya?
saudara
Of Ray Indra
Sent: Saturday, June 28, 2008 8:39 PM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: HOAKIAU / CINA PERANTAUAN, HOKKIAN,
BUDAYA
TIONGHOA, IDENTITAS DIASPORA
Sebenarnya pertanyaan Anda luas sekali, jadi agak bingung mau mulai
dari mana... dan bisa habis berjilid
Biasanya sih di setiap buku ada tulisannya:
Copyrights (namanya). All rights reserved. Ini saja maksudnya semua
hak milik dia.
Terkadang ada tambahan lengkapnya: No part of this publication may be
reproduced, stored in a retrieval system dst, dst.. itu maksudnya
sama sekali tidak boleh di-scan
Sebenarnya pertanyaan Anda luas sekali, jadi agak bingung mau mulai
dari mana... dan bisa habis berjilid-jilid untuk menjawab tuntas.
Tapi bisa dimulai dari Google atau Wikipedia, dengan mengetikkan key
word Tionghoa (http://id.wikipedia.org/wiki/Tionghoa), lalu melihat
satu persatu link yang
Sedikit menambahkan, rasanya hampir semua negara menerima kok warganya
pindah nama seperti nama masyarakat lokal, tidak hanya Indonesia dan
Thailand.
Contoh:
- Filipina (Seperti Ferdinand Marcos, Corazon Aquino, dll)
- Jepang (misalnya Takeshi Kaneshiro - yang sering main dengan Jacky
Chan, di
Hello, baru baca buku bagus mengenai sejarah China, mulai zaman purba,
dinasti, Guomintang, Gungchangtang sampai zaman sekarang.
Judulnya History of China (bahasa Indonesia), penulis Ivan Taniputra,
penerbit Ar Ruz Media, di Gramedia ada. Harga 100 ribu, 693 hal.
Penulisnya cukup berimbang, baik
Mengapa tak punya rasa percaya diri? Barangkali lantaran tak sanggup
menanggung resiko gono gini.
Kalu sampe kayak di Perancis gitu, refooottt urusannya Boo!!!
Tapi memang sangat disayangkan event besar, kesempatan promosi visit
Indonesia Year 2008 jadi nggak jalan.
Gara
hello,
menurut Trans TV obor olimpiade itu baru pertama kali ini diarak lewat
Indonesia. Yang dulu2 Indonesia ngga dianggap... soalnya jarang banget
menang kali.
Jadi bagus dong China mau anggap Indonesia... buktinya negara
penyelenggara Olimpiade lain sama sekali tidak peduli sama Indonesia...
Wah kalau begitu dobel licik dong!
Baguslah diusir saja... support for moderator!
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Akhmad Bukhari Saleh
[EMAIL PROTECTED] wrote:
- Original Message -
From: [EMAIL PROTECTED]
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Monday, April 21, 2008
Ya tapi memang segolongan kecil itu memang kurang ajar, memperlakukan
negara seenaknya sendiri.
Akibatnya, seluruh Tionghoa kena getahnya, apalagi yang hidup miskin.
Saya rasa kita juga harus menghujat perilaku yang seperti itu.
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Kurniawan
[EMAIL
Di jaman Nazi Jerman yang jagonya diskriminasi, ternyata masih ada
saja tuh kaum Yahudi yang selamat, dan terus hidup sampai hari ini.
Jadi, di manapun, ada saja golongan yang hokinya super gede, atau
demikian lihai, yang selamat2 saja. Mereka ini ya tidak merasa
didiskriminasi.
Ini kecenderungan (trend) apa ya?
Re-hokkian-isasi?
Wasalam.
Trend ati-ati daripada menyinggung perasaan orang.
Tujuannya memaksakan pendapat masing2, tidak peduli ada kelompok lain
yang punya pendapat lain.
Saya katakan tidak peduli karena ucapan dan caci-makinya sangat
menjurus ke pribadi, bukan sebagai satu komunitas.
Cape dee... atau malah bergairah ya..?
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com,
Bisa dilihat di sini:
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/message/10506
Yang dahulu diucapkan oleh bahasa hokkian - peranakan: Sin Chun Kiong
Hie, Thiam Hok Thiam Siu.
Selamat Tahun Baru, semoga banyak rezeki dan panjang umur.
Dijawab Kung Hai Fat Choi, sama persis dengan Gong Xi Fa
.
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Laureate D [EMAIL PROTECTED] wrote:
si Reza itu bukan? kalo cewek2nya yg pribumi mana aja yak?
*gak update
Ray Indra [EMAIL PROTECTED] wrote:
Hello, sudah pada nonton Chen Sing?
Banyak juga lho yang pribumi asli ikutan, dan lumayan
Hello,
Baru ketemu buku2 menarik soal Indonesia/Batavia zaman dahulu,
termasuk etnis Tionghoanya.
Yang saya sudah beli: Keadaan Jakarta Tempo Dulu, kenangan 1882-1959
tulisan Tio Tek Hong, penerbit Masup Jakarta.
Bagus, walaupun jalan ceritanya tidak mulus, tapi bisa memberi wawasan
pemikiran
Kalau menurut saya sih mulainya persis dari yang Anda tulis, saling
menghargai dan saling menghormati.
Menghargai bahwa orang lain boleh berpendapat berbeda.
Menghormati pendapat orang lain, tidak perlu menyerang pribadi dan
mengejek-ejek.
Ke-ngotot-an untuk memaksakan pendapatnya yang paling
Hello, sudah pada nonton Chen Sing?
Banyak juga lho yang pribumi asli ikutan, dan lumayan lho Mandarin-nya..!
Saya benar2 senang melihatnya... kalau begini terus, kita akan semakin
kuat sebagai bangsa.
Mang,
Ah bagus sekali pemikirannya. Mostly are true.
Cuma kalimat:
tetapi yang sudah pasti semua Hoki yang kita dapatkan harus ada
orang lain yang dijadikan tumbal bayaran untuk Hoki kita ini.
Kok rasanya tidak mesti begitu ya...
Contoh:
- Hoki dapat anak
- Hoki dapat hadiah... yang lain
-
From: Ray Indra
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, December 11, 2007 1:55 PM
Subject: [budaya_tionghua] Re: Aksi pengrusakan di Pontianak
nanti kayak si tukang Liang Teh yang konon malah dipukuli gara2
melerai,
asal muasal kerusuhan Pontianak ini
Sorry... kelewatan beberapa posting.. soalnya males baca debat kusir
yang adu ngotot he he..
Cuma mau nimbrung, kalau kami sih menyebut Indonesia asli ya dengan
Inniren, atau Intonesia ren.
Walau, kalau lagi di luar negeri, kami pun jadi Intonesia ren.
Kalau ditanya orang Ni shi chungkuo ren?
Kalau ngga salah, alm. Onghokham (yang tokoh sejarawan itu), konon
ayahnya adalah Kapitein der Chineezen..
Mungkin bisa datang ke rumahnya yang sekarang sudah jadi setengah
museum itu dan ada yayasannya...
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ardian_c [EMAIL PROTECTED] wrote:
Mona Lohanda
Hee.. jadi inget hikayat zaman dulu...
Seorang cendekiawan terpandai Tiongkok diminta oleh Kaisar 3 hal:
- dengan kertas ia harus menangkap air
- dengan kertas ia harus menangkap api
- dengan kertas ia harus menangkap angin
Menangkap air sih mudah, tinggal buat mangkuk kertas.
Menangkap api,
Setuju dengan Prom.
Berulang kali CNA (Channel News Asia) memberitakan kekuatiran
Singapura mengenai sejauh mana loyalitas 'pendatang baru' ini, karena
faktor alasannya hanya ekonomi.
Dan memang, banyak sekali Singaporeans yang pindah warga negara.
Sebaliknya, banyak sekali WNI yang tidak mau
Dear Pak GH Prometheaus...
Kalau boleh saya tanggapi (bukan melerai ya.. nanti kayak si tukang
Liang Teh yang konon malah dipukuli gara2 melerai, asal muasal
kerusuhan Pontianak ini.. he he).
Yang dimaksud pak Prometheaus adalah tulisan pemilihan Wagub Kalbar
dalam satu artikel dengan kerusuhan
** Untuk moderator, terserah Anda apakah email ini boleh ditayangkan.
Saya hanya berusaha membantu yayasan ini, dan siapa tahu ada yang sedang
mencari yayasan untuk derma sosial di akhir tahun ini. Terima kasih. **
\
Di TV sih jelas disebutkan bahwa yang jadi sasaran adalah warga Tionghoa.
Dan orang2 yang ketakutan menutup toko dan ramai2 ke bandara itu sih
wajahnya jelas2 Tionghoa juga.
Memang di koran Kompas agak disamarkan dengan istilah etnis tertentu.
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ulysee
Hello,
Di kantor saya lagi ada pekerjaan penerjemahan buku resep.
Nah, Chinese Roast Pork, Chinese Noodles jadi apa dong, Babi
Panggang Ala Tiongkok, Mi Tiongkok?
Agak kikuk ya.. saya pakai Babi Panggang ala China sajalah..
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Prometheus
[EMAIL
Mungkin bisa ditulis di peraturannya: Thou shall not dress sexy and
flirting around or shall be condemned with the wrath of the wife.
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Golden Horde [EMAIL PROTECTED]
wrote:
Keinginan Presiden Persatuan Agensi Pembantu Rumah Asing Malaysia
(Papa), Datuk
Bedanya, AbNon harus mengenal benar budaya Betawi dan mampu mewakili
komunitas Betawi, Ko-Ci harus mengenai budaya Tionghoa dan mampu
mewakili komunitas Tionghoa.
Putri Indonesia harus mengenai budaya Indonesia dan mampu mewakili
seluruh negara.
Terlalu dipaksakan? Yah namanya juga usaha pak..
- yang bisa memenangkan kontes itu...
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Akhmad Bukhari Saleh
[EMAIL PROTECTED] wrote:
- Original Message -
From: Ray Indra
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Saturday, September 22, 2007 3:10 AM
Subject: [budaya_tionghua] Koko-Cici (dan
Sorry mengangkat masalah lama, soalnya baru dapat jawabannya, semoga
bisa menentramkan.
Ternyata ada pak, pemilihan berdasarkan suku.
Dari tiap propinsi mengadakan pemilihan, kemudian pemenangnya akan
maju ke Putri Indonesia dan Miss Indonesia.
Dalam propinsi yang mayoritas bersuku homogen,
Setelah membahas mengenai jenggot kaum Tionghoa, bagaimana dengan
kucir?
Mode rambut yang aneh ini konon diperintah oleh Dinasti Mongol
(Ching) sebagai bentuk penurunan kelas kaum Han? Sebab saya lihat di
foto2, orang2 bangsawan Ching sendiri tidak begitu rambutnya (atau
apakah karena mereka
Mancu dng orang
Monggol, meski sama2 dari wilayah utara, mereka berbeda, letak asal
kerajaan Mancuria ada di timur laut (prop. Liaoning), dekat dng
Korea. Monggolia persis di utara, berbatasan dng Rusia.
Salam,
ZFy
- Original Message -
From: Ray Indra
To: budaya_tionghua
Saat ke Guangzhou kemarin, sempat mampir ke Shamian Island untuk
melihat2 peninggalan kolonialisme Barat di sana.
Yang unik, adalah maraknya adopsi bayi di sana, setiap tahun sekitar
10.000 pasang ortu mengadopsi bayi Chinese (konon antara lain artis
Meg Ryan). Memang sebagian besar (95%)
Tapi Tuhan juga bisa menciptakan Yao Ming untuk menjadi center terbaik
NBA dan NBA All stars... tingginya 2,25 m.
Sayang kemarin kalah sama Yunani ya.
Go Rockets!
Ivanna: Tuhan tidak men-design kaki orang China untuk lincah di bola.
Orang China hanya jago menggunakan tangan. Lihat saja, mana
Semoga lekas sembuh dan senantiasa mendapat penguatan...
Indra Nugraha
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Han Hwie Song
[EMAIL PROTECTED] wrote:
Sdr. Sdr. Yang budiman,
Ini hari saya mendaptakan kemoterapi, tidak tahunya ada perdarahan
di bagian
atas saluran makanan saya.
Sekedar tambahan info...
Hitler, sebagai seorang pengagum Teori Evolusi Darwin, menerapkan
beberapa
kebijakan yang gila. Salah satunya, demi mendapatkan ras Arya (Jerman)
yang murni, ia menganjurkan pemuda-pemudi Jerman yang berambut
pirang (blonde) dan blue-eye untuk melakukan seks bebas.
dapatkan pasangan. Jalan keluarnya ya, eksport kaum wanita, mencari
jodoh
orang asing. Hehehehee, ...
Salam,
ChanCT
Kabarnya itu sudah banyak terjadi di Singkawang/Pontianak, pak Chan?
Begitu lulus SMP, istilahnya zhao Taiwan alias diperistri oleh
lelaki Taiwan.
Konon banyak lelaki
(Mas atau Mbak nih) Dipta,
Masalah ini bukan milik kaum Tionghoa saja kok, hampir semua etnis
menginginkan anaknya menikah dengan sesama etnis.
Yang Padang ingin dapat mantu Padang, yang Batak sama Batak, yang suku
Dani ya dengan sesama suku, yang India juga cenderung sesama Hindu,
malah konon
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Others [EMAIL PROTECTED] wrote:
Saya jadi berpikir, slogan Unity in Diversity (Bhinneka Tunggal Ika)
kayaknya
hanya cocok untuk USA sebab disana penerapannya lebih terasa dan
efektif.
Kalau di Indonesia...Aduh...itu mah cuman slogan doang. :P
Yah
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Hung wicaksana
[EMAIL PROTECTED] wrote:
Siapa bilang orang tionghua ngak ikut bersaing dalam lomba abang dan
none jakarta ? tapi kalau ngak pernah menang , itu betul :)
kalau Putri Indonesia sih pernah menang... si Nadine.. tapi sayang
jado bahan olok2
, banyak juga lho keluarga dari anggota
Baperki yang selamat dari pencidukan justru karena berganti nama.
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, RM Danardono HADINOTO
[EMAIL PROTECTED] wrote:
Ray Indra:
Menurut Pak Hadinoto, manfaatnya adalah demi fakta sejarah.
Bagi saya, risikonya jauh lebih
buruk, anda tak
pernah tegas2 menyatakan sikap terhadap sepak terjang kelompok
Sindhunta yang meminjam tangan penguasa untuk melakukan pemaksaan
ideologi! apakah anda setuju cara dia menggandeng penguasa untuk
memaksakan ideologinya???
ZFy
- Original Message -
From: Ray Indra
Setuju. Saya juga tidak pernah mendengar ada yang menyebut WNI Bangsa
Tionghoa seperti itu.
Meskipun ada, masih ada kemungkinan sekedar salah maksud, mungkin
maksudnya Suku Bangsa Tionghoa.
Mohon diperjelas, organisasi apa yang dimaksud, jadi semua jelas dan
tidak saling curiga.
--- In
yang tidak seharusnya main paksa dengan kekerasan.
Salam,
ChanCT
- Original Message -
From: Ray Indra
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Tuesday, 12 June, 2007 19:01
Subject: [budaya_tionghua] Re: Siapa K. Sindhunata
Dear Pak Han,
Terima kasih atas pencerahannya
Pak Andreas, ini sambungannya ke posting yang mana ya..?
Atau memang posting awal membahas K. Sindhunata?
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ANDREAS MIHARDJA
[EMAIL PROTECTED] wrote:
Silahkan kalian perhatikan -pejabat yg memaksa dgn kekerasan utk
mereka yg keturunan cina berassimilasi.
Maaf saya tidak mengerti... apa ya hubungannya dengan milis budaya
Tionghoa...?
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, BISAI [EMAIL PROTECTED] wrote:
ASAHAN AIDIT:
BELASTING DIENST(Jawatan
Pajak) BERKOMPOLOT DENGAN
Sorry bang moderator, saya tahu ini OOT dengan milis, tapi ingin kasih
info latar belakang sedikiit lagi, karena sangat bermanfaat bagi
Tionghoa atau siapapun yang menjadi minoritas pada saat rusuh (pemilik
toko, orang kaya, Kristen/Katolik/Buddhis/Hindu, atau etnis 'asing'
lain di tengah
Dear Andre,
Apakah ini sudah dicek, apakah benar masih memerlukan?
Rasanya saya sudah menerima email ini sejak tahun 2003 dulu...
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, andre susanto [EMAIL PROTECTED]
wrote:
Teman2, mungkin ada yg mau membantu?
Ada sebuah panti asuhan khusus BALITA yang
Setuju Bang Ciao Lie.
Mari identifikasi diri dahulu, apakah kita bagian dari rakyat
Indonesia keseluruhan, atau bagian dari konglomerat?
Dari artikel itu, bisa juga dibaca demikian:
Karena 80 persen nilai aktivitas ekonomi nasional dilakukan 300 grup
konglomerat saja... (terlepas benar tidaknya
Dear Friends,
Sekedar masukan...
Mohon dengan sangat, berhati-hatilah untuk menuduh 'pelaku
non-Tionghoa' yang melakukan tindakan kekerasan dalam peristiwa Mei.
Maksud hati ingin menuduh pelakunya, tapi terkadang, mungkin tanpa
sadar, kita dapat menyinggung perasaan etnis lain, ratusan juta
Oalah kirain mau ngomongin Zhang Ziyi.. he he..
BTW nona cantik satu ini pernah jadi bulan-bulanan media infotainment
Hong Kong (mungkin karena dianggap pendatang ndesit..;), antara lain
karena pernah difoto dalam keadaan jongkok /nongkrong, dan juga
dijuluki tidak pernah ganti baju karena memakai
Hello teman2, sekedar info nih, mengenai budaya China di Hanoi, Vietnam.
Berdasarkan cerita ayah dulu, katanya orang Vietnam bentrok dengan
keturunan China, gara-gara perang RRC - Vietnam, bahkan menyebabkan
kaburnya orang-orang keturunan China dari Vietnam atau terkenal dengan
manusia perahu
Benar pak, perasaan dan pengakuan jatidiri itulah yang menjadi
pembentuk Tionghoa sebagai etnik/suku.
Nah, perwujudan atau ekspresi sukuisme inilah yang sebaiknya hanya di
batas2 budaya, bukan hukum.
Hukum harus sama rata sama rasa untuk semua WNI, apapun suku, etnik
atau rasnya.
Jadi, maksud
Dear Ruri,
Mungkin basis riset Anda bisa dari perbedaan antara Jawa dan Sumatra
itu sendiri.
Umumnya Tionghoa akan menyerap sebagian dari budaya masyarakat
sekitarnya, misalnya Jawa yang halus akan menghasilkan Tionghoa yang
sama halusnya (seperti Rudi Hartono, Teguh Srimulat, N. Riantiarno,
Dear Pak Indarto,
Setuju bahwa 'ketionghoaan' hanya sah di dunia budaya.
Kita boleh berbudaya Tionghoa (misalnya nama, adat istiadat dll), tapi
negara tetap Indonesia, bangsa tetap Indonesia, hukum tetap UU Indonesia.
Pembedaan lain tidak sah dan harus ditentang, seperti:
1) Status hukum
Komentar ya:
1) Mata sipit - banyak juga kok di Manado dan Jawa Barat (Sunda) yang
sipit, tapi bukan keturunan Tionghoa. Contohnya Andika (eks musisi
Peter Pan sekarang The Titans) dan Peggy Melati Sukma.
Sebaliknya, banyak Tionghoa (apalagi yang Peranakan) yang matanya
lebar2.
2) Tergantung
Yo wis... toh alamat/nomor teleponnya ada, diberitahukan saja ke yang
bersangkutan, mohon kalau menawarkan beasiswa harus terbuka ke semua
golongan, karena di Indonesia masalah diskriminasi ras ini sangat
sensitif.
Apalagi, susah lho membuktikan keturunan Tionghoa... SKBRI kan sudah
tidak
Kalau boleh usul, bagaimana kalau Pak Lim mengirim surat pembaca
berisi perbaikan tersebut ke Kompas?
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Erik [EMAIL PROTECTED] wrote:
Celakanya, tulisan-tulisan ngaco dan ngawur seperti itu banyak dikunyah
mentah-mentah oleh masyarakat Tionghoa
Kalau menurut saya sih.. dua-duanya benar - ada yang merayakan imlek
sebagai unsur budaya, dan ada yang merayakan sebagai unsur agama (Umat
Kong Hu Cu dan Buddha Tridharma).
Unsur agamanya misalnya: menyucikan diri (cia cai), ritual
membersihkan patung Dewa Dewi, persembahan kepada Dewa Dewi,
samaran... wah bahasanya kasar sekali..
Semoga bisa diterima dengan kepala dingin,
Ray Indra
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, idakhouw [EMAIL PROTECTED] wrote:
You know nothing about Christianity and Islam.
Just shut your big mouth!
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, skala selaras [EMAIL PROTECTED]
wrote:
Bang Yos, Kalau memang tidak mampu silahkan mundur saja, biarkan
orang lain yang ngurus.
Salam,
ZFy
[Non-text portions of this message have been removed]
Bentar lagi juga dia memang diganti kok.
'Orang lain'
Jadi ingin tahu: apakah komunis memiliki agama?
Misalnya, apakah 'pas' kalau kita menyebut penghiburan Tuhan kepada
orang yang tidak percaya pada Tuhan?
Saya benar2 buta soal komunis ini. Ada yang bisa memberi pencerahan?
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Ulysee [EMAIL PROTECTED] wrote:
Iya, benar2 bodoh.
Tidak sadar dimanfaatkan orang.
Ntar katanya Tuh lihat Cina-Cina juga menyebarkan kebencian terhadap
pemerintah
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Golden Horde [EMAIL PROTECTED]
wrote:
Against The President
http://www.thejakartapost.com/headlines.asp
Demikianlah
Hello,
Ada yang tahu di mana saya bisa membeli kancing atau asesori untuk
kebaya encim?
Rencananya untuk pameran Baba Convention di Phuket, Thailand.
Thanks ya...
.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.
.: Website global http://www.budaya-tionghoa.org :.
.: Pertanyaan?
Hello,
Mau coba Thai massage gratis? Durian monthong buah2 khas Thailand
gratis?
Datang ya ke pameran THAILAND WONDERFUL di Mal Artha Gading tgl 22-30
Juli jam 10 pagi - 10 malam.
(Tgl. 21 Juli khusus bisnis).
Selain cicip gratis buah-buahan dan pijat khas Thailand, juga ada
produk2 unggulan
Halo rekans,
Kebetulan bulan September nanti akan ada pertemuan kaum peranakan
se-Asteng di Phuket, Thailand (ada juga Baba Festival).
Pesertanya datang dari Thailand, Malaysia, Singapore, Indonesia,
Philippine, dan Brunei.
Nah, saya ingin mengundang wartawan untuk mengulas acara etnik nan
unik
Bagi teman2 yang beragama Buddha atau yang vegetarian, sedang ada
acara Waisaka Festival, yaitu expo Buddhis Vegetarian Festival di
PRJ Kemayoran.
Tanggal: 10-14 Mei jam 11 s/d 8 malam.
Ada pertunjukan lagu Buddhis, aneka patung, pernak pernik.
Untuk festival vegetariannya:
Ada sosis,
Melihat (kembali) kerusuhan Makassar, rupanya dendam (atau kecemburuan
sosial?) terpendam kepada golongan Tionghoa masih belum sembuh ya.
Masih mudah tersulut.
Kesalahan yang dilakukan satu orang, ditimpakan kepada ras-nya.
Mungkin organisasi2 Tionghoa di Makassar (dan di semua wilayah lain)
Dear Martin,
Selamat bergabung ya.
Tapi... harap yang sabar, welas asih.. ;)
Jangan kaget atau emosi kalau membaca posting2 yang tiba2 ngamuk2 atau
mengutuk-kutuk sesuatu/organisasi tertentu, bahkan SARA tertentu.
Maklum, dendam terpendam selama berpuluh tahun di bawah opresi rupanya
belum
menggalakkan
nasionalisme yang berwawasan
dulu, cinta negeri dulu, sehingga biarpun dia
melihat rumput tetangga
lebih hijau tetap berkeinginan memelihara dan
memperbagus halaman
sendiri lebih dulu.
-Original Message-
From: Ray Indra [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent
Menurut aku sih, supaya masyarakat tidak gampang dibakar berita yang
dipolitisir:
1) Pers yang bebas, adil dan bertanggung jawab
Fungsinya menyiarkan mana yang benar, mana yang keliru.
Itulah sebabnya kita harus terus waspada tentang upaya2 pembungkaman
atau monopoli pers.
Contohnya, siaran tv
Huruf mandarin-nya terbaca saat di depan, tapi setelah email dibuka
kok hancur ya...?
--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Stevan Raharjo
[EMAIL PROTECTED] wrote:
Zhu BoLu (æ±æç§) dilahirkan pada tahun 1617 di provinsi JiangSu.
Beliau dilahirkan dengan nama Zhu YongChun. Pada saat itu
Karena sudut pandangnya terhadap kebenaran itu beda, pak.
Sudut pandang keyakinan vs. sudut pandang ilmiah.
Sampai kiamat juga kita akan berbeda pandang.
Kalau dari sudut pandang ilmiah, memang banyak doktrin Kristen yang
'tidak masuk akal', selain tanggal Natal itu, juga 'manusia pertama',
Saya sangat setuju dengan Lea.
Milis budaya jangan dikotori dengan pikiran2 picik yang terus
membenarkan agama sendiri dan mengejek agama lain. Sudah sangat banyak
milis lain yang terbuka untuk saling gontok-gontokan seperti itu.
Walaupun terkadang posting tentang agama ada benarnya, tetap saja
Dear JD, untuk kami yang lahir di Indonesia tepatnya di daerah
Jawa, sudah biasa mengatakan diri sebagai Tionghoa (Tiong = Chung,
dialek Hokkian Peranakan).
Saya sih 'damai' sekali dengan identitas ini, malah saya asing
dengan 'Budaya China'.
Seperti yang dikatakan Ulysee, Peranakan kita
1 - 100 dari 101 matches
Mail list logo